Tingkat : 2 A
Tahap Tidur : Siklus Tidur REM dan NREM – Tidur adalah cara alami manusia untuk
mengistirahatkan tubuh, memperbarui sel-sel yang rusak, dan memulihkan energi. Ketika
tertidur, terjadi aktivitas di otak yang melalui beberapa tahapan yang dinamakan siklus tidur.
1. Tahap 1.
Tahap tidur ringan sekaligus tahapan transisi antara kondisi bangun dan
tertidur. Bila terbangun pada tahap ini, seseorang akan merasa tidak sedang tidur sama
sekali. Pada kebanyakan orang, tahap 1 berlangsung selama 10 menit.
2. Tahap 2.
Pada tahap ini, pergerakan bola mata terhenti, suhu tubuh menurun, serta detak
jantung mulai melambat. Tubuh bersiap memasuki tahap tidur dalam. Tahap 2
berlangsung selama kurang lebih 20 menit.
3. Tahap 3 dan 4.
Tahap ini Merupakan tahapan tidur dalam di mana tahap 4 lebih intens
dibandingkan tahap 3. Sama sekali tidak ada aktivitas dari mata dan otot di beberapa
bagian tubuh. Kedua tahapan ini terjadi 30 hingga 45 menit sejak pertama kali
tertidur.
4. Non-REM Sleep.
Siklus Non-REM (NREM) terdiri dari tahap 1-4 dan berlangsung selama
kurang lebih 90-120 menit. Setelah berada di tahap 4, siklus tidur akan berulang ke
tahap 3 dan 2 sebelum akhirnya masuk ke tahap tidur REM (Rapid Eye Movement).
Siklus tidur yang normal pada umumnya mengikuti pola berikut : Kondisi bangun,
tahap 1, 2, 3, 4, 3, 2, REM. Seseorang biasanya mengalami lima kali siklus tidur
ketika beristirahat di malam hari.
5. Tahap REM.
Tahap ini ditandai dengan tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi
pernapasan yang luas. REM adalah periode tidur yang ditandai dengan pergerakan
mata, hilangnya kekuatan otot dan mimpi yang tampak nyata (Lucid Dream). REM
disebut juga aktivitas otak yang tinggi dalam tubuh yang lumpuh atau paradoks. Pada
saat saat inilah mimpi-mimpi yang jelas lebih sering muncul. Mimpi merupakan hasil
dari neuron-neuron bagian bawah otak atau yang disebut dengan Pons yang bekerja
secara spontan selama tidur REM. Saraf-saraf ini mengatur pergerakan mata, wajah,
keseimbangan, dan juga postur tubuh dan serta mereka juga mengirimkan pesan
kepada bagian sensorik maupun motorik yang bertanggung jawab atas pemprosesan
visual dan perilaku selama kita terjaga. Menurut Teori Aktivasi-Sintesis , sinyal-
sinyal yang berasal dari pons tidak memiliki makna psikologis sendiri. Tapi
kortekslah yang kemudian mencoba untuk membuatnya menjadi bermakna dengan
mensintesiskan atau mengintegrasikan sinyal-sinyal ini dengan pengetahuan dan
ingatan-ingatan yang sudah ada untuk menghasilkan interpretasi yang logis. Ini hanya
seperti apa yang dilakukan oleh korteks ketika sinyal-sinyal datang dari organ indera
pada saat kita terjaga. Ketika neuron yang aktif terletak pada bagian yang mengatur
keseimbangan misalnya korteks dapat menghasilkan mimpi tentang jatuh. Karena
sinyal-sinyal dari pons terjadi secara acak, interpretasi dari korteks yaitu mimpi
mungkin terjadi secara tidak logis dan memusingkan. Jadi otak sangat berpengaruh
sekali dalam proses tidur dan mimpi. Karena di dalam otak terdapat pons yang
berhubungan dengan tidur, terjaga, dan mimpi. Saraf ini yang mengatur pergerakan
mata, wajah, keseimbangan, dan juga postur tubuh dan mengirimkan pesan ke bagian
sensorik maupun motorik yang bertanggungjawab atas pemrosesan visual dan
perilaku selama kita terjaga.
Tahapan Tidur NREM
karakteristik tidur
Tahapan tidur :
Fase
Tidur Karakteristik
NREM
1. Tingkat transisi
2. Merespon cahaya
3. Berlangsung beberapa menit (3-5 menit)
Stage 1
4. Mudah terbangun dengan rangsangan
5. Aktivitas fisik menurun, tanda vital dan metabolisme menurun
6. Denyut jantung dan pernafasan sedikit menurun
7. Bila terbangun terasa sedang bermimpi
8. Kelopak mata tertutup, bola mata ke kanan dan ke kiri
9. Tonus otot berkurang