Anda di halaman 1dari 87

i

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI

BASIC MEDICAL SCIENCE

NAMA : ……………………………………………………………

NPM :………………………………………………………….

KEL : ………………………………………………………

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


ii

Kata pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Buku panduan praktikum basic
medical science laboratorium patologi anatomi tahun ajaran 2017/2018.
Buku panduan ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga Buku panduan praktikum basic
medical science laboratorium patologi anatomi ini dapat memudah
praktikan dalam memahami materi dalam praktikum.
Bandar lampung, 30 november

Penyusun

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


iii

Editor
dr Iskandar
dr. Yesi Nurmalasari, M. Kes

Disusun oleh
Prabu Tirta Aji
Diki Riyanto
Ardha Abdullah
Bakas Sakti
Zata Sabrina
Salma Sanna Kuswara
Ayu Amalia Pangesty
Divia Oktari
Nuzella Mutiara
Bimo Nugroho Sakti

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


iv

PERATURAN UMUM
• Nilai pretest + postest = 75
• Nilai <70 akan diberikan tugas (remedial)
• Nilai <20 Akan di lakukan Pretest ulang
• Bila terlambat >15 menit Tanpa alasan yang jelas tidak boleh
mengikuti praktikum dan ikut praktikum selanjutnya
• Bila ketahuan mencontek dikenakan sanksi menyalin contekan
sebanyak 10 halaman (sama persis)
• Jika buku panduan (diktat) tidak diisi lengkap atau jika buku
rangkuman tidak diisi dan dipertanyakan dan tidak bisa maka
dikenkan sanksi tegas.
• Bila sakit, sertakan surat keterangan izin sakit
• Tidak boleh pindah kelas praktikum tanpa alasan yang jelas dan
meminta izin MINIMAL. dua hari sebelum praktikum
• KUIS mempunyai nilai Max. 100
• Membawa diktat, pensil warna 1 pak, dan pena biru

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


v

PERATURAN KHUSUS
Perempuan
1. Memakai kemeja berkerah dan rok panjang, min semata kaki
(tidak berbahan ciffon rok dan baju)
2. Baju wajib dimasukkan
3. Tidak memakai celana
4. Memakai sepatu tertutup (tidak boleh crocs, high heels,
wedges) dan kaos kaki wajib di atas mata kaki
5. Memakai Jas Lab lengkap (atribut : name tag, npm, logo
Universitas Malahayati)
6. Membawa pensil warna dan buku gambar (buku panduan/
diktat)
7. Bila tidak berhijab, rambut hitam (tidak boleh diwarnai) dan
harus dikuncir
8. Tidak boleh berdandan berlebihan

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


vi

Laki-laki
1. Memakai kemeja berkerah dan celana bukan jeans atau chino
(harus bahan dasar)
2. Baju wajib dimasukan
3. Memakai sepatu dan kaos kaki di atas mata kaki
4. Memakai Jas Lab lengkap (atribut : name tag, npm, logo)
5. Membawa pensil warna dan buku gambar
6. Rambut hitam (tidak boleh berwarna) dan pendek (belakang :
tidak boleh menyentuh kerah, tidak menyentuh telinga, tidak
boleh berponi)
7. Tidak boleh memakai accessoris, seperti gelang

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


vii

DAFTAR ISI
Regulasi Normal, Jejas, Adaptasi, Degenerasi dan Kematian Sel

Nekrosis dan Neoplasia

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


1

PRAKTIKUM

PATOLOGI ANATOMI
PERTEMUAN 1

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


2

REGULASI NORMAL, JEJAS, ADAPTASI, DEGENERASI DAN


KEMATIAN SEL

Pendahuluan
Tubuh kita terdiri dari sel yang merupakan struktur terkecil yang
mempunyai fungsi mempertahankan sel dalam keadaan seimbang
(homeostasis).
Apabila sel mengalami stress fisiologis atau rangsangan patologis (Jejas),
maka reaksi yang dapat terjadi :
• Beradaptasi
• Cidera yang reversibel
• Kematian (irreversible)
Jika suatu sel gagal atau tidak dapat melakukan respon
adaptasi atau pemulihan, maka sel akan mati.

Kelainan-kelainan dalam Ilmu Patologi Anatomi dibagi atas:


1. Retrogresif
Jika terjadi proses kemunduran (degenerasi/ kembali kearah yang
kurang kompleks).
Dalam golongan ini adalah :
• Atrofi
• Degenerasi
• Infiltrasi
• Nekrosis

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


3

• Penimbunan pigmen
• Gangguan metabolism
• Defisiensi

2. Progresif
Berkelanjutan berjalan terus kearah yang lebih buruk untuk
penyakit)
Dalam Golongan ini adalah :
• Hipertrofi
• Hiperplasi
• Regenerasi
• Organisasi
A. JEJAS
1. Jejas reversibel
Perubahan patologik yang dapat kembali bila rangsangan
dihilangkan
CONTOH :
– Pembengkakan sel
– Pembengkakan RE
– Penyebaran ribosom
– Perlemakan
– Penggumpalan kromatin inti

2. Jejas ireversibel

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


4

Perubahan patologik yang menetap dan tidak dapat kembali lagi


sehingga menyebabkan kematian sel, meskipun rangsangan
dihilangkan.CONTOH ;
• Inti : Piknosis, Kariolisis, Karioreksis
• Lisis RE, Ruptur Lisosom Dan Autolisis
• Defek Membran
Reaksi Sel terhadap Jejas

B. ADAPTASI SEL
Bentuk Reaksi Sel Jaringan Organ/System Tubuh Terhadap Jejas :
• Atropi
• Hipertropi
• Hiperplasi
• Metaplasi

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


5

ETIOLOGI TERJADINYA ADAPTASI SEL


1. Hipoksia
 Hilangnya perbekalan darah karena gangguan aliran darah.
Hilangnya kemampuan darah mengangkut oksigen.
 Anemia dan keracunan.
Respon sel terhadap hipoksia tergantung pada tingkat keparahan
hipoksia.

2. Bahan kimia
 Bahan kimia menyebabkan perubahan pada beberapa fungsi sel.
 Racun menyebabkan kerusakan hebat pada sel dan kematian
individu.

3. Agen fisik
 Trauma mekanik, yg dpt merusak sel (dapat menyebabkan
pergeseran organisasi organel intra sel.
 Suhu rendah.
Gangguan suplai darah (vasokontriksi)
 Tenaga radiasi
 Tenaga listrik
4. Agen mikrobiologi
 Bakteri, virus, mikoplasma, klamidia , jamur dan protozoa. (
mengeluarkan toksin )

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


6

5. Mekanisme Imun
Reaksi imun sering dikenal sebagai penyebab kerusakan dan penyakit
pada sel.

6. Gagngguan genetik
Mutasi, dapat menyebabkan kelangsungan hidup sel tidak sesuai, atau
tanpa dampak yang diketahui.

7. Gizi
Ketidakseimbangan Nutrisi dan Defisiensi protein-kalori

8. Penuaan

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


7

MACAM-MACAM ADAPTASI SEL

1. ATROFI
Adalah pengerutan ukuran sel dengan hilangnya substansi sel. Bila
jumlah sel yg terlibat cukup, seluruh jaringan dan alat tubuh berkurang
massanya dan menjadi atrofi. Walaupun sel menurun fungsinya, tetapi
sel yang atrofi tidak mati.
Penyebab atrofi :

 berkurangnya beban kerja


 hilangnya persarafan
 berkurangnya perbekalan darah
 hilangnya rangsangan hormone.

Contoh atrofi pada otak manusia.

Gambar : a) Otak mengalami atrofi ; b) otak normal

Jenis-jenis Atrofi :
 Atrofi Fisiologik
Perubahan pada alat tubuh dapat mengecil atau menghilang sama
sekali selama proses perkembangan atau kehidupan. Jika alat tubuh
Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS
8

tersebut sesudah masa usia tertentu tidak hilang maka dianggap


patologis.
Contoh : Kelenjar Timus.

 Atrofi Senilis
Yauitu pengecilan alat tubuh pada orang yang sudah berusia lanjut.
Hal tersebut dapat dikarenakan banyak hal secara fisiologis
maupun patologis.
Contoh : Hilangnya rangsangan-rangsangan tumbuh.

 Atrofi Setempat
Pengecilan alat tubuh akibat keadaan-keadaan tertentu.

 Atrofi Numerik
Atrofi akibat berkurangnya parenkim.

 Atrofi Inaktivitas
Terjadi akibat hilang atau menurunnya aktifitas tubuh atau
jaringan.
Contoh : Beban kerja otot berkurang

 Atrofi Desakan
Terjadi akibat desakan menahun dan massif terhadap suatu alat
tubuh.

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


9

Contoh : Parenkim ginjal menipis


 Atrofi Endokrin
Atrofi yang terjadi pada organ atau bagian tubuh yang aktivitas atau
pertumbuhannya bergantung factor hormonal.
Contoh : Hipofisis inaktif sehingga kelenjar gondok atrofi.

2. HIPERTROFI
Hipertrofi yaitu peningkatan ukuran sel dan menyebabkan
penambahan ukuran organ. Ukuran sel (jaringan atau organ yg
menjadi lebih besar dari ukuran normalnya).
Hipertrofi bersifat :
 Fisiologik
Hipertrofi murni jika terjadi pada jaringan atas sel permanent dan
dipicu oleh pengngkatan fungsi. Misal : Otot rangka pada
binaragawan dan pada kehamilan uterus membesar.

 Patologik
Contoh : Jantung membesar karena hipertensi

Hipertrofi terjadi pada alat-alat tubuh yang selnya tidak dapat


memperbanyak diri, contohnya :
• Otot polos ataupun otot serat lintang. Kecuali otot polos pada
uterus dapat mengalami hipertrofi karena bertambahnya
sitoplasma.

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


10

• Jantung
• Ginjal
• Kelenjar endokrin
• Usus
• Uterus dll.
Hipertofi fisiologik uterus saat kehamilan

3. METAPLASIA

Definisi :
Metaplasia merupakan perubahan reversibel: pada perubahan
tersebut satu jenis sel dewasa ( epitelial atau mesenkimal) digantikan oleh
sel dewasa lain.

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


11

Metaplasia pada epitel


Terjadi pada epitel yang mengalami trauma terus menerus baik
trauma mekanik maupun trauma bersifat rangsang yang menahun seperti
pada radang, metaplasia juga dapat diakibatkan oleh defisiensi vitamin A.
Contoh metaplasia ini adalah pada orang perokok, sel epitel
silindris bersilia pada bronkus dan trakea diganti dengan sel epitel gepeng
bertingkat. Mucosa endoservik dan tuba fallopi, duktus ekskretorik
kelenjal liur, epitel pada kandung kemih dan kandung empedu juga
termasuk sel yang sering mengalami metaplasia.
Metaplasia Mensencimal

4. HIPERPLASIA
Hiperplasia adalah peningkatan jumlah sel dalam organ atau jaringan.

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


12

Fisiologi:
 Hormonal proliferasi kelenjar mamae pada masa puber, kehamilan.
 Compensatori. Jaringan hati setelah hepatectomi

Patologik
 Hyperplasia glandula endometrium

5. DISPLASIA
Sel dalam proses metaplasia berkepanjangan tanpa mereda dapat
mengalami perubahan kearah kemunduran pada sel dewasa, sehingga
timbul keadaan yg disebut displasia.
Ada 3 tahapan :
Ringan 2. sedang dan 3. berat.

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


13

• Jika jejas atau iritan dapat diatasi adaptasi dan displasia dapat normal
kembali.
• Tetapi jika keadaan displasia keganasan intra epithelial/insitu (berat dan
tidak ditanggulangi)

6. ANAPLASIA
Merupakan suatu perubahan kea rah kemunduran, terjadi pada sel
dewasa yang berubah menjadi sel yang lebih primitive. Perubahan yang
ireversibel dan merupakan suatu tanda dari keganasan.

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


14

DEGENARASI DAN KEMATIAN SEL

DEGENERASI
Yaitu keadaan terjadinya perubahan biokimia intraselular yang
disertai perubahan morfologik akibat jejas non fatal pada sel.
“Reaksi sel terhadap jejas yang masih reversible”
Pada degenerasi terjadi proses :
 Penimbunan (storage) atau akumulasi cairan atau zat dalam
organel sel.
 Ditemukan kerusakan reticulum endoplasma dan filament
mitokondria
 Terbentuk fragmen-partikel yg ( peningkatan tekanan osmosis
(mengandung unsur lipid dan protein (albumin) edema intrasel,
disebut degenerasi albumin.
 Jika hal ini berlanjut maka kemunduran (akan terjadi
pembengkakan vesikel , akan tampak vakaula intra sel ini disebut
degenarasi vakuoler atau hidrofik
 Kedua proses degenerasi tersebut masih reversible.
 Reaksi sel terhadap jejas yang masih reversible disebut degenerasi
 Reaksi sel terhadap jejas yang ireversible menuju kematian
disebut nekrosis.
BENTUK PERUBAHAN DEGENERATIF SEL :
1. Degenerasi bengkak keru (claude swelling).

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


15

Pembengkakan sel, jika sel tidak mampu mempertahankan homeostatis


ion dan cairan. Sitoplasma membengkak, sitoplasma keruh atau granuler
kasar disebut juga degenerasi bengkak keruh (claude swelling). kelainan
metabolisme tahap ini sering dijumpai pada sel tubulus proksimal ginjal,
hati dan jantung, dalam prodorma infeksi.
Pada sel ditemukan kerusakan reticulum endoplasma dan filament
mitokondria dan terbentuk fragmen-partikel yg mengandung unsur
lipiddan protein (albumin) edema intrasel. Komponen dominan pada
proses ini adalah albumin, sehingga kemunduran sel yg terjadi disebut
degenerasi albumin.
Degenerasi bengkak keruh dan degenersi albumin tersebut masih
reversible.
Jika hal ini berlanjut maka akan terjadi pembengkakan vesikel , akan
tampak vakaula intra sel kemunduran ini disebut degenarasi vakuoler atau
degenerasi hidrofik. Umumnya masih bersifar reversible.

2. Penimbunan lipid intra sel


Secara mikroskopis, sitoplasma dari sel-sel yg terkena tampak
bervakuola, vakaoula berisi lipid.

Misal : pada hati banyak lipid yg inti sel terdesak ke satu sisi dan
sitoplasma diduduki (tertibun di dalam sel oleh satu vakuola besar yg berisi
lipid.
Hati yang terserang hebat akan berwarna kuning cerah, jika disentuh
terasa berlemak.
Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS
16

Jenis perubahan ini disebut perubahan berlemak atau degenerasi lemak


atau infiltrasi lemak

Penyebab penimbunan lemak pada hati :


- Lipid berlebihan melampau kemampuan metabolisme lemak oleh
hati.
- Malnutrisi, mengganggu sintesis lipoprotein.
- Hipoksia sel
- Alcohol. Meracuni sel hati

CATATAN :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


17

PRAKTIKUM

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


18

METAPLASIA SEL

Sediaan berasal dari jaringan serviks (kurata seserviks)

MAKROSKOPIK:
Jaringan compang camping coklat bercampur putih kira-kira 1cc.

MIKROSKOPIK :
Sediaan terdiri dari ektoserviks yang dilapisi sel epitel berlapis gepeng dan
sediaan endoserviks dilapisi epitel kolumner selapis.
Pada bagian endoserviks tampak sel epitel kolumner selapis mengalami
metaplasia menjadi sel epitel gepeng berlapis.

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


19

Mikroskopis; Metaplasia

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


20

Gambarkan preparat :
Pembesaran 4x :

Pembesaran 10x :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


21

PERTANYAAN:
1. Apa yang dimaksud dengan metaplasia ?
2. Apa yang di maksud dengan Diferensiasi sel ?
3. Apa saja penyebab metaplasia?
4. Sebutkan contoh untuk setiap metaplasia?
5. Apa guna metaplasia ini bagi tubuh?
6. Apakah metaplasia dapat mengganggu fungsi? Contohnyaapa?

JAWABAN :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


22

HIPERPLASIA SIMPLEX

Sediaan berasal dari kuratase jaringan endometrium

MAKROSKOPIK
Jaringan compang-camping coklat keputihan kira-kira 2cc.

MIKROSKOPIK
Sediaan endometrium dengan mukosa dilapisi selapis epitel kuboid dengan
stroma tampak proliferasi sel epitel meliputi kelenjar.
Sebagian besar kelenjar berbentuk tubulus (bulat-bulat) tidak bersekresi
dan sebagian lain berbentuk kistik dengan inti masih dalam batas normal.

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


23

CATATAN :
Makroskopis; Hiperplasia

Mikroskopis; Hiperplasia

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


24

Gambarkan preparat :
Pembesaran 4x :

Pembesaran 10x :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


25

PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan hyperplasia ?
2. Apa yang dimaksud dengan Crowded ?
3. Apa yang dimaksud dengan back to back side ?
4. Apa yang dimaksud dengan sel polimorfik dan pleomorfik?
JAWABAN :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


26

DEGENERASI BENGKAK KERUH

Nama lain:
Cloudy sweeling
Degenerasi albumin

Makroskopik:
Jaringan hati tampak membengkak dengan sitoplasma mengandung
granular kecil-kecil.

Mikroskopik:
Tampak sel hepatosit yang membengkak dengan sitoplasma mengandung
granular kecil-kecil sehingga terlihat seperti jernih sedangkan inti sel dan
membrane inti masih dalam batas normal.

Edema sel yang ringan disebut cloudy swelling.


Bila timbunan cairan dan pembengkaan bertambahsitoplasma
mengandung vakuol.Hydropik change pada umum nya akiabt hypoxia atau
keracunan bahan Kimia. .Perubahan ini reversibel.

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


27

Mikroskopis Degenerasi Bengkak Keruh :

Gambarkan preparat :
Pembesaran 4x :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


28

Pembesaran 10x :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


29

PERTANYAAN :

1. Apa yang dimaksud dengan degenerasi ?


2. Mengapa Jaringan Tampak Keruh dan membesar ?
3. Sebutkan penyebab degenerasi bengkak keruh ?
4. Degenerasi bengkak keruh terjadi di dalam inti atau sitoplasma?
5. Apa perbedaan degenerasi dengan nekrosis ?

JAWABAN :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


30

Degenerasi Lemak

Nama lain:
Fatty change
Fatty deposition
Fatty metamorphosis

Sediaan berasal dari jaringan biopsy hati.


Makroskopik:
Bila degenerasi lemak ringan tampak jaringan hati seperti normal.
Bila degenerasi lebih berat maka jaringan hati membesar, warna kuning,
konsistensi lembek.
Penampang berbecak kuning merata.

Mikroskopik:
Tampak sel hepatosit dengan inti terdesak kepinggir dan sitoplasma
bervakuoler (jernih)
Pulasan khusus untuk jaringan lemak adalah sudan III/IV untuk
membedakan vacuole rmengandung lemak dan vacuole rmengandung
karbohidrat.
Predileksi
 Hati
 Jantung
 Otot

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


31

 Ginjal,dll.
Makroskopik Degenerasi Lemak pada penyakit Sirrosis Hepatis

Mikroskopis Degenerasi Lemak

Makroskopis Degenerasi Lemak Pada Ginjal

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


32

Gambarkan preparat :
Pembesaran 4x :

Pembesaran 10x :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


33

PERTANYAAN
1. Apa definisi Degenerasi Lemak ?
2. Sebutkan nama lain degenerasi lemak ?
3. Bersifat apakah degenerasi tersebut ?
4. Apa penyebab dengan Definisi degenerasi Lipomatosa ?
5. Apa Saja penyebab degenerasi Lemak dalam hati ?
JAWABAN :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


34

DEGENERASI MUSIN

Nama lain:
Degenerasi lendir

Makroskopik:
Sebuah jaringan kista berupa ovarium dengan permikaan licin sebesar
kepala bayi.
Penampang multilobuler dan mengandung lender seperti mentega.

Mikroskopik:
Tampak dinding kista dilapisi sel epitel kulomner, sel goblet, dan
mengandung musin.

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


35

Makroskopis Degenerasi Musin pada Ovarium

Mikroskpois Degenerasi Musin

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


36

Gambarkan preparat :
Pembesaran 4x :

Pembesaran 10x :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


37

PERTANYAAN

1. Nama lain degenerasi musin ?


2. Apa perbedaan degenerasi musin dengan degenerasi mukoid ?
3. Beri contoh penyakit terkait degenerasi musin ?
4. Mengapa degenerasi musin dapat terjadi ?

JAWABAN :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


38

CATATAN :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


39

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


40

PRAKTIKUM

PATOLOGI ANATOMI
PERTEMUAN 2

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


41

KEMATIAN SEL
Dua Pola Dasar Kematian Sel :
A. Nekrosis
Adalah kematian sel. (Khususnya nekrosis koagulatif).
Terjadi setelah suplay darah hilang atau terpajan toksin, ditandai dengan
pembengkakan sel, denaturasi protein dan organel. Dapat menyebabkan
disfungsi jaringan.

Bentuk yang lebih umum setelah rangsangan eksogen dan berwujud


sebagai :
– Pembengkakan
– Denaturasi dan koagulasi protein
– Pecahnya organel
– Robeknya membran sel

Macam – Macam Nekrosis


– Nekrosis koagulativa  infark
– Nekrosis mencair  infeksi
– Nekrosis perkejuan
– Nekrosis lemak

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


42

Gambar : proses terjadinya nekrosis dan apoptosis

B. Apoptosis (kematian sel yang terprogram)


Keadaan tersebut terjadi secara fisiologis, saat sel yang tidak
dikehendaki dieliminasi (contoh: Embryogenesis), dan dalam berbagai
kondisi patologis (example : kerusakan mutasi yang tidak dapat diperbaiki).
Ditandai oleh :
– Pemadatan kromatin dan fragmentasi
– Terjadi sendiri atau kelompok kecil
– Berakibat dihilangkannya sel yang tidak dikehendaki selama
embryogenesis
– Fisiologis/patologis

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


43

NEOPLASIA

A. Pengertian Neoplasma

Neoplasma ialah masa jaringan yang abnormal, tumbuh


berlebihan , tidak terkordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh
terus- menerus meskipun rangsang yang menimbulkan telah hilang.
Sel neoplasma mengalami transformasi , oleh karena mereka terus-
menerus membelah. Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus
meskipun rangsang yang memulainya telah hilang. Proliferasi
demikian disebut proliferasi neoplastik, yang mempunyai sifat
progresif,tidak bertujuan, tidak memperdulikan jaringan
sekitarnya,tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat
parasitic.

Sel neoplasma bersifat parasitic dan pesaing sel atau jaringan


normal atas kebutuhan metabolismenya pada penderita yang berada
dalam keadaan lemah . Neoplasma bersifat otonom karena ukurannya
meningkat terus. Proliferasi neoplastik menimbulkan massa
neoplasma, menimbulkan pembengkakan / benjolan pada jaringan
tubuh membentuk tumor

B. Etiologi

Segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya kanker disebut


karsinogen karsinogen menimbulkan perubahan pada DNA yang satuan
terkecilnya ialah gen gen ialah gen gen sehingga sering karsinogen disebut
bersifat mutagenik. Dari berbagai penelitian dapat diketahui bahwa
karsinogen dapat dibagi menjadi 4 Golongan :

 bahan kimia

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


44

Kebanyakan karsinogen kimia ialah Pro karsinogen yaitu


karsinogen yang memerlukan perubahan metabolisme agar menjadi
karsinogen aktif sehingga dapat menimbulkan perubahan pada DNA
RNA atau protein sel tubuh.

 virus

Virus yang bersifat karsinogen disebut virus onkogenik dari


berbagai penelitian diketahui bahwa baik virus DNA maupun virus
RNA dapat menimbulkan transformasi sel

 radiasi

Sinar UV menginduksi pembentukan dimer primidin dalam DNA


menginduksi pembentukan dimer primidin dalam DNA primidin dalam
DNA mengakibatkan terjadinya mutasi sehingga sinar UV dapat
menyebabkan karsinoma sel skuamosa dan melanoma kulit

Radiasi pengion dapat langsung menimbulkan kerusakan makro


molekul es es atau berinteraksi dengan cairan sel menimbulkan radikal
bebas yang kemudian menimbulkan kerusakan atau perubahan ikatan
kimia

 agen biologi

Beberapa jenis hormon agaknya bekerja sebagai kofaktor pada


karsinogenesis sebagai kofaktor pada karsinogenesis seperti contoh
estrogen dan steroid. Mikotoksin ialah toksin yang dibuat yang toksin
yang dibuat yang dibuat oleh jamur Kemudian beberapa juga
disebabkan oleh parasit misalnya schistosoma dan clonorchis sinensis

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


45

C. Dasar-dasar Molekular Penyakit kanker

Hipotesa genetik tentang kanker menyatakan bahwa massa tumor


terjadi akibat ekspansi klonal satu sel progenitor yang telah mengalami
kerusakan genetik yang tidak bisa diperbaiki misalnya tumor bersifat
monoklonal

4 kelas gen regulator normal-protoonkogen mendorong


pertumbuhan, gen supresor penghambat pertumbuhan tumor game yang
mengatur program kematian sel misalnya apoptosis dan Ken yang berperan
pada perbaikan DNA merupakan target utama kerusakan genetik. Secara
keseluruhan perubahan gen mempengaruhi pertumbuhan dan ketahanan sel
normal yang akan menjadi Jejas pada pembahasan selanjutnya

 Onkogen merupakan gen yang menginduksi transformasi fenotip


yang yang diekspresikan dalam sel penemuan penting pada kanker
ialah kenyataan bahwa ongkos onkogen umumnya akan bermutasi
atau mengalami ekspresi berlebihan pada cancel normal yang
disebut Proto onkogen
 Gen supresor tumor merupakan gen yang secara normal akan
mencegah pertumbuhan yang tidak terkendali dan bila terjadi
mutasi atau hilang dari sel akan membiarkan terbentuknya fenotip
yang yang telah mengalami transformasi. Gen supresor tumor
dibagi dalam dua kelompok umum yaitu pelaksana governor's dan
penjaga Guardians pelaksana adalah gen supresor tumor classic
misalnya RB dimana dimana mutasi gen akan menyebabkan
transformasi dengan menghilangnya penghalang penting untuk
proliferasi sel. penjaga berperan untuk mendeteksi adanya
kerusakan gen. Beberapa dari Ken ini akan memulai dan membuat
gambaran tentang adanya respon pengaturan yang rusak respon ini
akan mengakibatkan dihentikannya kegiatan proliferasi atau

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


46

apabila kerusakan terlalu luas untuk dapat diperbaiki akan


menginduksi apoptosis. PP 53 yang disebut penjaga gen yang
disebut penjaga gen merupakan gen supresor tumor yang
prototype. Atasi DP 53 atau sensor lain untuk kerusakan game tidak
langsung bekerja pada sel yang bertransformasi karena hilangnya
fungsi penjagaan tidak mempunyai efek langsung terhadap
proliferasi sel atau apoptosis sebaliknya kehilangan Gan menjaga
memungkinkan dan mempercepat mutasi pada onkogen dan gen
supresor tumor yang akan menimbulkan kanker peningkatan
kecepatan mutasi ini disebut fenotip mutator.
 Gen yang mengatur apoptosis dan perbaikan DNA dapat bekerja
sebagai proto onkogen atau gen supresor tumor

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


47

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


48

D. Klasifikasi dan Tata nama

Semua tumor baik tumor jinak maupun ganas mempunyai dua


komponen dasar ialah parenkim dan stroma. Parenkim ialah sel
tumor yang proliferatif,yang menunjukkan sifat pertumbuhan dan
fungsi bervariasi menyerupai fungsi sel asalnya. Sebagai contoh
produksi kolagen ,musin,atau keratin. Stroma merupakan pendukung
parenkim tumor ,terdiri atas jaringan ikat dan pembuluh darah.
Penyajian makanan pada sel tumor melalui pembuluh darah dengan
cara difusi.

Klasifikasi neoplasma yang digunakan biasanya berdasarkan :

1. Klasifikasi Atas Dasar Sifat Biologik Tumor

Atas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor


yang bersifat jinak ( tumor jinak ) dan tumor yang bersifat ganas
(tumor ganas) dan tumor yang terletak antara jinak dan ganas disebut
“ Intermediate” .

 Tumor Jinak ( Benigna )

Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai


kapsul. Tidak tumbuh infiltratif, tidak merusak jaringan
sekitarnya dan tidak menimbulkan anak sebar pada tempat yang
jauh. Tumor jinak pada umumnya disembuhkan dengan
sempurna kecuali yang mensekresi hormone atau yang terletak
pada tempat yang sangat penting, misalnya disumsum tulang
belakang yang dapat menimbulkan paraplesia atau pada saraf
otak yang menekan jaringan otak.

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


49

 Tumor ganas ( maligna )


Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltratif. Dan
merusak jaringan sekitarnya. Disamping itu dapat menyebar
keseluruh tubuh melalui aliran limpe atau aliran darah dan
sering menimbulkan kematian.
 Intermediate

Diantara 2 kelompok tumor jinak dan tumor ganas terdapat


segolongan kecil tumor yang mempunyai sifat invasive local
tetapi kemampuan metastasisnya kecil.Tumor demikian disebut
tumor agresif local tumor ganas berderajat rendah. Sebagai
contoh ialah karsinoma sel basal kulit.

Tumor Tumor Ganas Tumor ganas


jinak derajat rendah (
agresif local )

Sifat Lambat Bervariasi Cepat


pertumbuhan

Tumbuh Tidak Local Infiltratif


infiltratif
kemampuan Tidak Rendah/tidak Tinggi
metastasis ada

Pengobatan Eksisi Aksisi luas Eksisi luas,


pengangkatan
rasional, pengobatan
system (kemoterapi)

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


50

2. Klasifikasi atas dasar asal sel/jaringan (histogenesis)

Tumor di klasifikasikan dan di beri nama atas dasar sel tumor yaitu

 Neoplasma berasal sel totipoten

Sel totipoten ialah sel yang dapat berdeferensiasi kedalam


tiap jenis sel tubuh.Sebagai contoh ialah zigot yang berkembang
menjadi janin. Paling sering sel totipoten dijumpai pada gonad
yaitu sel germinal. Tumor sel germinal dapat berbentuk sebagai
sel tidak berdifensiasi, contohnya : Seminoma atau diseger
minoma.Yang berdiferensiasi minimal contohnya : karsinoma
embrional, yang berdiferensiasi kejenis jaringan termasuk
trofobias misalnya chorio carcinoma. Dan yolk sac carcinoma.
Yang berdiferensiasi somatic adalah teratoma.

 Tumor sel embrional pluripoten

Sel embrional pluripoten dapat berdiferensiasi kedalam


berbagai jenis sel-sel dan sebagai tumor akan membentuk
berbagai jenis struktur alat tubuh. Tumor sel embrional
pluripoten biasanya disebut embiroma atau biastoma, misalnya
retinobiastoma, hepatoblastoma, embryonal rhbdomyosarcoma/

 Tumor sel yang berdiferensiasi

Jenis sel dewasa yang berdiferensiasi, terdapat dalam bentuk


sel alat-lat tubuh pada kehidupan pot natal. Kebanyakan tumor
pada manusia terbentuk dari sel berdiferensiasi.

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


51

Tata nama tumor ini merupakan gabungan berbagai faktor yaitu


perbedaan antara jinak dan ganas, asal sel epnel dan mesenkim lokasi
dan gambaran deskriptif lain.

 Tumor epitel

Tumor jinak epitel disebut adenoma jika terbentuk dari epitel


kelenjar misalnya adenoma tiroid, adenoma kolon. Jika berasal
dari epitel permukaan dan mempunyai arsitektur popiler disebut
papiloma. Papiloma dapat timbul dari eitel skuamosa (papiloma
skuamosa), epitel permukaan duktus kelenjar ( papiloma
interaduktual pada payudara ) atau sel transisional ( papiloma sel
transisional ).

Tumor ganas epitel disebut karsinoma. Kata ini berasal dari


kota yunani yang berarti kepiting. Jika berasal dari sel skuamosa
disebut karsinoma sel skuamosa. Bila berasal dari sel transisional
disebut karsinoma sel transisional. Tumor ganas epitel yang
berasal dari epitel belenjar disebut adenokarsinoma.

 Tumor jaringan mesenkin

Tumor jinak mesenkin sering ditemukan meskipun biasanya


kecil dan tidak begitu penting. Dan diberi nama asal jaringan
(nama latin) dengan akhiran “oma”. Misalnya tumor jinak
jaringan ikat (latin fiber) disebut “Fibroma”. Tumor jinak
jaringan lemak (latin adipose) disebut lipoma.

Tumor ganas jaringan mesenkin yang ditemukan kurang dari


1 persendiberi nama asal jaringan (dalam bahasa latin atau yunani
) dengan akhiran “sarcoma” sebagai contoh tumor ganas jaringan

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


52

ikat tersebut Fibrosarkoma dan berasal dari jaringan lemak diberi


nama Liposarkoma.

Tumor campur (mixed Tumor)

Neoplasma yang terdiri dari lebih dari 1 jenis sel disebut tumor
campur (mixed tumor). Sebagai contoh tumor campur kelenjar liur
(adenoma pleomorfik kelenjar liur) yang terdiri atas epitel kelenjar,
jaringan tulang rawan dan matriks berdegenerasi musin. Contoh lain
ialah fibroadenoma mammae terdiri atas epitel yang membatasi
lumen, atau celah dan jaringan ikat reneging matriks.

Hamartoma dan koristoma

Hamartoma ialah lesi yang menterupai tumor. Pertumbuhannya ada


koordinasi dengan jaringan individu yang bersangkutan. Tidak
tumbuh otonom seperti neoplasma.Hamartoma selalu jinak dan
biasanya terdiri atas 2 atau lebih tipe sel matur yang pada keadaan
normal terdapat pada alat tubuh dimana terdapat lesi hamartoma.

Kista

Kista ialah ruangan berisi cairan dibatasi oleh epitel. Kista belum
tentu tumor / neoplasma tetapi sering menimbulkan efek local seperti
yang ditimbulkan oleh tumor / neoplasma.

Beberapa yang sering kita jumpai ialah kista : Congenital (


ialah kista bronchial dan kista ductus tiroglosusus) Neoplastik
(chystadenoma , cystadenocarcinoma ovarium) Parasitic (kista
hidatid oleh echinococcus granulosus) Implantasi (kista epidermoid
pada kulit setelah operasi)

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


53

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


54

E. Sifat Tumor Jinak dan Tumor Ganas

 Diferensiasi dan Anaplasia

Istilah diferensiasi dipergunakan untuk sel parenkim


tumor. Diferensiasi yaitu derajat kemiripan sel tumor
(parenkim tumor). Jaringan asalnya yang terlihat pada
gambaran morfologik dan fungsi sel tumor. Proliferasi
neoplastik menyebabkan penyimpangan bentuk. Susunan dan
sel tumor. Hal ini menyebabkan set tumor tidak mirip sel
dewasa normal jaringan asalnya. Tumor yang berdiferensiasi
baik terdiri atas sel-sel yang menyerupai sel dewasa normal
jaringan asalnya,sedangkan tumor berdiferensi buruk atau
tidak berdiferensiasi menunjukan gambaran sel primitive dan
tidak memiliki sifat sel dewasa normal jaringan asalnya.
Semua tumor jinak umumnya berdiferensiasi baik. Sebagai
contoh tumor jinak otot polos yaitu leiomioma uteri. Sel
tumornya menyerupai sel otot polos. Demikian pula lipoma
yaitu tumor jinak berasal dari jaringan lemak ,sel tumornya
terdiri atas sel lemak matur,menyerupai sel jaringan lemak
normal.

Tumor ganas berkisar dari yang berdiferensiasi baik


sampai kepada yang tidak berdiferensiasi . Tumor ganas yang
terdiri dari sel-sel yang tidak berdiferensiasi disebut
anaplastik. Anaplastik berasal tanpa bentuk atau kemunduran
,yaitu kemunduran dari tingkat diferensiasi tinggi ke tingkat
diferensiasi rendah.

Anaplasia ditentukan oleh sejumlah perubahan gambaran


morfologik dan perubahan sifat, pada anaplasia terkandung 2
Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS
55

jenis kelainan organisasi yaitu kelainan organisasi sitologik


dan kelainan organisasi posisi.

Anaplasia sitologik menunjukkan pleomorfi yaitu


beraneka ragam bentuk dan ukuran inti sel tumor. Sel tumor
berukuran besar dan kecil dengan bentuk yang bermacam-
macam . mengandung banyak DNA sehingga tampak lebih
gelap (hiperkromatik )

Anaplasia posisional menunjukkan adanya gangguan


hubungan antara sel tumor yang satu dengan yang lain.
terlihat dari perubahan struktur dan hubungan antara sel
tumor yang abnormal.

ANAPLASIA (pertanda keganasan)


Pleomorfik Inti : ukuran & bentuk bervariasi (variation in
size & shape). Sel bisa berukuran >> besar atau << kecil.

Morfologi inti sel tidak normal (abnormal nuclear morphology)

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


56

 Inti sel hiperkromatik (karena DNA >>)


 Rasio inti : sitoplasma (N/C ratio) (hampr 1:1) (normalnya
N/C ratio 1:4 atau 1:6)
 Butiran kromatin kasar
 Nukleoli (anak inti) nyata / prominent
Mitosis : jumlah > & didapatkan mitosis atipik. Namun
adanya mitosis tidak selalu menunjukkan suatu tumor adalah
ganas. Jaringan yang mempunyai turn over tinggi – mitosis >,
contoh: sumsum tulang.

Hilangnya polaritas: gangguan orientasi susunan sel dalam


jaringan.
Lain-lain:
 Adanya tumor giant cell, berbeda dengan sel datia Langhans
atau foreign body giant cell.
 Area necrosis luas

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


57

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


58

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


59

 Derajat Pertumbuhan

Tumor jinak biasanya tumbuh lambat sedangkan tumor ganas


cepat . tetapi derajat kecepatan tumbuh tumor jinak tidak
tetap,kadang – kadang tumor jinak tumbuh lebih cepat daripada
tumor ganas.karena tergantung pada hormone yang
mempengaruhi dan adanya penyediaan darah yang memadai.

Pada dasarnya derajat pertumbuhan tumor berkaitan dengan


tingkat diferensiasi sehingga kebanyakan tumor ganas tumbuh
lebih cepat daripada tumor jinak.

Derajat pertumbuhan tumor ganas tergantung pada 3 hal,yaitu :

 Derajat pembelahan sel tumor


 Derajat kehancuran sel tumor
 Sifat elemen non-neoplastik pada tumor

Pada pemeriksaan mikroskopis jumlah mitosis dan gambaran


aktivitas metabolisme inti yaitu inti yang besar,kromatin kasar
dan anak inti besar berkaitan dengan kecepatan tumbuh tumor.

Tumor ganas yang tumbuh cepat sering memperlihatkan


pusat-pusat daerah nekrosis / iskemik. Ini disebabkan oleh
kegagalan penyajian daerah dari host kepada sel – sel tumor
ekspansif yang memerlukan oksigen.

 Invasi Lokal

Hampir semua tumor jinak tumbuh sebagai massa sel yang


kohesif dan ekspansif pada tempat asalnya dan tidak mempunyai

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


60

kemampuan mengilfiltrasi ,invasi atau penyebaran ketempat


yang jauh seperti pada tumor ganas.

Oleh karena tumbuh dan menekan perlahan – lahan maka


biasanya dibatasi jaringan ikat yang tertekan disebut kapsul atau
simpai,yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat
sekitarnya. Simpai sebagian besar timbul dari stroma jaringan
sehat diluar tumor, karena sel parenkim atropi akibat tekanan
ekspansi tumor. Oleh karena ada simpai maka

Tumor jinak terbatas tegas, mudah digerakkan pada operasi.


Tetapi tidak semua tumor jinak berkapsul,ada tumor jinak yang
tidak berkapsul misalnya hemangioma.

Tumor ganas tumbuh progresif,invasive,dan merusak


jaringan sekitarnya. Pada umumnya terbatas tidak tegas dari
jaringan sekitarnya. Namun demikian ekspansi lambat dari tumor
ganas dan terdorong ke daerah jaringan sehat sekitarnya. Pada
pemeriksaan histologik,masa yang tidak berkapsul menunjukkan
cabang – cabang invasi seperti kaki kepiting mencengkeram
jaringan sehat sekitarnya.

Kebanyakan tumor ganas invasive dan dapat menembus


dinding dan alat tubuh berlumen seperti usus,dinding pembuluh
darah,limfe atau ruang perineural. Pertumbuhan invasive
demikian menyebabkan reseksi pengeluaran tumor sangat sulit.

Pada karsinoma in situ misalnya di serviks uteri ,sel tumor


menunjukkan tanda ganas tetapi tidak menembus membrane
basal. Dengan berjalannya waktu sel tumor tersebut akan
menembus membrane basal.
Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS
61

 Metastasis / Penyebaran

Metastasis adalah penanaman tumor yang tidak berhubungan


dengan tumor primer. Tumor ganas menimbulkan metastasis
sedangkan tumor jinak tidak. Infasi sel kanker memungkinkan sel
kanker menembus pembuluh darah, pembuluh limfe dan rongga
tubuh,kemudian terjadi penyebaran. Dengan beberapa
perkecualian semua tumor ganas dapat bermetastasis.
Kekecualian tersebut adalah Glioma ( tumor ganas sel glia ) dan
karsinoma sel basal , keduanya sangat infasif, tetapi jarang
bermetastasis.

Umumnya tumor yang lebih anaplastik,lebih cepat timbul dan


padanya kemungkinan terjadinya metastasis lebih besar. Namun
banyak kekecualian. Tumor kecil berdiferensiasi baik, tumbuh
lambat, kadand- kadang metastasisnya luas. Sebaliknya tumor
tumbuh cepat ,tetap terlokalisir untuk waktu bertahun- tahun.

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


62

PRAKTIKUM

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


63

Nekrosis Koagulatif

Perubahan sebagian jaringan atau organ menjadi massa eosinofilik


yang kering dan berserat yang disebabkan oleh koagulasi unsur-
unsur protein. Kondisi ini biasanya terjadi setelah cedera hipoksia,
seperti yang terjadi pada infark iskemik di jantung. Juga disebut
nekrosis avaskuler atau nekrosis iskemik

Makroskopis
daerah infark akan menjadi padat, pucat, di kelilingi zone merata
karean pada tahap awal ada hiperemi disertai ekstravasasi eritrosit.

Mikroskopis
Cedera atau asidosis intrasel yang kemudian terjadi diperkirakan
mendenaturasi yang kemudian terjadi diperkirakan mendenaturasi
tidak hanya protein struktural tetapi juga enzim sehingga produksi sel
menjadi terhambat pada akhirnya sel miokardium yang nekrotik
dibersihkan melalui proses fragmentasi dan fagositosis debris oleh sel
leukosit penyapu dan oleh enzim lisosom proteolitik.

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


64

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


65

Gambarkan preparat :
Pembesaran 4x :

Pembesaran 10x :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


66

Nekrosis liquefaktif

merupakan karakteristik dari infeksi vokal oleh bakteri atau


kadang-kadang oleh jamur karena mikroba merangsang akumulasi sel
radang radang akumulasi sel radang

makroskopis
Masalahnya sering tampak seperti krim berwarna kuning karena
adanya sel darah putih yang mati dan disebut pus.

Mikroskopis
Inti sel dan membran sel meleleh atau hancur struktur jaringan sel
hilang

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


67

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


68

Gambarkan preparat :
Pembesaran 4x :

Pembesaran 10x :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


69

Nekrosis kaseosa

nekrosis perkijuan yakni Suatu bentuk terpisah dari nekrosis


koagulatif dijumpai pada fokus infeksi tuberkulosis

makroskopis
Daerah nekrosis yang tambah seperti keju putih

mikroskopis
Fokus nekrosis tampak seperti sebagai debris granular Amor yang
tampak terdiri atas sel-sel koagulatif terfragmentasi dan debris granular
amal yang terbungkus oleh tepi inflamatorik berbatas Tegas yang
dikenal dengan suatu reaksi granulomatosa

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


70

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


71

Gambarkan preparat :
Pembesaran 4x :

Pembesaran 10x :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


72

Nekrosis lemak

Dapat terjadi oleh adanya trauma langsung pada jaringan lemak


sering terjadi pada payudara biasanya juga terjadi akibat pelepasan
lipase pankreas aktif ke dalam substansi pankreas dan rongga
peritonium

makroskopis
Enzim pankreas akan melumerkan membran sel lemak dan lipase
aktif memecah Ester Ester trigliserida yang terdapat di dalam sel lemak.
asam lemak kemudian berikatan dengan kalsium dan menyebabkan
terbentuknya daerah-daerah putih seperti kapur

mikroskopis
Fokus fokus bayangan selmat yang nekrotik dengan endapan
kalsium basofilik yang dikelilingi oleh reaksi peradangan

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


73

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


74

Gambarkan preparat :
Pembesaran 4x :

Pembesaran 10x :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


75

SIMULASI

KASUS :

.....................................................................................................
.....................................................................................................
MAKROSKOPIK

......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
MIKROSKOPIK
.

......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS
......................................................................................................
.
76

GAMBAR :

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


77

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


78

Kartu UAP
Departemen Laboratorium Patologi Antomi

Nama
......................................................................
NPM
.......................................................................

PRAKTIKUM
PERTEMUAN 1 PERTEMUAN 2

(........................................) (........................................)

UAP

(........................................)

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


79

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS


80

Reference:

 Buku Ajar Patologi Anatomi Robbins


 Buku Ajar Patologi Anatomi UI
 Patologi Anatomi Cotran
 PA Khusus
 PA Umum
 Kumpulan kuliah Patologi staf pengajar bagian PA FK UI Jakarta.

Departemen Laboratorium Patologi Anatomi | BMS

Anda mungkin juga menyukai