Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

SOMNAMBULISME (SLEEP WALKING


DISORDER)

Gangguan tidur dapat dibagi dalam 4 kelompok besar


menurut: Sleep Disorders Classification Committee, 1979)
yaitu:
Gangguan masuk tidur dan mempertahankan tidur yang disebut
insomnia.
Gangguan yang berhubungan dengan tidur/mengantuk yang
berlebihan yang disebut hipersomnia. Disfungsi yang
berhubungan dengan kondisi tidur, stadium tidur atau keadaan
jaga yang berubah sifat yang disebut paramsomnia. Misalnya
tidur berjalan, dan lain-lain.
Gangguan ritme tidur jaga.

Pendahuluan

Somnabulisme (tidur bejalan) adalah salah satu bentuk


gangguan tidur yang dikenal sebagai parasomnia. Episode dari
somnabulisme ini bervariasi dan dapat berupa aktifitas
sederhana seperti duduk di tempat tidur, berjalan, hingga
melakukan tindak kekerasan. Pasien ditemukan kesulitan untuk
terbangun, dan ketika terbangun, biasanya pasien kebingungan.
Pasien biasanya tidak mengingat kejadian apa-apa. Penyebab
pasti dari somnabulisme tidak diketahui sepenuhnya.

Gangguan ini yang juga dikenal somnambulisme,


terdiri atas serangkaian perilaku kompleks yang
diawali pada sepertiga pertama malam selama tidur
NREM yang dalam (tahap 3 dan 4) dan sering,
meskipun tidak selalu, dilanjutkan tanpa kesadaran
penuh atau ingatan mengenai episode tersebut untuk
meninggalkan tempat tidur dan berjalan berkeliling.

Defenisi

Insidensi somnambulisme pada seluruh


populasi adalah sebesar 1% sampai 15%.
Gangguan tidur beronset pada anak usia 5 tahun,
dan mencapai prevalensi episode puncak pada
usia 12 tahun. Episode somnambulisme berakhir
pada anak usia 15 Rasio antara pria dan wanita
pada anak-anak adalah sama, sedangkan pada
orang dewasa belum diketahui.

Epidemiologi

Faktor genetik
Somnambulisme sering pada kembar monozigot dan ditemukan
pada peningkatan frekuensi alel DQB1*04 dan *05. Gen DQB1
juga ditemukan pada narkolepsi dan gangguan kontrol motorik
pada saat tidur misalnya pada gangguan REM.
Faktor lingkungan
,
Faktor komorbiditas

Etiologi

Pada anak-anak penyebab biasanya tidak


diketahui, tetapi mungkin terkait dengan
kelelahan, kekurangan tidur sebelumnya, atau
kecemasan. Pada orang dewasa, tidur berjalan
biasanya berhubungan dengan kondisi medis
seperti kejang kompleks parsial. Pada orang tua,
tidur berjalan mungkin merupakan gejala dari
suatu sindrom otak organik

Selama berjalan dalam tidur, individu relatif tidak


respon terhadap upaya komunikatif orang lain dan sulit
untuk dibangunkan. Aktivitas kompleks jarang terjadi.
Individu tersebut sering tidak benar-benar berjalan,
tetapi duduk dan membuat gerakan-gerakan tanpa
tujuan dan berbicara komat kamit. Ketika berjalan
dalam tidur, baik selama episode atau keesokan
harinya, penderita tidak dapat mengingat peristiwa
yang pernah terjadi.

Gambaran Klinik

Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk


diagnosis pasti :
Gejala yang utama adalah salah satu atau lebih
episode bangun dari tempat tidur, biasanya pada
sepertiga awal tidur malam, dan terus berjalanjalan; (kesadaran berubah)

Kriteria Diagnosis

Selama satu episode, individu menunjukkan


wajah bengong (blank, staring face), relative tak
memberi respon terhadap upaya orang lain untuk
mempengaruhi keadaan atau untuk
berkomunikasi dengan penderita, dan hanya
dapat disadarkan/dibangunkan dari tidurnya
dengan susah payah.

Pada waktu sadar/bangun (setelah satu episode


atau besok paginya), individu tidak ingat apa
yang terjadi;
Dalam kurun waktu beberapa beberapa menit
setelah bangun dari episode tersebut, tidak ada
gangguan aktifitas mental, walaupun dapat
dimulai dengan sedikit bingung dan disorientasi
dalam waktu singkat.
Tidak ada bukti adanya gangguan mental organic.

Menurut
Perdossi
somnambulisme:

(2006),

diagnosis

Sleep terorrs
Epilepsi
Episodic nocturnal wandering
Malingering (pura-pura sakit)
REM sleep behavior disorder
Psychogenic fugues
Confusional arousal

Diagnosis Banding

banding

Farmakologi
a. Anti depresan trisiklik (7)
1.Amitriptyline
2.Nortriptyline
a. Benzodiazepin (7)
Clonazepam

Penatalaksanaan

Teknik relaksasi, imajinasi mental, dan


anticipatory
awakenings
sebagai
manajemen terapi jangka panjang.

Non Farmakologi (7)

Setelah menegakkan diagnosis, anjurkan pasien


untuk menciptakan suasana ruangan dan area
sekitar yang aman. Pasien mungkin perlu tidur di
lantai bawah. Penenteraman keluarga juga
penting mengingat banyaknya kesan buruk yang
dihubungkan dengan somnabulisme pada novel
dan film-film (mungkin karena pandangan
somnabulisme merupakan suatu pengalaman
yang menakutkan). (2)

Perhatian terhadap keluarga dan masalah


psikologis kadang-kadang dapat membantu,
karena pengurangan keseluruhan tegangan dalam
rumah tangga dapatdisertai reduksi
somnabulisme. Jika gangguan psikologis atau
penyakit mental terjadi, hal ini harus ditangani.
Teknik-teknik pengurangan ansietas dapat
membantu. (2)

Kejadian somnabulisme biasanya akan menurun seiring


dengan anak bertambah usia. Kejadian ini kerap tidak
dianggap sebagai penyakit yang serius, meskipun dapat
menjadi sebuah gejala dari penyakit-penyakit yang lain.
Merupakan hal yang tidak biasa bagi penderita
somnabulisme untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang
membahayakan. Namun, perhatian dan kewaspadaan
harus tetap diperhatikan untk menghindari terjadinya
kecelakaan seperti terjatuh dari tangga dan memanjat
keluar jendela. (9)

Prognosis

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai