Anda di halaman 1dari 41

Sleep disorder

Fiqi Yusrina / Nur Aini H


FK UKRIDA / FK YARSI
11-2013-292 / 1102009208
Dr. Prianto Djatmiko, SpKJ
26 Mei 28 Juni 2014
Tidur
Tidur adalah suatu keadaan yang berulang dan
mudah reversibel yang ditandai dengan keadaan
relatif tidak bergerak dan tingginya peningkatan
ambang respons terhadap stimulus eksternal.

Gangguan tidur sering menjadi gejala awal
penyakit jiwa yang akan terjadi.
Fisiologis tidur
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua
sistem pada batang otak, yaitu Reticular
Activating System (RAS) dan Bulbar
Synchronizing Region (BSR).
RAS : pelepasan katekolamin saat sadar
BSR : pelepasan serotonin saat tidur
Irama sirkadian
Bioritme pada manusia dikontrol oleh tubuh dan
disesuaikan dengan faktor lingkungan.
Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme
sirkadian yang melengkapi siklus selama 24 jam.
Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu
memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam
biologisnya.
Tahapan tidur
Penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat
elektro ensefalogram (EEG), elektro okulogram
(EOG), dan elektrokiogram (EMG), diketahui ada
dua tahapan tidur, yaitu
non-rapid eye movement (NREM)
rapid eye movement (REM)
NREM
Tidur NREM disebut juga sebagai tidur
gelombang pendek karena gelombang otak yang
ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek
dari pada gelombang alfa dan beta yang
ditunjukkan orang yang sadar.
Tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi
fisiologi tubuh.
Tidur NREM dibagi menjadi 4 tahap
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
Tingkat paling
dangkal
Periode tidur
bersuara
Tahap awal dari
tidur dalam
Tahap tidur
terdalam
Berakhir
beberapa menit
Berakhir 10-20
menit
Berakhir 15-30
menit
Berakhir kurang
dari 15-30 menit
Mudah terbangun
dengan stimulus
Terbangun masih
rerlatif mudah
Sulit dibangunkan
dan jarang gerak
Sangat suli
dibangunkan
Pengurangan
aktivitas fisiologis
Kemajuan
relaksasi
Tanda-tanda vital
menurun teratur
Tanda-tanda vital
menurun secara
berkala
Ketika terbangun
seperti melamun
Kelanjutan fungsi
tubuh menjadi
lamban
Otot dalam
keadaan santai
penuh
Tidur sambil
berjalan dapat
terjadi
REM
Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan
berlangsung selama 5-30 menit. Tidur REM tidak
senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar
mimpi terjadi pada tahap ini. Otak cenderung
aktif selama tidur REM dan metabolismnya
meningkat hingga 20%.
Karakteristik tidur REM
Mimpi berwarna dan tampak hidup
Dimulai 90 menit setelah tidur
Dicirikan dengan respon otonom(pergerakan
mata yang cepat)
Sulit dibangunkan
Sekresi lambung meningkat
Durasi tidur REM meningkat tiap siklus
Tahap tidur
Siklus tidur
Individu melewati tahap tidur NREM dan REM
selama tidur. Siklus tidur yang komplit
normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan
setiap orang biasanya melalui empat hingga lima
siklus selama 7-8 jam tidur.

Siklus tersebut dimulai dari tahap NREM yang
berlanjut ke tahap REM.
Faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas
tidur diantaranya adalah

Penyakit
Lingkungan
Kelelahan
Gaya hidup
Stres dan meosional
Stimulan dan alkohol
Diet
Merokok
Gangguan tidur
Gejala utama
Empat gejala yang menandai sebagian besar
gangguan tidur yaitu :
1. Insomnia
2. Hiperinsomnia
3. Parainsomnia
4. Gangguan jadwal tidur-bangun
Insomnia
Insomnia adalah kesulitan memulai atau
mempertahankan tidur. Gangguan ini
merupakan keluhan tidur yang paling lazim
ditemui dan dapat bersifat sementara atau
menetap.
Penyebabnya bisa karena gangguan
fisik atau karena faktor mental seperti perasaan
gundah atau gelisah.

Hiperinsomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia,
yaitu tidur yang berkelebihan terutama pada
siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh
kondisi tertentu, seperti kerusakan sistem saraf,
gangguan pada hati atau ginjal, atau karena
gangguan metabolisme (misalnya:
hipertiroidisme).
Parainsomnia
Parainsomnia merupakan fenomena yang tidak
diinginkan atau yang tidak biasa yang terjadi
tiba-tiba saat tidur atau terjadi pada ambang
bangun dan tidur. Biasa terjadi pada tahap 3&4
sehingga dikaitkan dengan ingatan buruk.
Gangguan jadwal tidur-bangun
Gangguan jadwal tidur-bangun melibatkan
pergeseran tidur dari periode sirkadian yang
diinginkan. Pasien lazimnya tidak dapat tidur
ketika mereka ingin tidur, meskipun mereka bisa
tidur pada waktu lain daan sebaliknya.
KLASIFIKASI MENURUT DSM-IV-TR
Gangguan tidur primer
Gangguan tidur yang berkaitan dengan
gangguang jiwa lainnya
Gangguan tidur lainnya
Gangguan tidur primer
Insomnia primer
Insomnia primer di diagnosis jika keluhan utama
adalah tidur yang tidak bersifat atau kesulitan
mempertahankan tidurmenyegarkan dan
keluhan ini terus berlangsung sedikitnya satu
bulan.
Terapi :
Non farmako : teknik deconditioning
Farmako : benzodiazepine, zolpidem, zaleplon
dan hipnotik lainnya
Kriteria diagnostik DSM IV TR Insomnia
Primer
Hiperinsomnia
Hiperinsomnia primer didiagnosis jika yidak ada
penyebab lain yang ditemukan untuk
somnolenberlebihan yang terjadi dalam waktu
sedikitnya 1 bulan.
Kritwria diagnostik DSM IV TR
Hiperinsomnia Primer
Narkolepsi
Gangguan tidur terkait dengan
pernapasan
Gangguan tidur irama sirkadian
Disimsonia yang tidak digolongkan
Gangguan mimpi buruk
Gangguan teror tidur
Gangguan berjalan di dalam tidur
Parainsomnia yang tidak digolongkan
Gangguan tidur akibat gangguan
jiwa lain
Insomnia akibat gangguan jiwa lain
Hiperinsomnia akibat gangguan jiwa
lain
Gangguan tidur lain
Gangguan tidur akibat keadaan medis
umum
Gangguan tidur yang dicetuskan zat
Daftar Pustaka
1. Sadock BJ, sadock VA. Kaplan dan Sadock Buku Ajar Psikiatri.
Edisi 2. 2010. Penerbit buku kedokteran EGC. h 337-51

Anda mungkin juga menyukai