“SOMNABULISM”
Oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.
Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan
kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.
Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pengampuh mata kuliah
Keperawatan Dasar atas bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami.
Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan
insya Allah sesuai yang kami harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula kepada rekan-
rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
PENDAHULUAN
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana orang tersebut dapat
dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik atau dengan rangsangan lainnya. Tidur
harus dibedakan dengan koma, yang merupakan keadaan bawah sadar dimana orang tersebut
tidak dapat dibangunkan. Tidur adalah keadaan organisme yang teratur, berulang, dan mudah
dibalikkan yang ditandai oleh relatif tidak bergerak dan peningkatan besar terhadap ambang
respon terhadap stimuli eksternal relatif dari keadaan terjaga. Monitoring ketat pada tidur
adalah suatu bagian penting dari praktek klinis, karena gangguan tidur sering kali merupakan
gejala awal dari penyakit mental yang mengancam. Beberapa gangguan mental adalah
1. Faktor internal yang dimaksud disini adalah irama biologis tubuh, dimana dalam
2. Faktor eksternal dipengaruhi oleh siklus terang gelap, rutinitas harian, periode
makan, dan penyelaras eksternal lainnya. Faktor-faktor inilah yang yang membentuk
siklus 24 jam.
Tidur terdiri dari 2 keadaan fisiologis, tidur dengan gerakan mata tidak cepat NREM
(Non Rapid Eye Movement) dan tidur dengan gerakan mata cepat
REM (Rapid Eye Movement). Tidur NREM terdiri dari stadium 1 sampai stadium 4. Tidur
REM adalah suatu jenis tidur yang berbeda secara kualitatif yang ditandai oleh tingkat
aktivitas otak dan fisiologis yang sangat aktif yang mirip dengan keadaan terjaga.kira-kira
setelah onset waktu 90 menit, tidur NREM berubah menjadi tidur REM.(1)
Proporsi tidur NREM yang terdalam (stadium 3 dan 4) kadang-kadang disertai
dengan karakteristik terbangun yang tidak lazim. Jika orang dibangunkan setengah sampai
satu jam setelah onset tidur biasanya dalam tidur gelombang lambat mereka terdisorientasi,
dan pikiran mereka terdisorganisasi. Terbangun singkat dari dari tidur gelombang lambat juga
disertai dengan amnesia terhadap peristiwa yang terjadi selama terjaga. Disorganisasi selama
terbangun dari stadium 3 atau stadium 4 mungkin menyebabkan masalah terntu, seperti
enuresis, somnambulisme dan mimpi menakutkan atau night terror stadium 4. Kemungkinan
ciri yang paling membedakan tidur REM adalah mimpi. Orang yang terjaga selama tidur
REM seingkali (60-90 persen) melaporkan bahwa telah bermimpi. Mimpi dalam tidur REM
biasanya abstrak dan surealis. Mimpi juga terjadi selama tidur NREM, tetapi biasanya jernih
Gangguan tidur dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar (menurut : Sleep Disoreders
hepersomnia.
3. Disfungsi yang berhubungan dengan kondisi tidur, stadium tidur atau keadaan jaga
Gangguan tidur juga dapat pula dibagi menjadi 2, Dissomnia dan Parasomnia. (3)
Dissomnia adalah gangguan tidur yang gangguan utamanya pada jumlahnya. Contoh
imsomnia dan hipersomnia. Insomnia memiliki gambaran utama keluhan sulit masuk tidur
atau kesulitan mempertahankan tidur dalam kurun waktu tertentu, sehingga menimbulkan
penderitaan aatau gangguan dalam berbagai fungsi sosial pekerjaan ataupun fungsi-fungsi
kehidupan lainnya. Hipersomnia adalah jumlah waktu tidur yang berlebihan atau rasa kantuk
hebat pada siang hari. Penderita cenderung jatuh tertidur secara tiba-tiba pada saat bangun.(3)
Parasomnia adalah suatu kelompok kondisi klinis yang dasarnya bukan gangguan
tidur bangun tetapi adanya fenomena yang terjadi tiba-tiba atau terjadi selama ambang tidur.
Pada umumnya parasomnia terjadi pada stadium 3 dan 4, sehingga penderita sukar mengingat
kejadian tersebut . gangguan yang termasuk parasomnia antara lain Somnambulisme, sleep
Dalam refarat ini, penulis akan membahas lebih dalam tentang gangguan tidur
Somnambulisme atau yang sering disebut dengan tidur berjalan atau sleep walking.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. DEFINISI
perubahan fenomena tidur dan bangun terjadi pada saat bersamaan. (PPDGJ. II, 1993).
Somnambulisme atau tidur berjalan terdiri dari urutan perilaku kompleks yang dimulai dalam
sepertiga bagian pertama malam hari selama tidur non-REM dalam (stadium 3 dan 4) dan
sering kali, walaupun tidak selalu, dilanjutkan tanpa keasadaran penuh atau ingatan tentang
episode tersebut kemudian kemudian dengan meninggalkan tempat tidur dan berjalan
berkeliling – keliling.(1),(3)
Berjalan tidur cenderung untuk terjadi sewaktu tidur NREM tidak lama stelah tidur.
Pasien duduk dan seringkali melakukan tindakan motorik yang telah dikenal, seperti berjalan,
kendaraan. Perilaku kadang-kadang berakhir dalam keadaan terjaga dengan konfusi selama
beberapa menit, lebih sering, orang kembali tidur dan tidak memiliki ingatan terhadap
peristiwa tidur berjalan. Hal ini dapat bermula pada kanak-kanak dan dapat berlangsung terus
sampai dewasa serta dapat dianggap normal sebagai manifestasi kekurangmatangan susunan
saraf pusat.(1),(8)
kurang dari sekali per bulan dan tidak mengakibatkan kerugian bagi pasien atau orang lain.
Lainnya pengalaman episode lebih dari sekali per bulan, tetapi tidak setiap malam, dan tidak
mengakibatkan kerugian bagi pasien atau orang lain. Dalam bentuk yang paling parah,
episode terjadi hampir setiap malam atau berhubungan dengan cedera fisik. Jika berjalan
sambil tidur itu keluar rumah, atau sering mengalami episode dan cedera yang terjadi.(10)
Anak mungkin merasa malu, rasa bersalah, kecemasan dan kebingungan ketika
mereka diberitahu tentang perilaku sleepwalking mereka. Hal ini penting untuk menangani
II.2. EPIDEMIOLOGI
Tidur berjalan biasanya dimulai antara usia 4 dan 8 tahun. Prevalensi puncak adalah
pada kira-kira usia 12 tahun. Gangguan ini lebih sering pada anak laki-laki daripada
Prvalensi antara 10% - 30% anak-anak telah memiliki setidaknya satu episode tidur
berjalan atau Sleep Walking, tapi prevalensi dari tidur berjalan atau sleep walking lebih
rendah, sekitar 1% - 5%. Laporan survey epidemiologi dari prevalensi episode tidur berjalan
atau sleep walking ( bukan serangan sleep walking) menjadi 1,0% - 7,0% ketika dewasa. Dan
didapatkan pula dari referensi lain mengatakan Laporan medis menunjukkan bahwa sekitar
18% dari populasi rentan terhadap tidur sambil berjalan. Hal ini lebih sering terjadi pada
anak-anak daripada pada remaja dan orang dewasa. Anak laki-laki lebih mungkin untuk
berjalan dalam tidur dibandingkan anak perempuan. Prevelance tertinggi sleepwalking adalah
II.3. ETIOLOGI
Menurut Ackroyd G.(2007). Ada empat faktor yang dapat menjadi penyebab, yaitu:(5)
Genetika
Somnambulisme lebih sering terjadi pada kembar monozigot dan sepuluh kali lebih
juga terlibat di dalamnya narcolepsy dan gangguan lain dari pengendalian motorik
selama tidur, misalnya: gangguan perilaku Rapid Eye Movement (REM Behavior
Disorder).
Lingkungan
1. Kurangnya tidur
3. Demam.
5. Kekurangan.
a. Alkohol.
b. Hipnotik/sedative.
e. Minor tranquilizers.
f. Stimulan.
j. Antihistamin.
Fisiologis
Panjang dan kedalaman SWS (Slow Wave Sleep), yang lebih besar pada kanak-kanak
pada anak-anak.
a. Aritmia.
c. Migraine.
d. Fever.
e. Gastroesophageal reflux.
f. Noctural asthma
g. Noctural seizure
dissociative states.
j. Hipertiroidisme
k.
1. Gejala yang utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tempat tidur, biasanya
2. Selama satu episode, individu menunjukkan wajah bengong (blank, staring face), relatif
tak memberi respons terhadap upaya orang lain untuk mempengaruhi keadaan atau untuk
berkomunikasicdengan penderita, dan hanya dapat disadarkan/dibangunkan dari tidurnya
3. Pada waktu sadar/bangun (setelah satu episode atau paginya), individu tidak ingat apa
yang terjadi.
4. Dalam kurun waktu beberapa menit setelah bangun dari episode tersebut, tidak ada
gangguan aktivitas mental, walaupun dapat dimulai dengan sedikit bingung dan
II.5. DIAGNOSIS
Kriteria diagnostik untuk gangguan tidur berjalan atau sleepwalking menurut DSM-IV
(Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorder Fourth Edition) adalah sebagai
berikut:(4)
a. Episode berulang bangkit dari tempat tidur saat tidur dan berjalan berkeliling,
b. Saat berjalan tidur, orang memiliki wajah yang kosong dan menatap, relatif tidak
responsif terhadap usaha orang lain untuk berkomunikasi dengannya, dan dapat
c. Saat terbangun (baik dari episode tidur berjalan atau pagi harinya), pasien
d. Dalam beberapa menit setelah terjaga dari episode tidur berjalan, tidak terdapat
secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting
lain.
f. Gangguan adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya
diagnostik, (6)
a. Gejala yang utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tempat tidur,
b. Selama satu episode, individu menunjukkan wajah bengong (blank, staring face),
relatif tak memberi respons terhadap upaya orang lain untuk mempengaruhi
c. Pada waktu sadar/bangun (setelah satu episode atau paginya), individu tidak ingat
d. Dalam kurun waktu beberapa menit setelah bangun dari episode tersebut, tidak
ada gangguan aktivitas mental, (walaupun dapat dimulai dengan sedikit bingung
Disosiatif (F44.1).
II.6. PENATALAKSANAAN
Pengobatan yang diberikan terhadap pasien dengan gangguan tidur somnambulisme
atau sleepwalking terdiri dari tindakan untuk mencegah cedera dan obat yg menekan stadium
3 dan 4.(1)(5)
Farmakologis
Antidepresan trisiklik
Mekanisme kerjanya, memiliki efek anti kolinergik perifer dan sentral dan berefek
sedatif, senhingga dapat menghalangi active reuptake dari norepinefrin dan serotonin.
Contoh :
Amitriptyline
Dosis anak-anak:
0,1 mg/kg BB PO hs
Benzodiazepin
Indeks terapetik yang relatif tinggi dan potensial penyalahgunaannya yang rendah,
Non farmakologis
waktu biasanya ia terbangun. Lalu jagalah ia tetap bangun hingga melewati waktu
II.7. PROGNOSIS
c. Pada orang dewasa dilaporkan mempunyai risiko gangguan psikiatri, gangguan tidur
lainnya.
Untuk bentuk yang lebih parah dari sleepwalking , almarhum Dr Nino - Murcia
menyarankan:(10)
kurang tidur sebagai pemicu untuk tidur sambil berjalan. (Bedtime harus sama setiap
2. Kandung kemih yang penuh dapat memicu episode, sehingga cairan harus dibatasi
sebelum tidur.
3. Orang tua harus mengamankan apapun dari kamar tidur yang bisa berbahaya atau
4. Kamar tidur anak harus di lantai dasar rumah. Kemungkinan pasien membuka jendela
6. Hypnosis telah ditemukan untuk membantu untuk anak-anak dan orang dewasa.
7. Sebuah evaluasi psikiatri yang akurat dapat membantu untuk menentukan kebutuhan
intervensi psikiatri.
8. Benzodiazepin telah terbukti berguna dalam pengobatan gangguan ini. Sebuah dosis
kecil diazepam atau lorazepam menghilangkan episode atau sangat mengurangi mereka.
BAB III
PENUTUP
III.1. KESIMPULAN
Somnambulisme atau tidur berjalan terdiri dari urutan perilaku kompleks yang
dimulai dalam sepertiga bagian pertama malam hari selama tidur non-REM dalam (stadium
3 dan 4) dan sering kali, walaupun tidak selalu, dilanjutkan tanpa keasadaran penuh atau
ingatan tentang episode tersebut kemudian kemudian dengan meninggalkan tempat tidur dan
berjalan berkeliling – keliling. Termasuk salah satu dari gangguan tidur parasomnia. Dan
1. Kaplan, Harold, and Benjamin J.S.,: Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku
3. Damping, Charles E. Gangguan Tidur Sebagai Gejala Gangguan Jiwa. Jiwa Masalah
8. Maramis, W.F., Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Cetakan 6, Penerbit Airlangga University
9. Guyton, Arthur C., Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran