KELOMPOK 8 :
Annisa Nurmedinawati I4051191039
Enggar Septhy Arsitha I4051191040
Nada Eliza Nurlatifah I4051191041
Syahroni I4052191008
Teguh Ayatullah I4052191009
Tri Mutiara Dayani I4052191010
4. Tujuan program :
Mengetahui Pengaruh Tehnik Distraksi Nafas Ritmik Terhadap Tingkat Nyeri
Pasien Post Operasi Apendisitis
9. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan tanggal : 14-15 Februari 2020
Kegiatan: pelaksanan di lakukan di bangsal perawatan bedah RSUD dr.
Abdul Aziz ruang Kijang 1 pelaksana Tri Mutiara Dayani dan Enggar
Septhy Arsitha Teguh Ayatullah dan Jerapah 2 pelaksana Nada Eliza
Nurlatifah dan pukul 13.00-13.30 WIB
Anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek (gambar) atau
memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung
dengan hitungan satu sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas
melalui mulut secara perlahan dengan menghitung satu sampai empat
(dalam hati)
Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap
gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk
pola pernafasan ritmik
10. Evaluasi :
2 pasien sebagai target sasaran, pasien pertama Tn. E dengan diagnosa post-op
appendektomi :
Klien mengatakan nyeri yang dialami akibat luka post-op (P)
Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk (Q)
Klien mengatakan letak nyeri di daerah luka post op (R)
Klien mengatakan nyeri di rentang skala 6 (skala nyeri berat) setelah
diberikan terapi tehnik distraksi nafas ritmik, klien mengatakan nyeri
berkurang di rentang skala 5 (skala nyeri sedang) (S)
Klien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang datang (T)
Klien mengatakan senang dengan terapi yang diberikan, saat 10-15 menit
terapi diberikan klien mengatakan perasaan yang rileks sehingga nyeri klien
dapat menurun.
Sedangkan pasien kedua Tn. A dengan diagnosa post-op appendektomi :
Klien mengatakan nyeri yang dialami akibat luka post-op (P)
Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk (Q)
Klien mengatakan letak nyeri di luka post op (R)
Klien mengatakan nyeri di rentang skala 4 (skala nyeri sedang) setelah
diberikan terapi tehnik distraksi nafas ritmik klien mengatakan nyeri
berkurang di rentang skala 3 (skala nyeri ringan) (S)
Klien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang datang (T)
Klien mengatakan suka dengan terapi, saat 10-15 menit terapi diberikan klien
mengatakan perasaan yang nyaman sehingga nyeri klien dapat menurun.
11. Hambatan :
Pelaksanaan proyek inovasi di ruang kijang (ruang perawatan pria) kelas III pada
Tn A , dimana dalam 1 ruangan ada 12 bed dan saling berdekatan satu sama lain,
terapi yang dihasilkan tidak maksimal pada pasien sasaran dikarenakan
pengunjung yang membesuk pasien serta keluarga pasien yang ramai di dalam
ruangan dan membuat suasana menjadi tidak kondusif (ribut) sehingga
menyebabkan pasien kadang teralihkan fokusnya terhadap terapi.
Proyek inovasi ini dilakukan pada 2 pasien yaitu Tn. E dan Tn. A dengan
diagnosa post apendecitis pada Tn. E dengan keluhan nyeri pada luka post operasi
terasa seserti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 6 (sedang) hilang datang dan Tn. A
juga mengeluh pada luka post operasi terasa seperti tertusuk-tusuk dengan skala 4
(sedang) juga hilang datang.
Kedua pasien tersebut dilakukan teknik ritmik nafas dalam dengan waktu
yang bersamaan dalam 10 sampai 15 menit dengan frekuensi 3 x teknik ritmik nafas
dalam. Hasil yang didapatkan dari penerapan teknik ritmik nafas dalam yang kedua
pasien tersebut ditemukan adanya perubahan nyeri berkurang dan pasien merasa
rileks meskipun tidak menghilangkan rasa nyeri hal ini berkesinambungan dengan
penelitian Surya & Agus, (2015) menunjukkan bahwa pemberian teknik distraksi
nafas dalam ritmik menyebabkan penurunan tingkat nyeri post op apendititis yang
signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Faridah, V. (2015). Penurunan Tingkat Nyeri Pasien Post Op Apendisitis Dengan
Tehnik Distraksi Nafas Ritmik. Program Studi S1 Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Lamongan.
Grace, Pierce, A, (2007). At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga.
Heffner, Linda J., & Schrust, D.J. (2010). At a Glance Sistem Reproduksi. Jakarta:
Krisna DNP. Faktor Risiko Penyebab Batu Ginjal. Jurn KEMAS. (2011) ;7(1): 51-62.
Muttaqin Arif, Sari Kumala. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gangguan
Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
National Kidney and Urologic Disease Information Clearing House. Kidney Stones in
Adults. 2012 Feb;2495(13):1–12. Tersedia dari: www.kidneyniddk. nnih.gov.
Nurlina, Suharyo. (2008). Faktor-Faktor Risiko Kejadian Batu Saluran Kemih pada
Laki-Laki (Studi Kasus di RS. Dr. Kariadi, RS Roemani dan RSI Sultan
Agung Semarang).1–9.
Padila ( 2012 ) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Yogyakarta. Nuha Medika.
Rampengan, S. F., Rondonuwu, R., & Onibala, F. (2014). Pengaruh teknik relaksasi
dan teknik distraksi terhadap perubahan intensitas nyeri pada pasien post
operasi di Ruang Irina A Atas RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado. Jurnal
Keperawatan,