Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hernia banyak diderita oleh masyarakat ekonomi menengah ke
bawah khususnya pekerja berat, dan pada orang yang rutin melakukan
olahraga beban. Selain itu, kebiasaan seseorang yang selalu mengejan saat
buang air, bahkan pada orang yang mengalami batuk kronis, serta pada
lanjut usia.Walaupun penderita penyakit hernia terbilang kecil namun
hal ini harus segera ditangani sedini mungkin, karena dapat menimbulkan
gejala yang mengganggu gaya hidup dan sebagainya (Grace, 2007).
Menurut penelitian Ruhl (2007), insiden hernia menurut usia
diperkirakan meningkat seiring pertambahan usia yaitu pada rentang 25-40
tahun 5-8 % diatas 75 tahun 45%. Sedangkan menurut jenis kelamin
insiden hernia inguinalis pada pria 25 kali lebih banyak dijumpai dari pada
wanita. Menurut laporan di Amerika Serikat, insidensi kumulatif hernia
inguinalis di rumah sakit adalah 3,9% untuk laki-laki dan 2.1 untuk
perempuan. Insiden hernia lebih rendah pada pasien obesitas (BMI>
30),dibandingkan dengan perbandingan 8,3% dan 15,6% . Di Indonesia
penyakit hernia menempati urutan ke delapan dengan jumlah 291.145
kasus (KemenkesRI,2012).
Adapun insiden hernia menurut World Health Organization
(WHO) selama 2010, di Indonesia tercatat 32,9% atau sekitar 78,2 juta
penduduk dengan kondisi kegemukan. Jika dibandingkan dengan data
obesitas pada tahun 2008 yang hanya 9,4%, maka dapat di simpulkan
bahwa angka obesitas di Indonesia semakin meningkat (Vera Anik A.
2014).
Hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) melalui
defek atau bagian terlemah dari dinding rongga yang bersangkutan

1
(Dermawan, 2010). Hernia merupakan salah satu kasus dibagian
bedah yang pada umumnya sering menimbulkan masalah kesehatan dan
pada umumnya memerlukan tindakan operasi. Dari hasil penelitian pada
populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang menimbulkan masalah
kesehatan dan pada umumnya pada pria (Luhndorrf, 2013).
Hernia inguinalis lateral lebih banyak diderita oleh laki-laki
daripada perempuan.Hal ini dikarenakan pada laki-laki dalam waktu
perkembangan janin terjadi penurunan testis dari rongga perut. Jika
saluran testis tidak menutup dengan sempurna, maka akan menjadi jalan
lewatnya hernia inguinalis (Oswari,2005). Disebutkan bahwa 1 dari
544orang yaitu sekitar 0,18% mengalami hernia inguinalis lateral.
Meskipun terbilang angka insiden ini rendah tetapi masalah ini bias
menjadi besar dikarenakan hernia ini dapat menjadi kondisi kegawatan
yang mengancam nyawa apabila organ perut yang masuk ke kantong
hernia tidak dapat kembali ke posisi awal dan terjepit sehingga
menimbulkan nyeri dan kerusakan organ tersebut (Clarences, 2008).
Hernia pada bayi dan anak dapat terjadi pada beberapa
bagian tubuhnya,antara lain di pelipatan paha, umbilikus atau pusar,
sekat rongga dada, dan perut (disebut diafragma) serta bagian-bagian
lainnya. Yang umum terlihat langsung adalah hernia pada umbilikus atau
pusar, serta pada pelipatan paha karena dapat langsung ke kantung
skrotum (Luhndorrf, 2013).
Pada kasus hernia, penderita akan mengalami beberapa masalah
sehingga muncul masalah keperawatan seperti pada Pre Operasi
diantaranya: Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan hambatan
mobilitas fisik. Post Operasi: Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan
dengan diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi, dan resiko infeksi
(Suratun, 2010).
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu Kaji hernia :
keparahan gejala, resiko komplikasi (tipe,ukuran hernia), kemudahan

2
untuk perbaikan (lokasi, ukuran), kemungkinan berhasil (ukuran,
banyakya isi perut kanan yang hilang); Kaji pasien : kelayakan operasi,
pengaruh hernia terhadap gaya hidup (pekerjaan dan hobi); Perbaikan
dengan bedah biasanya ditawarkan pada pasien–pasien dengan : risiko
komplikasi yang rendah namun dengan gejala yang mengganggu gaya
hidup dan sebagainya (Grace, 2007).
Peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan
keperawatan yang meliputi upaya promotif, preventif, melakukan
tindakan kolaboratif dengan medis dalam pelaksanaan kuratif dan
rehabilitative. Upaya promotif dengan memberikan pendidikan kesehatan
tentang penyakit hernia. Upaya preventif dengan menghindari factor
risiko antara lain obesitas, peningkatan tekanan intraabdomen (penyakit
paru obstruksi menahun, mengejan saat defekasi dan berkemih. Upaya
kuratif antara lain dengan pembedahan dan terapi medis yaitu pemberian
analgesic dan antibiotic. Upaya rehabilitative dengan cara memberikan
pendidikan kesehatan pada klien post operasi hernia agar mengkonsumsi
makanan tinggi serat, menghindari mengangkat beban terlalu berat,
melakukan latihan penguatan otot perut, dan menurunkan factor resiko
yang menyebabkan terjadinya hernia. Komplikasi yang dapat terjadi pada
hernia yaitu ini Hematoma (luka atau pada skrotum), retensi urin akut.
Infeksi pada luka, nyeri kronis. nyeri dan pembengkakan testis yang
menyebabkan atrofitestis, rekurensi hernia merupakan keadaan
kegawatdaruratan hernia dan memerlukan pertolongan
segera(Grace, 2007).
Tindakan perawatan yang dapat dilakukan pada pasien hernia
inguinalis di ruang Bangsal bedah RSUD Tebing Tinggi yaitu pada
hernia inguinalis reponibilis maka dilakukan tindakan bedah efektif
karena ditakutkan terjadi komplikasi. Pada hernia inguinalis ireponibilis,
maka diusahakan agar isi hernia dapat dimasukkan kembali. Pasien
istirahat baring dan dipuasakan atau mendapat diit halus. Dilakukan
tekanan yang kontinyu pada benjolan misalnya dengan bantal. Baik juga

3
dilakukan kompres es untuk mengurangi pembengkakan dan mengurangi
nyeri. Lakukan usaha tersebut berulang-ulang sehingga isi hernia masuk
untuk kemudian dilakukan bedah efektif di kemudian hari.
Rekam Medik RSUD Tebing Tinggi, menunjukkan bahwa
penderita penyakit Hernia pada tahun 2019 berjumlah 48 pasien (Rekam
Medik RSUD Dr.M.Yunus, 2019).
Meskipun terbilang angka insiden ini rendah tetapi masalah ini bisa
menjadi besar dikarenakan hernia ini dapat menjadi kondisi kegawatan
yang mengancam nyawa apabila organ perut yang masuk ke kantong
hernia tidak dapat kembali ke posisi awal dan terjepit sehingga
menimbulkan nyeri dan kerusakan organ tersebut. Berdasarkan uraian di
atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hernia dan
menyusun laporan kasus tentang asuhan keperawatan hernia pada Tn.H di
ruang Bangsal bedah RSUD TebingTinggi

B. Rumusan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah dalam laporan kelompok ini adalah
pemberian asuhan keperawatan pada pasien Hernia inguinalis di ruang
Bangsal bedah RSUD Tebing Tinggi tahun 2019-2020 meliputi tahap
pengkajian, penegakan diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien
dengan Hernia Inguinalis di ruang bangsal Bedah RSUD Tebing Tinggi
Kabupaten Empat Lawang tahun 2019.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pengkajian pada pasien dengan post operasi
hernia inguinalis

4
b. Mengetahui perumusan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
post operasi hernia inguinalis
c. Mengetahui perencanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan
post operasi hernia inguinalis
d. Mengetahui implementasi pada pasien dengan post operasi hernia
inguinalis
e. Mengetahui evaluasi pada pasien dengan post operasi hernia
inguinalis
f. Mengetahui dokumentasi pada pasien dengan post operasi hernia
inguinalis

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi pelayanan kesehatan
Dapat menjadi acuan dalam mengembangkan pelayanan maupun
penanganan terhadap pasien Hernia dengan mengaplikasikan teori
keperawatan medikal bedah yang ada pada pasien hernia sehingga
pasien dapat mendapatkan kesehatan yang maksimal.
2. Bagi pendidikan
Untuk menambah referensi dan memberikan informasi tentang
penerapan asuhan keperawatan khususnya bagi mahasiswa jurusan
keperawatan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen
Bengkulu.
3. Bagi penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penerapan
asuhan keperawatan pada pasien hernia inguinalis. Sebagai masukan
bagi calon peneliti lain dan sebagai dasar dalam melakukan penelitian
dengan masalah yang berbeda.

5
6

Anda mungkin juga menyukai