Anda di halaman 1dari 2

Narator: Suatu hari Kaisar Agustus mengadakan sensus cacah jiwa bagi seluruh dunia.

Yusuf dan
Maria pun pergi dari kota Nazaret menuju kota Daud yang bernama Betlehem. Karena pada saat itu
Maria sedang dalam usia kandungan bulan akhir, maka perjalanan yang mereka tempuh harus
berulangkali beristirahat, sehingga kedatangan mereka di Betlehem sudah larut malam. Tempat-
tempat penginapan di Betlehem, sudah penuh dengan tamu-tamu dari seluruh negeri. Yusuf dan Maria
pun berkeliling dari pintu ke pintu rumah.

Ilustrasi: ( bunyi suara orang mengetuk pintu: tok, tok, tok)

Yusuf: “Permisiii,,, selamat malam”

Pemilik Rumah 1: “Selamat malam,,, (belum sempat Yusuf dan Maria bertanya sang pemilik rumah
sudah menjawab dengan nuansa keras) kalian siapa.... mau cari penginapan ya,, maaf rumah ini sudah
penuh. Silakan cari di sebelah sana”

Narator: Yusup dan Maria pun melanjutkan perjalanan dan menuju tempat berikutnya. Dalam
perjalanan itu perut Maria Mulai terasa sakit dan kesulitan untuk berjalan.

Ilustrasi: (terdengar bunyi suara pintun diketuk: tok tok tok) dengan nada memelas memelas Yusuf
mengetuk pintu dan menanyakan penginapan.

Yusup: “Permisiii, apakah di sini masih ada kamar untuk kami?”

Pemilik rumah 2: dengan nada galak langsung menyahut “Wahhh,, siapa kalian! Gelandangan ya?!!
Ini sudah malam jangan mengganggu para tamu kami yang beristirahat! Pergi sana!”

Setelah berulang kali ditolak, sampailah Yusuf dan Maria di ujung kampung kota Betlehem, dan
tinggal hanya ada satu rumah kecil sederhana. Malam sudah lewat dan mereka pun belum beristirahat.
Maria sudah tidak tahan lagi untuk melahirkan. Yusuf pun mengetuk rumah sederhana itu.

Ilustrasi: (suara bunyi pintu diketuk, tok,, tok,, tok)

Yusuf: “Permisi, apakah kami bisa singgah sebentarrr saja untuk tinggal hingga pagi matahari terbit
saja? Isteriku sudah tidak kuat dan dia hampir melahirkan, tolonglah kami”

Ilustrasi: Sang Ibu pemilik rumah membukakan pintu dengan suara lembut.

Pemilik rumah 3: “Saudara,, lihatlah, rumah kami kecil, dan kami punya anak-anak banyak. Tidak
ada lagi tempat untuk membaringkan badan. Tetapi di belakang sana, kami ada kandang domba
ternak, bila kalian mau istirahatlah di sana”.

Narator: Pada waktu malam yang makin menjelang itu, Yusuf memapang Maria berjalan tertatih dan
akhirnya menuju ke sebuah kandang. Tidak berapa lama kemudian, terdengarlah suara tangisan bayi
yang baru lahir. Maka datanglah Malaikat Tuhan menggemakan seruan di tengah para gembala.
KEMULIAAN KEPADA TUHAN DI TEMPAT YANG MAHA TINGGI DAN DAMAI
SEJAHTERA BAGI ORANG YANG BERKENAN KEPADANYA. Saat itu rombongan Malaikat
bersama terntara surgawi dan para gembala, bersama-sama berarak untuk sujud hormat kepadanya.

Para petugas liturgi berarak memulai perayaan Ekaristi dengan Yusuf dan Maria berada di depan.
Sampai di depan Altar, semua memberi hormat, semua petugas berarak menuju gua, meletakkan bayi
Yesus dalam Palungan lalu kembali ke depan altar dan ke tempat duduk masing-masing.Sesudahnya
perayaan Ekaristi Natal seperti biasa.

Anda mungkin juga menyukai