Anda di halaman 1dari 3

REFORMASI BIDANG PENGAWASAN

DENGAN DITETAPKANNYA JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH (JFP2UPD)

Dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 15 Tahun


2009 Tanggal 25 September 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya maka terjadi reformasi di lingkungan Inspektorat
Kementerian / LPND, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota.

Reformasi dimaksud ditandai dengan perubahan struktur organisasi di tingkat Pusat,


Provinsi dan Kabupaten/Kota maupun dengan mengedepankan pembinaan dan pengawasan.
Demikian pula terdapat pembagian tugas yang jelas dalam melakukan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Perubahan radikal dalam struktur organisasi di Tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah semua jabatan struktural dibawah Inspektur Pembantu
dialihkan menjadi jabatan fungsional pengawas, hal tersebut sesuai dengan yang diatur
dalam pasal 18 Permendagri 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota yang menyebutkan “apabila jabatan fungsional pengawas
pemerintah telah ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan, maka jabatan struktural
dibawah Inspektur Pembantu dihapus”. Jabatan fungsional pengawas pada Inspektorat Provinsi
dan Kabupaten/Kota terdiri dari Jabatan fungsional auditor dan jabatan fungsional pengawas
pemerintahan. Pejabat Fungsional Pengawas Pemerintahan pada Inspektorat Kabupaten Tabanan
telah ditetapkan oleh Bupati Tabanan per 1 Oktober 2012.

Pengertian jabatan pengawas penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana


ketentuan dalam pasal 1 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 15 Tahun
2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelengaraan urusan Pemerintahan di Daerah dan
Angka Kreditnya disebutkan Jabatan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah
(JF P2UPD) adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggungjawab, dan
wewenang untuk melakukan kegiatan pengawasan atas penyelenggaraan teknis urusan
pemerintahan di daerah, di luar pengawasan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pengawas Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan di Daerah, yang selanjutnya disebut Pengawas Pemerintahan, adalah PNS yang
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melakukan kegiatan pengawasan atas penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di
daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Instansi Pembina jabatan fungsional
pengawas pemerintahan adalah Departemen Dalam Negeri, sedangkan Instansi Pembina untuk
jabatan fungsional auditor adalah BPKP.

Tugas pokok pengawas pemerintahan adalah melaksanakan pengawasan atas


penyelengaraan teknis urusan pemerintahan di daerah di luar pengawasan keuangan, yang meliputi
pengawasan atas pembinaan pelaksanaan urusan pemerintahan, pengawasan atas peraturan
daerah dan peraturan Kepala Daerah, pengawasan atas dekonsentrasi dan tugas pembantuan,
pengawasan untuk tujuan tertentu dan melaksanakan evaluasi penyelenggaraan teknis
pemerintahan di daerah.

Jenjang jabatan Pengawas Pemerintahan dan besarnya tunjangan adalah :

Pengawas Pemerintahan Pertama (Gol/Ruang III a – III b) tunjangan Rp. 300.000,-/bln

Pengawas Pemerintahan Muda (Gol/Ruang III c – III d) tunjangan Rp. 600.000,-/bln

Pengawas Pemerintahan Madya (Gol/Ruang IV a – IV c) tunjangan Rp.900.000,-/bln

Adapun formasi jabatan fungsional pengawas pemerintahan di tingkat pusat maupun di daerah
sebagai berikut :

1. Formasi jabatan fungsional pengawas pemerintahan pada Inspektorat Jenderal Departemen


Dalam Negeri paling banyak 130 (seratus tiga puluh) orang.
2. Formasi jabatan fungsional pengawas pemerintahan pada Inspektorat Jenderal / Inspektorat
Utama/ Inspektorat pada Kementerian/lembaga Pemerintah Non Kementerian Pembina
dekonsentrasi dan atau tugas pembantuan paling banyak 48 (empat puluh delapan) orang
3. Formasi jabatan fungsional pengawas pemerintahan pada Inspektorat Provinsi paling
banyak 60 (enam puluh) orang, dan
4. Formasi jabatan fungsional pengawas pemerintahan pada Inspektorat Kabupaten/Kota
paling banyak 48 (empat puluh delapan) orang.
Pengangkatan dalam jabatan pengawas pemerintahan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :

1. Pegawai Negeri sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan fungsional pengawas
pemerintahan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
- Berijasah paling rendah sarjana strata satu (S1) / Diploma IV sesuai dengan kualifikasi yang
ditentukan.
- Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a
- Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir
- Harus mengikuti Diklat Fungsional Pengawas Pemerintahan paling lambat 3 (tiga) tahun
setelah pengangkatan, dan apabila tidak lulus Diklat Fungsional Pengawas Pemerintahan
diberhentikan dari jabatan fungsional pengawas pemerintahan.

2. Pengangkatan PNS dari jabatan lain ke dalam jabatan fungsional pengawas pemerintahan
dapat dipertimbangkan dengan ketentuan sebagai berikut :

 Berijasah paling rendah sarjana strata satu (S1) / Diploma IV sesuai dengan kualifikasi yang
ditentukan.
 Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a
 Telah mengikuti dan lulus Diklat Fungsional Pengawas Pemerintahan sesuai kualifikasi yang
ditentukan Instansi Pembina.
 Memiliki pengalaman jabatan paling kurang 2 (dua) tahun
 Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun, dan
 Setiap unsure penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir

3. Cara-cara pengangkatan kedalam jabatan fungsional pengawas pemerintahan adalah sebagai


berikut :

a.Pengangkatan Pertama (dari CPNS )

 Berijazah S1 / D.IV sesuai kualifikasi.


 Pangkat Penata Muda, III.a.
 Angka Kredit diperoleh dari ijazah yg dimiliki.
 DP-3 paling kurang bernilai baik, 1 tahun terakhir.
 Mengikuti dan lulus diklat fungsional paling lambat 3 (tiga) tahun, setelah
pengangkatan pertama kali.
 Pengangkatan disesuaikan dengan formasi yang tersedia.

b.Pengangkatan dari Perpindahan (Pengangkatan dari jab struktural atau fungsional lainnya)

 Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun


 Berijazah serendah-rendahnya S1 /Diploma IV.
 Pangkat paling rendah gol ruang III/a.
 Telah mengikuti dan lulus diklat Jabatan fungsional
 DP-3 paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
 Angka Kredit berdasarkan penilaian TIM.
 Ditetapkan oleh Pejabat berwenang.

Keuntungan jabatan fungsional pengawas pemerintahan adalah :

a.Kenaikan Pangkat : Dapat naik pangkat lebih cepat dengan syarat sebagai berikut :

 Pangkat dapat lebih tinggi dari Pimpinan


 Memiliki masa kerja dlm pangkat minimal 2 (dua) Tahun
 Dikecualikan dari ujian dinas.
 Syarat lainnya :

- Telah mencapai angka kredit kumulatif yg ditentukan (PAK)

- DP-3 bernilai baik 1 (satu) tahun terakhir


b.Kenaikan Jabatan : Dapat naik jabatan sesuai degan angka kredit

- Kenaikan jabatan dilakukan sebelum kenaikan pangkat

- Memiliki masa kerja dalam jabatan minimal 1 (satu) Tahun

- Lulus dan telah ikut diklat penjenjangan sesuai dengan Kompetensi Jabatan.

- Syarat lainnya :

- Telah mencapai angka kredit kumulatif yg ditentukan (PAK)

- - DP-3 bernilai baik 1 (satu) tahun terakhir.

Pengembangan Kualitas Jabatan Fungsional dilakukan melalui :

- Uji kompetensi: setiap akan naik jenjang atau kenaikan pangkat harus lulus uji kompetensi
/ sertifikasi.
- Diklat teknis atau fungsional untuk menghilangkan kesenjangan keahlian dan kebutuhan
organisasi.

Pembebasan Sementara dari Jabatan fungsional :

Bagi setiap pejabat fungsional yang tidak memenuhi kewajiban dapat dibebaskan sementara dari
jabatan fungsional, apabila :

 5 tahun tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan (Pertama (III/a) s/d Utama
IV/d )
 Setiap 1 tahun tidak dapat mengumpulkan 25 angka kredit dari kegiatan tugas pokok (IV/e)
Utama IV/e
 Dijatuhi hukuman disiplin penurunan pangkat
 Diberhentikan sementara sebagai PNS
 Ditugaskan secara penuh di luar unit jabatan fungsional.
 Cuti di luar tanggungan negara
 Tugas belajar lebih 6 bulan

Tabanan, 2012

Penulis,

Ruth Lodo, SE, MM

Anda mungkin juga menyukai