Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari nightmares?
2. Apa etiologi dari nightmares?
3. Apa saja tanda dan gejala dari nightmares?
4. Apa saja manifestasi klinis dari nightmares?
5. Apa penetalaksanaan dari nightmares?
6. Bagaimana konsep dari asuhan keperawatan istirahat tidur?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari nightmares
2. Untuk mengetahui etiologi dari nightmares
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari nightmares
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari nightmares
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Ternyata, mimpi buruk lebih sering dialami anak laki-laki ketimbang perempuan. Para
ahli yang terlibat dalam penelitiannya mengira-ngira, hal ini berkaitan dengan daya
fantasi anak laki-laki yang lebih luas dibandingkan anak perempuan. Perilaku anak laki-
laki yang lebih aktif juga diduga sebagai penyebab.

Dalam psikologi perkembangan, ada dua macam mimpi buruk, yaitu nightmare dan night
terror. Nightmare adalah mimpi yang sangat buruk, sering dialami oleh anak sekolah
dasar hingga orang dewasa. Mimpi dikejar-kejar binatang buas sampai napasnya
tersengal-sengal dan keluar keringat dingin adalah contoh nightmare.
Biasanya nightmare terjadi menjelang pagi atau saat tidur akan berakhir. Mimpi yang
sangat buruk ini pun biasanya membuat seseorang terganggu pikirannya karena terus
mengingatnya hingga beberapa hari. Pada anak, bisa saja ia menjadi terus-menerus
ketakutan, takut berada sendirian di sebuah ruangan, takut tidur sendirian, dan takut
gelap.

Sedangkan night terror merupakan mimpi buruk yang lebih rendah kadar intensitasnya
ketimbang nightmare. Sebagai perbandingan, dalam nightmare-nya, anak mimpi bertemu
binatang buas lalu dikejar-kejar sampai si anak merasa lelah dan berkeringat dingin lalu
terjaga dengan napas tersengal-sengal. Sedangkan dalam night terror, apa yang dilihatnya
bisa sama, hanya saja tak sampai terjadi adegan dikejar-kejar binatang tersebut. Saat
mengalami night terror anak juga gelisah, ketakutan, tetapi tidak sampai napasnya
tersengal-sengal atau keluar keringat dingin.

Biasanya, night terror terjadi saat anak baru tidur selama 1-2 jam. Anak batita umumnya
mengalami mimpi jenis ini, sehingga relatif mudah ditenangkan. Keberadaan orangtua
yang memeluk dan memberikan kata-kata menenangkan cepat membuat anak tertidur
kembali. Pagi hari, setelah mimpi itu berlalu, anak akan lupa dengan mimpinya.

B. Etiologi
Banyak hal yang bisa menyebabkan nightmare yaitu :
1. Stres. Stres bisa muncul dari sumber sehari-hari seperti sekolah atau tempat kerja,
tapi mungkin semakin menjadi-jadi ketika menghadapi kejadian yang mengubah
hidup.
2. Trauma. Mimpi buruk wajar terjadi setelah kecelakaan, cedera atau kejadian
traumatis lainnya. Mimpi buruk terutama dalam post-traumatic stress disorder
(PTSD).
3. Gangguan tidur. Jika Anda tidak cukup tidur, mimpi buruk mungkin semakin
memburuk.
4. Obat-obatan. Beberapa obat mampu mempengaruhi tidur, termasuk antidepresan
tertentu, obat tekanan darah, penghambat beta, dan obat untuk mengobati
penyakit Parkinson atau membantu Anda berhenti merokok. Terkadang, berhenti
minum obat mungkin juga mengakibatkan mimpi buruk.
5. Penyalahgunaan zat terlarang. Penggunaan atau berhenti minum alkohol dan
narkoba dapat memicu mimpi buruk.
6. Buku dan film menyeramkan. Membaca buku atau menonton film menyeramkan,
terutama sebelum tidur, mungkin berhubungan dengan mimpi buruk.Kelainan
lain. Beberapa kondisi medis dan kelainan kesehatan mental serta gangguan tidur
lainnya mungkin terkait dengan mimpi buruk.
C. Tanda dan Gejala
Mimpi buruk biasanya muncul selama tahap tidur yang disebut rapid eye movement
(REM). Ketika Anda terbangun dari mimpi buruk, Anda mampu mengingat detail mimpi
buruk dengan sangat jelas. Gejala umum nightmare adalah:
1. Mimpi tampak nyata dan menjadi lebih menakutkan seiring waktu.
2. Mimpi memiliki bahaya yang mengancam Anda.
3. Mimpi membangunkan dan mencegah Anda kembali tidur.
4. Anda merasakan emosi negatif saat Anda terbangun seperti kecemasan,
ketakutan, teror, kemarahan, geram, rasa malu atau jijik.
5. Berkeringat atau detak jantung tidak teratur, tapi tidak bisa meninggalkan tempat
tidur.
6. Anda bisa berpikir jernih begitu bangun dan mengingat detail mimpi Anda.
7. Mimpi muncul menjelang akhir waktu tidur.

Mengalami nightmare disorder dapat mengakibatkan kesulitan dalam sekolah atau


pekerjaan, atau bermasalah dengan tugas sehari-hari, seperti berkendara dan
berkonsentrasi. Hal ini juga akan mempengaruhi suasana hati dan kebiasaan dalam hidup.

Hubungi dokter jika memiliki gejala berikut:

1. Muncul terus-menerus dan tidak kunjung hilang sepanjang waktu


2. Terus mengganggu tidur
3. Membuat takut tidur
4. Menyebabkan masalah kebiasaan di siang hari.

Jika Anda memiliki tanda atau gejala yang tercantum di atas atau ingin bertanya,
konsultasikan ke dokter. Setiap tubuh berfungi berbeda satu sama lain. Selalu diskusikan
dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik bagi situasi Anda.
D. Manifestasi Klinis
1. Penyakit jantung
Beberapa penelitian menemukan kaitan antara mimpi buruk dengan gangguan irama
jantung, terutama pada orang yang lanjut usia. Selain itu, nyeri dada dan detak
jantung yang abnormal juga meningkat pada orang yang sering mimpi buruk.
Kebanyakan serangan jantung terjadi pada dini hari ketika kita sedang tidur REM.
Saat kita masuk tidur REM, napas menjadi lebih cepat, tidak teratur, dan berat. Bola
mata juga bergerak-gerak dan otot tungkai lumpuh sementara.Tidur REM juga
menyebabkan stres karena merangsang otak amigdala yang mengatur emosi.
Kombinasi hal ini akan membuat seseorang rentan mengalami serangan jantung.

2. Parkinson dan penyakit gangguan saraf

Penelitian menunjukkan, orang yang mengalami gangguan tidur REM dan memiliki
mimpi buruk yang diwujudkan dengan gerakan fisik seperti berteriak, menangis,
memukul, atau menendang, beresiko tinggi menderita penyakit parkinson dan
gangguan penurunan fungsi saraf lainnya.

3. Episode psikotik

Anak-anak yang sering mengalami mimpi buruk atau pun merasakan teror di malam
hari beresiko tinggi menderita gangguan jiwa psikotik di usia dewasa.
Karena itu orangtua harus mengamati apakah anaknya sering mimpi buruk. Namun
mimpi buruk yang terjadi sesekali tidak perlu dikhawatirkan.

4. Sleep apnea
Jika Anda sering mengalami mimpi buruk di mana dalam mimpi tersebut Anda
merasa susah bernapas, coba cek ke dokter karena besar kemungkinan Anda
menderita sleep apnea atau henti napas sejenak saat tidur.Orang yang menderita
gangguan tidur ini kerap kali merasakan mimpi horor seperti tenggelam atau tercekik.
Padahal realitanya saluran napas mereka tersumbat sehingga otak kekurangan
oksigen.

E. Penatalaksanaan
1. Penanganan mimpi buruk pada anak-anak
Jika anak Anda mengalami mimpi buruk, cobalah untuk menenangkannya dan
membuat dia senyaman mungkin. Pandu anak Anda untuk melakukan terapi
sederhana, yaitu dengan menarik napas dalam-dalam, agar dia tenang.
Setelah situasi terkendali, mintalah anak Anda menceritakan kembali apa yang dilihat
dalam mimpi buruknya itu dan berikan pengertian bahwa itu tidak nyata dan tidak
akan bisa menyakiti dia. Bila perlu, hibur anak Anda dengan menceritakan ulang
mimpi buruk tersebut dan berikan ending (akhir) cerita yang membahagiakan (kreasi
ulang). Dengan begitu si Anak akan percaya bahwa makhluk-makhluk dalam
mimpinya tersebut bukan makhluk jahat.
Alternatif lainnya adalah dengan meminta anak Anda menggambar makhluk yang ada
di dalam mimpi buruknya tersebut pada secarik kertas kemudian ajak bicara agar
tidak mengganggunya lagi.
Agar anak Anda bisa tidur kembali dengan tenang dan nyaman setelah langkah-
langkah peredaan Anda lakukan, Anda bisa meninggalkan kamarnya dalam keadaan
terang dan pintu terbuka. Apabila Anak Anda masih merasa takut, Anda bisa
menemaninya tidur.

2. Penanganan mimpi buruk pada orang dewasa


Pengobatan mimpi buruk pada orang dewasa diperlukan jika kondisi tersebut sudah
mengganggu kesehatan serta kegiatan Anda sehari-hari. Apabila gangguan mimpi
buruk diakibatkan oleh masalah psikologi, seperti gangguan kecemasan dan stres,
dokter biasanya akan menyarankan konseling atau membantu Anda melalui teknik-
teknik pereda stres. Hampir sama dengan penanganan mimpi buruk yang disebabkan
oleh trauma, dokter biasanya akan menyarankan terapi citra atau imagery rehearsal
therapy (IRT) yang bertujuan menurunkan frekuensi mimpi buruk. Pada terapi ini,
penderita akan diingatkan pada mimpi buruknya dalam keadaan sadar dan diberikan
akhir cerita yang menyenangkan pada mimpi tersebut. Kemudian pasien akan
disarankan untuk mengulang-ulang cerita tersebut di pikirannya.
Apabila gangguan mimpi buruk disebabkan oleh efek samping obat dari suatu
pengobatan yang tengah Anda jalani (misalnya obat penghambat beta, antihipertensi,
dan antidepresan), sebaiknya konsultasikan kembali kepada dokter yang
meresepkannya agar diberikan solusi alternatif.

F. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur ini antara lain: riwayat
tidur, gejala klinis, dan penyimpangan dari tidur (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
a. Riwayat tidur
Pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas (lama tidur) dan kualitas
tidur di siang maupun malam hari, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan
sebelumnya, kebiasaan sebelum ataupun pada saat tidur, lingkungan tidur,
dengan siapa pasien tidur, obat yang dikonsumsi sebelum tidur, asupan
dan stimulan, perasaan pasien mengenai tidurnya, apakah ada kesulitan
tidur, dan apakah ada perubahan pola tidur.
b. Gejala klinis
Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis,
adanya kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak,
konjungtiva merah, dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta sakit
kepala.
c. Penyimpangan tidur
Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik,
meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual dan
auditorik, bingung, dan disorientasi tempat dan waktu, ganguan
koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai, dan intonasinya tidak teratur.

Perawat harus selalu mengkaji pola tidur pasien untuk melengkapi dokumentasi
keperawatan. Pengkajian pola tidur pasien tidak cukup jika hanya bertanya
apakah kamu tidur nyenyak tadi malam? seorang perawat haruslah bertanya jika
pasien merasa kesulitan untuk tidur mengalami bangun lebih awal dan susah
untuk kembali tidur, dan merasa istirahat/tidurnya cukup di pagi hari. Selanjutnya,
perawat haruslah bertanya jika pasien merasa lelah dan mengantuk sepanjang
hari. Pertanyaan untuk perawat tanyakan, yaitu (Noreen & Lawrence, 2001):

a. Berapa lama waktu untuk tertidur pada malam hari?


b. Apakah kamu sering terbangun? Jika iya, berapa kali dalam semalam?
c. Jika kamu terbangun pada malam hari, bisakah kamu kembali tidur?
d. Apakah kamu merasa tidur/istirahat mu cukup di pagi hari?
e. Apakah kamu mempunyai cukup energi untuk melaksanakan tugas mu
sepanjang hari?
f. Apakah kamu temukan dirimu mengantuk atau tidur selama dikelas atau
pertemuan, atau ketika kamu menonton TV atau film?

Evaluasi klien apakah banyak perubahan lingkungan berhubungan dengan kamar


tidur dan rumah tangga yang bisa menjadi pengaruh perubahan di dalam siklus
tidur. Pertanyaan untuk perawat tanyakan, yaitu (Noreen & Lawrence, 2001):

a. Sudahkah kamu mengubah dimana kamu tidur?


b. Adakah perubahan didalam rumah tangga yang bisa mempengaruhi tidur?
c. Adakah perubahan di lingkungan kamu (tetangga, lalu lintas) yang bisa
mempengaruhi tidur?
Menentukan apakah ada banyak stressor emosional yang bisa menjadi pendukung
kemampuan untuk tidur. Sebuah pertanyaan untuk perawat tanyakan, yaitu
(Noreen & Lawrence, 2001):
a. Apakah kamu menemukan dirimu terjaga pada malam hari karena cemas
akan suatu masalah atau suatu aktivitas yang akan datang?
Pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan tidur menurut
Tarwoto & Wartonah (2010), yaitu:
a. Riwayat keperawatan
1) Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada waktu
tidur, jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan
tidur, sering terbangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi
yang mengancam.
2) Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa
segar saat bangun, apa yang terjadi jika kurang tidur.
3) Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan sebelum tidur,
apakah menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur
4) Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi: jenis gangguan tidur,
kapan masalah itu terjadi.

b. Pemeriksaan fisik
1) Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien
2) Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan
konjungtiva merah.
3) Perilaku: iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara
lambat, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap,
mata tampak lengket, menarik diri, bingung, dan kurang
koordinasi.

c. Pemeriksaan diagnostik menurut Tarwoto & Wartonah (2010), yaitu:


1) Elektroencefalogram (EEG) adalah alat untuk mengukur aktivitas
listrik dalam korteks serebral (otak).
2) Elektromiogram (EMG) adalah alat untuk mengukur tonus otot.
3) Elektrookulogram (EOG) adalah alat untuk mengukur gerakan
mata dan memberikan informasi struktur aspek fisiologis tidur.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah informasi yang diperoleh selama pengkajian proses
keperawatan. Keakuratan diagnosis tergantung pada penilaian yang mendalam
(Fortinash, Holaday, Worret, 2000). Fortinash dan Holoday-Worret (2000),
mengatakan bahwa diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien skizofrenia
adalah:
a. Gangguan komunikasi verbal
b. Ketidakefektifan koping individu
c. Risiko bunuh diri
d. Risiko perilaku kekerasan pada diri sendiri
e. Risiko perilaku kekerasan pada orang lain
f. Gangguan proses pikir
g. Isolasi sosial
h. Gangguan proses keluarga
i. Kurang perawatan diri: mandi, berpakaian, makan/minum, buang air kecil
dan buang air besar.
Berdasarkan Potter & Perry (2005), diagnosa keperawatan yang muncul pada
pengkajian kebutuhan dasar istirahat tidur adalah:
a. Gangguan pola tidur
b. Deprivasi tidur
c. Insomnia
3. Perencanaan
Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan
secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai
dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.
Perencanaan keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahankan
kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal. Rencana tindakan (Potter &
Perry 2010), antara lain:
a. Lakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
b. Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat
mengganggu tidur. Universitas Sumatera Utara
c. Tingkatkan aktivitas pada siang hari.
d. Coba untuk memicu tidur (induce sleep).
e. Kurangi potensial cedera selama tidur.

G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Pasien
Nama : Tn.B
Usia : 57 Tahun
Agama : Hindu
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Status pernikahan : Menikah
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Alamat : Bali
Diagnosa medis :
Waktu/tgl masuk RS : 10.00WIB/ 17 Agustus 2017

2) Penanggung Jawab
Nama : Ny.S
Usia : 56 Tahun
Agama : Hindu
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Status pernikahan : Menikah
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Alamat : Bali
Hubungan dengn klien : Istri

b. Keluhan utama :
Pasien mengeluh sering mimpi buruk

Riwayat kesehatan :
1) Riwayat penyakit sekarang :
Bapak A mengeluhkan susah untuk memulai tidur. Ia mengatakan sering
mengalami mimpi buruk, saat bekerja sering merasa mengantuk, cepat
lelah dan tidak focus dalam bekerja.
2) Riwayat penyakit dahulu :
a) Penyakit yang pernah dialami : Batuk, Pilek, Demam dan
Diare.
a) Kecelakaan : tidak terkaji
b) Pernah di rawat di RS: Tn. B mengatakan tidak pernah
dirawat di Rumah Sakit
c) Operasi : Tn. B mengatakan tidak pernah
dioperasi
b) Alergi : Tn. B mengatakan alergi terhadap Debu dan
Dingin.
c) Kebiasaan : Merokok dan Kopi.

3) Riwayat penyakit keluarga :


Tn. B mengatakan bahwa dikeluarganya sering mengalami Batuk, Pilek,
Demam dan Diare.

GENOGRAM
-

c. Pengkajian Kebutuhan dasar klien


1) Aktifitas dan latihan :
Tn. B sebelum sakit bisa melakukan aktifitas seperti biasa tetapi selama
sakit Tn. B tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasa diantaranya
sering tidak focus saat bekerja dan sering merasa mengantuk saat
bekerja.
2) Tidur dan istirahat :
Sebelum sakit Tn. B mengatakan tidak mengalami kesulitan untuk
memulai tidur tetapi ketika Tn. B sakit ia mengatakan sulit untuk
memulai tidur dan ketika Tn. B tertidur ia mengatakan sering
mengalami mimpi buruk
3) Kenyamanan dan nyeri
Tidak terkaji
4) Nutrisi
Sebelum sakit frekuensi makan klien 3 kali sehari, berat badan klien
sebelum sakit 70 kg tetapi setelah sakit klien makan 1 kali sehari
sehingga berat badan klien menjadi 65 kg.
5) Cairan Elektrolit dan asam basa
Sebelum sakit klien minum 8 gelas standar 250 cc perhari, setelah sakit
frekuensi minum pasien tidak berubah.
6) Oksigenasi
Sebelum dan sesudah mengalami nightmare, klien tidak mengalami
sesak nafas.

7) Eliminasi fekal/bowel
Sebelum sakit klien mengatakan BAB 2x sehari, feses berwarna
kuning. Setelah sakit klien mengatakan BAB dua hari sekali, feses
berwarna coklat.
8) Eliminasi urin
Sebelum sakit klien mempunyai frekuensi berkemih 500cc/hari,
selama sakit klien hanya berkemih 300cc/hari dan urin kuning.
9) Sensori, persepsi, dan kognitif
Setelah melakukan pengkajian klien tidak mengalami gangguan pada
sensori, presepsi, dan kognitif.
10) Koping-toleransi stres
Saat stress biasanya Tn.B menghirup udara segar, dan tidak
memikirkan hal-hal yang dapat menimbulkan stress.

d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Keadaan umum pasien saat ini adalah :
S : 37,50 C
RR : 26x/menit
TB : 170 cm
N : 50x/menit
TD : 100/70 mmHg

2) Kepala
Pada saat dilakukan inspeksi dan palpasi tidak terdapat benjolan,
bentuk tengkorak simetris, dengan bagian frontal menghadap kedepan
dan bagian pariental menghadap kebelakang, kulit kepala tidak
mengalami peradangan, tumor, maupun bekas luka.
3) Leher
Setelah dilakukan inspeksi, palpasi, dan teknik gerakan leher klien
dapat melakukan gerakan leher secara terkoordinasi tanpa gangguan.
4) Dada, paru, dan jantung
Pada saat inspeksi klien tidak terlihat sesak nafas, frekuensi pernapasan
26x/menit, pada saat dilakukan palpasi getaran pada dinding dada kiri
dan kanansama. Pada saat dilakukan perkusi suara paru klien normal
yaitu terdengar bunyi resonan.
5) Abdomen
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik abdomen normal, pada saat
inspeksi tidak ada pembengkakan, dan simetris. Pada saat dilakukan
auskultasi terdengar suara bising usus secara normal, terdengar setiap
10x/menit.
6) Psiko, sosio, budaya, dan spiritual
a) Psikologi
Klien mengatakan takut pingsan ababila sedang melakukan
pekerjaan.
b) Sosial
Klien berkomunikasi dengan bahasa Bali dan bahasa indonesia,
nada biacara klien sopan.
c) Budaya
Tidak terkaji
d) Spiritual
Tidak terkaji
e. Pemeriksaan penunjang
1) Terapi medis
Saat di rumah sakit klien diberikan pemasangan infus RL,20 tts/mnt
dan dengan diajarkan melakukan relaksasi.

2. Analisis Data
Nama klien : Tn. B No Register : 00021
Umur : 57 Tahun Diagnosa Medis : Ansietas
Ruang Rawat : Mawar Alamat : Bali
NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
1. Ds : Tn. B mengeluh susah untuk Nightmare Ansietas
memuali tidur
Ds : Tn. B juga mengatakan
sering merasakan cemas, karena
pekerjaanya yang menumpuk
dan ia khawatir tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan
tersebut dalam waktu yang sudah
ditentukan.
Do : Tn. B terlihat pucat, lemas,
dan kantung mata Tn. B terlihat
membengkak.

.
Ds : Tn. B mengatakan sering Deprivasi tidur
2. Pergeseran tahap tidur
mengalami mimpi buruk, ia juga
berkaitan dengan
mengatakan sering mengantuk,
penuaan
cepat lelah, dan tidak focus
dalam bekerja.
Ds : Tn. B juga mengatakan
sering merasakan cemas, karena
pekerjaanya yang menumpuk
dan ia khawatir tidak mampu
menyelesaikan pekerjaann
tersebut dalam waktu yang sudah
ditentukan.

Ds : Tn. B mengatakan nafsu Ketidakseimbangan


3. Faktor psikologis
makanya menurun, disaat makan nutrisi : Kurang
Tn. B mengeluh cepat kenyang. dari kebutuhan
Do : Berat badan Tn. B juga tubuh.
menurun, Yang semula 70 Kg
sekarang menjadi 65 Kg.

3. Perioritas Diagnosa
a) Ansietas b.d nightmare
b) Deprivasi Tidur b.d. Pergeseran tahap tidur berkaitan dengan penuaan
c) Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh b.d. Faktor
psikologis

4. Intervensi
Nama klien : Tn. B No Register : 00021
Umur : 57 Tahun Diagnosa Medis : Ansietas
Ruang Rawat : Mawar Alamat : Bali

NO Dx Tujuan Dan Kriteria Intervensi Nama/TTD


Keperawatan Hasil
1. Nightmare b.d Setelah dilakukan tindakan
1. Intruksi pasien untuk
Ansietas keperawatan selama 3x 24 memonitor pola tidur.
jam maka nightmare
2. Bantu pasien untuk
teratasi dengan criteria mengeliminasi situasi
hasil : stress sebelum waktu
1. Jam tidur bertambah tidur.
2. Pola tidur teratur 3. Monitor pola tidur
3. Kualitas tidur meningkat pasien dan berapa lama
4. Mimpi buruk mulai tidur pasien.
hilang 4. Sediakan pamphlet
5. Tidak sulit lagi untuk dengan informasi tentang
tidur teknik tidur yang benar.
2. Deprivasi tidur Setelah dilakukan tindakan
1. Berikan obat-obat Seri
b.d pergeseran keperawatan selama 3x 24 untuk mengurangi
tahap tidur jam maka Deprivasi tidur cemas.
berkaitan teratasi dengan criteria
2. Observasi tanda-tanda
dengan hasil : verbal dan nonverbal
penuaan. 1. Stress berkepanjangan dari cemas.
dapat teratasi. 3. Intruksi untuk
2. Sudah bisa menggunakan teknik
berkonsentrasi. relaksasi.
3. Tingkat kepanikan
4. Identifikasi ketika
menurun. tingkat kecemasan
4. Gangguan tidur teratasi. berubah.

3. Ketidakseimba Setelah dilakukan tindakan


1. Kolaburasi dengan ahli
ngan nutrisi: keperawatan selama 3x 24 gizi dalam pemenuhan
kurang dari jam maka nutrisi dapat nutrisi pasien.
kebutuhan tercukupi dengan criteria
2. Ajarkan pasien
tubuh b.d faktor hasil : bagaimana menjaga
psikologis 1. Asupan nutrisi kebutuhan makanan
tercukupi. setiap hari.
2. Asupan makanan
3. Pantau asupan nutrisi
terpenuhi. dan kalori.
3. Asupan cairan terpenuhi.4. Berikan informasi
4. Berat badan bertambah. tentang kebutuhan nutrisi
dan bagaimana cara
memenuhinya.

5. Implementasi
Nama klien : Tn. B No Register : 00021
Umur : 57 Tahun Diagnosa Medis : Nightmare
Ruang Rawat : Mawar Alamat : Bali

N Hari / Tgl Implementasi Hasil Nama/TTD


O
1. Kamis Menginstruksikan S: Klien mengatakan
09.00 wita
pasien untuk memonitor pola tidurnya sudah
pola tidur. membaik
O: klien terlihat
segar.

2. 09.30 Membantu pasien untuk S: klien mengatakan


mengeliminasi situasi sudah tidak stress
stress sebelum waktu lagi ketika akan
tidur. tidur.
O: klien terlihat
sudah tidak stress
lagi.

3. 10.00 Memonitor pola tidur S: klien mengatakan


pasien dan berapa lam intensitas tidurnya 7-
tidur pasien. 8 jam per hari.
O: klien terlihat
segar.

4. 10.15 Menyediakan pamphlet S: klien mengatakan


dengan informasi sudah mengetahui
tentang teknik tidur teknik tidur yang
yang benar. benar.
O: klien terlihat
segar.
5. 10.30 Memberikan obat-obat S: klien mengatakan
untuk mengurangi dengan meminum
cemas. obat tersebut cemas
berkurang.
O: klien sudah tidak
terlihat cemas.
6. 11.00 Mengobservasi tanda- S: klien mengatakan
tanda verbal dan sudah tidak cemas
nonverbal dari cemas. lagi.
O: kondisi verbal
dan nonverbal klien
sudah terlihat
membaik.

7. 11.15 Mengintruksi untuk S: klien mengatakan


menggunakan teknik ia sudah rileks.
relaksasi. O: klien terlihat
rileks.

8 11.30 Mengidentifikasi ketika S: klien mengatakan


tingkat kecemasan tidak cemas lagi.
berubah. O: klien tampak
tenang.
9 11.40 Mengkolaburasikan S: klien mengatakan
dengan ahli gizi dalam gizinya sudah
pemenuhan nutrisi tercukupi.
pasien. O: klien tampak
segar.

10 12.00 Mengajarkan pasien S: klien mengatakan


bagaimana menjaga kebutuhan
kebutuhan makanan makananya sudah
setiap hari terpenuhi.
O: klien tampak
segar.
11 12.15 Memantau asupan S: klien mengatakan
nutrisi dan kalori asupan nutrisi dan
kalorinya sudah
tercukupi
O: klien tampak
segar.

12 12.30 Memberikan informasi S: klien mengatakan


tentang kebutuhan sudah mengetahui
nutrisi dan bagaimana tentang nutrisi dan
cara memenuhinya. cara pemenuhanya.
O: klien tampak
segar.

6. Evaluasi

Hari/Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi


Jumat Nightmare b.d Ansietas S : klien mengatakan sudah
09.00 wita
tidak sulit lagi untuk memulai
tidur .
O : klien terlihat segar.
A : tujuan tercapai.
P :intervensi dihentikan.

09.00 wita Deprivasi tidur b.d pergeseran S : klien mengatakan


tahp tidur berkaitan dengan intensitas tidurnya sudah
penuaan. tercukupi.
O : klien terlihat segar.
A : tujuan tercapai.
P : intervensi dihentikan.
09.00 wita Ketidakseimbangan nutrisi: S : klien mengatakan
kurang dari kebutuhan tubuh kebutuhan nutrisinya sudah
b.d faktor psikologis terpenuhi.
O : klien terlihat segar.
A : tujuan tercapai.
P : intervensi dihentikan

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Anda mungkin juga menyukai