Kelompok 5 Senin Aliran Fluida PDF
Kelompok 5 Senin Aliran Fluida PDF
ii
INTISARI
Fluida adalah zat yang bisa mengalir. Zat cair dapat mengalir dengan sendirinya dari
tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah atau tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Sedang gas mengalir sendiri dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Pada praktikum ini akan
dipelajari mengenai perhitungan laju alir, bilangan Reynold pada setiap perubahan debit
aliran, hilang tekan (pressrure drop) dari aliran serta friksi untuk menghitung panjang
ekivalen fitting(kran, pembesaran, pengecilan, bengkokan, dan sambungan).
Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam. Berdasarkan pengaruh yang
terjadi terhadap perubahan tekanan, ada fluida tak mampat dan fluida mampat. Berdasarkan
kekentalannya, dibagi menjadi fluida newton dan non newton. Berdasarkan kapasitasnya
dibagi menjadi fluida stabil dan tidak stabil. Sedangkan berdasarkan tipe alirannya, dapat
dibagi menjadi alirana laminar dan turbulen. Dalam menentukan jenis aliran,
digunakan rumus bilangan Reynold. Selain itu, dalam praktikum ini juga dihitung mengenai
panjang ekivelen untuk setiap fitting. Panjang ekivalen adalah ekivalensinya terhadap
panjang pipa lurus yang diameternya tertentu yang memiliki besar friksi yang sama.
Bahan yang digunakan dalam aliran fluida adalah air dan rangkain alat utama terdiri
dari bak air, pompa, system pemipaan, dan manometer. Alat tambahan lain berupa
picnometer, stopwatch, dan gelas ukur.. Variabel percobaan yang digunakan adalah debit
/laju alir. Prosedur percobaan terlebih dahulu dilakukan tahap persiapan yaitu menentukan
diameter pipa dan penentuan densitas air. Kemudian dilanjutkan tahap operasi yaitu dengan
mengubah-ubah kran system dan kran bypass menjadi aliran transisi, laminar, dan turbulen.
Setiap perubahan laju alir/ Bilangan Reynolds dicatat beda tinggi permukaan raksa pada
semua manometer.
Hasil percobaan yang diperoleh adalah semakin besar bilangan Reynold maka faktor
friksi akan semakin kecil. Hal itu dikarenakan, bilangan Reynold akan semakin besar
dengan bertambahnya laju alir, namun faktor friksi akan menurun dengan bertambahnya laju
alir. Sehingga, hubungan antara bilangan Reynold dengan faktor friksi berbanding terbalik.
Selain itu, terdapat perbedaan antara Le/D praktis dan Le/D teoritis, hal ini menyebabkan
gaya yang hilang meningkat sehingga akan menurunkan efisiensi system
Kesimpulan dalam percobaan ini yaitu, semakin besar bilangan Reynold maka faktor
friksi akan semakin kecil dan nilai Le/D praktis lebih besar daripada Le/D teoritis. Saran
yang dapat kami berikan adalah teliti saat membaca manometer dan hati-hati dalam
mengeluarkan gelembung udara agar raksa tidak keluar dari manometer.
iii
SUMMARY
Fluid is a substance that can flow. Liquid can flow naturally from a higher place to a
lower place or high pressure to low pressure . While gas flows from high pressure to low
pressure . In this practice will be studied about calculation of flow rate, the Reynold number
at each change of flow rate, pressure drop of flow and friction to calculate the equivalent
length of fittings (valve, enlargement, reduction , bend, and connection).
Fluis can be classified into several types. Based on its influence of pressure change,
there are incompressible and compressible fluids. Based on its viscousity, divided in
newtonian and non newtonian fluids. Based on flow types, it can be divided in laminar and
turbulent flows. For determine the flow types, used a Reynold number formula. Except that, in
this practice also counting about equivalent length for each fittings. Equivalent length is its
equivalent with straight pipe length which certain diameter in same friction.
The materials used is water and the main tool consists of a water bucket , pumps ,
piping systems, and manometers. Additional tools are picnometer , stopwatch , measuring
glass , and calipers . Experimental variable used is flow rate . The first procedure is
preparation is determine the diameter of the pipe and density of water. Then next steps is
change the system valve dan bypass valve to get a transition, laminar and turbulent flows.
Every change of flow rate, Reynold number and the different height of mercury surface are
noted.
The experimental results is increasing Reynold number, friction factor will be
decreasing. It is because, Reynold number will be increase with increasing flow rates, but
friction factor will be decreasing with increasing flow rates. So, the relationship between
Reynold number and friction factor is reverse. Except that, there are different between Le/D
practice and Le/D theoritical, this is cause increase loss forces so that decreasing the system
efficiency.
The conclusion are increasing Reynold number, friction factor will be decreasing
and the values of Le/D practice bigger than Le/D theoritical. The advices that we can give is
carefully read the manometer and be carefull when removing bubles air so that mercury not
go out from the manometer.
iv
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Unit Operasi Teknik Kimia berjudul Aliran
Fluida dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan
Praktikum Unit Operasi Teknik Kimia. Selain itu pembuatan Laporan Resmi Praktikum Unit
Operasi Teknik Kimia ini adalah sebagai bukti hasil dari percobaan-percobaan yang dilakukan
saat praktikum, dan untuk melengkapi tugas dari Praktikum Unit Operasi Teknik Kimia.
Penulisan laporan ini didasarkan pada hasil percobaan yang dilakukan selama praktikum serta
literatur-literatur yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya. Dengan ini, kami juga
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual.
2. Bapak Ir. Diyono Ikhsan, SU. selaku Penanggung jawab Laboratorium Proses
Kimia sekaligus dosen pembimbing materi Aliran Fluida.
3. Mas Daniel selaku asisten pengampu materi Aliran Fluida
4. Seluruh asisten Laboratorium Unit Operasi Teknik Kimia.
Laporan ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.
Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan laporan ini.
Maka kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan dalam tujuan menemukan refleksi
untuk peningkatan mutu dari laporan serupa di masa mendatang. Akhir kata, mohon maaf
apabila ada kesalahan. Terima kasih.
Penyusun
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
2
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
Aliran fluida cair dalam pipa, bila ditinjau dari kestabilan kapasitas atau debitnya, dibagi
2 yaitu:
1. Aliran dalam keadaan stabil (steady state), apabila debitnya selama waktu yang
ditinjau adalah tetap
2. Aliran dalam keadaan tak stabil (unsteady state), apabila debitnya tidak tetap/ berubah.
Sedangkan tipe aliran bila ditinjau dari olakan yang terjadi, dibagi 2 yaitu :
1. Aliran laminar; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan yang paralel,
dengan kecepatan rendah sehingga tidak terjadi arus olakan.
2. Aliran turbulen; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan tak teratur dengan
kecepatan tinggi sehingga terjadi arus olakan.
Untuk mengetahui tipe aliran fluida dalam pipa, yang paling mudah dengan
menghitung bilangan Reynold (Re) :
Dimana,
Di = diameter dalam pipa
ρ = rapat massa fluida
ν = laju alir fluida
μ = viskositas fluida
Ketentuan aliran fluida dalam pipa :
Re < 2000 tipe aliran laminar
Re 2000-3000 transisi
Re > 3000 tipe aliran turbulen
Sistem pemipaan untuk aliran fluida, disamping pipa lurus juga dilengkapi
denganfitting, antara lain: sambungan pipa, bengkokan, pembesaran, pengecilan, kran
dansebagainya. Pada fluida yang mengalir dalam pipa. Dari neraca massa
diperolehpersamaan kontinyuitas yang intinya kapasitas massa atau debit tetap, sedang
dari neracatenaga diperoleh persamaan tenaga yang sering disebut sebagai persamaan
Bernoulli,yaitu :
4
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
Keterangan:
ΔE = beda tenaga dakhil
Δ = beda tenaga
Δ
beda tenaga kinetis
Kehilangan tenaga akibat friksi, baik pipa lurus maupun fitting bisa dihitung
darikehilangan tekanan (pressure drop) yang dihitung dari penunjukan alat ukur
yangdigunakan, missal : manometer.
5
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
R = pembacaan manometer (beda tinggi permukaan) fluida pengukur , misal air raksa
= rapat massa fluida pengukur, missal air raksa
= rapat fluida yang mengalir dalam percobaan, misal air
6
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Rancangan Percobaan
7
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
8
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
2. Pembesaran pipa
3. Bengkokan pipa
4. Pipa lurus datar
5. Sambungan pipa
6. Pengecilan pipa
7. Pipa lurus datar
8. Pipa lurus tegak (vertical)
9. Pipa lurus datar
10. Pipa lurus datar
3.4 Prosedur Percobaan
Tata Kerja percobaan dapat dibagi 2 tahap
A.Tahap Persiapan
1. Penentuan diameter pipa
2. Penentuan rapat massa cairan yang akan digunakan untuk percobaan
3. Merakit rangkaian alat percobaan
B. Tahap Operasi
1. Periksa kran bypass dalam keadaan terbuka, dan kran sistem pipa (1) dan
kran-kran manometer tertutup.
2. Hidupkan pompa dan tunggu sampai laju alir konstan.
3. Buka kran sistem pipa (1) sedangkan kran-kran manometer tetap tertutup
tunggu hingga laju alir cairan keluaran sistem pipa stabil.
4. Buka kran manometer perpasang dan periksa cairan dalam manometer, jangan
ada gelembung udara.
5. Atur kran (1) untuk mengatur variasi debit air yang mengalir pada sistem
pemipaan dan hitung bilangan Reynoldnya.
6. Catat pembacaan manometer 1-9.
7. Ulangi langkah nomor 5 dengan bukaan kran (1) yang berbeda (bila perlu kran
bypass dikecilkan untuk memperbesar debit air) hingga mendapatkan variasi
Reynold aliran laminar, transisi, turbulen.
8. Buat tabel hasil percobaan (debit, R1 s/d R9)
9
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Q R (cm)
No. (ml/s) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
16,8 5,8 0,3 6,3 0,1 1,5 0,5 0,2 1,2 1,5
1
17,5 5,8 0,2 6,1 0,1 1,5 0,3 0,2 1,2 1,5
2
18,3 5,8 0,3 6,3 0,2 1,6 0,7 0,1 1,2 1,3
3
18,5 5,6 0,2 6,2 0,2 1,6 0,8 0,2 1,1 1,4
4
19 5.8 0.3 6,2 0,2 1,5 0,5 0,1 0,8 1,2
5
19,4 5,8 0.3 6,2 0,1 1,7 0,8 0,1 1,3 1,2
6
24 5,3 0.4 6,3 0,1 1,4 0,8 0,9 1,6 1,1
7
24,5 5,7 0.5 6,9 0,1 1,1 0,8 0,6 1,6 1,6
8
25,5 5,5 0.5 6 0,1 1,2 0,4 0,8 1,6 2
9
26 5,5 0.5 6 0,2 1,2 1 0,6 1,5 2,2
10
27,7 5,5 0.5 6,1 0,2 1,1 1,1 1,4 1,9 2,4
11
29 5,5 0.6 5,8 0,1 1 1,2 1,6 1,9 2,5
12
35 5 0.8 4,1 0,1 0,5 1,6 2,9 3 3,8
13
36,7 4,9 1 4,9 0,1 0,4 1,9 3,8 3,5 4,6
14
41 5 1,1 1,8 0,1 0,2 1,9 4,2 4 5,1
15
10
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Hubungan bilangan Reynold dan faktor friksi pada pipa besar dan pipa
kecil
Tabel 4.2.1 Hubungan Bilangan Reynold dan Faktor Friksi pada Pipa Besar
11
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
0,7
0,6
0,5
Faktor Friksi (f) 0,4
0,3
0,2
0,1
0
Gambar 4.1 Hubungan Bilangan Reynold dan Faktor Friksi pada Pipa Besar
Tabel 4.2.2 Hubungan Bilangan Reynold dan Faktor Friksi pada Pipa Kecil
12
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
1,2
1
Gambar 4.2 Hubungan Bilangan Reynold dan Faktor Friksi pada Pipa Kecil
Pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilaifaktor
friksi seiring dengan peningkatan bilangan Reynold, baik pada pipa besarmaupun pada
pipa kecil. Besarnya faktor friksi tergantung pada kekasaran pipa,diameter pipa, dan
bilangan Reynold. Hal ini dapat dijelaskan daengan persamaanberikut.
Reynold ( )=
( )=
Dimana,
Δ = pressure drop (gr/cm3)
= percepatan gravitasi (cm/s2)
= diameter dalam pipa (cm)
L = panjang pipa (cm)
= laju alir fluida (cm/s)
Dari kedua persamaan tersebut apabila diasumsi nilai dari , , , Δ , danL
dianggap konstan, maka dapat disimpulkan bahwa besarnya bilangan Reynold (Re)
dan faktor friksi (f) tergantung pada laju alir fluida (v). Dimana lajur alirfluida
berbanding lurus dengan bilangan Reynold dan berbanding terbalik denganfaktor friksi
13
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
(f). Dari hubungan tersebut dapat diketahui bahwa bilangan Reynold yang semakin
besar mengindikasikan bahwa laju alir fluida semakin besar, dan dengan laju alir
fluida yang semakin besar mengakibatkan faktor friksi akan semakin kecil karena
memiliki hubungan berbanding terbalik.Dalam percobaan ini, ada 4 pipa lurus yang
digunakan yaitu 1 pipa besar dan 3 pipa kecil. Pipa besar yang digunakan adalah pipa
ke-4. Sedangkan pipa kecil yang digunakan adalah pipa ke-7, 8, dan 9. Untuk
menghitung faktor friksi pipa besar dan pipa kecil langkahnya yaitu menghitung Δ
dan F terlebih dahulu,dimana F=Δ untuk pipa horizontal. Namun, terjadi perbedaan
untuk menghitung faktor friksi pipa ke-8 karena pipa ke-8 berbentuk pipa vertikal.
Sehingga, tenaga yang hilang akibat friksi (F) juga dipengaruhi oleh energy
potensialnya. Pada pipa kecil, faktor friksi yang digunakan adalah faktor friksi rata-
rata karena ada 3 pipa kecil yang digunakan. Setelah mendapatkan keseluruhan
nilaifaktor friksi untuk setiap pipa kecil, ketiga nilai faktor friksi tersebut dirata-
14
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
Sehingga,
=
Setelah dilakukan perhitungan Le/D praktis dan pembacaan Le/D padareferensi,
didapatkan hasil perbandingan Le/D praktis dan Le/D teoritis yang dapat dilihat pada
tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Perbandingan Le/D Praktis dan Le/D Teoritis
No. Fitting Le/D Praktis Le/D Teoritis Error (%)
1 Kran (1) 596,696 450 32
2 Pembesaran (2) 143,473 25 473,8
3 Bengkokan (3) 213,5 30 55
4 Sambungan pipa (4) 135,07 20 575
5 Pengecilan pipa (5) 85,29 9,5 797
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa Le/D percobaan lebih tinggi daripada Le/Dteoritis.
Hal ini disebabkan semakin lama pemakaian pipa, semakain banyak fouling yang
terbentuk dimana fuoling merupakan deposit dari mikroorganisme (Setiadi, 2007).
Mikroorganisme ini dapat terbentuk sebagai akibat dari fluida operasi yang disimpan
dan mengalami kontak langsung dengan udara sehingga pembentukan makhluk hidup
kerap terjadi di dalam wadah. Adapun mikroorganisme ini dapat berupa bakteri
ataupun alga dimana ketika melewati suatu pipa, mikroorganisme akan menghasilkan
lendir yang dapat menurunkan kekasaran relatif pipa sehingga menurunkan nilai faktor
friksi. Berdasarkan persamaan yang diperoleh, semakin kecil faktor friksi
menyebabkan Le/D yang didapatkan semakin besar.
15
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1.Semakin besar bilangan Reynold mengakibatkan faktor friksi semakin kecil
karenapeningkatan bilangan Reynold mengindikasikan laju alir semakin besar yang
berakibat faktor friksi mengecil karena memiliki hubungan berbanding terbalik.
2.Le/D praktis lebih besar daripada Le/D referensi sebagai akibat dari persitiwa fouling.
Hal ini menyebabkan penurunan kekasaran relatif pipa dan gaya yanghilang
meningkat sehingga akan menurunkan efisiensi sistem.
V.2 Saran
1. Teliti dalam pembacaan beda tinggi permukaan raksa manometer
2. Hati-hati dalam mengeluarkan gelembung udara agar raksa tidak keluar darimanometer
3. Atur laju alir dengan membuka kran perlahan-lahan.
4. Amati manometer ketika mengubah laju alir agar raksa tidak keluar dari manometer.
16
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
ALIRAN FLUIDA
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan, Diyono dan Suherman. 2002. Operasi Teknik Kimia 1. Teknik Kimia Fakultas
Teknik.Universitas Diponegoro. Semarang
Setiadi, Tjandra. 2007. Pengolahan dan Penyediaan Air. Teknik Kimia Fakultas Teknologi
Industri. Institut Teknologi Bandung. Bandung
17
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2015
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA
Materi :
ALIRAN FLUIDA
Disusun oleh :
Kelompok 5/Senin
Reynold R (cm)
Q
No.
(ml/s)
Pipa besar Pipa kecil 1 2 3 4 5 6 7 8 9
16,8 1568,76 3398,16 5,8 0,3 6,3 0,1 1,5 0,5 0,2 1,2 1,5
1
2
17,5 1633,82 3539,75 5,8 0,2 6,1 0,1 1,5 0,3 0,2 1,2 1,5
3
18,3 1709,7 3701,56 5,8 0,3 6,3 0,2 1,6 0,7 0,1 1,2 1,3
18,5 1727,8 3442,02 5,6 0,2 6,2 0,2 1,6 0,8 0,2 1,1 1,4
4
5
19 1774,61 3843,16 5.8 0.3 6,2 0,2 1,5 0,5 0,1 0,8 1,2
6
19,4 1812,75 3924,06 5,8 0.3 6,2 0,1 1,7 0,8 0,1 1,3 1,2
24 2241,08 4854,52 5,3 0.4 6,3 0,1 1,4 0,8 0,9 1,6 1,1
7
24,5 2208,47 4955,65 5,7 0.5 6,9 0,1 1,1 0,8 0,6 1,6 1,6
8
9
25,5 2382,06 5157,92 5,5 0.5 6 0,1 1,2 0,4 0,8 1,6 2
10
26 2429,05 5259,06 5,5 0.5 6 0,2 1,2 1 0,6 1,5 2,2
27,7 2588,09 5602,92 5,5 0.5 6,1 0,2 1,1 1,1 1,4 1,9 2,4
11
29 2709.18 5865,07 5,5 0.6 5,8 0,1 1 1,2 1,6 1,9 2,5
12
13
35 3269.45 7079,05 5 0.8 4,1 0,1 0,5 1,6 2,9 3 3,8
14
36,7 3478,5 7423,36 4,9 1 4,9 0,1 0,4 1,9 3,8 3,5 4,6
Q Reynold R (cm)
No.
(ml/s) Pipa besar Pipa kecil 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 16,8 1568,76 3398,16 5,8 0,3 6,3 0,1 1,5 0,5 0,2 1,2 1,5
2 17,5 1633,82 3539,75 5,8 0,2 6,1 0,1 1,5 0,3 0,2 1,2 1,5
3 18,3 1709,7 3701,56 5,8 0,3 6,3 0,2 1,6 0,7 0,1 1,2 1,3
4 18,5 1727,8 3442,02 5,6 0,2 6,2 0,2 1,6 0,8 0,2 1,1 1,4
5 19 1774,61 3843,16 5.8 0.3 6,2 0,2 1,5 0,5 0,1 0,8 1,2
6 19,4 1812,75 3924,06 5,8 0.3 6,2 0,1 1,7 0,8 0,1 1,3 1,2
7 24 2241,08 4854,52 5,3 0.4 6,3 0,1 1,4 0,8 0,9 1,6 1,1
8 24,5 2208,47 4955,65 5,7 0.5 6,9 0,1 1,1 0,8 0,6 1,6 1,6
9 25,5 2382,06 5157,92 5,5 0.5 6 0,1 1,2 0,4 0,8 1,6 2
11 27,7 2588,09 5602,92 5,5 0.5 6,1 0,2 1,1 1,1 1,4 1,9 2,4
12 29 2709.18 5865,07 5,5 0.6 5,8 0,1 1 1,2 1,6 1,9 2,5
14 36,7 3478,5 7423,36 4,9 1 4,9 0,1 0,4 1,9 3,8 3,5 4,6
Langkah-langkahnya :
2. Pembesaran 2
Diameter luar : 1,835 cm
Diameter dalam : 1,43 cm
Luas pipa : 1,6 cm2
No. Q (ml/s) v (cm/s) Re R (cm) delta P faktor friksi Le
1 16,8 10.94 1568,76 0,3 3707,34 0,6221 283,86
4. Sambungan Pipa 5
Diameter luar : 0,875 cm
Diameter dalam : 0,683 cm
Luas fitting : 0,366 cm2
No. Q (ml/s) v (cm/s) Re R (cm) Delta p faktor friksi Le
1 16,8 45,9016 3398,16 1,5 18536,7 0,0595 291,98
5. Pengecilan Pipa 6
Diameter luar : 0,875 cm
Diameter dalam : 0,683 cm
Luas fitting : 0,366 cm2
No. Q (ml/s) v (cm/s) Re R (cm) delta P faktor friksi Le
1 16,8 45,9016 3398,16 1,5 6178,9 0,0595 67,328
DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL
1. 10 DESEMBER 2015 PERBAIKI FORMAT BAB 3
2. 11 DESEMBER 2015 ACC