Disusun oleh :
Riskha Irryani S
XII MIPA 2
SMAN 3 KOTA SUKABUMI
Di dunia matematika, terdapat sebuah keluarga bangun ruang (tiga
dimensi) yang disebut “Bangun Ruang Platonik”. Dalam bahasa
Inggris disebut Platonic Solid. Bangun ruang jenis ini mempunyai
keistimewaan, yaitu:
1. Semua permukaannya berbentuk sama
2. Semua rusuknya sama panjang
3. Semua sudut permukaannya sama besar
Semua itu dengan syarat bangunnya harus “gembung”, dalam artian
tidak mengerut ke dalam. Atau dalam bahasa matematikanya,
bersifat konveks.
Mengapa dinamai Bangun Ruang Platonik? Karena secara khusus
disebut oleh filsuf Yunani, Plato, dalam buku berjudul Timaeus. Dalam
buku tersebut Plato mempopulerkan lima buah bangun yang dianggap
‘sempurna’ di dunia Yunani Kuno. Mengacu pada ciri keseragaman
yang sudah disebut di atas.
oktahedron
Sudut permukaan: 60°
(gambar dari Wikimedia Commons)
3. Hexahedron
Yang Ketiga disebut Hexahedron. Mempunyai enam buah
bidang persegi. (bahasa Yunani: “hexa” = “enam”)
(hexahedron)
Sudut permukaan: 90°
(gambar dari Wikimedia Commons)
4. Dodekahedron
Bangun keempat jarang terlihat di dunia nyata, meskipun
begitu dia mempunyai ciri khas, seluruh bidangnya berbentuk
segilima. Sekilas mengingatkan bentuk bola sepak. Jumlah
bidang permukaannya 12. Oleh karena itu disebut dodekahedron.
(bahasa Yunani: “dodeka” = “duabelas”)
dodekahedron
Sudut permukaan: 108°
(gambar dari Wikimedia Commons)
5. Icosahedron
Bangun kelima, sekaligus terakhir, mempunyai dua puluh
bidang yang semuanya segitiga sama sisi. Sangat jauh
mengalahkan yang lain. Namanya adalah icosahedron, lagi-lagi
mengacu pada bahasa Yunani. (“icosa” = “dua puluh”)
icosahedron
Sudut permukaan: 60°
(gambar dari Wikimedia Commons)
V–E+F=2
dengan V adalah banyaknya titik sudut (vertex), E adalah banyaknya rusuk
(edge), dan F adalah banyaknya permukaan (face) atau sisi. Supaya lebih jelas
mengenai titik sudut, rusuk, dan permukaan, kita dapat lihat contoh kubus pada
gambar di bawah.
Maksud yang ingin disampaikan oleh rumus Euler ini adalah banyaknya titik
sudut dikurangi banyaknya rusuk kemudian ditambahkan dengan banyaknya
permukaan akan selalu menghasilkan nilai dua. Walau rumus Euler terlihat sangat
sederhana, rumus ini merangkum sifat-sifat bangun ruang. Berdasarkan nama
rumus tersebut, tentu kita bisa menebak siapa pencetusnya, yaitu matematikawan
dari Swiss, Leonhard Euler (1707-1783).