Anda di halaman 1dari 22

Sleep

Ns. Sitti Fatimah M. Arsad, M.Kep


Sleep
Sleep is a cyclical physiological process that alternates
with longer periods of wakefulness.
Siklus tidur –terjaga mempengaruhi dan mengatur
fungsi fisiologis dan berbagai respons perilaku

Tidur memberikan kesempatan untuk


penyembuhan dan pemulihan
Fisiologis Tidur

Irama sirkadian
Irama infradian
Irama ultradian
Pengaturan Tidur

Sistem aktivasi reticular (SAR)

Daerah sikronisasi bulbar (bulbar


syncroninizing region)
Tahapan Tidur
1 NREM
Nonrapid eye movement

2 REM
Rapid eye movement
Tahapan Tidur
Tahap 1 : NREM Tahap ini berlangsung beberapa menit. Melibatkan derajat tidur yang paling ringan, Penuruman
aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan tanda-tanda vital dan metabolisme secara bertahap.
Stmulus sensori soperti kebisingan dapat dengan mudah membangunkan seseorang. Ketika
terbangun, orang merasa seperti sedang bermimpi atau melamun
Tahap 2 : NREM Tahap ini berlangsung selama 10 sampai 20 menit, Merupakan suatu periode tidur nyenyak.
Relaksasi semakin berlanjut. Fungsi-fungsi tubuh terus melambat. Masih dapat terbangun dengan
relatif mudah
Tahap 3 : NREM Tahap ini berlangsung selama 15 sampai 30 menit. Melibatkan tahap awal tidur dalam. Otot-otot
sepenuhnya rileks. Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur. Orang yang tidur sulit dibangunkan
dan sedikit bergerak
Tahap 4 : NREM Tahap ini berlangsung sekitar 15 sampai 30 menit.Merupakan tahapan tidur yang terdalam.Jika
kekurangan tidur terjadi, orang yang tertidur menghabiskan Sebagian besar waktu malam pada tahap
ini.Tanda-tanda vital secara signifkan lebih rendah ketimbang selama waktu-waktu terjagaTidur sambil
berjalan dan enuresis (mengompol)lkadang-kadang terjadi,Sangat sulit membangunkan orang yang
tertidur.
TIDUR REM Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur dimulai. Durasi meningkat pada setiap siklus
tidur dengan rata-rata selama 20 menit, Bermimpi dengan gabaran yang jelas dan penuh warna
terjadi, bermimpi yang lebih samar terjadi pada tahapan-tahapan lainnya.Tahap in ditandai oleh
pergerakan mata yang cepat, frekuensi jantung dan pernapasan berluktuasi, tekanan darah
mengalami peningkatan atau berfluktuasi, kehilangan tonus otot rangka, dan peningkatan sekresi
lambung. Orang yang tertidur sangat sulit dibangunkan
Kebutuhan dan Pola Tidur Normal
1. Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir hingga usia 3 bulan rata-rata tidur 16 jam sehari, tidur terus
menerus selama minggu pertama. Siklus tidur berlansung 40-50 menit dengan
keadaan terbangun setelah satu atau dua siklus tidur. 50% Tidur REM
2. Bayi
Membentuk pola tidur pada malam hari pada usia 3 bulan. Rata-rata tidur
berlangsung 8-10 jam selama malam hari. Jika ditotalkan dengan siang hari
dapat berkisar sampai 15 jam sehari. 30% TIDUR REM
3. Balita
Pada usia 2 tahun, rata-rata tidur 12 jam sehari. Biasanya anak 3 tahun tidak
lagi tidur siang. Presentase Tidur REM semakin menurun.
3. Anak Prasekolah
Rata-rata tidur 12 jam pada malam hari. Biasanya tidak tidur siang . 20 % Tidur
REM
Kebutuhan dan Pola Tidur Normal
5. Anak Usia Sekolah
Jumlah tidur bervariasi. Tidur selama 11 hinga 12 jam. Tidur dengan bujukan
6. Remaja
Rata-rata tidur 8 jam. Remaja pada umumnya mengalami banyak tuntutan tugas,
aktivitas sosial dan pnggunaan eklektronik yang dapat menyebabkan jam tidur yang
kurang.
7. Dewasa Muda
Jam tidur berkisar 6-8 jam sehari. 20 % TIDUR REM.
8. Dewasa Menengah
rata-rata 4 -6 jam sehari. Insomnia dapat terjadi akibat perubahan dan stress pada
usia paruh baya.
9. Usia Lanjut
Rata-rata 3-4 jam. Usia lanjut mengalami penurunan kelemahan irama sikardian
yang mengubah siklus tidur –terjaga. Tidur REM memendek. Hampir tidak
mengalami tahap 4. Dipengaruhi dengan adanya penyakit.
Gangguan Tidur
Insomnia Adjustment_sleop disorder (insomnia akut atau gangguan
penyesuaian waktu tidur)
Higiene tidur tidak adekuat. Insomnia behavioral pada masa
kanak-kanak. Insomnia akibat kondisi medis (penyakit)
Gangguan pernafasan berhubungan Central Sleep Apnea Syndrome Primay central sleep apnea
dengan tidur (apnea tidur sentral primer)
Apnea tidur sentral akibat kondisi medis (penyakit)
Sindrom-sindrom obstructive sleep apnea (apnea tidur
obstruktif)
Hipersomnia yang tidak disebabkan oleh Narkolepsi
gangguan pernafasan Menstrual-related hypersomnia (hipersomnia berhubungan
dengan periode menstruasi)
Parasomnia sleepwalking

Gangguan tidur ritme sikardian Tipe delayed-sleep phase


Tipe advanced-sleep phase
Gangguan pergerakan berhubungan Periodic limb movements (pergerakan anggota gerak secara
dengan tidur periodic. Sleep-related bruxism (menggertakkan gigil)
Gejala, varian tidak normal Sleep talking
Sleep Care
Sehubungan dengan masalah tidur, perawat perlu melakukan
pengkajian, menetapkan diagnosa, merencanakan intervensi,
implementasi dan mengevaluasi hasil. Setiap pasien memiliki
kebutuhan unik untuk tidur dan istirahat. Pasien adalah satu-satunya
yang mengetahui apakah masalah tidur membaik dan intervensi
atau terapi mana yang paling berhasil dalam meningkatkan tidur.
Factors Influencing Sleep

Drugs and substances Lifestyle Usual Sleep Patterns Environment

Emotional stres Exercise and Fatigue Food and Caloric Intake


Research and publications
REFERENCES
Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and
Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.

Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams
& Wilkins.Philadelphia.

Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and advanced. 4th
Edition. Mosby: Elsevier Inc.

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa Indonesia 7.
Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
Tidurlah,
Karena ada lelah dan
rasa yang harus
diistirahatkan
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai