SOMNABULISME
OLEH :
18360180
PEMBIMBING :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
keadaan bawah sadar dimana orang tersebut tidak dapat dibangunkan. Tidur
adalah keadaan organisme yang teratur, berulang, dan mudah dibalikkan yang
ditandai oleh relatif tidak bergerak dan peningkatan besar terhadap ambang respon
terhadap stimuli eksternal relatif dari keadaan terjaga. Monitoring ketat pada tidur
adalah suatu bagian penting dari praktek klinis, karena gangguan tidur sering kali
tidur.(1)(9)
dimana dalam periode 24 jam, orang dewasa tidur sekali, kadang dua kali.
Tidur terdiri dari 2 keadaan fisiologis, tidur dengan gerakan mata tidak
cepat NREM (Non Rapid Eye Movement) dan tidur dengan gerakan mata cepat
REM (Rapid Eye Movement). Tidur NREM terdiri dari stadium 1 sampai stadium
4. Tidur REM adalah suatu jenis tidur yang berbeda secara kualitatif yang ditandai
oleh tingkat aktivitas otak dan fisiologis yang sangat aktif yang mirip dengan
disertai dengan karakteristik terbangun yang tidak lazim. Jika orang dibangunkan
setengah sampai satu jam setelah onset tidur biasanya dalam tidur gelombang
singkat dari dari tidur gelombang lambat juga disertai dengan amnesia terhadap
Kemungkinan ciri yang paling membedakan tidur REM adalah mimpi. Orang
yang terjaga selama tidur REM seingkali (60-90 persen) melaporkan bahwa telah
bermimpi. Mimpi dalam tidur REM biasanya abstrak dan surealis. Mimpi juga
terjadi selama tidur NREM, tetapi biasanya jernih dan dengan maksud tertentu.(1)
Parasomnia. (3)
utama keluhan sulit masuk tidur atau kesulitan mempertahankan tidur dalam
Hipersomnia adalah jumlah waktu tidur yang berlebihan atau rasa kantuk hebat
pada siang hari. Penderita cenderung jatuh tertidur secara tiba-tiba pada saat
bangun.(3)
gangguan tidur bangun tetapi adanya fenomena yang terjadi tiba-tiba atau terjadi
selama ambang tidur. Pada umumnya parasomnia terjadi pada stadium 3 dan 4,
PEMBAHASAN
II.1. DEFINISI
yang dimana perubahan fenomena tidur dan bangun terjadi pada saat bersamaan.
(PPDGJ. II, 1993). Somnambulisme atau tidur berjalan terdiri dari urutan perilaku
kompleks yang dimulai dalam sepertiga bagian pertama malam hari selama tidur
non-REM dalam (stadium 3 dan 4) dan sering kali, walaupun tidak selalu,
keliling.(1),(3)
Berjalan tidur cenderung untuk terjadi sewaktu tidur NREM tidak lama
stelah tidur. Pasien duduk dan seringkali melakukan tindakan motorik yang telah
keadaan terjaga dengan konfusi selama beberapa menit, lebih sering, orang
kembali tidur dan tidak memiliki ingatan terhadap peristiwa tidur berjalan. Hal ini
dapat bermula pada kanak-kanak dan dapat berlangsung terus sampai dewasa serta
pusat.(1),(8)
sleepwalking terjadi kurang dari sekali per bulan dan tidak mengakibatkan
kerugian bagi pasien atau orang lain. Lainnya pengalaman episode lebih dari
sekali per bulan, tetapi tidak setiap malam, dan tidak mengakibatkan kerugian
bagi pasien atau orang lain. Dalam bentuk yang paling parah, episode terjadi
hampir setiap malam atau berhubungan dengan cedera fisik. Jika berjalan sambil
tidur itu keluar rumah, atau sering mengalami episode dan cedera yang terjadi.(10)
ketika mereka diberitahu tentang perilaku sleepwalking mereka. Hal ini penting
II.2. EPIDEMIOLOGI
puncak adalah pada kira-kira usia 12 tahun. Gangguan ini lebih sering pada anak
episode tidur berjalan atau Sleep Walking, tapi prevalensi dari tidur berjalan atau
sleep walking lebih rendah, sekitar 1% - 5%. Laporan survey epidemiologi dari
prevalensi episode tidur berjalan atau sleep walking ( bukan serangan sleep
walking) menjadi 1,0% - 7,0% ketika dewasa. Dan didapatkan pula dari referensi
lain mengatakan Laporan medis menunjukkan bahwa sekitar 18% dari populasi
rentan terhadap tidur sambil berjalan. Hal ini lebih sering terjadi pada anak-anak
daripada pada remaja dan orang dewasa. Anak laki-laki lebih mungkin untuk
penyebab, yaitu:(5)
Genetika
riwayat somnambulisme.
Dilaporkan pula adanya peningkatan frekuensi alel DQB1*4 dan *5. Gen-
gen DQB1 juga terlibat di dalamnya narcolepsy dan gangguan lain dari
Lingkungan
1. Kurangnya tidur
3. Demam.
5. Kekurangan.
a. Alkohol.
b. Hipnotik/sedative.
f. Stimulan.
j. Antihistamin.
Fisiologis
Panjang dan kedalaman SWS (Slow Wave Sleep), yang lebih besar pada
a. Aritmia.
c. Migraine.
d. Fever.
e. Gastroesophageal reflux.
f. Noctural asthma
g. Noctural seizure
Sleepwalking khusus untuk suatu bagian tertentu dari tidur. Tidur dibagi
menjadi tahap atau derajat tidur. Otak berperilaku berbeda pada tiap tahap
tahap 3-4 dari tidur NREM, tidur paling dalam. Episode sleepwalking
mungkin tampak seperti seseorang yang bertindak di luar mimpi atau mimpi
buruk. Namun, tidur NREM tidak banyak terkait dengan mimpi. Area otak
yang terlibat dengan gerakan dan aktivitas fisik jadi "bangkit" atau diaktifkan,
sementara daerah lain tetap tertidur. Namun, orang tersebut tidak cukup
1. Gejala yang utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tempat tidur,
face), relatif tak memberi respons terhadap upaya orang lain untuk
3. Pada waktu sadar/bangun (setelah satu episode atau paginya), individu tidak
tidak ada gangguan aktivitas mental, walaupun dapat dimulai dengan sedikit
II.6. DIAGNOSIS
a. Episode berulang bangkit dari tempat tidur saat tidur dan berjalan
tidur utama.
b. Saat berjalan tidur, orang memiliki wajah yang kosong dan menatap,
c. Saat terbangun (baik dari episode tidur berjalan atau pagi harinya),
d. Dalam beberapa menit setelah terjaga dari episode tidur berjalan, tidak
umum.
a. Gejala yang utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tempat
tidur, biasanya pada sepertiga awal tidur malam, dan terus berjalan-
jalan.
staring face), relatif tak memberi respons terhadap upaya orang lain
Sleep terrors
Epilepsi
Malingering
II.8. PENATALAKSANAAN
Farmakologis
Antidepresan trisiklik
Mekanisme kerjanya, memiliki efek anti kolinergik perifer dan sentral dan
Contoh :
Amitriptyline
Dosis anak-anak:
0,1 mg/kg BB PO hs
Benzodiazepin
Mekanisme kerjanya, benzodiazepin mengikat reseptor spesifik yag
ion klorida menuju neuron. Indeks terapetik yang relatif tinggi dan
Non farmakologis
II.9. PROGNOSIS
Murcia menyarankan:(10)
1. Meningkatkan pola tidur-bangun siklus sehingga menghilangkan
kemungkinan peran kurang tidur sebagai pemicu untuk tidur sambil berjalan.
tidur).
2. Kandung kemih yang penuh dapat memicu episode, sehingga cairan harus
3. Orang tua harus mengamankan apapun dari kamar tidur yang bisa berbahaya
4. Kamar tidur anak harus di lantai dasar rumah. Kemungkinan pasien membuka
5. Penilaian terhadap anak harus mencakup yang seksama terhadap obat saat ini
dewasa.
PENUTUP
III.1. KESIMPULAN
yang dimulai dalam sepertiga bagian pertama malam hari selama tidur non-REM
dalam (stadium 3 dan 4) dan sering kali, walaupun tidak selalu, dilanjutkan tanpa
salah satu dari gangguan tidur parasomnia. Dan memiliki prognosis baik yang
sangat besar.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.emedicine.com/neuro
9. Guyton, Arthur C., Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9, Penerbit Buku