Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam keperawatan anak, yang menjadi individu (klien) adalah anak. Anak

diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari 18 tahun dalam masa

tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psiokologis,

sosial dan spiritual. Salah satu kebutuhan fisik yang harus terpenuhi adalah

kebutuhan oksigenasi.

Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang

digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan

hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Proses oksigenasi terdiri atas tiga

tahap, yaitu ventilasi, difusi gas, dan transportasi gas. Masalah kebutuhan

yang menyerang sistem pernapasan adalah hipoksia. Hipoksia merupakan

kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat

defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen dalam tingkat sel,

ditandai dengan adanya warna kebiruan pada kulit (sianosis). Secara umum,

terjadinya hipoksia disebabkan oleh menurunnya kadar Hb, menurunnya

difusi O2 dari alveoli ke dalam darah, menurunnya perfusi jaringan atau

gangguan ventilasi yang dapat menurunkan konsentrasi oksigen. Salah satu

penyakit yang menyerang sistem pernapasan yaitu pneumonia.

Pneumonia atau radang paru-paru adalah infeksi pernapasan akut yang

mempengaruhi paru-paru. Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai

parenkim paru. Paru-paru yang terdiri dari kantung kecil yang disebut alveoli

1
yang terisi udara ketika orang yang sehat bernafas. Ketika seorang individu

terkena pneumonia, alveoli akan penuh dengan nanah dan cairan yang

membuat seseorang bernapas menjadi sangat sakit dan asupan oksigen

terbatas (WHO 2016). Sebagian besar disebabkan oleh mikroorganisme

(virus/bakter) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain seperti aspirasi,

radiasi, dll (Nastiti,et all 2010).

Anak dengan penyakit pneumonia akan mengalami gangguan pernapasan

yang disebabkan oleh inflamasi atau peradangan pada parenkim paru.

Peradangan ini akan menimbulkan tanda dan gejala seperti demam, batuk

yang tidak produktif sampai produktif dengan sputum berwarna keputihan,

takipnea, bunyi napas ronkhi, nyeri dada,pernapasan cuping hidung dan

pucat sampai sianosis (bergantung pada tingkat keparahan) yang dimana jika

ini terjadi dan berlangsung dalam waktu yang lama maka suplai oksigen yang

dibutuhkan oleh sel tidak terpenuhi sehingga menyebabkan hipoksemia

berkembang ke hipoksia. Hipoksia adalah oksigenasi yang tidak adekuat pada

tingkat jaringan. Kondisi ini terjadi akibat defisiensi penghantaran oksigen

atau penggunaan oksigen di selular. Hipoksia dapat disebabkan oleh hal-hal

seperti penurunan kadar hemoglobin dan penurunan kapasitas darah yang

membawa oksigen, penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi,

ketidakmampuan jaringan untuk mengambil oksigen dari darah, seperti kasus

keracunan sianida, penurunan difusi oksigen dari alveoli ke darah seperti

yang terjadi pada kasus pneumonia, perfusi darah yang mengandung oksigen

di jaringan yang buruk, seperti yang terjadi pada syok, kerusakan ventilasi.

2
Hipoksia yang lama pada kasus pneumonia akan menimbulkan tanda dan

gejala seperti sianosis yang jika tidak diatasi dengan cepat dan tepat maka

akan menimbulkan kematian.

Menurut World Health Organizattion (WHO) pada tahun 2016, insiden

penyakit pneumonia cukup tinggi pada anak. Tercatat sekitar 4000 orang anak

meninggal setiap harinya di seluruh dunia diakibatkan pneumonia (WHO

2016) sedangkan data dari WHO pada tahun 2015 mencatat bahwa sekitar 1,4

juta anak dibawah 5 tahun meninggal karena pneumonia. Di Indonesia,

tercatat bahwa terdapat sekitar 25.000 kasus anak umur dibawah 5 tahun

meninggal diakibatkan pneumonia (WHO 2016)

Di Indonesia, Data Riskesdas (2017) menyebutkan bahwa Pneumonia

menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kematian bayi (23,8%) dan

balita (15,5%). Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013

digambarkan bahwa periode prevalens dan prevalensi dari pneumonia tahun

2013 adalah 1,8% dan 4,5%. Berdasarkan data Laporan Rutin Subdit ISPA

Tahun 2017, didapatkan insiden (per 1000 balita) di Indonesia sebesar 20,54.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini yaitu

dengan meningkatkan penemuan pneumonia pada balita. Perkiraan kasus

pneumonia secara nasional sebesar 3,55% namun angka perkiraan kasus

pneumonia di masing-masing provinsi menggunakan angka yang berbeda-

beda sesuai angka yang telah ditetapkan (Profil Kesehatan Indonesia 2017).

Angka kematian akibat pneumonia pada balita tahun 2016 sebesar 0,22%

pada tahun 2017 menjadi 0,34%. Pada tahun 2017, angka kematian akibat

Pneumonia pada kelompok bayi lebih tinggi yaitu sebesar 0,56%

3
dibandingkan pada kelompok anak umur 1 – 4 tahun sebesar 0,23%. Dalam

jurnal Profil Kesehatan Indonesia, tercatat bahwa terdapat sekitar 8.970 kasus

pneumonia pada anak umur di bawah 5 tahun di provinsi Sulawesi Tenggara

(Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2016)

Pada laporan tahunan RSUD Kota Kendari Prov. Sultra, penderita

pneumonia pada anak balita tahun 2016 sebanyak 63 kasus, tahun 2017

sebanyak 164 kasus, tahun 2018 dari januari sampai november sebanyak 50

kasus. (Laporan SIRS RSUD Kota Kendari Prov. Sultra 2019)

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dan menyajikan studi kasus mengenai “Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Anak Dengan Penyakit Pneumonia Dalam Pemenuhan Kebutuhan

Oksigenasi di RSUD Kota Kendari”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis Pneumonia Dalam

Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Di Ruang Mawar RSUD Kota Kendari?

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran penerapan asuhan keperawatan pada

pasien anak dengan pneumonia dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

4
2. Tujuan Khusus

a. Mampu mendapatkan gambaran penerapan pengkajian keperawatan

pada pasien pneumonia dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi di

Ruang Mawar RSUD Kota Kendari

b. Mampu mendapatkan gambaran diagnosa keperawatan pada pasien

pneumonia dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi di Ruang Mawar

RSUD Kota Kendari

c. Mampu mendapatkan gambaran intervensi keperawatan pada pasien

pneumonia dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi Ruang Mawar

RSUD Kota Kendari

d. Mampu mendapatkan gambaran implementasi keperawatan pada pasien

pneumonia dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi di Ruang Mawar

RSUD Kota Kendari

e. Mampu mendapatkan gambaran evaluasi keperawatan pada pasien

pneumonia dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi di Ruang Mawar

RSUD Kota Kendari

D. Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini diharapkan memberikan manfaat bagi:

1. Bagi Masyarakat/Klien

Memperoleh pengetahuan tentang pneumonia serta meningkatkan

kemandirian dan pengalaman dalam menolong diri sendiri serta sebagai

acuan bagi keluarga untuk mencegah terjadinya kekambuhan penyakit.

5
2. Bagi pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien

Pneumonia.

3. Bagi Institusi

Dapat menjadi bahan bacaan ilmiah, kerangka perbandingan untuk

mengembangkan ilmu keperawatan, serta menjadi sumber informasi

yang berharga bagi mereka yang akan melakukan penelitian lebih

lanjut.

4. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi perawat di Rumah sakit dalam

mengambil langkah-langkah kebijakan dalam upaya peningkatan mutu

keperawatan khususnya asuhan keperawatan pada pasien dengan

penumonia

5. Bagi penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya studi kasus tentang pelaksanaan pemenuhan

kebutuhan oksigenasi pada pasien pneumonia.

Anda mungkin juga menyukai