Anda di halaman 1dari 10

Dampak Interaksi Sosial Wisatawan Asing dengan Masyarakat Terhadap

Perkembangan Moral Remaja di Desa Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

ARIF FATKHUR RAHMAN


170711636149

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
S1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FEBRUARI 2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan berwisata pada mumnya sangatlah digemari oleh setiap orang.


pelancong yang ingin berwisata sering mencari wisata-wisata yang terkenal karena
banyak kunjungan wisatawan ketempat tersebut. Oktavianti (2013) menyebutkan
bahwa budaya pariwisata adalah budaya yang ada berdasarkan kebutuhan
wisatawan. Seiring perkembangan teknologi dan samakin dimudahkannya akses
untuk melakukan kunjungan wisata, banyak wisatawan asing mulai mengetahui
wisata-wisata yang ada di Indonesia terutama di daearah Banyuwangi. Banyuwangi
memiliki tujuan wisata yang sangat beragam yang menjadikan daerah ini sering di
kunjungi oleh wisatawan. Terletak ditempat yang strategis yaitu bersebelahan
dengan pulau bali yang notabene sudah sangat dikenal terlebih dahulu dengan
wisata-wisatanya yang sangat elok, Banyuwangi menjadi tujuan kunjungan
wisatawan kedua yang sering di kunjungi.

Peningkatan terhadap kunjungan wisatawan asing maupun wisatawan


domestik di Banyuwangi dari tahun ketahun semakin meningkat. Kutipan dari
Media Indonesia, tahun 2019 ada sekitar 5,9 juta wisatawan yang berkunjung di
Banyuwangi. Sekitar 4.000 diantaranya adalah wisatwan asing. Kunjungan
wisatwan asing tiap minggunya bisa 500 orang. Kebijakan-kebijakan yang diambil
oleh pemerintah Banyuwangi memang menginginkan kunjungan wisatwan terus
meningkat. Peningkatan tersebut diharapkan bisa membantu perekonomian
masyarakat setempat. Destinasi wisata yang sering di kunjungi oleh para wisatawan
yaitu wisata kawah ijen yang memiliki api biru dan pantai pulau merah yang sangat
indah karena terdapat pulau ditengah tengah pantai. kedua destinasi wisata tersebut
sangta di kenal oleh turis domestik maupun turis mancanegara. Kawah ijen terletak
di dekat pusat kota Banyuwangi yaitu di desa licin dan pantai pulau merah terletak
didesa pesanggaran yang lumayan jauh dari pusat kota. Pantai pulau merah yang
terletak desa pesanggaran ini memang sangat jauh dari kota tetapi kunjungan
wisatawannya sangatlah banyak.

Terletak di ujung selatan kabupaten Banyuwangi, desa Pesanggaran


memiliki potensi alam yang cantik dan disukai beberapa kalangan. Selain potensi
alamnya, desa Pesanggaran ini juga memiliki tatanan sosial tersendiri dikarenakan
masyarakat setempat mayoritas bersuku jawa. Suku jawa terkenal dengan nilai
kesopanannya kepada orang yang lebih tua maupun kepada orang yang belum
dikenal. Semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung di pantai pulau merah
menjadikan desa ini secara tidak langsung menerima kebudayaan-kebudayaan baru
masuk. Wisatawan pastinya berkunjung dan menerapkan kebudayaan atau
kebiasaan ketempat yang disinggahinya. Sorotan pertama yaitu wisatawan asing
yang noetabene memliki perbedaan pada budayanya dan interaksi sosial antara
wisatawan asing dengan masyarakat lokal itu terjadi.

Interaksi sosial merupakan kegiatan yang secara tidak langsung berjalan.


interaksi yang terjalin membuktikan bahwa akulturasi kebudayaan secara tidak
langsung terjadi. Dampak-dampak yang akan terjadi juga sangat beragam terutama
perkembangan moral remaja setempat yang akan terkena imbasnya. Menurut Dekt
(dalam oktavianti, 2013) terdapat tiga bentuk interaksi anatara wisatawan dengan
masyarakat. Bentuk interaksi yang umum terjadi yaitu disaat kedua belah pihak
melakukan transaksi wisata. Pelaku interaksi adalah wisatawan yang memakai
produk wisata yang disediakan masyarakat. Interkasi selanjutnya terjadi apabila
wisatawan dan masyarakat saling bertemu di kegiatan wisata yang sama. Hal ini
merupakan yang terjadi pada masyarakat dan wisatawan asing yang saling bertemu
dan berinteraksi sebagai pengguna jasa dan penyedia jasa. Wisatawan asing pastilah
melakukan kebiasaan yang sering dilakukannya ketempat tersebut dan juga
ditambah interaksi sosial yang terjalin dengan masyarakat setempat, dampak
perkembangan moral remaja juga patut diperhatikan.

Perkembangan moral remaja sangatlah dipengaruhi oleh keadaan lingkungan


remaja itu berkembang. Menurut Hidayat (2013:2.5) menjelaskan bahwa “
Lingkungan yang kondisif dan edukatif, akan mampu memberikan sumbangsih
terbesar dalam mendasari kehidupan kehidupan anak selanjutnya. Namun
sebaliknya , bila anak dibesarkan dilingkunga yang negatif maka nilai-nilai negatif
pun dengan sendirinya akan mewarnai kehidupan anak itu sendiri “. Dari pernyataan
ahli tersebut disimpulakan bahwa perkembangan moral di peengaruhi keadaan
lingkungan dimana remaja tersebut bertempat tinggal dan melakukan perilaku
sosial. Perkembangan moral remaja menjadi sangat labil apabila dilingkungan
sosialnya masih sarat akan perubahan yang datang.

Remaja merupakan titik dimana masa peralihan dari masa anak-anak menuju
dewasa, dan salam masa tersebut terjadi proses pematangan fisik dan psikologis (
Farida, 2014:14). Masa peralihan tersebut bisa dikatakan sangat kritis karena di fase
ini remaja sangat harus dituntun untuk berperilaku yang sesuai dengan moral yang
bernilaku. Perkembangan moral dimasa remaja sangat signifikan. Sifat kritis yang
dimilikinya mulai berkembang. Remaja akan sulit untuk menuruti anjuran atau
larangan yang ditujukan. Pemikiran dan mental remaja mulai tajam, dengan mulai
berani mengungkapkan pembelaan pendapat berdasarkan daya nalarnya.
Konsekuensinya, membekali remaja untuk memiliki cara berpikir yang benar
adalah semestinya. Kurtines dan Gertwitz (1992:89) berpendapat bahwa “watak
moral sebagai berikut: (1) kaum dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu tipe yang
jujur dan yang tidak jujur; (2) kaum remaja yang pada suatu situasi tertentu menipu,
maka pada situasi lain pun akan menipu pula; dan (3) perilaku moral seseorang
dapat diramalkan dari laporan verbalnya tentang penilaian suatu standart kejujuran
yang tinggi dan pengetahuannya mengenai nilai-nilai konvensional berkenaan
dengan nilai kejujuran”. Hal ini menjadikan perkembangan moral anak memanglah
sangat sulit untuk distabilkan tetapi ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk
menuntun perkembangan moral remaja itu bisa tertana sesuai dengan ajaran-ajaran
moral yang ada disituasi sosial masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian tersebut , maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana interaksi yang terjalin antara wisatawan asing dan masyarakat desa
Pesanggaran?
2. Bagaimana perkembangan moral yang terjadi pada remaja dengan adanya
wisatawan asing ?
3. Apa saja dampak positif dan negatif interaksi sosial wisatawan dengan
masyarakat terhadap perkembangan moral remaja?

C. Tujuan Penelitian
Merujuk pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai melalui
penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui tentang interaksi yang terjadi antara wisatawan asing
dengan masyarakat
b. Untuk mengetahui tentang perkembangan moral remaja dengan adanya
wisatawan asing
c. Untuk mengetahui dampak inetraksi sosial wisatawan asing dengan
masyarakat terhadap perkembangan moral remaja

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat atau kegunaan diantaranya :
a. Secara teoritis/akademis penelitian ini diharapkan dapat mampu berguna
untuk penerapan ilmu pengetahuan dan memberikan gambaran dan
informasi bagaimana peran pola asuh orang tua terhadap nilai dan moral
seorang remaja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan pemikiran dalam bidang perkembangan moral remaja. Hasil penelitian
ini sebagai sumber referensi ilmiah dan masukan bagi penelitian selanjutnya.
b. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat meberi masukan
bagimana pola asuh orang tua yang baik. Hasil penelitian ini dapat
memberikan informasi kepada orang tua akan pentingnya kehidupan nilai
dan moral bagi seorang remaja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai acuan untuk mengetahui dampak-dampak wisatawan
asing terhadap perkembangan moral remaja.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Definisi Dampak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dampak adalah
pengaruh sesuatu yang menimbulkan akibat; benturan; yang cukup hebat
sehingga menimbulkan perubahan. Dampak berarti sesuatu yang terjadi
akibat adanya suatu peristiwa yang terjadi dimasyarakat dan menghasilkan
suatu perubahan baik yang mengarah pada perubahan positif ataupun
perubahan negatif. Perubahan positif berarti perubahan menjadi ke arah yang
lebih baik. Sebaliknya perubahan negatif menunjukan perubahan kearah
yang lebih buruk.

2. Interaksi Sosial
A. Definisi interaksi sosial
Interaksi sosial adalah hubungan antar individu satu dengan individu
yang lain, individu tersebut kemudian dapat mempengaruhi individu yang
lainya atau sebaliknya. (Fatnar dan Anam, 2014). Kesimpulan dari pendapat
ahli tersebut yaitu interkasi sosial merupakan suatu hubungan yang terjalin
antara individu satu dengan yang lain yang dapat mempengaruhi, mengubah
atau memperbaiki baik dari individu yang satu dan individu sebaliknya.
B. Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
interaksi sosial terjadi dua syarat (Soerjono Sukanto, 2005) yaitu:
adanya kontak sosial, dan adanya komunikasi.
 Kontak sosial
Kontak sosial berasal dari bahasa latin con atau cum yang berarti
bersama-sama dan tango yang berarti menyentuh. Jadi secara harfiah
kontak adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru
terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Sebagai gejala sosial itu tidak
perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat mengadakan
hubungan tanpa harus menyentuhnya, seperti misalnya dengan cara
berbicara dengan orang yang bersangkutan. Dengan berkembangnya
teknologi dewasa ini, orang-orang dapat berhubungan satu sama lain
dengan melalui telepon, telegraf, radio, dan yang lainnya yang tidak
perlu memerlukan sentuhan badaniah.
Menurut soekanto (2005) Kontak sosial dapat berlangsung dalam
tiga bentuk yaitu sebagai berikut : (1) Antara orang perorangan Kontak
sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan
dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui komunikasi, yaitu
suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-
norma dan nilai-nilai masyarakat di mana dia menjadi anggota;(2)
.Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau
sebaliknya; (3) Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok
manusia lainnya. Umpamanya adalah dua partai politik yang bekerja
sama untuk mengalahkan partai politik lainnya.
 Komunikasi
Komunikasi adalah bahwa seseorang yang memberi tafsiran kepada
orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau
sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang
tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap
perasaan yang ingin disampaikan. Dengan adanya komunikasi sikap dan
perasaan kelompok dapat diketahui olek kelompok lain aatau orang lain.
Hal ini kemudain merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang
akan dilakukannya.
C. Faktor-faktor Interaksi Sosial
Sosial psychology, no 3 menyebutkan Factor-faktor yang mendasari
interaksi sosial yaitu
1. Faktor Imitasi
Imitasi merupakan suatu proses yang menerangkan mengapa
dan bagaimana dapat terjadi keseragaman dalam pandangan dan
tingkah laku antara orang banyak. Imitasi berarti menirukan atau
melakukan sesuatu atas dasar perlakuan dari orang lain yang
dilakukan ke diri individu tersebut.
2. Faktor Sugesti
Faktor sugesti memiliki peranan yang hamper sama dengan
imitasi. Faktor sugesti dalam ilmu jiwa sosial dirumuskan
sebagai suatu proses dimana seornag individu menerima suatu
penglihatan terlebih dahulu atau pedoman tingkah laku dari orang
lain tanpa menganalisisnya terlebih dahuli.
3. Faktor Identifikasi
Faktor identifikasi adalah hal yang mempengaruhi interaksi
sosial dengan cara menganalisis semua hal dari segala aspek dan
mempraktekanya. Identifikasi melhat dari nilai terlebih dahulu
dengan cukup teliti, sebelum mengedintifikasi suatu individu
dengan irasional dan berlangsung dibawah taraf kesadaran
4. Faktor Simpati
Simpati dapat dirumuskan sebagai perasaan tertariknya
seseorang terhadap orang lain. Simpati timbul tidak atas dasar
logis rasional, tetapi berdasarkan penilaian perasaan sebagaimana
proses identifikasi. Akan tetapi, berbeda dengan identifikasi,
timbulnua simpati itu merupakan proses yang sadar bagi manusia
yang merasa simpati terhadap orang lain.

Anda mungkin juga menyukai