Anda di halaman 1dari 2

TAHAP TIDUR

Mengenal Lebih Jauh Mengenai Tahapan Tidur

Setiap tingkat fase tidur dicirikan oleh aktivitas jenis gelombang otak yang berbeda (aktivitas
listrik dicatat dengan bantuan elektroda yang ditempatkan kepala). Tingkat tahapan tidur
terdiri dari gerakan mata lambat (nonrapid eye movement/NREM) dan tidur gerakan mata
cepat (rapid eye movement/REM). Tahap I (tidur ringan). Tahap II. Tahap III (tidur nyenyak).
Tahapan tidur  NREM dan REM berulang-ulang saat tidur malam. Tahapan I, II, III, dan IV
diikuti dengan tidur REM. Siklus tidur yang lengkap, dari awal tahap I sampai akhir tidur
REM, biasanya memakan waktu sekitar satu setengah jam.

Tidur malam dibagi menjadi tiga periode waktu yang sama yaitu persentase tertinggi NREM,
tidur di tengah malam, dan tidur di sepertiga malam terakhir, yang sebagian besar adalah
REM. Terbangun setelah tidur nyenyak biasanya adalah terbangun dari tidur REM. Tidur
NREM Tahap I adalah tahapan tidur ringan dan dianggap sebagai transisi antara terjaga dan
tidur. Selama tahapan tidur ini, otot mulai rileks. Hal itu terjadi saat tertidur dan selama
periode rangsangan singkat dalam tidur, dan biasanya menyumbang 5-10% dari total waktu
tidur. Seorang individu dapat dengan mudah terbangun pada tahap ini. Tahap II terjadi
sepanjang masa tidur dan mewakili 40-50% dari total waktu tidur. Selama tahap II,
gelombang otak melambat dengan sesekali semburan gelombang cepat. Pergerakan mata
berhenti pada tahap ini.

Sementara itu, pada tahap III, gelombang otak yang sangat lambat disebut gelombang delta
mulai muncul. Mereka diselingi dengan gelombang yang lebih kecil dan lebih cepat. Tahap
ini mewakili sekitar 20% dari total waktu tidur. Tahap III kadang-kadang disebut tidur
nyenyak, di mana semua gerakan mata dan otot berhenti. Jika seseorang terbangun saat
tidur nyenyak, dia tidak segera menyesuaikan diri dan sering merasa grogi dan bingung
selama beberapa menit setelah bangun tidur. Pada tahapan tidur ini tubuh melakukan
perbaikan atau regenerasi jaringan sekaligus meningkatkan pasokan darah menuju ke otot,
juga memperkuat imunitas tubuh. Beberapa anak mengalami mengompol, mimpi buruk, atau
berjalan dalam tidur (sleepwalking) saat tidur nyenyak. Tidur REM Photo Credit:
HowSleepWorks Tidur REM mewakili 20 sampai 25% dari total waktu tidur. Tidur REM
mengikuti tidur NREM dan terjadi 4-5 kali selama periode tidur normal 8-9 jam. Periode REM
pertama saat tidur malam mungkin berdurasi kurang dari 10 menit, sedangkan yang terakhir
mungkin melebihi 60 menit. Dalam tidur malam yang normal, serangan REM terjadi setiap
90 menit. Bila orang tersebut sangat mengantuk, durasi setiap serangan tidur REM sangat
singkat atau bahkan mungkin tidak ada. Tidur REM biasanya berhubungan dengan
bermimpi. Selama tidur REM, bola mata bergerak cepat, denyut jantung dan pernapasan
menjadi cepat dan tidak teratur, serta tekanan darah meningkat. Tahapan tidur ini membuat
otot-otot tubuh hampir lumpuh. Otak sangat aktif selama tidur REM, dan metabolisme otak
secara keseluruhan dapat meningkat sebanyak 20%. Aktivitas listrik yang tercatat di otak
selama tidur REM mirip dengan yang tercatat saat terjaga. Selain itu, tahapan tidur jenis ini
dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit dengan rata-rata timbul
90 menit.

Periode pertama terjadi selama 80-100 menit. Namun saat kondisi seseorang sangat lelah,
maka awal tidur bisa sangat cepat. Berikut adalah ciri tidur REM lainnya, antara lain: Disertai
mimpi aktif. Lebih sulit untuk dibangunkan selama tidur nyenyak NREM. Mata cepat tertutup
dan terbuka, metabolisme dan sekresi gaster meningkat. Tonus otot saat tahapan tidur
nyenyak ini tertekan, hal ini menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem
pengaktivasi retikularis. Terjadi gerakan otot perifer yang tidak teratur. Hal penting lain yang
juga harus dipahami adalah tahapan tidur tidak selalu dilalui secara berurutan. Pada
umumnya tidur dimulai pada tahap 1 dan maju ke tahap 2, dan memasuki tahap 3. Setelah
tahapan tidur 3, kemudian pengulangan pada tahapan tidur 2 terjadi sebelum memasuki
tidur REM. Setelah tidur REM berakhir, tubuh biasanya kembali ke tahap 2. Jika tidur REM
terganggu, tubuh Anda tidak mengikuti perkembangan siklus tidur normal, begitu momen
berikutnya Anda baru bisa tertidur.

Anda mungkin juga menyukai