Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

S DENGAN TB PARU DI RUANG


NAKULA 4 RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO

NAMA : YUNI RATNASARI


NIM : P1337420919034

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN


PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN - POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit akibat kuman Mycobakterium
tuberkculosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan
lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer
(Arif Mansjoer, 2002). Penyakit tuberkulosis pada anak merupakan penyakit
yang bersifat sistemik, yang dapat bermanifestasi pada berbagai organ,
terutama paru. Sifat sistemik ini disebabkan oleh penyebaran hematogen dan
limfogen setelah terjadi infeksi Mycobacterium tuberculosis data insidens dan
prevalensi tuberkulosis anak tidak mudah dengan penelitian indeks tuberkulin
dapat diperkirakan angka kejadian prevalens tuberkulosis anak. Kriteria
masalah tuberkulosis di suatu negara adalah kasus BTA positif per satu juta
penduduk. Jadi sampai saat ini belum ada satu negara pun yang bebas
tuberculosis.
Berbeda dengan TBC pada orang dewasa, TBC pada anak tidak menular.
Pada TBC anak, kuman berkembang biak di kelenjar paru-paru. Jadi, kuman
ada di dalam kelenjar, tidak terbuka. Sementara pada TBC dewasa, kuman
berada di paru-paru dan membuat lubang untuk keluar melalui jalan napas.
Nah, pada saat batuk, percikan ludahnya mengandung kuman. Ini yang
biasanya terisap oleh anak-anak, lalu masuk ke paru-paru (Wirjodiardjo, 2008).
Proses penularan tuberculosis dapat melalui proses udara atau langsung,
seperti saat batuk. Terdapat dua kelompok besar penyakit ini
diantaranya adalah sebagai berikut: tuberculosis paru primer dan tuberculosis
post primer. Tuberculosis primer sering terjadi pada anak, proses ini dapat
dimulai dari proses yang disebut droplet nuklei, yaitu statu proses terinfeksinya
partikel yang mengandung dua atau lebih kuman tuberculosis yang hidup dan
terhirup serta diendapkan pada permukaan alveoli, yang akan terjadi eksudasi
dan dilatasi pada kapiler, pembengkakan sel endotel dan alveolar, keluar fibrin
serta makrofag ke dalam alveolar spase. Tuberculosis post primer, dimana
penyakit ini terjadi pada pasien yang sebelumnya terinfeksi oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis (Hidayat, 2008).
Sebagian besar infeksi tuberculosis menyebar melalui udara melalui
terhirupnya nukleus droplet yang berisikan mikroorganisme basil tuberkel dari
seseorang yang terinfeksi. Tuberculosis paru termasuk insidias. Sebagian besar
pasien menunjukkan demam tingkat rendah, keletihan, anorexia, penurunan
berat badan, berkeringat malam, nyeri dada dan batuk menetal. Batuk pada
awalnya mungkin nonproduktif, tetapi dapat berkembang ke arah pembentukan
sputum mukopurulen dengan hemoptisis. Tuberculosis dapat mempunyai
manifestasi atipikal pada anak seperti perilaku tidak biasa dan perubahan status
mental, demam , anorexia dan penurunan berat badan. Basil tuberkulosis dapat
bertahan lebih dari 50 tahun dalam keadaan dorman (Smeltzer dan Bare, 2002).
Resiko Penyakit TBC : Anak ≤ 5 tahun mempunyai resiko lebih besar
mengalami progresi infeksi menjadi sakit TBC, mungkin karena imunitas
selulernya belum berkembang sempurna (imatur). Namun, resiko sakit TBC ini
akan berkurang secara bertahap seiring pertambahan usia. Pada bayi < 1 tahun
yang terinfeksi TBC, 43% nya akan menjadi sakit TBC, sedangkan pada anak
usia 1-5 tahun, yang menjadi sakit hanya 24%
Tuberkulosis merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian
imunisasi BCG pada anak dan pengobatan sumber infeksi, yaitu penderita TB
dewasa diisamping itu dengan adanya penyakit karena HIV. maka perhatian
pada penyakit TB harus lebih ditingkatkan Anak biasanya tertular TB, atau
juga disebut mendapat infeksi primer TB, akan membentuk imunitas sehingga
uji tuberkulin akan menjadi positif, tidak semua anak yang terinfeksi TB
primer ini akan sakit TB.

B. Web Of Caution (WOC)


Terlampir
LAPORAN KASUS KELOLAAN

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : Kamis, 06 Februari 2020
Pukul : 09.30
Ruang/RS : Nakula 4/ RSWN
1. Data Demografi
a. Identitas Klien
Nama : An. S
Tanggal Lahir : 18/03/2019
Usia : 11 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Perum Kopri Blok R-11B no 1 02/06 Tembalang
Tgl. Masuk : 02 Februari 2020
Tgl. Pengkajian : 02 Februari 2020
Diagnosa Medis : Febris vomitus, TB Paru
b. Identitas Orang Tua :
1) Ayah
Nama : Tn. A
Usia : 32 Thn
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta/Alat berat
Agama : Islam
Alamat : Perum Kopri Blok R-11B no 1 02/06 Tembalang
2) Ibu
Nama : Ny. W
Usia : 29 Thn
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Perum Kopri Blok R-11B no 1 02/06 Tembalang
2. Keluhan Utama
Ibu klien mengtakan klien demam, pilek dan batuk
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Keperawatan Sekarang :
Ibu klien mengatakan klien dibawa ke RS tanggal 02/02/2020 pukul
18.30 WIB karena demam sejak hari sabtu/ 5 hari yang lalu, batuk 4 hari
yang lalu, dan juga pilek, dan juga muntah setiap makan/minum, sebelum
masuk ke RS 2 kali. Ibu klien mengatakan dirumah sempat diberikan
obat peneurun panas atau paracetamol. Setelah itu panas tidak juga turun
dan klien langsung dibawa ke RS. Di IGD klien diberikan terapi
Grafadon 0,7 cc, injeksi ondan dan RL 3cc/kg BB/jam. Setelah itu pasien
dipindahkan ke ruang nakula 4.
b. Riwayat Keperawatan Lalu :
1. Penyakit yang pernah diderita.
Ibu klien mengatakan klien pernah dirawat di rumah sakit dengan
keluhan sakit yang sama, batuk pilek dan demam saat umur klien 4 bulan
dan didiagnosa dengan TB paru. Dan sekarang klien masuk dengan
gejala yang sama demam dan muntah, serta batuk produktif.
2. Riwayat kehamilan
Saat hamil ibu klien tidak mengalami gangguan kesehatan dan
kelainan gizi. Ibu pasien hanya merasakan mual pada saat-saat awal
kehamilan. Ibu klien rutin memeriksakan kehamilan ke bidan dan dokter
kandungan.
3. Riwayat persalinan
Klien lahir pada usia kehamilan 36 minggu. Klien lahir dengan
normal dengan berat badan 2,6 kg dan panjang badan 49 cm. Bayi
menangis spontan ketika lahir di klinik. ASI selama 6 bulan penuh dan
mulai mendapat makanan tambahan di usia 6 bulan berupa nasi tim, dan
susu formula sampai sekarang. Gigi klien sudah tumbuh 2.
4. Riwayat imunisasi
Ibu klien mengatakan anaknya sudah diimunisasi hingga imunisasi
campak, tinggal imunisasi ulangan
1. Jenis imunisasi BCG, waktu pemberian pada usia 0 bulan, reaksi
setelah pemberian membentuk abses 1 - 2 bulan
2. Jenis imunisasi DPT ( I, II, III, IV ) waktu pemberian usia 3,4,5
bulan,reaksi setelah pemberian demam 1 hari
3. Jenis imunisasi POLIO ( I, II, III, IV ) waktu pemberian usia 3,4,5
bulan, reaksi setelah pemberian tidak ada reaksi
4. Jenis Imunisasi CAMPAK waktu pemberian usia 9 bulan reaksi
setelah pemberian tidak ada reaksi
5. Riwayat alergi
Ibu pasien mengatakan An. S tidak memiliki alergi makanan
ataupun obat.
6. Riwayat pemakaian obat
Sebelum sakit klien hanya mendapatkan obat dirumah yaitu
paracetamol
7. Riwayat tumbuh kembang.
Motorik halus dan motorik kasar klien baik, masalah pada
perkembangan sesuai dengan umur.

- Berdiri, berjalan, sedikit sedikit, memeegang benda kecil, menyebut


ma, pa : ± 11 bulan

Riwayat tumbuh kembang ( Menggunakan DDTS )

Umur Motorik kasar Motorik halus


Perkembangan Perkembangan
sosial bahasa
1 bulan o Lengan o Mengikuti o Menatap ibu o Mengeluarka
bergerak aktif garis tengah o Tersenyum n suara
o Kaki bergerak (gerakan
aktif telunjuk)
2-3 o Mengangkat - o Tertawa -
bulan kepala sendiri o Mengamati
o Membalik tangannya
badan
4-6 o Tertawa o Meraih o Menoleh ke o Meniru bunyi
bulan benda yang arah suara
ada
disekitarnya
7-9 o Duduk sendiri o Memegang o Bermain o Mengucapkan
bulan biscuit sendiri ma... da...
o Senang
bertepuk
tangan
10-12 o Berdiri o Memegang o Bermain o Meniru kata
bulan o Jalan benda kecil cilukba sederhana
o Berlari-lari (papa, mama)
o Naik tangga
2-3 o Berdiri di atas 1 o Makan o Menolak dan o Menyebut
tahun kaki sendiri mencium warna
o Melempar bola barang orang o Menyebut
terdekat angka
o Bicara bisa
dimengerti
3-5 o Melompat - o menyebut o menghitung
tahun o Menggambar 3 nama sampai 10
bagian tubuh temannya o menceritakan
o Mencuci tangan o bermain pengalamann
o Berpakaian dengan ya
temannya o mengerti
o menjawab lawan kata
pertanyaan

Kesimpulan:
Abnormal: bila ada 2 atau lebih keterlambatan di dua sektor/lebih
Meragukan: bila ada 1 sektor atau 2 keterlambatan atau lebih
Normal: bila tidak ada keterlambatan disemua sektor
Tidak dapat di tes: bila terjadi penolakan saat pengkajian.

1. Riwayat Penyakit dalam Keluarga


Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang sama
dengan klien dan tidak ada yang menderita penyakit kronis seperti TBC,
DM, HT, namun ibu klien mengatakan ayah klien perokok. Dan juga ibu
klien menatakan tidak tau apakah tetangga memiliki penyakit batuk lama.

2. Genogram

Keterangan:
: laki-laki : klien
: perempuan : meninggal
: tinggal dalam satu rumah

Kesimpulan :

- Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama


dengan klien.
- Klien tinggal serumah dengan kedua orang tuanya, dan neneknya
- Tiap hari an. S dirawat oleh ibu klien dan neneknya ayah klien bekerja
sebagai pengangkut alat berat. Ibu klien mengatakan Ayah klien juga
perokok, tetapi tidak ada yang sakit batuk, pilek dalam keluarga dalam
1 bulan terakhir

A. Identitas Kebutuhan Dasar Dan Pemeriksaan Fisik


1. Penampilan Umum
a. Keadaan umum
E4V5M6 Composmentis, lemas, rewel, menangis
b. Pemeriksaan TTV
1) Pernapasan : 35 x/menit
2) Suhu : 37,8o C
3) Nadi : 104 x/menit
4) SPO2 : 99 %
c. Penggunaan alat bantu napas
Klien tidak terpasang alat bantu nafas

2. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan


1) Pengukuran antropometri :
a. Lingkar lengan atas : 14 cm
b. Panjang badan : 75 cm
c. Berat badan : 7 kg
d. Lingkar kepala : 43 cm
e. Lingkar dada : 45 cm
f. Lingkar perut : 46 cm
2) Jenis makanan : ASI dan nasi tim
3) Kesulitan saat makan : klien sudah tidak muntah lagi, makan
sedikit-sedikit, kadang rewel tapi habis
4) Kebiasaan khusus : tidak ada
5) Diuresis :-
6) Rute cairan masuk : parenteral (infus) dan oral
7) Jenis cairan masuk : infus RL 21 cc/jam
8) Keluhan : Pasien batuk, panas dan, pilek
a. Skrining Nutrisi :
Modifikasi Strong Kid

No Pertanyaan Jawaban
Tidak Ya
(0) (1)
1. Apakah pasien nampak kurus? 0
2. Apakah terdapat penurunan BB pada 1 1
bulan terakhir? (Berdasarkan penilaian
objektif data BB bila ada/penilaian
subjektif dari orang tua pasien, untuk bayi
≤ 1 tahun BB tidak naik selama 1 bulan
terakhir)
3. Apakah terdapat salah satu dari kondisi 1
berikut?
 Diare 5 kali/hari dan atau muntah > 3
kali perhari dalam seminggu terakhir
 Asupan makanan berkurang selama
seminggu terakhir
4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan 1
yang mengakibatkan pasien berisiko
mengalami malnutrisi (stomatitis, ISPA,
diare)?
Total 3

Keterangan:
Skor 0 – 3 : tidak berisiko malnutrisi
Skor 4 – 5 : berisiko malnutrisi

Pengkajian Resiko Malnutrisi Nutrition Risk Score (NRS)

NO. VARIABEL SKOR PENGERTIAN

1. Nafsu makan 0 Nafsu makan baik

Intake berkurang, sisa makanan lebih dari


½ porsi

Tidak ada nafsu makan lebih dari 24 jam

2. Kemampuan untuk makan 0 Tidak ada kesulitan makan, tidak diare


atau muntah

Ada masalah makan, sering muntah, diare


ringan

Butuh bantuan untuk makan, muntah


sedang dan atau diare 1-2 kali sehari

Tidak dapat makan secara oral, disfagia,


muntah berat dan atau diare > 2 kali
sehari

3. Faktor stress 0 Tidak ada

Pembedahan ringan atau infeksi

Penyakit kronik, bedah mayor,


inflammatory bowel disease atau penyakit
gastrointestinal

4. Persentil berat badan BB/TB sesuai standar

90-99% BB/TB

2 80-89% BB/TB

< 79% BB/TB

TOTAL SKOR 2

Kategori risiko malnutrisi berdasarkan skor : nilai 2

a) 0-3: tidak ada risiko malnutrisi


b) 4-5: berisiko sedang
c) >7: risiko tinggi malnutrisi
b. Status nutrisi

BB/U
𝐵𝐵−𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 7 −9,4
Z Score : 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 − (−1𝑆𝐷) = 9,4 – (8,4) = -2,4 (Gizi baik)

TB/U
𝑇𝐵 – 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 75 − 74,5
Z Score : 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 –(𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛) = 74,5 − 74,5 = 1,5 (tinggi)

BB/TB
𝐵𝐵−𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 7 − 9,5
Z Score : 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛−(−1𝑆𝐷) = 9,5 − 8,8 = -3,5 (kurus)

IMT/U
𝐵𝐵 7
IMT = (𝑇𝐵)2 = (0,74)2 = 13
𝐼𝑀𝑇− 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 13 − 16,9
Z Score : 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛−(−2𝑆𝐷) = 16,9 − 14,5 = -1,6 (Kurus)

1. Cairan :
a. Kebutuhan Cairan :
Diketahui berat badan anak 7 kg. Maka kebutuhan cairan
dalam 24 jam adalah
= 100 cc/kgBB
= 100 x 7 = 700cc/ 24 jam
Rumus IWL Anak dalam 24 jam :
25 % dari kebutuhan cairan / hasil kebutuhan cairan x 0.25
Diketahui berat badan anak 7 kg. Maka kebutuhan cairan
dalam 24 jam adalah 700 cc / 24 jam.
IWL = 700 x 0.25 = 175 cc / 24 jam
- Total cairan masuk / input :
Infus : RL 21cc/24 jam = 480
ASI : 600 ml / hari
Air mineral: ± 400 ml
Total = 1480 cc (Terpenuhi)
- Total cairan keluar / output:
Urine : 1100 cc
Total = 1100 cc
- IWL : (30 – usia anak dalam tahun x BB(Kg)
= (30 – 0,11 th) x 7 kg
= 209 cc / 24 jam
- Balance cairan : Intake – Output = 1480 cc – 1100 cc = +380
cc

Pola nutrisi dan cairan Sehat Sakit

Jam makan Pagi 07.00 WIB 07.00 WIB

Siang 12.00 WIB 12.00 WIB

Malam 18.30 WIB 19.00 WIB

Porsi makan 3 kali sehari 3 kali sehari


tetapi kadang tetapi kadang
susah makan. susah makan.
Awal masuk RS
klien disertai
muntah, tapi
sekarang sudah
tidak, pasien
makan sedikit-
sedikit sampai
habis.

Jenis makanan pokok Nasi tim + ASI + nasi tim,


susu formula snack seperti
+ pisang pudding

Makanan kesukaan Tidak ada Tidak ada

Makanan yang tidak di sukai Tidak ada Tidak ada

Istilah yang di gunakan Mimik Mimik

untuk makan dan minum Maem Maem

3. Kebutuhan aktivitas dan istirahat

Pola Aktivitas Sehat Sakit

Bermain Aktif bermain dengan Anak mengalami


keluarga. kelemahan fisik,
sehingga lebih banyak
terbaring ditempat
tidur, atau di gendong.

Tempramen Periang Menangis, rewel


anak

Pola Aktivitas Sehat Sakit

Jam Tidur-Bangun Malam 7 Jam 8 jam

Siang 2 Jam 3 jam

Ritual sebelum tidur Minum susu Minum ASI


formula

Enuresis Ada Terpasang


pampers

Gangguan tidur Tidak ada Sering


terbangun
karena kaget
dengan
lingkungan
sekitar

4. Kebutuhan eliminasi

Pola buang air besar ( BAB ) Sehat Sakit

Frekuensi 1- 2 kali 1 kali sehari


sehari

Konsistensi Lunak Lunak

Warna Kekuningan Kekuningan

Keluhan saat BAB Tidak ada Rewel

Istilah yang di gunakan anak Tidak ada Tidak ada


untuk BAB

Pola buang air kecil ( BAK ) Sehat Sakit

Frekuensi 3x kali ganti 5-6x kali ganti


pempers sehari pempers sehari

Warna Jernih Kuning jernih

Volume 400 cc 500 cc

Keluhan saat BAK Tidak ada Tidak ada

Istilah yang di gunakan anak Terpasang Terpasang


untuk BAK pampers pampers

5. Kebutuhan Interaksi Sosial


Komunikasi :

1) Anak-Orang tua : ma, paaa, mamm, moh


2) Anak-Teman : mam, mam mam
3) Anak-Keluarga : ma, paaa, mamm, moh
4) Anak-Oranglain : ma, paaa, mamm, moh
6. Kebutuhan Personal Higiene
Saat sehat klien dimandikan ibunya 2 kali sehari (Pagi dan sore)
dikamar mandi, saat sakit klien hanya di sibin di tempat tidur oleh
ibunya.
7. Intergumen
Suhu 37,8 oC, akral teraba hangat, kulit berwarna kuning langsat,
terdapat warna kulit dibagian kaki klien sebagai tanda lahir, tidak
terdapat lesi maupun tanda kemerahan.

MK: Hipertermia

8. Pemeriksaan fisik
 Kepala : Mesochepal, tidak ada lesi dan benjolan , rambut berwarna
hitam
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tak ada peningkatan
vena jugularis.
 Mata :
a. Penempatan dan kesejajaran : simetris
b. Warna sklera : putih
c. Warna iris : hitam
d. Konjungtiva : merah muda
e. Ukuran pupil : simetris
f. Refleks pupil : rangsang terhadap cahaya baik
g. Refleks berkedip : berkedip saat ada sentuhan tangan dan cahaya
(dalam batas normal)
h. Gerakan kelopak mata : baik dalam batas normal
 Hidung : Simetris, tidak ada polip, terdapat sekret
 Mulut : Mukosa bibir kering, membrane mukosa bibir kemerahan,
tidak ada stomatitis, tidak ada labio palato skiziz, gusi tidak
berdarah, gusi pink, tidak ada masalah dalam proses mengunyah
atau menelan.
 Telinga : Simetris, tak ada serumen, tak ada benjolan, Higiene
telinga kanan dan kiri bersih
 Dada : Bentuk simetris ada retraksi dada saat inspirasi
 Paru- paru :
a. Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan dada sewaktu
ekspirasi dan inspirasi simetris. RR: 35 x/menit, SPO2: 99 %
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c. Perkusi : Sonor memendek
d. Auskultasi : Terdapat bunyi ronchi (+/+)
 Abdomen :
a. Inspeksi : tidak ada perbesaran atau distensi pada abdomen
b. Auskultasi : Bising usus 13x/menit
c. Palpasi : tidak ada perbesaran hati, dan limpa.
d. Perkusi : Timpani
 Genetalia : klien berjenis kelamin laki-laki Pasien tidak terpasang
kateter saat dirawat di rumah sakit. Terpasang pampers selama di
RS.
 Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak terdapat deformitas, tidak ada
paralisis/ paresis, tidak edema di keempat ektrimitas, Akral teraba
hangat, tidak terdapat sianosis, capiraly refil 2 detik, terpasang infus
ditangan kanan.
9. Psikososial anak dan keluarga
a. Respon hospitalisasi
Klien sering gelisah karena merasa dilingkungan baru. Lingkungan
mendukung karena keluarga pasien lain sama-sama memiliki bayi
sehingga memahami kondisi klien.
b. Kecemasan
Menurut orang tua klien merasa cemas karena melihat anaknya
yang pernah dirawat di RS karena sakit yang sama dan anak rentan
terkena penyakit.
c. Koping klien/keluarga dalam menghadapi masalah
Keluarga sangat berharap anaknya segera sembuh. Keluarga
terbuka dengan perawat sehingga mudah untuk membantu dalam
mengintervensi pasien. Keluarga mengerti anak menderita TB saat
usia 4 bulan. Dan anak anak bisa lebih rentan terserang penyakit
menular lainnya.
d. Pengetahuan orang tua tentang penyakit anak
Ibu dan bibi klien aktif bertanya jika perawat datang untuk
memberi tindakan kepada klien. Ibu klien mengetahui bahwa
anaknya TB dan rentan terhadap tertularnya penyakit lainnya. Ibu
klien tidak menegtahui An. S tertular batuk flek dar siapa karena
tidak ada keluarga menderita penyakit yang sama atau pun
tetangga.
e. Keterlibatan orang tua dalam perawatan anak
Orang tua mendukung dengan kooperatif dalam intervensi
keperawatan yang diberikan perawat Selain itu ibu klien juga
mengetahui beberapa teknik perawatan sederhana seperti kompres
saat demam dan pemberian makanan sehat.
f. Konsep diri
Klien merupakan seorang anak laki-laki berusia 11 bulan. Klien
anak ke dua.
g. Spiritual
Klien lahir dari keluarga dengan kepercayaan yang baik. Pasien
belum dapat menjalankan kewajiban pada agamanya karena
terkendala perkembangan usia.
10. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian Asi
- Pertama kali disusui : hari setelah dilahirkan
- Cara Pemberian :Menetek/Disusui langsung
- Lama pemberian : 6 bulan
b. Pemberian Susu Formula
- Alasan pemberian : tidak ada, klien ASI.
- Jumlah pemberian : -
- Cara Pemberian :melalui botol
c. Pemberian makanan tambahan
- Pertama kali diberikan usia : 6 bulan
- Jenis : nasi tim
d. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai pada nutrisi:

Usia Jenis Nutrisi Lama pemberian

1. 0 – 6 Bulan Air Susu Ibu (ASI) 6 Bulan


2. 6 – 12 Bulan
ASI dan nasi tim 7 Bulan

11. Riwayat Psychososial


- Anak tinggal bersama ibu dan ayahnya.

- Hubungan antar anggota keluarga harmonis

- Anak diasuh oleh kedua orang tuanya dan juga neneknya.

12. Reaksi Hospitalisasi


a. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap

-Klien belum tahu jika dirinya berada di rumah sakit. An S akan


mulai gelisah ketika ada perawat datang untuk memberikan terapi
atau saat membetulkan tetesan infus yang macet.
b. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

- Ibu mengerti anaknya sakit sehingga membawa anaknya ke rumah


sakit.
- Perasaan orang tua sedih dan cemas karena anaknya dirawat
dirumah sakit dan karena an. S dirawat dengan penyakit yang sama
saat usia 4 bulan.
13. Pengkajian Tambahan
a. Pengkajian resiko jatuh

Pengkajian resiko jatuh Humpty Dumpty

Parameter Kriteria Nilai Skor

Usia < 3 Tahun 4 4

3 – 7 tahun 3

7 – 13 tahun 2

≥ 13 tahun 1

Jenis Kelamin Laki – laki 2 2

Perempuan 1

Diagnosis Diagnosis neurologi 4

Perubahan oksigenasi (diagnosis 3 3


respiratorik, dehidrasi, anemia,
anoreksia, Sinkop, Pusing, dll

Gangguan prilaku / psikiatri 2

Diagnosis lainnya 1

Gangguan Tidak menyadari keterbatasan 3 3


Kognitif lainnya

Lupa akan adanya keterbatasan 2

Orientasi baik terhadap diri sendiri 1

Faktor Riwayat jatuh / bayi diletakkan 4 4


Lingkungan ditempat tidur dewasa

Pasien menggunakan alat bantu / 3


bayi diletakkan dalam tempat tidur
bayi / perabot rumah.
Pasien diletakkan pada tempat tidur 2

Area diluar rumah sakit 1

Pembedahan / Dalam 24 jam 3


sedasi/ anestesi
Dalam 48 jam 2

>48 jam dan tidak menjalani 1 1


pembedahan / sedasi / anastesi.

Penggunaan Penggunaan multiple sedative, obat 3


medika mentosa hypnosis, barbiturate, fenotiazi,
antidepresan, pencahar, diuretic,
narkose.

Penggunaan obat salah satu diatas 2

Penggunaan medikasi lainnya / atau 1 1


tidak ada medikasi.

Jumlah Skor Humpty Dumpty 18

Berdasarkan nilai dari table diatas nanti kita akan dapat


mengklasifikasikan atau mendapatkan nilai sehingga kita dapat menentukan
tingkat resiko jatuh dari pasien yang kita nilai : 18

Dengan ketentuan skala Humpty Dumpty dibawah ini :

Skor Penilaian Resiko jatuh (skor minimum 7, Skor maksimum 25)

 Skor 7 – 11 Resiko Rendah


 Skor ≥ 12 Resiko Tinggi

b. Pengkajian nyeri menggunakan skala FLACC (usia <3 tahun)


Keterangan : Skor nyeri 2 (nyeri ringan)

Pemeriksaan penunjang

 Radiologi
Rontgen Thorax ( 03/02/2020)
 COR: CTR= 53,03%, bentuk, letak normal
Retrocardiac dan retrosternal space tak menyempit
 Pulmo: Corakan vaskuler meningkat, tampak bercak-bercak
pada kedua perihiler dan parakardial serta retrocardial
Hilus tampak membesar
 Diafragma dan sinus costophrenicus kanan dan kiri normal
 Tulang dan jaringan lunak baik
*Kesan:
Cor: konfigurasi Normal
Gambaran TB paru primer

 Pemeriksaan Laboratorium
(Hematologi) 05 februari 2020

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN

Darah :
LED 1 jam 45 mm 0-10
Hemoglobin 11,2 g/dL 11-15
Hematokrit 35,20 g 40-52
Jumlah Lekosit 8,9 /uL 6-17

Hitung jenis
Neutrophil 35 % 50-70
Limfosit 55,9 % 25-40
Monosit 7,3 % 2-9
Eosinophil 1,7 % 29-47
Basophil 0,1 % 0-1

Jumlah trombosit 431 /uL 150-400

(Urin ) 06 februari 2020


PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN

PH 6 4,8-7,8
Leuksit 1-2
Jamur - Negative
Protein - Negative
Reduksi - Negative

14. Program Terapi


NO Terapi 06/02/2020 07/02/2020 08/02/2020
1. Infus RL 500ml 21 cc/jam RL 500ml 21 cc/jam RL 500ml 21 cc/jam
2. Injeksi - Ondansentron 3 x - Ondansentron 3 x - Ondansentron 3 x
1/5 ampul 1/5 ampul 1/5 ampul
- Cefotaxime 3 x - Cefotaxime 3 x - Cefotaxime 3 x
200 mg 200 mg 200 mg
3. Oral - Grafadon 0,7 - Grafadon 0,7 - Grafadon 0,7
cc/8jam cc/8jam cc/8jam
- Cetirizine 1 mg - Fdc 1x1 tablet - Fdc 1x1 tablet
3x1 - Cetirizine 1 mg - Cetirizine 1 mg
- Nac 25 mg 3x 1 3x1 3x1
- BGA untuk telinga - Nac 25 mg 3x 1 - Nac 25 mg 3x 1
kiri - BGA untuk - BGA untuk telinga
telinga kiri kiri

4. Nebulize Combivent ½ + Combivent ½ + Combivent ½ +


r Flexo ½+ NaCl 2cc/ Flexo ½+ NaCl 2cc/ Flexo ½+ NaCl 2cc/
8 jam 8 jam 8 jam
5. Lain lain Paracetamol sup 80 Paracetamol sup 80 -
mg mg
6. Diit Makanan lunak + Makanan lunak + Makanan lunak +
ASI ASI ASI
ANALISA DATA

No Hari / Data Fokus Etiologi Masalah


Tanggal Keperawatan
1 Kamis DS : Ibu klien mengatakan Penumpukan Ketidakefektifan
06/02/2020 klien batuk sejak hari secret di jalan Bersihan Jalan
minggu dan dahak susah nafas Napas
dikeluarkan
Ibu klien mengatakan An. S
memiliki riawayat penyakit
TB paru
DO :
- Pasien batuk dan susah
mengeluarkan sekret
- Pasien tampak menangis
dan rewel
- RR : 35 x/menit
- SPO2 : 99%
- Hasil rontgen: tampak
bercak di paru,
Gambaran: TB paru
2 Kamis DS : Ibu klien mengatakan Infeksi bakteri, Ketidakefektifan
06/02/2020 badan klien masih panas proses inflamasi termoregulasi
Ibu klien mengatakan An. S
sudah demam 1 minggu
DO :
- Pasien tampak rewel dan
menangis terus
- Kulit teraba hangat
- Kulit tampak kemerahan,
mukosa bibir kemerahan
- S : 37,8 0 C
- Nadi: 104 x/ menit
3 Kamis, DS: - ibu mengatakan klien Kehilangan Resiko
06/02/2020 haus dan banyak minumnya volume cairan kekurangan
-ibu mengatakan dahak nya aktif : muntah, volume cairan
bisa keluar saat klien hipertermi
muntah
-Ibu klien mengatakan klien
muntah setiap
makan/minum SMRS
DO:
-klien tampak lemah, dan
rewel
-klien tampak lemas dan
susah untuk makan
Nadi : 104x/menit
Suhu : 37,8 C
Muntah saat makan 1 x

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekret dalam jalan


napas, bronkospasme
2. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan proses infeksi penyakit
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume
cairan aktif : muntah, hipertermi
RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan TTD

Nursing Out Come (NOC) Nursing Intervention Classification (NIC)

1 Ketidakefektifan bersihan Status Pernafasan : Kepatenan Manajemen Jalan Napas (3140) : Yuni
jalan napas berhubungan Jalan Nafas (0410) : - Kaji tanda – tanda vital klien Ratnas.

dengan sekret dalam jalan Setelah dilakukan tindakan - Posisikan pasien untuk memaksimalkan
napas keperawatan selama 3 x 2 jam tidak ventilasi
Defenisi : Ketidakmampuan terjadi gangguan ketidakefektifan - Gunakan teknik yang menyenangkan untuk
membersihkan sekresi atau bersihan jalan napas dengan kriteria memotivasi bernafas pada anak-anak
obstruksi dari saluran napas hasil : - Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
untuk mempertahankan - Frekuensi pernafasan dapat tambahan
bersihan jalan napas mendekati rentang normal : 20- 25 - Kelola pemberian bronkodilator: combivent,
Batasan karakteristik : x/menit flexotid
- Batuk yang tidak efektif - Tidak ada suara nafas tambahan - Monitor status pernafasan dan oksigenasi
- Sputum dalam jumlah lebih - Mampu mengeluarkan secret - Ajarkan cara batuk/bersin yang benar pada
- Perubahan frekuensi napas - Batuk berkurang klien dan keluarga
- Memberikan fisioterapi dada
2 Ketidakefektifan Termoregulasi (0800) : Perawatan Demam (3740) :
termoregulasi berhubungan Setelah dilakukan tindakan - Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya
dengan proses infeksi keperawatan selama 2 x 4 jam - Monitor warna kulit dan suhu
penyakit, peningkatan menunjukkan suhu tubuh dalam batas - Monitor asupan dan keluaran
kebutuhan oksigen normal dengan kriteria hasil : - Beri obat atau cairan IV: antipiretik
Defenisi : fluktuasi suhu - Suhu dapat mendekati rentang - Tutup pasien dengan selimut atau pakaian ringan
diantara hipotermia dan normal yaitu 37 0C - Dorong konsumsi cairan
hipertermia - HR dan RR dalam batas normal -Berikan oksigen, yang sesuai
Batasan karakteristik : - Tidak ada perubahan warna kulit - Fasilitasi istirahat
- Kulit kemerahan - Pantau komplikasi yang berhubungan dengan
- Peningkatan suhu tubuh demam
diatas kisaran normal - Pastikan keamanan pasien yang gelisah
- Peningkatan frekuensi - Lakukan penanganan demam non farmakologis
pernapasan menggunakan teknik tepid sponge untuk
- Gelisah menurunkan suhu tubuh pada anak
- Kulit terasa hangat
3 Resiko kekurangan volume Keseimbangan cairan elektrolit: - Pertahankan catatan intake dan output yang
cairan berhubungan dengan
Setelah dilakukan tindakan akurat
kehilangan volume cairan
aktif : muntah, hipertermi keperawatan selama 1 x 8 jam - Monitor status hidrasi (kelembaban membran
Definisi : Penurunan cairan keseimangan cairan dan elektroliit mukosa, nadi adekuat, tekanan darah
intravaskuler, interstisial, adekuat dengan kriteria hasil : ortostatik), jika diperlukan
dan/atau intrasellular. Ini
mengarah ke dehidrasi, -Tak ada tanda-tanda dehidrasi: - Lakukan terapi IV
kehilangan cairan dengan penurunan BB, mata cekung, turgor - Berikan cairan
pengeluaran sodium
kulit jelek, kulit kering) - Berikan cairan IV pada suhu ruangan
Batasan Karakteristik :
- Dorong masukan oral
- Kelemahan
- Haus - Dorong keluarga untuk membantu pasien
- Membran mukosa/kulit
makan
kering
- Peningkatan denyut nadi, - Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
penurunan tekanan darah,
penurunan volume/tekanan
nadi
- Konsentrasi urine
meningkat
- Temperatur tubuh
meningkat
- Hematokrit meninggi
CATATAN KEPERAWATAN

Hari/Tanggal/ Diagnosa Tindakan Keperawatan Res pon TTD


Keperawatan
Jam

Kamis 1 1. Mengkaji keadaan umum dan memantau DO : Yuni


06/02/2020 TTV klien dengan mengukur suhu, nadi - Keadaan Umum : Komposmentis, Ratnas.

10.45 dan pernafasann, serta menjelaskan GCS : E4 M6 V5


kondisi pasien kepada ibunya. - Suhu : 37,8 oC
- RR : 35 x/menit
- HR : 104 x/menit
S: 37,8 C
2. Kolaborasi dengan dokter dalam DS : Ibu klien mengatakan An. S batuk
pemberian obat : berdahak sudah 5 hari
- Combivent ½ + Flexo ½+ NaCl 2cc/ 6 DO: Pasien tampak lebih nyaman setelah
jam dilakukan pemberian nebulizer
- Injeksi Cefotaxime 3 x 200 mg
- Nac 25 mg 3x 1
- Cetirizine 1 mg 3x1
3. Memberikan posisi semi fowler DO: ibu tampak membantu memposisikan
klien
4. Melakukan fisioterapi dada DS: ibu mengatakan setuju dan mau membantu
fisioterapi dada dan mengetahui tujuan
pemberian fisioterapi dada
DO: ibu tampak memabntu pemberian kompres
didada dan memegangi anaknya saat diberikan
fisioterapi
1. Melakukan penanganan demam non
2 DS: ibu mengatakan belum mengetahui Teknik
farmakologis menggunakan teknik tepid
tepid water sponge untuk mengatasi panas
sponge untuk menurunkan suhu tubuh
demam anak
pada anak dan menjelaskan kepada ibu
DO:Suhu: 37,5 C
tentang penanganan demam pada anak:
tepid water sponge
2. Memantau cairan infus RL :21 cc/jam
3. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat : Obat-obatan yang diberikan antara lain
- Grafadon 0,7 cc/8 jam antipiretik
- Paracetamol supp 90 mg / 8 jam
4. Memantau komplikasi yang berhubungan DO: tidak tampak tanda-tanda infeksi lainnya
dengan demam
3 1. Monitor status hidrasi (kelembaban DO: bibir tampak kering kemerahan bagian
membrane mukosa, nadi adekuat, dalam, nadi lemah N: 105 x/menit
tekanan darah
2. Pertahankan catatan intake dan output DS: ibu klien mengatakan klien sudah pipis 5x
yang akurat sejak dari tadi pagi
Ibu klien mengatakan anak muntah saat batuk/
mengeluarkan dahak
Ibu klien mengatakan minum anak cukup
banyak, dari pagi sudah habis 1 botol air
mineral 550ml
DO: urin output ±800 cc
3. Lakukan terapi IV DO: infus RL 500 ml, 21 cc/jam
4. Dorong keluarga untuk membantu pasien DS: ibu klien mengatakan anak mau makan
makan sedikit-sedikit
DO: anak rewel saat disuruh makan
Jumat, 1 1. Mengkaji keadaan umum dan memantau DO : Yuni
07/02/2020 TTV klien dengan mengukur suhu, nadi - Keadaan Umum : Komposmentis, Ratnas.

11.30 dan pernafasann, serta menjelaskan kondisi GCS : E4 M6 V5


pasien kepada ibunya. - Suhu : 37,6 oC
- RR : 30 x/menit
- HR : 100 x/menit
S: 37,6 C
2. Kolaborasi dengan dokter dalam DS : Ibu klien mengatakan An. S masih batuk
pemberian obat : berdahak, susah dikeluarkan
- Combivent ½ + Flexo ½+ NaCl 2cc/ 6 DO: Pasien tampak lebih nyaman setelah
jam dilakukan pemberian nebulizer
- Injeksi Cefotaxime 3 x 200 mg
- Nac 25 mg 3x 1
- FDC 1x1 tablet
- Cetirizine 1 mg 3x1
3. Memberikan posisi semi fowler DO: ibu tampak membantu memposisikan
klien
4. Melakukan fisioterapi dada DS: ibu mengatakan setuju dan mau membantu
fisioterapi dada dan mengetahui tujuan
pemberian fisioterapi dada
DO: ibu tampak memabntu pemberian kompres
didada dan memegangi anaknya saat diberikan
fisioterapi
1. Melakukan penanganan demam non
2 DS: ibu mengatakan semalam anak sudah
farmakologis menggunakan teknik tepid
dikompres dengan Teknik tepid water sponge
sponge untuk menurunkan suhu tubuh pada
untuk mengatasi panas demam anak
anak dan menjelaskan kepada ibu tentang
DO:Suhu: 37,2 C
penanganan demam pada anak: tepid water
sponge
2. Memantau cairan infus RL :21 cc/jam
Obat-obatan yang diberikan antara lain
3. Kolaborasi dengan dokter dalam
antipiretik
pemberian obat :Grafadon 0,7 /8 jam
3 1. Memonitor Hidrasi Klien ( membrane DO: mukosa bibir sedikit kemerahan
mukosa bibir)
2. Memantau intake dan ouput cairan DS: ibu klien mengatakan minum anak tetap
cukup seperti biasa
DO: urine output 700cc
3. Mendorong keluarga untuk membantu DS: ibu mengatakan anaka sudah mau makan
pasien makan, seperti makan kesukaannya dan menghabiskan makannya. Tidak
memuntahkannya lagi
Sabtu , 1 1. Mengkaji keadaan umum dan memantau DO : Yuni
08/02/2020 TTV klien dengan mengukur suhu, nadi - Keadaan Umum : Komposmentis, Ratnas.

15.40 dan pernafasann, serta menjelaskan kondisi - Suhu : 36,8 oC


pasien kepada ibunya. - RR : 28 x/menit
2. Kolaborasi dengan dokter dalam - HR : 100 x/menit
pemberian obat : DS : Ibu pasien mengatakan batuk nya
- Injeksi Cefotaxime 3 x 200 mg berkurang
- Nac 25 mg 3x 1 DO: Pasien tampak lebih nyaman setelah
- Cetirizine 1 mg 3x1 diberikan therapy obat
EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/ Diagnosa Subjektif, Obyektif, Assasment, Planning TTD


Tanggal Keperawatan (SOAP)
Jam

Senin , 1 S : Ibu klien mengatakan An. S batuk Yuni


27/01/2020 berdahak sudah 5 hari Ratnas

13.40 O:
- Pasien tampak batuk batuk
- Keadaan Umum : Komposmentis,
GCS : E4 M6 V5
- Suhu : 37,8 oC
- RR : 35 x/menit
- HR : 104 x/menit
- Suara nafas ronchii (+/+)
- Pasien lebih nyaman setelah dilakukan
pemberian nebulizer
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Mengkaji keadaan umum dan memantau
TTV
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
obat bronkodilator
- Berikan fisioterapi dada
2 S : Ibu pasien mengatakan demam sudah 1
minggu
Ibu mengatakan panas naik turun
O:
- Pasien tampak gelisah, kemerahan
S: 37,5 C
HR : 104 x/menit
- Kulit Teraba hangat
A : Masalah belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Teknik tepid water sponge
- Kaji adanya tanda tanda infeksi
3 S :- ibu klien mengatakan klien sudah pipis
5x sejak dari tadi pagi
-Ibu klien mengatakan anak muntah saat
batuk/ mengeluarkan dahak
- Ibu klien mengatakan minum anak cukup
banyak, dari pagi sudah habis 1 botol air
mineral 550ml
O:
-Bibir tampak kering kemerahan bagian
dalam, nadi lemah N: 105 x/menit
-N: 104x/menit
- Urin output ±800 cc
Terpasang infus RL 500 ml, 21 cc/jam
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Pantau intake dan ouput cairan
- Dorong keluarga untuk membantu
pasien makan, seperti makan
kesukaannya
Selasa, 1 S : Ibu klien mengatakan An. S masih batuk Yuni
28/01/2020 berdahak, susah dikeluarkan Ratnas.

12.40 O:
- Pasien tampak batuk batuk
- Suhu : 37,6 oC
- RR : 30 x/menit
- HR : 100 x/menit
- Suara nafas ronchii (+/+)
- Pasien lebih nyaman setelah
dilakukan pemberian nebulizer
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
obat bronkodilator
- Berikan fisioterapi dada
2 S : Ibu pasien mengatakan anak masih sedikit
panas, tapi setelah di kompres sudah turun
O:
S: 37,1 C
HR : 100 x/menit
- Kulit Teraba hangat
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
3 S : ibu mengatakan anaka sudah mau makan
dan menghabiskan makannya. Tidak
memuntahkannya lagi
Ibu klien mengatakan minum anak tetap
cukup seperti biasa
O:
- Mukosa bibir sedikit kemerahan
-N: 100x/menit
- urine output 700cc/8 Jam
Terpasang infus RL 500 ml, 21 cc/jam
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
Rabu, 1 S : Ibu pasien mengatakan batuk nya Yuni
29/01/2020 berkurang Ratnas.

19.40 O:
- Pernafasan pasien tampak lebih teratur,
tidak ada batuk
- Suhu : 36,8 oC
- RR : 28 x/menit
- HR : 100 x/menit
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB 3
PEMBAHASAN
A. Analisa kasus
An. S dengan usia 11 bulan dengan diagnose TB paru primer, febris
vomitus masuk ke RS dengan keluhan demam, pilek dan batuk. Ibu klien
mengatakan klien dibawa ke RS tanggal 02/02/2020 pukul 18.30 WIB karena
demam sejak hari sabtu/ 5 hari yang lalu, batuk 4 hari yang lalu, dan juga pilek,
dan juga muntah setiap makan/minum, sebelum masuk ke RS 2 kali. Ibu klien
mengatakan dirumah sempat diberikan obat peneurun panas atau paracetamol.
Setelah itu panas tidak juga turun dan klien langsung dibawa ke RS. Di IGD klien
diberikan terapi Grafadon 0,7 cc, injeksi ondan dan RL 3cc/kg BB/jam. Setelah itu
pasien dipindahkan ke ruang nakula 4. Ibu klien mengatakan klien pernah dirawat
di rumah sakit dengan keluhan sakit yang sama, batuk pilek dan demam saat umur
klien 4 bulan dan didiagnosa dengan TB paru. Dan sekarang klien masuk dengan
gejala yang sama demam dan muntah, serta batuk produktif.
Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan
klien dan tidak ada yang menderita penyakit kronis seperti TBC, DM, HT, namun
ibu klien mengatakan ayah klien perokok. Dan juga ibu klien mengatakan tidak
tau apakah tetangga memiliki penyakit batuk lama. Klien tinggal serumah dengan
kedua orang tuanya, dan neneknya. Tiap hari an. S dirawat oleh ibu klien dan
neneknya ayah klien bekerja sebagai pengangkut alat berat. Ibu klien mengatakan
Ayah klien juga perokok, tetapi tidak ada yang sakit batuk, pilek dalam keluarga
dalam 1 bulan terakhir

B. Analisa Intervensi
An. S dengan umur 11 bulan masuk dengan keluhan febris hari ke 6 batuk
dan pilek. Diagnose TB paru primer, febris dan vomitus. Setelah melakukan
pengkajian didapatkan masalah keperawatan yaitu ketidakefektifan bersihan jalan
nafas, ketidakefektifan termoregulasi, kekurangan volume cairan
An. S tampak batuk batuk , produktif dan susah dikeluarkan. Ibu mengatakan
anak sudah batuk 5 hari. Sebelumnya, ibu mengatakan anggota keluarga yang
serumah menderita penyakit yang sama ibu mengatakan tidak ada. Setelah itu
menetapkan prioritas masslah ketidakefektifan bersihan jalan nafas menjadi yang
pertama. Rencana keperawatan yang telah disusun bertujuan untuk membersihakan
jalan nafas dari secret yang tidak bisa dikeluarkan. Intervensi yang telah dilakukan
ialah Kaji tanda – tanda vital klien, Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi , Gunakan teknik yang menyenangkan untuk memotivasi bernafas pada
anak-anak, Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan, Kelola pemberian
bronkodilator: combivent, flexotid. Ibu klien mengatakan dahak klien keluar saat
klien muntah. Monitor status pernafasan dan oksigenasi, Ajarkan cara batuk/bersin
yang benar. Ibu, ayah dan bu de klien mengerti bagaimana etika batuk dan bersin
diharapkan kedepannya anak. S tidak akan terlura penyakit yang sama yang
disebabkan oleh sikap keluarga kurang sehat.
Pada masalah yang kedua an. S masuk dengan Febris selama 6 hari. Anak
muntah dan tidak mau makan dan panas selalu diatas 38 C. setelah itu anak
diberikan intervensi keperawatan diantranya memebrikan kompres dengan Teknik
water tepid sponge dan mengajarkan ibu agar terbiasa dilakukan dirumah walaupun
anak rewel saat diberikan kompres, lalu monitor suhu dan tanda-tanda infeksi.
Monitor masukan cairan dan makanan klien, terakhir pemberian antipiretik
paracetamol infus. Pada hari ke 2 panas turun menjadi normal kembali menjadi
37,1C anak tidak panas lagi. Dan ibu mengetahui cara nonfarmakologi kompres
WTS yang bisa dilakukan dirumah saat dirumah.
Pada masalh ke 3 yaitu kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan volume cairan aktif: muntah. Intervensi yang diberikan diantaranya
yaitu Pertahankan catatan intake dan output yang akurtat, Monitor status hidrasi
(kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik), jika
diperlukan, Lakukan terapi IV, Berikan cairan dan dorong masukan oral, Dorong
keluarga untuk membantu pasien makan dan tawarkan snack (jus buah, buah segar).
Pada hari kedua ibu klien melaporkan tidak ada lagi muntah setiap kali makan,
makan anak sudah cukup dan habis setiap kali makan.
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit akibat kuman
Mycobakterium tuberkculosis sistemis sehingga dapat mengenai semua
organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya
merupakan lokasi infeksi primer (Arif Mansjoer, 2000).Resiko Penyakit
TBC : Anak ≤ 5 tahun mempunyai resiko lebih besar mengalami progresi
infeksi menjadi sakit TBC, mungkin karena imunitas selulernya belum
berkembang sempurna (imatur). Namun, resiko sakit TBC ini akan
berkurang secara bertahap seiring pertambahan usia. Tuberkulosis
merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi
BCG pada anak dan pengobatan sumber infeksi, yaitu penderita TB
dewasa.
An. S dirawat dengan TB paru primer dan febris vomitus. Saat usia
4 bulan anak. S juga dirawat dengan TB paru dan pertama kalinya
didiagnosa dengan penyakit TB paru. Anak. S memiliki riwayat
keperawatan yang sama diharapkan keluarga menegrti dan tambah paham
dengan kondisi keehatan anak sehingga kedepannya keluarga dapat
mencegah terulang penyakit yang sama yang dapat menganggu tumbuh
kembangnya.
B. Saran
Diharapkan laporan asuhan keperawatan ini dapat menjadi asuhan
keperawatan yang tepat kepada pasien dengan TB Paru sesuai dengan
perkembangan ilmu, dapat mengembangkan konsep asuhan keperawatan
pada pasien dengan TB Paru. dan bagi tenaga kesehatan agar menerapkan
asuhan keperawatan yang tepat kepada pasien dengan TB Paru sesuai
dengan perkembangan ilmu.

Anda mungkin juga menyukai