Anda di halaman 1dari 7

Nama : Alfiana Agustin

Tingkat : 2 A

Tahap - Tahap dan Karakteristik Tidur

Tahap Tidur : Siklus Tidur REM dan NREM – Tidur adalah cara alami manusia untuk
mengistirahatkan tubuh, memperbarui sel-sel yang rusak, dan memulihkan energi. Ketika
tertidur, terjadi aktivitas di otak yang melalui beberapa tahapan yang dinamakan siklus tidur.

Tahapan Siklus Tidur

1. Tahap 1.
Tahap tidur ringan sekaligus tahapan transisi antara kondisi bangun dan
tertidur. Bila terbangun pada tahap ini, seseorang akan merasa tidak sedang tidur sama
sekali. Pada kebanyakan orang, tahap 1 berlangsung selama 10 menit.
2. Tahap 2.
Pada tahap ini, pergerakan bola mata terhenti, suhu tubuh menurun, serta detak
jantung mulai melambat. Tubuh bersiap memasuki tahap tidur dalam. Tahap 2
berlangsung selama kurang lebih 20 menit.
3. Tahap 3 dan 4.
Tahap ini Merupakan tahapan tidur dalam di mana tahap 4 lebih intens
dibandingkan tahap 3. Sama sekali tidak ada aktivitas dari mata dan otot di beberapa
bagian tubuh. Kedua tahapan ini terjadi 30 hingga 45 menit sejak pertama kali
tertidur.
4. Non-REM Sleep.
Siklus Non-REM (NREM) terdiri dari tahap 1-4 dan berlangsung selama
kurang lebih 90-120 menit. Setelah berada di tahap 4, siklus tidur akan berulang ke
tahap 3 dan 2 sebelum akhirnya masuk ke tahap tidur REM (Rapid Eye Movement).
Siklus tidur yang normal pada umumnya mengikuti pola berikut : Kondisi bangun,
tahap 1, 2, 3, 4, 3, 2, REM. Seseorang biasanya mengalami lima kali siklus tidur
ketika beristirahat di malam hari.
5. Tahap REM.
Tahap ini ditandai dengan tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi
pernapasan yang luas. REM adalah periode tidur yang ditandai dengan pergerakan
mata, hilangnya kekuatan otot dan mimpi yang tampak nyata (Lucid Dream). REM
disebut juga aktivitas otak yang tinggi dalam tubuh yang lumpuh atau paradoks. Pada
saat saat inilah mimpi-mimpi yang jelas lebih sering muncul. Mimpi merupakan hasil
dari neuron-neuron bagian bawah otak atau yang disebut dengan Pons yang bekerja
secara spontan selama tidur REM. Saraf-saraf ini mengatur pergerakan mata, wajah,
keseimbangan, dan juga postur tubuh dan serta mereka juga mengirimkan pesan
kepada bagian sensorik maupun motorik yang bertanggung jawab atas pemprosesan
visual dan perilaku selama kita terjaga. Menurut Teori Aktivasi-Sintesis , sinyal-
sinyal yang berasal dari pons tidak memiliki makna psikologis sendiri. Tapi
kortekslah yang kemudian mencoba untuk membuatnya menjadi bermakna dengan
mensintesiskan atau mengintegrasikan sinyal-sinyal ini dengan pengetahuan dan
ingatan-ingatan yang sudah ada untuk menghasilkan interpretasi yang logis. Ini hanya
seperti apa yang dilakukan oleh korteks ketika sinyal-sinyal datang dari organ indera
pada saat kita terjaga. Ketika neuron yang aktif terletak pada bagian yang mengatur
keseimbangan misalnya korteks dapat menghasilkan mimpi tentang jatuh. Karena
sinyal-sinyal dari pons terjadi secara acak, interpretasi dari korteks yaitu mimpi
mungkin terjadi secara tidak logis dan memusingkan. Jadi otak sangat berpengaruh
sekali dalam proses tidur dan mimpi. Karena di dalam otak terdapat pons yang
berhubungan dengan tidur, terjaga, dan mimpi. Saraf ini yang mengatur pergerakan
mata, wajah, keseimbangan, dan juga postur tubuh dan mengirimkan pesan ke bagian
sensorik maupun motorik yang bertanggungjawab atas pemrosesan visual dan
perilaku selama kita terjaga.
Tahapan Tidur NREM

1. Tahap 1 NREM: Tidur-tidur ayam.


Selama tahapan tidur pertama, yaitu tidur ringan, tubuh, mental, dan pikiran
Anda berada di ambang realita dan bawah sadar — setengah sadar, setengah (hampir)
tertidur. Otak menghasilkan apa yang dikenal sebagai gelombang beta, yang kecil dan
cepat. Mata tertutup, namun Anda masih dapat dibangunkan atau terbangun dengan
mudah. Pergerakan mata di tahap ini sangat lambat, begitu pula dengan aktivitas otot.
Selagi otak mulai bersantai dan kinerjanya melambat, otak juga sekaligus
memproduksi gelombang lambat yang disebut dengan gelombang alpha. Selama
periode tahapan tidur ini, Anda mungkin mengalami sensasi aneh namun terasa sangat
nyata, dikenal sebagai halusinasi hypnagogic. Contoh umum dari fenomena ini
termasuk perasaan seperti terjatuh atau mendengar seseorang memanggil nama Anda.
Peristiwa lain yang sangat umum terjadi selama periode ini dikenal sebagai
sentakan mioklonik. Jika Anda pernah terkejut mendadak tanpa alasan apapun, artinya
Anda mengalami fenomena ini. Mungkin tampak mengkhawatirkan, namun sentakan
mioklonik sebenarnya cukup umum.
Kemudian, otak menghasilkan gelombang theta beramplitudo tinggi, yaitu
gelombang otak yang sangat lambat. Orang yang terbangun dari tahap 1 tidur sering
mengingat pecahan ingatan gambar visual. Jika Anda membangunkan seseorang
selama tahap ini, mereka mungkin melaporkan bahwa mereka tidak benar-benar
tertidur.
2. Tahap 2 NREM: Menyambut tidur pulas.
Denyut jantung dan pernapasan melambat, menjadi semakin teratur, dan suhu
tubuh menurun. Anda juga akan menjadi semakin kurang sadar akan lingkungan
sekitar. Jika ada suara yang terdengar di tahap ini, Anda tidak dapat memahami apa
kontennya.
Ketika memasuki tahapan tidur kedua, gerak mata berhenti dan gelombang
otak melambat, dengan kehadiran semburan gelombang cepat sesekali, yang disebut
spindle tidur. Selain itu, tahap 2 tidur NREM juga ditandai oleh adanya K-complex,
yaitu puncak tegangan tinggi negatif pendek. Kedua fenomena ini bekejera sama
melindungi tidur dan menekan respon terhadap rangsangan luar, juga untuk
membantu penggabungan memori berbasis tidur dan pengolahan informasi. Tubuh
kita bersiap-siap untuk tidur nyenyak.
Karena Anda bisa melewati tahapan ini beberapa kali sepanjang malam, ada
lebih banyak waktu yang dihabiskan di tahapan tidur kedua daripada tahap-tahap
lainnya, dan biasanya mencakup 45-50% dari total waktu tidur orang dewasa, bahkan
dewasa muda.
3. Tahap 3 NREM: Tidur nyenyak
Tahapan tidur ketiga adalah apa yang disebut dengan tidur nyenyak. Pada
tahap ini, otak melepaskan gelombang delta, yang awalnya diselingi oleh gelombang
yang lebih kecil dan cepat, kemudian akan secara eklusif didominasi oleh gelombang
delta. Selama tahap ini, Anda menjadi kurang responsif dan suara dan aktivitas di
lingkungan mungkin gagal untuk menghasilkan respon. Tidak ada gerakan mata atau
otot aktivitas. Tahapan ketiga juga bertindak sebagai masa transisi antara tidur ringan
dan tidur yang sangat dalam.
Akan sangat sulit untuk membangunkan seseorang yang sedang nyenyak
terlelap. Biasanya, jika terbangun, ia tidak bisa sesegera mungkin menyesuaikan diri
dengan perubahan dan seringnya merasa grogi dan kebingungan selama beberapa
menit setelah bangun. Beberapa anak mengalami ngompol, teror malam, atau
sleepwalking selama tahapan tidur nyenyak.
Selama tahapan tidur nyenyak, tubuh memulai perbaikan dan pertumbuhan
jaringan kembali, membangun kekuatan tulang dan otot, meningkatkan pasokan darah
ke otot, meningkatkan dan memperkuat sistem imun. Energi juga dipulihkan dan
hormon pertumbuhan — penting untuk tumbuh kembang, termasuk perkembangan
otot.
4. Tidur REM: tidur bermimpi
Ketika kita beralih ke tidur REM (Rapid Eye Movement), pernapasan menjadi
lebih cepat, tidak teratur, dan dangkal; mata bergerak ke segala arah dengan sangat
cepat, seperti gelisah; aktivitas otak meningkat; dan, detak jantung meningkat,
tekanan darah naik, dan, bagi pria, mengembangkan ereksi. Kebanyakan mimpi
bermula di tahap ini
The American Sleep Foundation bahwa orang menghabiskan sekitar 20 persen
dari total tidur mereka di tahap ini. Tidur REM juga sering disebut sebagai paradoks
tidur, karena sementara otak dan sistem tubuh lainnya aktif bekerja, otot-otot menjadi
lebih rileks. Mimpi terjadi akibat peningkatan aktivitas otak, tapi otot mengalami
kelumpuhan sementara yang disengaja.
Periode tidur REM pertama biasanya terjadi sekitar 70 sampai 90 menit
setelah kita tertidur. Sebuah siklus tidur lengkap membutuhkan waktu 90 sampai 110
menit rata-rata. Setelah sekitar 10 menit dalam tidur REM, otak biasanya siklus
kembali melalui tahap tidur non-REM. Rata-rata, empat periode tambahan tidur REM
terjadi, masing-masing memiliki durasi lebih lama.
Siklus tidur pertama setiap malam mengandung periode REM yang relatif
singkat dan jangka waktu tidur nyenyak. Saat malam berlangsung, periode tidur REM
meningkat durasinya, sementara kenyenyakan tidur menurun. Pada pagi hari, orang
menghabiskan hampir seluruh waktu mereka terlelap di tahapan tidur 1, 2, dan REM.
Anda akan kehilangan beberapa kemampuan untuk mengatur suhu tubuh
selama berada di bawah pengaru tidur REM, sehingga suhu panas atau dingin yang
minta ampun di lingkungan tidur dapat mengganggu pulasnya tidur Anda.
Penting pula untuk dipahami bahwa Anda tidak melalui keseluruhan tahapan
tidur ini secara berurutan. Tidur dimulai pada tahap 1 dan maju ke tahap 2, dan
kemudian 3. Setelah tahapan tidur 3, tahap 2 tidur diulang sebelum memasuki tidur
REM. Setelah tidur REM berakhir, tubuh biasanya kembali ke tahap 2. Jika tidur
REM terganggu, tubuh kita tidak mengikuti perkembangan siklus tidur mormal,
begitu momen berikutnya kita tertidur. Sebaliknya, kita sering tergelincir langsung ke
tahapan tidur REM dan mengalami periode REM yang diperpanjang sampai kita
“mengejar ketertinggalan” di tahapan tidur ini.

karakteristik tidur

Tahapan tidur :

Fase
Tidur Karakteristik
NREM
1. Tingkat transisi
2. Merespon cahaya
3. Berlangsung beberapa menit (3-5 menit)
Stage 1
4. Mudah terbangun dengan rangsangan
5. Aktivitas fisik menurun, tanda vital dan metabolisme menurun
6. Denyut jantung dan pernafasan sedikit menurun
7. Bila terbangun terasa sedang bermimpi
8. Kelopak mata tertutup, bola mata ke kanan dan ke kiri
9. Tonus otot berkurang

a. Gambaran EEG : Gelombang alpha, beta, dan kadang theta.


Tidak ada gelombang spindle dan kompleks K dengan
amplitudo yang rendah
b. 5%

1. Periode suara tidur


2. Mulai relaksasi otot
3. Berlangsung 10-20 menit
4. Fungdi tubuh berlangsung lambat
5. Denyut jantung dan respirasi menurun sedikit dan demikian pula
suhu tubuh
Stage 2 6. Dapat dibangunkan dengan mudah
7. Bola mata mulai berhenti bergerak
8. Tonus masih berkurang
9. Gambaran EEG :Gelombang theta simestris, Ada gelombang sleep
spindle, vertex, dan kompleks K
10. 45%

1. Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak


2. Sulit dibangunkan
3. Relaksasi otot menyeluruh
4. Denyut jantung, dan respirasi seperti juga proses tubuh lainya,
lebih perlahan lagi karena dominasi saraf system parasimatis
5. Tekanan darah menurun
Stage 3
6. Berlangsung 15-30 menit
7. Gambaran EEG : Terdapat gelombang theta pada anak-anak.
Muncul gelombang delta simetris (muncul mimpi). Terdapat
gelombang spindle
8. 12%
1. Tidur nyenyak
2. Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif
3. Mata biasanya berputar
4. Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun
5. Denyut jantung dan respirasi menurun 20-30% lebih rendah
dibandingkan ketika terjaga.
Stage 4
6. Individu sangat relaks dan jarang bergerak.
7. Gambaran EEG : Gelombang Delta -50% dan tampak gelombang
spindle.
8. 13%

1. Lebih sulit untuk dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM


2. Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur
malamnya
3. Bila dibangunkan, hampir tiap orang dapat menceritakan
mimpinya
4. Tidur REM penting untuk kesimbangan mental, emosi juga
berperan dalam belajar, memory dan adaptasi.

Karakteristik tidur REM

REM 1. Mata : Cepat tertutup dan terbuka


2. Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar imobilisasi
3. Penapasan : Tidak teratur, kadang dengan apnea
4. Nadi : Cepat dan ireguler
5. Tekanan darah : Meningkat atau fluktasi
6. Sekkresi gaster : Meningkat
7. Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh baik
8. Gelombang otak : EEG aktif
9. Siklus Tidur : Sulit dibangunkan
10. 25%

Anda mungkin juga menyukai