Anda di halaman 1dari 26

BIOPSIKOLOGI

Pokok Bahasan
Wakefulness & Sleep

MK Biopsikologi
Eka Susanty

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021

1
Endogenous Cycles

 Endogen: dihasilkan oleh tubuh terlepas dari faktor


lingkungan
 Siklus tahunan
 Ritme sirkadian
 Keterjagaan dan tidur
 Sekresi hormone
 Frekuensi makan
 Suhu tubuh

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021


Ritme terjaga dan Tidur
 Manusia memiliki ritme sirkadian yang mengontrol kondisi
keterjagaan dan tidur
 Richter (1967) : otak manusia menghasilkan suatu ritme
tersendiri ---jam biologis
 Area otak yg merupakan pusat yang mengontrol ritme
sirkadian adalah suprachiasmatic nucleus (SCN) yg berada
di hipothalamus.
 Jika terjadi kerusakan, ritme menjadi tidak konsisten, tidak
sinkron dengan pola terang dan gelap

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021


Biokimia Ritme sirkadian
 SCN meregulasi keterjagaan dan
tidur dgn mengontrol aktivitas
area tertentu di otak.
 Area yg terlibat Kelenjar
Pineal yg berada dibagian
posterior thalamus.
 Kel pineal menghasilkan hormon
melatonin 2 jam sebelum jam
tidur

Suprachiasmatic nucleus (SCN)


pada manusia

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021


Pengaturan Jam biologis
 Jam biologis pada manusia antara 24-25 jam
 Bisa disesuaikan antara 22 – 28 jam
 Bisa diperpanjang dg cahaya terang
 Reset jam biologis melalui cahaya/keadan terang
 Bagaimana dengan orang buta?
 Dipengaruhi oleh kebisingan, makan, olah raga dan suhu
 Aktivitas yg dapat mengganggu jam biologis :
1. Jet lag
2. shift pekerjaan

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021


Jam biologis
Jet lag
Waktu bagian timur lebih lambat
dibandingkan dengan bagian barat
Orang yg menjalani travel ke zona
timur harus tetap terjaga sedangkan jam
biologisnya berada di tengah malam
Adaptasi kondisi ini menimbulkan
stres—kortisol meningkat
Pramugari; ditemukan mengalami
penurunan memori

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021


Fungsi tidur

1. Perbaikan terhadap kondisi tubuh


(recovery)
2. Pertumbuhan pada masa anak
3. Konservasi energi selama waktu yg relatif
tidak efisien

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021


Gelombang Otak

 Diukur dengan Electro


Encephalograph (EEG).
 Ditemukan oleh psikiater
Jerman, Hans Berger tahun
1929
 EEG memeriksa getaran,
frekwensi, sinyal atau
gelombang otak

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021

8
Gelombang otak
 Jenis gelombang otak yang paling dominan,
menandakan aktivitas otak saat itu.
 Gamma
 Beta
 Alpha
 Tetha
 Delta.
 Hasil riset, frekuensi otak manusia berbeda-beda
untuk setiap fase sadar, rileks, tidur ringan, tidur
nyenyak, panik, dsb
Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021

9
Frekuensi dan Gelombang Otak
 Gamma, frekuensi 25 – 40 Hz
 Aktivitas mental yg tinggi, pada saat kondisi kesadaran
penuh
 Contoh; sedang mengikuti lomba, pertandingan, saat
marah, sangat ketakutan, panik
 Beta, frekuensi 12 - 25 Hz.
 Dominan saat kondisi terjaga, aktifitas sehari-hari yang
menuntut logika atau analisa tinggi.
 Gelombang beta memungkinkan seseorang
memikirkan sampai 9 obyek secara bersamaan.
Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021

10
Gelombang Otak
 Alpha, frekuensi 8 - 12 Hz.
Dominan pada saat tubuh dan pikiran rileks dan tetap
waspada.
Misalnya ketika kita sedang membaca, menulis, berdoa dan
ketika kita fokus pada suatu obyek
 Theta, frekuensi 4 - 7 Hz
Dominan saat kita dalam kondisi tidur, atau tidur disertai
mimpi.
Frekuensi ini menandakan aktivitas pikiran bawah sadar
 Delta, frekuensi 0.5 – 3 Hz
Saat tidur lelap, tanpa mimpi. Tahap istirahat bagi tubuh
dan pikiran. Tubuh melakukan penyembuhan sendiri
Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021

11
Gelombang Otak

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021

12
Tahapan Tidur

 Tahapan tidur
1) NREM (Non- Rapid Eye Movement)
 Tahap 1 tidur paling ringan (setengah sadar)
 Tahap 2 tidur yang lebih dalam
 Tahap 3 dan 4, tahap tidur yang paling dalam
2) REM (Rapid Eye Movement)

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021

13
Tahapan Tidur
 Pola tidur biasa (Non REM) dan pola tidur
paradoksal (REM).
1) Tidur non-REM
Tahap 1
-irregular, jagged, low-voltage waves
-aktivitas tinggi tapi kemudian menurun
Tahap 2
-Sleep spindels, 12-14 Hz selama ± setengah detik
-K-kompleks: gelombang negative amplitude tinggi
diikuti gelombang positif yg lambat

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021

14
Tahapan tidur
Tahap 3 dan 4, slow-wave sleep
-Mulai gelombang amplitude besar
-Setengah aktivitas adalah gelombang lambat pada tahap 4
-Tidur lebih dalam, rendahnya respon terhadap stimulus
Setelah sekitar 60-90 menit, siklus kembali dari tahap
4 3 2 dan kemudian masuk tahap REM
-Gelombang EEG cepat, low-voltage, irregular
-gerakan-gerakan mata cepat, dan postural muscle paralysis
-jantung, tekanan darah dan pernafasan tidak teratur

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021


Tahapan Tidur
Tidur REM atau paradoxical sleep
 aliran darah ke otak bertambah dan otot-otot
sangat mengendor.
 Selama tidur REM berlangsung 15-20 menit,
terjadi banyak mimpi, maka disebut pula tidur
mimpi

 Tahapan tidur berulang sepanjang malam


 Awal malam: lebih banyak tahap 3-4 dan sedikit
REM
 Larut malam: lebih banyak REM dan lebih sedikit
tahap 3 dan 4
Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021

16 
Tahapan tidur

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021


Polysomnograph records from a male college student
Siklus tidur

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021

18
Keterjagaan dan keterbangkitan
Pemotongan area forebrain dan bagian midbrain dari struktur yang lebih rendah
 Hewan percobaan dalam kondisi tidur sepanjang waktu reticular formation dirusak
Reticular formation : struktur di midbrain yang memanjang dari medulla menuju
forebrain
Locus coeruleus: struktrur kecil dibawah pons
 Menimbulkan ledakan impuls ketika berespon terhadap kejadian yg bermakna
 Penting untuk penyimpanan informasi, tapi tidak aktif selama tidur
Akson forebrain basal-- mengarah pada thalamus dan korteks serebral
 Meningkatkan arousal, belajar dan atensi
Hipotalamus; melepaskan histamine utk menstimulasi arousal

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021


Abnormalitas tidur
 1. Insomnia
 2. Sleep apnea
 3. Narcolepsy
 4. Periodic limb movement disorder
 5. REM behavior disorder
 6. Night terror, sleep talking, sleepwalking

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021


Insomnia
 Yaitu sulit untuk tidur atau mempertahankan tidur atau
tetap tidak segar meskipun sudah tidur.
 Terjadi minimal 1 bulan
 Penyebab: kebisingan, kekhawatiran, obat-obatan, ritme
sirkadian terganggu, penyakit, depresi, anxiety
 Bisa diatasi dg tranquilizers tapi ada efek samping

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021


Sleap apnea

 Gangguan tidur terkait pernapasan


 Ditandai dengan episode berulang henti napas yang
menyebabkan terjadinya hipoksia dan terbangun berkali-
kali
 Terjadi akibat ganggauan ventilasi ketika tidur, biasanya
pada laki-laki obe atau gagal nafas pada individu usia
lanjut
 Pasien sering mengeluh adanya rasa tidak enak di dada
pada malam hari, rasa tercekik dan kecemasan

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021


Narcolepsy (hypersomnia)
 Serangan kantuk perlahan atau tiba-tiba saat melakukan
aktivitas sehari-hari (10-15 menit)
 Terjadi saat pembicaraan, sedang makan, atau ketika
menyetir
 Adanya simptom cataplexy (kehilangan kekuatan otot),
sleep paralisis (tidak mampu bergerak), pengalaman
seperti bermimpi
 Treatmen
 Stimulan; Cylert dan Ritalin
 Mengatasi rasa kantuk tapi memunculkan masalah lain

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021


Periodic limb movement disorder

 Gerakan berulang, tidak sengaja, dari kaki dan


lengan setiap 20-30 detik, bisa terbangun
 Biasanya pada usia tengah baya dan usia lanjut
 Bisa ditangani dengan transquilizer tetapi bisa
menyebabkan kantuk

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021


Abnormalitas
 REM behavior disorder
 bergerak penuh semangat selama REM, memerankan mimpi
 Kerusakan diberbagai area pons dan midbrain
 Night terrors
 Terjadi selama tidur NREM, biasa pada anak-anak
 Nightmare terjadi selama REM
 Sleep talking
 Sleep walking
 Biasanya pada anak-anak usia 2-5, terjadi pada awal waktu tidur
(tahap 3-4)

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021


Terimakasih

Fakultas Psikologi, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi 2021

Anda mungkin juga menyukai