Anda di halaman 1dari 109

MINILOKA KARYA AKHIR

PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS, KELUARGA DAN CMHN DI


WILAYAH RW 03 KELURAHAN MEDOKAN SEMAMPIR KECAMATAN
SUKOLILO SURABAYA

(Dosen Pembimbing : Anis Rosyiatul Husna., S. Kep., Ns., M. Kes)

Disusun Oleh : “Kelompok B”

1. Sanda Marta Ari Firmansyah S. Kep (NIM. 20184663028)


2. Farhana Zulfa S. Kep (NIM. 20184663014)
3. Endjellia Permatasari S. Kep (NIM. 20184663038)
4. Kholili S. Kep (NIM. 20184663031)
5. Bayuni S.Kep (NIM. 20184663033
6. Deny Aufi Saputri S.Kep (NIM. 20184663011)
7. Devina Rafiah S.Kep (NIM. 20184663012)
8. Mariana Ulva Mustava S.Kep (NIM. 20184663003)
9. Diany Ellen Fransisca S.Kep (NIM. 20184663001)
10. Illa Mataul Syadah S.Kep (NIM. 20184663035)
11. Choyroti Ulul Azmi S.Kep (NIM. 20184663002)
12. Infak Muslikin S.Kep (NIM. 20184663023)
13. Suci Isma Ullia S.Kep (NIM. 20184663040)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM REGULER ANGKATAN 10
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2019

51
BAB 6
IMPLEMENTASI & EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI WILAYAH RT 5 DAN 6 RW 10 KELURAHAN PENJARINGAN SARI RUNGKUT SURABAYA

No. Diagnosis Kegiatan Waktu/ Peserta Pelaksana Hambatan Solusi


Tempat
1. Ketidak efektifan 1. Pengaktifan Setiap Semua Mahasiswa 1. Hambatan kegitan a. Memotivasi
pelaksanaan posyandu kembali posyandu Minggu Warga bekerja sama a. Kurangnya kader lansia
Lansia di wilayah RW 3 lansia : sekali, di Hari Lansia RT dengan kader inisiatif kader untuk ikut
Kelurahan Medokan a. memberdayakan Sabtu beralan 01-05 di lansia dan lansia untuk berpartisipasi
Semampir Kecamatan kader lansia mulai tanggal Wilayah warga RT 01 – menjadi petugas aktif dalam
Sukolilo Kota Surabaya b. melaksanakan 6 Juli - 4 RW 03 05 RW 03 posyandu lansia. melakukan
berhubungan dengan kegiatan dalam Agustus 2019 Kelurahan b.Petugas dalam perannya dan
suport sistem yang kurang posyandu lansia pukul 09.00 Medokan kegiatan lansia terus
memadai seperti : WIB Semampir dilakukan oleh menjalankan
senam lansia, Tempat Balai mahasiswa posyandu lansia
pengecekan RW 03 c. Tidak dengan rutin
tinggi badan , Medokan terpenuhinya b. Mahasiswa
berat badan, Semampir persayaratan mengusahakan
tekanan darah, dalam perekapan

51
asam urat dan pengajuan ke data lansia dan
gula darah. dinas kesehatan. syarat-syarat
c. Pengusulan lainnya namun
pengesahan masih dalam
posyandu lansia proses pengajuan
ke DINKES. dan konsultasi ke
pihak puskesmas
2. Resiko terjadinya 1.Memberikan 1. Jum’at 12 Semua Mahasiswa 1. Kurangnya 1. Mahasiswa
penyakit(ISPA, DBD, penyuluhan Juli 2019 Mahasiswa bekerja sama partisipasi warga berinisiatif
Diare) berhubungan mengenai sanitasi Pukul dan Kader dengan kader dalam mengikuti menggunakan
dengan keadaan lingkungan yang 08.00 WIB Mantik di mantik dan penyuluhan metode jemput
lingkungan rumah di RW baik melalui leaflet, Tempat masing- warga RT 01 – sehingga peserta bola ke rumah
03 kelurahan Medokan meliputi Balai RW masing RT 05 RW 03 yang dating tidak warga
Semampir Kecamatan pencahayaan rumah 03 Kelurahan memenuhi target
Sukolilo Surabaya. di siang hari, Medokan Medokan 2. Tidak ada
pentingnya jendela Semampir Semampir hambatan
di dalam rumah, 2. Setiap Hari
pentingnya Kamis
membuka jendela Untuk RT
rumah setiap hari

52
untuk sirkulasi 01 Pukul
udara. 15.00
2.Bekerjasama 3. Setiap hari
dengan Bumantik Jum’at RT
(ibu pemantik) 02, 04, 05
pemantau jentik 4. Setiap Hari
nyamuk di rumah. Sabtu RT
03 pukul
16.00
Tempat
masing-
masing rumah
warga disetiap
RT
3. Resiko Tinggi 1. Beri penyuluhan Jumat 12, Juli Semua Mahasiswa 1. Kurangnya 1. Mahasiswa
Penyalahgunaan Obat mengenai dampak 2019 pukul Mahasiswa bekerja sama partisipasi warga berinisiatif
secara bebas di wilayah atau resiko yang 09.00 WIB – dan warga dengan warga dalam mengikuti menggunakan
RW 3 kelurahan medokan terjadi jika Selesai RW 03 dan masing- penyuluhan metode jemput
semampir kecamatan mengonsumsi Tempat Balai masing kader sehingga peserta bola ke rumah
sukolilo kota Surabaya obat bebas. RW 03 RT 01 – 05di yang dating warga

53
Berhubungan dengan 2. Beri penyuluhan Medokan wilayah RW tidak memenuhi
Kurangnya pengetahuan mengenai Semampir 03 Kelurahan target
masyarakat akan resiko penggunaan obat Medokan
penggunaan obat bebas. yang tepat dan Semampir
sesuai aturan
(DAGUSIBU).
3. Diskusikan
dengan
masyarakat cara
penanganan
pertama ketika
anggota keluarga
sakit.
4. Menyebarkan
leaflet mengenai
pentingnya
menghindari
konsumsi obat-
obatan bebas

54
yang tidak sesuai
aturan.\
4. Resiko perilaku 1. Mengaktifkan Jum’at, 19 Semua Mahasiswa 1. Pada saat 1. Mempersempit
menyimpang pada remaja kembali Juli 2019 Mahasiswa bekerja sama kegiatan, Remaja waktu kegiatan
berhubungan dengan posyandu remaja, pukul 18.30 dan Remaja dengan dan Karang dengan
kurangnya paparan kegiatannya WIB – dan Karang Remaja dan Taruna RW 03 menggabungkan
informasi tentang meliputi : Selesai Taruna RW Karang Taruna datang tidak kegiatan
perilaku dan kesehatan a. Penyuluhan Tempat Balai 03 RW 03RT 01 – sesuai dengan penyeluhan dan
remaja. tentang bahaya RW 03 05di wilayah waktu yang telah pembetukan
NAPZA, dan Medokan RW 03 ditentukan kelompok
dampak dari Semampir Kelurahan sehingga kegiatan Remaja Genre
pergaulan bebas Medokan molor 2. Tetap
b. membentuk Semampir 2. Tidak hadirnya membentuk
kelompok remaja Ketua Kader kelompok
GENRE Remaja sehingga GENRE
(Generasi tidak dapat
Berencana) membentuk
GENRE
5. Resiko terjadinya 1. Membentuk Minggu, 4 Semua Mahasiswa
bencana di wilayah RW kelompok Tanggap Agustus 2019 Mahasiswa bekerja sama

55
3 kelurahan medokan Bencana pukul 09.00 dan dengan
semampir kecamatan (TAGANA) dan WIB – perwakilam perwakilam
sukolilo kota Surabaya Membuat jalur Selesai warga di warga di setiap
berhubungan dengan evakuasi dan titik Tempat Balai setiap RT 01 RT 01 – 05 di
kurangnya pengetahuan kumpul bersama RW 03 – 05 di wilayah RW
masyarakat tentang warga. Medokan wilayah RW 03Kelurahan
pentingnya Tanggap 2. Penyuluhan dan Semampir 03 Medoka n
Bencana dan pertolongan pelatihan mengenai Semampir
pertama . penggunaan APAR
dengan baik dan
benar.

56
PROGRAM KERJA TAMBAHAN

No. Kegiatan Pelaksana Peserta Waktu Tempat Hambatan Solusi

1. Penanaman Mahasiswa Masyarakat Sabtu, 27 Di 1. Lahan tanam yang 1. Tetap


tanaman obat bekerja sama RW 3 Juli 2019 Distribusikan terlalu sempit dilakukan
keluarga ( dengan kelurahan Pukul 16.00 untuk RT 1- 2. Agenda penanaman
TOGA ) Warga dan medokan WIB – RT 5 RW 3 penanaman toga TOGA dengan
Lansia di semampir Selesai kelurahan yang berbenturan memanfaatkan
RW 03 kecamatan Medokan dengan posyandu lahan
sukolilo Semampir lansia seadanya
kota Kecamatan 2. Memanfaatkan
surabaya Sukolilo Kota waktu tunggu
Surabaya. sebelum
senam lansia
untuk bersam-
sama
menanam
TOGA

57
2. Berpartisipasi Mahasiswa Masyarakat Setiap 1 Balai RW 3 Tidak hambatan Alur kegiatan
dalam bekerjasama RW 3 bulan kelurahan dikarenakan sudah mengikuti arahan
kegiatan dengan kelurahan dalam 2 medokan menjadi rutinan, dan kader Balita
Posyandu Kader medokan kali semampir tidak ada kendala
Balita Posyandu semampir pelaksanaan kecamatan disetiap
Balita di RW kecamatan pukul 08.00 sukolilo kota pelaksanaanya
03 sukolilo WIB – Surabaya
kota Selesai
surabaya
3. Penyuluhan Mahasiswa Murid- Hari Jum’at Mushola RW Jadwal pelaksanaan Kegiatan tetap
Perilaku bekerjasama murid di 19 Juli 03 berbenturan dengan berjalan setelah
Hidup Bersih dengan TPQ 2019 pukul jadwal ujian sholat, kegiatan ujian
dan Sehat Ustadah dan Mushola 16.00-17.00 sehingga acara selesai.
Pada Anak murid-murid RW 03 WIB dimulai setelah ujian
Usia Dini di TPQ selesai
Mushola RW
03
4. Senam Mahasiswa Masyarakat Setiap hari Lapangan Tidak Ada
Minggu Pagi bekerjasama RW 3 dan Minggu Balai RW 3
Ceria warga mulai kelurahan

58
Bersama dengan umum 14 Juli medokan
Warga Umum Warga umum kelurahan 2019 semampir
medokan Pukul 06.00 kecamatan
semampir WIB – sukolilo kota
kecamatan selesai Surabaya
sukolilo
kota
surabaya

59
LAMPIRAN

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

60
PROGRAM KERJA

ANAK USIA DINI

61
SATUAN ACARA KEGIATAN
POSYANDU KIA (KESEHATAN IBU DAN ANAK)

Judul : KESEHATAN I BU DAN ANAK


Tanggal pelaksanaan : 1 Juli 2019
Waktu : 09.40 WIB
Tempat : Di Balai RW 3 Medokan Semampir Kecamatan
Sukolilo Surabaya

SASARAN
1. Semua ibu dan anak di RW 03 Medokan Semampir Kecamatan Sukolilo Surabaya

MEDIA
1. Timbangan
2. Tensi
3. Alat ukur TB

STRATEGI PELAKSANAAN
No. Waktu Kegiatan Peserta
Pembukaan :
1. 3 menit 1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam. 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
Pelaksanaan :
2. 30 menit 1. Pemeriksaan TB,BB 1. Memperhatikan
2. Memberikan kesempatan kepada 2. Bertanya
ibu untuk bertanya jika ada yang 3. Antusias saat
ingin di tanyakan mengikuti kegiatan
4. Menjawab
pertanyaan

62
5. Mendengarkan
6. Memperhatikan
3. 4 menit Evaluasi :
1. Ibu antusias dalam mengikuti 1. Menceritakan
kegiatan dan pemeriksaan 2. Gembira
4. 3 menit Terminasi:
1. Kegiatan dapat di lakukan dengan 1. Memperhatikan
lancar 2. Gembira
2. Warga yang mengikuti 3. Mendengarkan
memberikan apresiasi kepada 4. Menjawab salam
pihak posyandu
3. Mengucapkan salam penutup

PENGORGANISASIAN
1. Leader : Choyroti Ulul Azmi
2. Co Leader : Devina Rafi,ah
3. Fasilitator : Sanda,Ellen , Bayuni, Mariana ulva

TUGAS MASING-MASING
1. Leader : Memimpin jalannya program terapi
2. Co-Leader : Membantu dalam jalannya program terapi
3. Fasilitator : Mendampingi dan mengarahkan saat Pemeriksaan terapi

EVALUASI KEGIATAN
 Hambatan
Tidak hambatan dikarenakan sudah menjadi rutinan, dan tidak ada kendala disetiap
pelaksanaanya

 Solusi
Alur kegiatan mengikuti arahan kader Balita

63
Dokumentasi

64
SATUAN ACARA KEGIATAN
POSYANDU KIA (KESEHATAN IBU DAN ANAK)

Judul : KESEHATAN IBU DAN ANAK


Tanggal pelaksanaan : 8 Juli 2019
Waktu : 08.00 WIB
Tempat : Di Balai RW 3 Medokan Semampir Kecamatan
Sukolilo Surabaya

SASARAN
1. Semua ibu dan anak di RW 03 Medokan Semampir Kecamatan Sukolilo Surabaya

MEDIA
1. Timbangan
2. Tensi
3. Meteran

STRATEGI PELAKSANAAN
No. Waktu Kegiatan Peserta
Pembukaan :
1. 3 menit 1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam. 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
Pelaksanaan :
2. 30 menit 1. Pemeriksaan TB,BB,LP,TD 1. Memperhatikan
2. Emo demo tentang Kehamilan 2. Bertanya
3. Memberikan kesempatan kepada 3. Antusias saat
warga untuk bertanya jika belum mengikuti kegiatan
jelas 4. Menjawab
pertanyaan

65
5. Mendengarkan
6. Memperhatikan
3. 4 menit Evaluasi :
1. Warga antusias dalam mengikuti 1. Menceritakan
kegiatan dan Emo demo 2. Gembira
2. Warga mengetahui tentang
proses kehamilan
4. 3 menit Terminasi:
1. Kegiatan dapat di lakukan dengan 1. Memperhatikan
lancar 2. Gembira
2. Warga yang mengikuti 3. Mendengarkan
memberikan apresiasi kepada 4. Menjawab salam
pihak posyandu
3. Mengucapkan terima kasih
kepada anak dan orang tua
4. Mengucapkan salam penutup

PENGORGANISASIAN
1. Leader : Choyroti Ulul Azmi
2. Co Leader : Devina Rafi,ah
3. Fasilitator : Sanda,Ellen , Bayuni, Mariana ulva

TUGAS MASING-MASING
1. Leader : Memimpin jalannya program terapi
2. Co-Leader : Membantu dalam jalannya program terapi
3. Fasilitator : Mendampingi dan mengarahkan saat Pemeriksaan terapi

PERKIRAAN HAMBATAN :
1. Keterlambatan kehadiran pihak puskesmas saat kegiatan posyandu
2. Waktu pelaksanaan acara terlalu mepet dengan acara lansia

66
ANTISIPASI HAMBATAN/MASALAH
1. Mengisi waktu luang dengan melakukan kuis tentang kesehatan

1. Maka melakukan kegiatan semaksimal mungkin cepat dislesaikan dan sebagian


ibu yang sudah di lakukan pemeriksaan di persilahkan pulang

67
DAFTAR HADIR

68
Dokumentasi

69
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)


Tanggal/ Hari : Jumat/19 juli 2019
Waktu : 30 menit
Sasaran : Anak Usia Sekolah di TPA Musholla RW 03
Penyaji : Farhana Zulfa
Kholili

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta pelatihan mampu mengetahui tentang
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu:
a. Menyebutkan pengertian PHBS dengan benar
b. Menyebutkan bidang PHBS dengan benar
c. Menyebutkan manfaat PHBS dengan benar
d. Menyebutkan indikator PHBS dengan benar
e. Menyebutkan jenis perilaku hidup sehat terhadap diri sendiri
f. Mendemonstrasikan cuci tangan dan sikat gigi yang benar

B. Metoda
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi

C. Media dan Alat


1. LCD proyektor

70
D. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Peserta
1 Pembukaan  Memberi salam dan kontrak waktu Menjawab salam
5 menit  Menjelaskan tujuan, manfaat materi Mendengarkan dan
yang akan disampaikan memperhatikan
2 Kegiatan inti  Menjelaskan pengertian PHBS Menyimak semua
20 menit dengan benar materi yang
 Menjelaskan bidang PHBS dengan disampaikan
benar
 Menjelaskan manfaat PHBS dengan
benar
 Menjelaskan indikator PHBS dengan
benar
 Menjelaskan jenis perilaku hidup
sehat terhadap diri sendiri
 Mendemonstrasikan cuci tangan dan
sikat gigi yang benar
3 Penutup  Mengevaluasi pengetahuan tentang Menjawab pertanyaan
5 menit materi yang sudah dijelaskan dengan
memberikan pertanyaan
 Menyimpulkan materi yang telah Mendengarkan
dijelaskan
 Menutup pertemuan dan memberi
salam Menjawab salam

E. Kriteria Evaluasi
Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan, maka peserta akan dapat:
 Menyebutkan pengertian penyakit PHBS dengan benar
 Menyebutkan manfaat PHBS

71
 Menyebutkan langkah-langkah mewujudkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari

72
MATERI PENYULUHAN

PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT)

A. Pengertian PHBS
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara
dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta
berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang
atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya (Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2008).
Jadi PHBS adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang
atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya.

B. Bidang PHBS
Bidang PHBS yaitu :
1. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
dengan sabun, mandi minimal 2x sehari, dan lain-lain.
2. Bidang gizi, seperti makan sayur dan buah tiap hari, mengkonsumsi garam
beryodium, menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan, dan
lain-lain.
3. Bidang kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban,
memberantas jentik, dan lain-lain

C. Manfaat PHBS
Manfaat dari PHBS diantaranya :
1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit

73
2. Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga
3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya
pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah
tangga
4. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota
di bidang kesehatan
5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
6. Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

D. Indikator PHBS
Mengacu pada pengertian perilaku sehat, indikator ditetapkan berdasarkan
area/ wilayah :
1. Indikator Nasional
Ditetapkan tiga indikator, yaitu :
a) Persentase penduduk tidak merokok
b) Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan
c) Persentase penduduk yang melakukan aktivitas fisik/olahraga.
Alasan dipilihnya ketiga indikator tersebut berdasarkan isu global dan regional
(Mega Country Health Promotion Network, Healthy Asean Life Styles), seperti merokok
telah menjadi isu global, karena selain mengakibatkan penyakit seperti jantung dan
kanker paru-paru juga disinyalir menjadi entry point untuk narkoba. Pola makan yang
buruk akan berakibat buruk pada semua golongan umur, bila terjadi pada usia balita akan
menjadikan generasi yang lemah/ generasi yang hilang di kemudian hari. Bagi usia
produktif akan mengakibatkan produktivitas menurun. Kurang aktivitas fisik dan
olahraga mengakibatkan metabolisme tubuh terganggu, apabila berlangsung lama akan
menyebabkan berbagai penyakit seperti jantung, paru-paru, dan lain-lain.

74
2. Indikator Lokal Spesifik
Yaitu indikator Nasional ditambah indikator lokal spesifik masing-masing daerah
sesuai dengan situasi dan kondisi daerah. Ada 16 indikator yang dapat dipergunakan
untuk mengukur perilaku sehat, yaitu :
a. Ibu hamil memeriksakan kehamilannya
b. Ibu melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan
c. Pasangan usia subur (PUS) memakai alat KB
d. Balita ditimbang
e. Penduduk sarapan pagi sebelum melaksanakan aktivitas
f. Bayi diimunisasi lengkap
g. Penduduk minum air bersih yang masak
h. Penduduk menggunakan jamban sehat
i. Penduduk mencuci tangan memakai sabun
j. Penduduk menggosok gigi sebelum tidur
k. Penduduk tidak menggunakan napza
l. Penduduk mempunyai Askes/ tabungan/ uang/ emas
m. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dan SADARI
(Pemeriksaan Payudara Sendiri)
n. Penduduk memeriksakan kesehatan secara berkala untuk mengukur hipertensi
o. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan Pap Smear
p. Perilaku seksual dan indikator lain yang diperlukan sesuai prioritas masalah kesehatan
yang ada di daerah

F. Jenis Perilaku Hidup Sehat terhadap diri sendiri.


1. Mandi (Depkes RI, 2007)
Mandi menggunakan sabun mandi dilakukan minimal 2x sehari pada pagi dan sore
hari yang bertujuan untuk:
 Menjaga kebersihan kulit.
 Mencegah penyakit kulit/ gatal-gatal.
 Menghilangkan bau badan
2. Mencuci rambut (Depkes RI, 2007)

75
Dilakukan 2x seminggu menggunakan sampho, bertujuan untuk membersihkan
rambut dan kulit kepala dari kotoran dan memberikan rasa segar.

3. Membersihkan hidung (Depkes RI, 2007)


Lubang hidung perlu dibersihkan pada setiap kali mandi guna membuang kotoran
yang ada dan melancarkan jalan untuk bernafas.
4. Gosok gigi
Cara memelihara kebersihan gigi adalah menggosok gigi menggunakan pasta gigi
secara benar, cara menggosok gigi sebagai berikut:
a. Letakan sikat gigi 45 derajat terhadap gusi. Sikat dengan perlahan dari arah gusi
ke gigi, lakukan berulang kali.
b. Sikat bagian dalam dengan cara yang sama.
c. Sikat permukaan gigi graham.
d. Gunakan ujung sikat gigi untuk menyikat gigi bagian dalam gigi atas.
e. Jangan lupa menyikat lidah.

76
Dilakukan minimal 2 x sehari dengan memakai pasta gigi/ odol yang
dilakukan setelah akan dan sebelum tidur malam. Gosok gigi ini bertujuan
untuk (Depkes RI, 2007):
 Menjaga kebersihan gigi dan mulut.
 Mencegah kerusakan pada gigi dan gusi.
 Mencegah bau mulut yang tidak sedap.

5. Kesehatan mata
Untuk kesehatan mata perlu diperhatikan cahaya pada saat membaca dimana cahaya
harus cukup terang, jarak pembaca dengan buku sepanjang penggaris (30 cm), yang
dibaca tidak boleh bergerak/ bergoyang, membaca tidak boleh sambil tiduran. (Depkes
RI, 2007)
6. Mencuci tangan.
Mencuci tangan tidak hanya membasuh telapak tangan saja.Langkah-langkah
mencuci tangan yang baik dan benar (Imelda Suryaningsih, 2014:260)
a. Membasahi tangan dengan air mengalir.
b. Gunakan sabun dan gosok hingga berbusa secara merata di telapak tangan.
c. Gosok kesela-sela jari satu persatu.
d. Gosok punggung tangan secara merata
e. Bersihkan kesela-sela kuku satu persatu
f. Keringkan tangan dengan tisu bersih atau handuk sekali pakai, atau pengering
udara. Jika memungkinkan, gunakan tisu atau handuk untuk mematikan kran.

77
Selain itu cuci tangan dilakukan untuk menjaga kebersihan tangan dari kotoran dan
kuman yang dapat menyebabkan penyakit. Cuci tangan dapat dilakukan pada
saat (Depkes RI, 2007):
 Sebelum dan sesudah makan
 Sebelum tidur
 Sebelum dan memegang benda-benda kotor.
 Setelah pulang dari bepergian
Akibat tidak mencuci tangan sendiri yaitu terjadinya penyakit diare, infeksi saluran
pernapasan, pneumonia atau radang paru-paru, dan infeksi cacing, mata, dan kulit.
Pentingnya menjaga kebersihan tangan, mencuci tangan dengan sabun bermanfaat
agar terhindar dari penyakit-penyakit diatas.
7. Memotong kuku
Dilakukan minimal 1x seminggu dengan tujuan untuk (Depkes RI, 2007):
 Mencegah penyakit yang dapat ditularkan melalui tangan saat makan (misalnya
cacingan,menceret, dll)
 Mencegah luka akibat garukan kuku.
Perlu diperhatikan bahwa tidak boleh mengkorek hidung dengan jari/ kuku tangan yang
kotor, tidak memasukkan jari kemulut atau menggigiti kuku.
8. Pakai alas kaki
Anak-anak terkadang dalam bermain tidak meggunakan alas kaki, penggunaan alas kaki
perlu dilakukan agar (Depkes RI, 2007):
· Kaki tidak terluka atau tertusuk benda tajam.
· Mencegah penyakit, misalnya penyakit cacingan akibat menginjak kotoran.
9. Kebersihan pakaian.
Pakaian dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu pakaian sekolah, pakaian bermain
dan pakaian tidur. Pakaian harus selalu bersih dan diganti dalam setiap hari, hal ini
bertujuan agar kita terhindar dari penyakit kulit yang diakibatkan pakaian basah atau
kotor. (Depkes RI, 2007)
10. Belajar makan sehat
Makan adalah kebutuhan pokok setiap orang, makan sebaiknya 3x sehari dengan
menu yang seimbang yaitu empat sehat lima sempurna yang terdiri dari nasi, sayur, lauk,

78
buah dan susu. Makan pagi atau sarapan sangat penting setiap harinya guna menjadi
sumber tenaga kita pada siang harinya, perlu diingat juga untuk menghindari jajan
sembarangan karena kebersihan dari makanan yang dijual tidak terjamin dan mungkin
dapat menyebabkan penyakit seerti sakit perut, diare, muntah dan lain-lain. (Depkes RI,
2007)

79
DOKUMENTASI

80
PROGRAM KERJA

KESEHATAN LINGKUNGAN

81
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kesehatan Lingkungan

Sub topik : Rumah Sehat

Sasaran : Semua Masyarakat di wilayah RW 03 Kelurahan Medokan


Semampir Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya

Tempat : Balai RW 03 Kelurahan Medokan Semampir Surabaya

Hari/Tanggal : Jum’at , 12 Juli 2019

Waktu : 09.00 - 10.00 WIB

Pelaksana : Mahasiswa Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Surabaya

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 40 menit di harapkan
masyarakat mampu memahami tentang Rumah Sehat.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 40 menit tentang Rumah Sehat
di harapkan masyarakat mampu:

1. Mengetahui dan menjelaskan pengertian Rumah Sehat


2. Mengetahui dan mengerti tentang kriteria Rumah Sehat
3. Mengetahui dan mengerti syarat-syarat Rumah Sehat
4. Mengetahui dan mengerti tentang Mamfaat Rumah Sehat
5. Mengetahui dan mengerti tentang Upaya yang dilakukan agar rumah
menjadi sehat

III. Materi Penyuluhan (Terlampir)

82
IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

V. MEDIA
1. LCD
2. Laptop
3. Proyektor

VI. KEGIATAN PENYULUHAN

No
FASE KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA WAKTU
.

1. Pra Interaksi  Menyiapkan Satuan Acara 3 menit


Penyuluhan & bahan
untuk leaflet.
 Menentukan kontrak
waktu & materi dengan
RW RT kader, ibu Mantik
dan masyarakat sebelum
penyuluhan dilakukan
2. Kerja  Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam 1 menit
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan  Mendengarkan
1 menit
 Menyebutkan materi yang  Memperhatikan
1 menit
akan diberikan.
 Menggali pengetahuan  Memperhatikan

83
masyarakat tentang rumah 1 menit
sehat .
 Memperhatikan
 Menjelaskan tentang
pengertian rumah sehat. 1 menit

 Menjelaskan kriteria
rumah sehat.  Memperhatikan
 Mengkaji pengetahuan
audien tentang mamfaat 10 menit
 Bertanya dan
rumah sehat.
menjawab pertanyaan
 Memberi kesempatan
yang diajukan. 10 menit
kepada klien untuk
mengajukan pertanyaan
kemudian didiskusikan
bersama & menjawab
pertanyaan.
 Memperhatikan
 Memberikan leaflet
tentang rumah sehat .
3. Evaluasi :  Menanyakan kepada  Menjawab pertanyaan 10 menit
peserta tentang materi
yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada
klien yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. Terminasi :  Mengakhiri pertemuan &  Mendengarkan 2 menit
mengucapkan terimakasih
atas partisipasi klien .
 Menjawab salam
 Mengucapkan salam
penutup

VII. KRITERIA EVALUASI

84
1. Evaluasi Struktur
 Tim penyuluh dan kelompok sasaran tepat pada posisi yang di rencanakan
 80% peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan
 Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
 Penyuluhan menggunakan leaflate yang sudah siap untuk di tampilkan
 Pengorganisasian dan pesiapan kegiatan penyuluhan di lakukan sebelum
dan saat di laksanakan.
2. Evaluasi Proses
 Penyaji mampu menguasai materi penyuluhan yang di sampaikian
 Peserta mendengarkan penjelasan dengan baik dan aktif bertanya dalam
penyuluhan
 Selama penyuluhan berlangsung tidak ada peserta yang meninggalkan
tempat
 Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description yang sudah di
buat dalam SAP
 Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan SAP yang telah di buat
3. Evaluasi Hasil
 Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan sesuai aturan kegiatan yang sudah
di jelaskan:
 Acara di mulai tepat waktu tanpa kendala dan tambahan waktu
 Peserta terbukti memahami materi yang telah di sampaikan penyaji
 Minamal 80% dari peserta yang mengikuti penyuluhan mampu
menyebutkan definisi dan menjelaskan pengertian tentang rumah sehat.
VIII. PENGORGANISASIAN
Pembawa Acara : Sanda Marta A. S,kep

Pembicara : Bayuni S,kep

Fasilitator : Illa Mattaul Syadah S,kep.


Observer : Choyroti Ulul Azmi S,kep.
Notulen : Illa Mattaul Syadah S,kep.
Dokumentasi : Devina Rafi’ah S,kep

85
IX. LEMBAR OBSERVASI ACARA PENYULUHAN

86
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Pandapotan. 1989. Perumahan Sehat. Jakarta: Depkes RI

Depkes RI. 1993. Petunjuk Teknis Pengendalian Pencemaran Ai : Bagi Petugas


Pembinaan Kesehatan Lingkungan, Edisi I, Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman Direktorat Penyehatan Air, Jakarta.

Slamet, Soemirat J. 2002. Kesehatan Lingkungan, Edisi V, Gadjah Mada University


Press, Yogjakarta

http://www.gudangmateri.com

http://www.smallcrab.com/kesehatan/619-syarat-syarat-rumah-sehat

87
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN

LINGKUNGAN SEHAT

1. Pengertian
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping
kebutuhan sandang, pangan dan kesehatan. Rumah berfungsi sebagai tempat
untuk melepas lelah, tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan di antara
anggota keluarga serta sebagai tempat berlindung dan menyimpan barang
berharga. Selain itu, rumah juga merupakan status lambang sosial (Mukono,
2000).

Rumah sehat adalah rumah idaman. Rumah sehat adalah kondisi fisik,
kimia, biologi di dalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan
penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Oleh
karena itu rumah haruslah sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya
untuk meningkatkan produktivitas (Syafrudin, Damayani & Delmaifanis,
2011).

Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi kriteria minimal akses air
minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi dan pencahayaan (Kepmenkes No
829/Menkes/SK/VII/1999).

2. Kriteria Rumah Sehat


Menurut Depkes RI (2002) dan menurut Winslow dan APHA (American
Public Health Association), rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan


ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu. 2.
Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.

88
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman
dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul


karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar dan
tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap sbeberapa


aspek yang sangat berpengaruh, antara lain :

1. Sirkulasi udara yang baik.

2. Penerangan yang cukup.

3. Air bersih terpenuhi.

4. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan


pencemaran.

5. Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak
terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara
kotor (Syafrudin, Damayani & Delmaifanis, 2011).

Menurut Depkes RI (2002), parameter rumah yang dinilai yaitu:

1. komponenrumah, meliputi : langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar


tidur, jendelaruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan
asap dapur dan pencahayaan.

2. Sarana sanitasi, meliputi :

a. Sarana air bersih, yang perlu diperhatikan adalah : jarak sumber air
dengan sumber pengotoran minimal 10 meter, pada sumur gali sedalam 3

89
meter dari permukaan tanah dibuat kedap air yang dilengkapi dengan cincin
dan bibir sumur.

b. Sarana pembuangan kotoran tidak mencemari permukaan tanah, air


permukaan dan air tanah, jarak jamban > 10 meter dari sumur dan bila
membuat lubang jamban jangan sampai dalam lubang tersebut mencapai
sumber air. Jamban yang sehat dapat dibuat dengan menggunakan leher
angsa atau dilengkapi dengan tutup.

c. Sarana pembuangan air limbah tidak mencemari sumber air dengan jarak
> 10 meter.

d. Sarana pembuangan sampah terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan,


tidak mudah bocor dan kedap air, harus ditutup rapat sehingga tidak menarik
serangga atau binatang-binatang lainnya seperti tikus, ayam, kucing dan
sebagainya.

3. Perilaku penghuni seperti membuka jendela kamar tidur, membuka


jendelaruang keluarga, membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja
bayi dan balita ke jamban, dan membuang sampah pada tempat sampah.

3. Syarat Rumah Sehat


Persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut : 1. Tidak terbuat
dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan
kesehatan, seperti :

a. Debu total tidak lebih dari 150 µg m3.

b. Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3 /4jam

c. Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg.

2. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.

a. Lantai

90
Lantai sebaiknya tidak lembab,kedap air dan mudah
dibersihkan. Lantai rumah terbuat dari semen atau ubin, keramik, atau
cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak
berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan. Lantai
yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.

b. Atap
Atap rumah sebaiknya terbuat bahan yang tidak menimbulkan suhu
panas dan memberikan rasa nyaman,mialnya dengan atap genteng.Atap
genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun di
pedesaan.

Di samping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga


dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat
membuatnya sendiri. Namun demikian banyak masyarakat pedesaan yang
tidak mampu untuk itu maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat
dipertahankan. Atap seng maupun asbes tidak cocok untuk rumah
pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam
rumah.

c. Ventilasi
Ventilasi digunakan untuk pergantian udara .Ventilasi yang baik
dalam ruangan harus mempunyai syarat lainnya, di antaranya:

1. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan.


Sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup)
minimum 5%. Jumlah keduanya menjadi 10% dikali luas lantai ruangan.
Ukuran luas ini diatur sedemikian rupa sehingga udara yang masuk tidak
terlalu deras dan tidak terlalu sedikit.

2. Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap dari
sampah atau dari pabrik, dari knalpot kendaraan, debu dan lain-lain.

3. Aliran udara diusahakan ventilasi silang dengan menempatkan lubang


hawa berhadapan antara 2 dinding ruangan. Aliran udara ini jangan sampai

91
terhalang oleh barang-barang besar misalnya almari, dinding sekat dan
lain-lain.

Ventilasi ada 2 macam yaitu :

a. Ventilasi alamiah melalui jendela, pintu, lubang anginlubang


dinding, kurang menguntungkan karena menjadi jalan masuk binatang
binatang atau vector penyakit

b. Ventilasi buatan dengan menggunakan alat khusus yaitu kipas


angina pengisap udara tapi tidak cocok untuk perumahan pedesaan

d. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak.

Ø Cahaya dibagi menjadi 2 macam yaitu :

1) Cahaya alamiah

 Cahaya alami sangat penting karena dapat mebunuh bakteri


pathogen misalnya TBC yang sensitive terhadap sinar matahari
 Sebaiknya jendela 15%-30% dari luas lantai
 dalam membuat jendela diusahakan sinar dapat langsung masuk
keruangan tidak terhalang oleh bangunan lain
 Jendela sebagai ventilasi dan sebagai jalan masuk cahaya
 diusahakan sinar matahari menyinari lantai, bukan dinding
 diusahakan dengan genteng kaca
2) Cahaya buatan sumber dari lampu listrik api diesel dan lain lain

e. Luas Bangnan Rumah Sampah


Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan
jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah

92
penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded),minimal 2,5-3
meter untuk tiap jiwa.Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan
digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak
dibawah umur 5 tahun.

f. Sampah
Sampah – sampah di tempat tinggal dapat ditanggulangi dengan cara
dibuang dilokasi pembuangan sampah (yang jauh dari lingkungan tempat
tinggal), atau dengan pembuatan lubang sampah, dengan menimbun atau
dikelola untuk dibuat pupuk kandang.

g. Tempat pembuangan tinja (Jamban)


Rumah yang sehat harus mempunyai tempat pembuangan
kotoran (tinja) yaitu WC/septick tank,kakus, dan lain – lain. Jarak jamban
dengan sumber air minimal 10 meter.

h. Sumber air
Kualitas air tanah dan air minum harus baik dan memenuhi
persyaratan kesehatan.Sumber Air (sumur), konstruksinya baik dan
memenuhi syarat, perlu diperhatikan saat membuat sumur, jarak minimal
dari sumber air kotor (septick tank, sumur resapan, saluran air kotor yg
tidak kedap air) adalah 7 meter, agar sumur tidak tercemar.

i. Kandang hewan
Kandang hewan (biasanya untuk rumah di pedesaan), letaknya
diusahakan agar tidak terlalu dekat dengan rumah dan harus
terisah. Kandang hewan tidak boleh serumah dengan penghuni.

4. Mamfaat Rumah Sehat


1. Untuk tempat beristirahat, tempat tinggal dan kegiatan hidup harian.

2. Melindungi penghuninya dari cuaca baik / buruk.

3. Mencegah penyebaran penyakit menular.

93
4. Melindungi penghuninya dari bahaya-bahaya dari luar.

5. Meningkatkan hubungan sosial diantara penghuninya

5. Upaya yang di lakukan agar rumah tetap sehat


a) Membuka jendela kamar setiap pagi dan siang.

b) Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap hari.

c) Kamar mandi dijaga kebersihannya setiap hari.

d) Membuang sampah pada tempatnya.

e) Mendapat penerangan yang cukup.

f) Dinding diusahakan terang.

g) Menata rapi barang di rumah.

h) Melakukan penghijauan pada halaman.

i) Menguras bak mandi.

j) Mengubur barang bekas

94
HASIL DISKUSI

1. Bagaimana bila resep dokter kita kurangi dengan sendirinya karena badan sudah agak
membaik? (Bu Alfia Jumantik RT 4)
2. Bagaimana bila resep dokter habis tapi kita beli di apotek dengan membawa bungkus
obat yang sudah habis dengan obat yang sesuai sebelumnya? (Bu Jumaroh Jumantik
RT 1)
3. Berapa ukuran ventilasi yang sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh
DINKES karena di Surabaya juga tempatnya sempit? (Bu Anjar Jumantik RT 3)
Jawaban:

Menurut Menteri Kesehatan RI maupun DINKES Surabaya tidak ada ukuran


ventilasi yang harus ditentukan karena sesuai dengan lingkungan rumah masing-
masing pemilik rumah, sesuai dengan lingkungan yang berada di daerah surabaya
bisa usahakan menggunakan ventilasi sesuai luas lantai dan atap biasanya yang
paling sering yaitu 5% atap 5% lantai sehingga menjadi 10% karna ada ventilasi yang
permanen dan tidak permanen, biasanya yang permanen yaitu seperti jendela di
dalam dapur dan ventilasi kamar tamu, kalau ventilasi yang tidak permanen yaitu
biasanya ventilasi kamar tidur yang harus di buka tiap hari biar udara kluar masuk
dan sinar matahari masuk secara bebas.

Yang terpenting adalah di wajibkan setiap rumah harus ada ventilasinya karna dapat
mencegah bakteri di dalam rumah tak menetap.

95
DOKUMENTASI

96
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik
PENGETAHUAN DAN DEMONSTRASI CARA YANG AMAN MEMILIH
OBAT
2. Hari/ tanggal : jum’at 12-07-2019
3. Waktu : 09.00-10.00
4. Tempat :
Balai RW 3 Kelurahan Medokan Semampir, Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya
5. Pelaksana : Program Profesi Ners Universitas Muhammadiyah
Surabaya.
6. Sasaran :
Masyarakat RW 3 Kelurahan medokan semampir.
7. Komponen penyuluhan
1. Moderator : Sanda Marta A.
2. Notulen : Ila Mata’ul S.
3. Pemateri : Diany Ellen F.
4. Dokumentasi : Choiroti Ulul A.
5. Observer : Mariana Ulva M.
6. Fasilitator : Kholili
8. Strategi pelaksana
A. Materi : Terlampir
B. Metode : Ceramah, demonstrasi dan Tanya Jawab
C. Sasaran : Masyarakat RW 3 kelurahan medokan semampir.
D. Media : LCD

97
LATAR BELAKANG
Sebagian orang sering menggunakan obat-obatan yang dijual bebas tanpa mencari
tahu penyebab penyakitnya dengan memeriksakan diri ke dokter. Padahal dengan
mengonsumsi obat-obatan jenis ini dapat membahayakan kesehatan, terutama jika tidak
dikonsumsi sesuai takaran yang tepat atau dikonsumsi dalam jangka panjang.
Pengobatan sendiri (self medication) merupakan upaya yang paling banyak
dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan atau gejala penyakit, sebelum mereka
memutuskan mencari pertolongan ke pusat pelayanan kesehatan/ petugas kesehatan..
Apabila dilakukan dengan benar, maka self-medication merupakan sumbangan yang
sangat besar bagi pemerintah, terutama dalam pemeliharaan kesehatan secara nasional.
Untuk melakukan self-medication secara benar, masyarakat mutlak memerlukan
informasi yang jelas dan dapat dipercaya, dengan demikian penentuan jenis dan jumlah
obat yang diperlukan harus berdasarkan kerasionalan

A. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan wawasan pengetahuan Warga sehingga mampu mengetahui
penggunaan obat secara baik dan benar.
b. Tujuan Khusus
Peserta mampu menjelaskan :
1. Definisi obat
2. Penggolongan obat
3. Resiko penggunaan obat secara bebas
4. Akibat Overdosis Penggunaan Obat Bebas
5. Panduan Mengonsumsi Obat Bebas
6. Demonstrasi Cara Yang Aman Memilih Obat

B. MATERI
(Terlampir)

98
C. MEDIA
 LCD
D. METODE
 Ceramah
 Demonstrasi
 Tanya jawab
 Diskusi
E. KEGIATAN PENYULUHAN
No Kegiatan Respon Waktu
1 Pembukaan Menjawab salam 5 menit
 Memberi salam Memberi salam
 Menjelaskan tujuan dan Menyimak
penyuluhan
Menyebutkan
materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan

2 Pelaksanaan Menyimak dan 15 menit


Menjelaskan materi penyuluhan Memperhatikan
secara berurutan dan teratur.
Materi :

1. Definisi obat
2. Penggolongan obat
3. Resiko penggunaan obat
secara bebas
4. Akibat Overdosis
Penggunaan Obat Bebas
5. Panduan Mengonsumsi Obat
Bebas

99
4 Demonstrasi tentang obat-obatan Menyimak dan 5 menit
Memperhatikan
3 Evaluasi Memeberikan 3 menit
Memberi kesempatan kepada pertanyaan
warga untuk bertanya kepada pemateri.
4 Penutup : Menyimak dan 2 menit
Menyimpulkan materi Mendengarkan
penyuluhan yang telah Menjawab
disampaikan
 Menyampaikan terima kasih
atas perhatian dan waktu
yang telah di berikan kepada
peserta
Mengucapkan salam

100
LAMPIRAN MATERI
PENGETAHUAN DAN DEMONSTRASI CARA YANG AMAN MEMILIH
OBAT

F. Definisi
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
meredakan/menghilangkan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh.
Obat adalah zat kimia yang bersifat racun, namun dalam jumlah tertentu dapat
memberikan efek mengobati penyakit..

G. Penggolongan obat
1. Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter. Pada kemasan dan etiket obat bebas, tanda khusus berupa
lingkaran hijau) dengan garis tepi berwarna hitam.
2. Obat bebas terbatas.
Obat keras Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat
keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, namun
penggunaannya harus memperhatikan informasi yang menyertai obat
dalam kemasan. Pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas terdapat
tanda khusus berupa lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.
3. Obat keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep
Dokter. Obat keras mempunyai tanda khusus berupa lingkatan bulat
merah) dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf K ditengah yang
menyentuh garis tepi.
4. Obat psikotropika
Obat psikotropika bukan golongan narkotik yang berkhasiat
mempengaruhi susunan syaraf pusat. Obat ini dapat menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Obat golongan ini

101
hanya boleh dijual dengan resep dokter dan diberi tanda huruf K dalam
lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Diazepam,
Phenobarbital
5. Obat narkotika
Obat yang berasal dari turunan tanaman atau bahan kmia yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan
ketergantungan. Obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dari dokter.
Contoh: Morfin, Petidin Untuk keperluan pelatihan ini difokuskan pada 2
golongan obat yaitu golongan obat bebas dan bebas terbatas

H. Resiko penggunaan Obat Secara Bebas


Sebagian orang sering menggunakan obat-obatan yang dijual bebas tanpa
mencari tahu penyebab penyakitnya dengan memeriksakan diri ke dokter.
Padahal dengan mengonsumsi obat-obatan jenis ini dapat membahayakan
kesehatan, terutama jika tidak dikonsumsi sesuai takaran yang tepat atau
dikonsumsi dalam jangka panjang Berikut adalah beberapa risiko dan
kontraindikasi dari mengonsumsi obat bebas, di antaranya: Obat yang cukup
umum seperti paracetamol digunakan untuk pereda nyeri dan demam.
Terlalu banyak mengonsumsi obat ini dapat menyebabkan keracunan dan
kerusakan organ hati. Menggabungkan obat paracetamol dan
dekongestan phenylephrine (PE) dapat menyebabkan efek samping yang
serius, yakni meningkatkan kadar PE di dalam darah empat kali lipat.
Peningkatan kadar PE dapat menyebabkan pusing, insomnia, dan tingginya
tekanan darah.
Aspirin yang dijual bebas di pasaran juga dapat berinteraksi buruk dengan
beberapa macam obat, seperti obat pengencer darah, antibiotik, dan kelompok
obat antiinflamasi non steroid (OAINS). Obat
antihistamin yang dikonsumsi terlalu banyak juga dapat menyebabkan kejang
dan timbulnya kelainan pada detak jantung Anda. Bahaya obat bebas lainnya
yaitu dapat menyebabkan reaksi efek samping interaksi obat atau makanan

102
dan sangat berbahaya, terlebih jika dosis yang diminum berlebihan dari
anjuran yang tertera di label.
Penderita tekanan darah tinggi perlu menghindari konsumsi dekongestan dan
obat yang tinggi kandungan sodium. Tidak semua obat tepat diberikan untuk
balita, seperti ibuprofen yang tidak boleh diberikan pada bayi yang berusia
kurang dari enam bulan. Tubuh lansia memroses obat dengan cara berbeda
dibandingkan kelompok orang yang lebih muda. Selain itu, efek samping dan
interaksi obat kerap berisiko terjadi karena lansia kerap mengonsumsi
beberapa obat-obatan lain di saat bersamaan. Obat dalam dosis aman yang
dikonsumsi ibu hamil bisa jadi berbahaya bagi janin. Misalnya, konsumsi
aspirin dapat meningkatkan risiko keguguran, gangguan pada pembekuan
darah, menghambat pertumbuhan janin, dan memperpanjang proses
melahirkan. Obat apapun termasuk obat bebas tidak dapat dikonsumsi jika
seseorang memiliki alergi terhadap obat tersebut.

I. Akibat Overdosis Penggunaan Obat Bebas


Bahaya obat bebas bisa muncul jika dikonsumsi melebihi takaran yang
disarankan, dan dapat membuat Anda berisiko mengalami gejala atau bahkan
penyakit tertentu. Jenis efek samping yang diakibatkan dapat berbeda sesuai
dengan jenis obat yang dikonsumsi. Berikut ini adalah beberapa risiko penyakit
akibat konsumsi obat berlebihan:
 Hepatotoksik, yaitu kerusakan hati akibat bahan kimia yang terkandung
dalam obat-obatan.
 Iritasi sistem pencernaan sehingga bisa sakit perut, mual, muntah-muntah
atau diare.
 Perubahan suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi, dan detak jantung.
 Nyeri pada dada dan sesak napas akibat gangguan pada paru dan jantung.
 Kebingungan.
 Kulit menjadi panas dan kering, atau sebaliknya, dingin dan lembap.
 Muntah darah
 Muncul darah pada tinja saat buang air besar.

103
 Koma.
 Sesak napas.
 Meninggal dunia

.
J. Panduan Mengonsumsi Obat Bebas
Tidak sedikit orang meninggal karena mengonsumsi obat-obatan bebas
seperti paracetamol dalam dosis berlebihan. Beberapa hal ini perlu Anda
perhatikan sebelum mengonsumsi obat bebas, yaitu:
1. Selalu baca label dan ikuti informasi dosis pada label petunjuk
penggunaan tiap kali akan mengonsumsi obat. Dosis tersebut sudah
disesuaikan untuk mendatangkan manfaat dengan efek samping yang
minimal. Jika melebihi dosis, obat malah akan membawa dampak
buruk pada tubuh Anda.
2. Sesuai alat takar Kenali perbedaan dan patuhi takaran yang tertera
seperti 1 sendok makan, 1 sendok teh, satu tablet/pil, atau milimeter.
Satu sendok teh setara dengan 5 ml. Beberapa obat menyertakan alat
takar dalam kemasan obat (sendok, alat tetes, atau cangkir kecil).
Hindari menebak-nebak dengan menggunakan takaran lain.
3. Jenis obat dan dosis untuk kelompok usia yang berbeda Beberapa
produsen obat menyediakan beragam varian dengan merek sama,
contohnya obat batuk X untuk dewasa dan obat batuk X untuk anak.
Tiap varian diperuntukkan bagi usia yang berbeda. Masing-masing
mengandung formula yang berbeda. Pada jenis yang berbeda, dosis
yang tertera di petunjuk pemakaian biasanya dibedakan untuk
kelompok-kelompok usia tersebut, yaitu dewasa, anak, dan balita.
Konsumsi atau berikan obat sesuai takaran yang tepat. Misalnya, dosis
paracetamol untuk dewasa adalah 500 miligram hingga 1 gram tiap 4
hingga 6 jam, dengan maksimal konsumsi 4 gram per 24 jam.
Sedangkan pada anak-anak usia 4 sampai 6 tahun, dosis maksimal
adalah 4 kali 240 miligram per 24 jam. Hindari memberikan obat bebas

104
kepada balita berusia di bawah setahun tanpa menanyakan kepada
dokter anak.
Sebelum mengonsumsi setiap obat bebas, cari tahu merek dari obat
bebas tersebut, apa kegunaannya, bacalah label dan petunjuk
penggunaan obat, bahan aktif yang terkandung pada obat tersebut, dan
peringatan dari penggunaan obat bebas yang akan Anda konsumsi.
Penggunaan obat bebas pada ibu hamil perlu dikonsultasikan dengan
dokter terlebih dahulu.

105
DOKUMENTASI

106
PROGRAM KERJA

REMAJA

107
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : “PENGETAHUAN DAN DEMONSTRASI AKIBAT SEKS BEBAS”


Hari/ tanggal : Jum’at/19 Juli 2019
Waktu : 18.00-20.00
Tempat : Balai RW 3 Kelurahan Medokan Semampir, Kecamatan Sukolilo Kota
Surabaya
Pelaksana : Program Pr ofesi Ners Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Sasaran : Remaja RW 3 Kelurahan medokan semampir.

A. LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu dan bayi saat ini masih sangat tinggi. Hal tersebut disebabkan
oleh berbagai factor, salah satu diantaranya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan reproduksi. Aborsi adalah penyumbang angka kematian ibu dan bayi
yang cukup besar.Pelaku aborsi ternyata bukan saja wanita yang sudah menikah tetapi
tidak menginginkan anak, melainkan wanita yang belum menikah pun banyak yang
melakukannya. Bahkan yang sangat memprihatinkan, hampir sebagian besar wanita yang
melakukan aborsi adalah berasal dari kalangan remaja yang masih duduk di bangku
sekolah atau kuliah.Perilaku remaja yang demikian disebabkan karena beberapa factor.
Kurangnya pendidikan tentang kesehatan reproduksi dan bahaya free sex merupakan
factor pemicu terbesar. Semakin canggihnya tekhnologi juga banyak disalahgunakan
sebagai media untuk memicu terjadinya sex bebas di kalangan remaja. Sebagai praktisi
kesehatan bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksi remaja, maka seharusnya
kita ikut menekan angka sex bebas pada remaja. Melalui penyuluhan-penyuluhan yang
dutujukan kepada remaja, diharapkan mereka dapat semakin mengerti dan memahami
bahwa free sex hanya akan membawa akibat negative bagi diri mereka. Dengan demikian
diharapkan angka aborsi akan mengalami penurunan dan angka kematian ibu dan bayi
pun akan menurun.

108
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan wawasan pengetahuan Remaja tentang akibat dari sex secara bebas.
b. Tujuan Khusus
Peserta mampu menjelaskan :
1. Definisi sex bebas
2. Tingkatan perilaku seks
3. Akibat seks bebas
4. Penyakit yang mungkin muncul akibat seksbebas dan bergantian pasangan

C. MATERI
(Terlampir)

D. MEDIA
 LCD

E. METODE
 Ceramah
 Demonstrasi
 Tanya jawab
 Diskusi

F. Struktur Pengorganisasian
 Moderator : Sanda
 Pemateri : Ellen
 Fasilitator : Infak, Illa, Mariana
 Observer : Suci, Bayuni
 Notulen : Farhana

G. Strategi pelaksana
 Madia : LCD

109
 Metode : Ceramah, demonstrasi dan Tanya Jawab
 Sasaran : Remaja RW 3 kelurahan Medokan Semampir.

H. KEGIATAN PENYULUHAN
No Kegiatan Respon Waktu
1 Pembukaan 5 menit
 Memberi salam  Menjawab
 Menjelaskan tujuan salam
penyuluhan  Memberi salam
 Menyebutkan materi/pokok dan Menyimak
bahasan yang akan
disampaikan

2 Pelaksanaan Menyimak dan 15 menit


 Menjelaskan materi Memperhatikan
penyuluhan secara berurutan
dan teratur.
 Materi ;
1. Definisi sex bebas
2. Akibat seks bebas
3. Penyakit yang mungkin
muncul akibat seks bebas
dan bergantian pasangan

4 Demonstrasi tentang akibat seks Menyimak dan 5 menit


bebas Memperhatikan
3 Evaluasi Memeberikan 3 menit
 Memberi kesempatan kepada pertanyaan
remaja untuk bertanya kepada pemateri.

110
4 Penutup : Menyimak dan 2 menit
 Menyimpulkan materi Mendengarkan
penyuluhan yang telah Menjawab
disampaikan
 Menyampaikan terima kasih
atas perhatian dan waktu yang
telah di berikan kepada
peserta
 Mengucapkan salam

EVALUASI KEGIATAN

 Hambatan
- Pada saat kegiatan, Remaja dan Karang Taruna RW 03 datang tidak sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan sehingga kegiatan molor
- Tidak hadirnya Ketua Kader Remaja sehingga tidak dapat membentuk GENRE
 Kendala
- Mempersempit waktu kegiatan dengan menggabungkan kegiatan penyeluhan dan
pembetukan kelompok Remaja Genre
- Tetap membentuk kelompok GENRE

111
MATERI

1. Pengertian Seks Bebas


Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan,
baik suka sama suka atau dalam dunia prostitusi. Seks bebas bukan hanya dilakukan
oleh kaum remaja bahkan yang telah berumah tangga pun sering melakukannya
dengan orang yang bukan pasangannya. Biasanya dilakukan dengan alasan mencari
variasi seks ataupun sensasi seks untuk mengatasi kejenuhan.
Seks bebas sangat tidak layak dilakukan mengingat resiko yang sangat besar. Pada
remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah yang memicu terjadinya
aborsi. Ingat aborsi itu sangatlah berbahaya dan beresiko kemandulan bahkan
kematian. Selain itu tentu saja para pelaku seks bebas sangat beresiko terinfeksi virus
HIV yang menyebabkan AIDS, ataupun penyakit menular seksual lainnya.
Pada orang yang telah menikah, seks bebas dilakukan karena mereka mungkin
hanya sekedar having fun. Biasanya mereka melakukan perselingkuhan dengan orang
lain yang bukan pasangan resminya, bahkan ada juga pasangan suami istri yang
mencari orang ketiga sebagai variasi seks mereka. Ada juga yang bertukar pasangan.
Semua kelakuan diatas dapat dikategorikan seks bebas dan para pelakunya sangat
berisiko terinfeksi virus HIV.

2. Akibat seks bebas


Dampak fisiologis
a. Aborsi
Pengetahuan remaja mengenai dampak seks bebas masih sangat rendah. Yang
paling menonjol dari kegiatan seks bebas ini adalah meningkatnya angka
kehamilan yang tidak diinginkan. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di
Indonesia dimana 20 persennya dilakukan remaja. Di negara liberal, pelacuran,
homoseksual/ lesbian, incest, orgy, bistiability, merupakan hal yang lumrah
bahkan menjadi industri yang menghasilkan keuntungan ratusan juta US dolar dan
disyahkan oleh undang-undang.
Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan komplikasi
pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi

112
dilakukan oleh tenaga ahlipun masih menyisakan dampak yang membahayakan
terhadap keselamatan jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan oleh tenaga tidak
profesional (unsafe abortion). Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan
dampak jangka pendek secara langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi,
sepsis sampai kematian. Dampak jangka panjang berupa mengganggu kesuburan
sampai terjadinya infertilitas. Secara psikologis seks pra nikah memberikan
dampak hilangnya harga diri, perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil,
lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah
menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat.
b. HIV/AIDS
HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial
mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu
ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah
cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain. Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu
gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi):
Gejala Mayor:
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
- Demensia/HIV ensefalopati
Gejala Minor:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zoster multi segmental dan herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo
c. Penyakit Menular Seksual (PMS)

113
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang menyerang manusia dan binatang
melalui transmisi hubungan seksual, seks oral dan seks anal. Kata penyakit
menular seksuals emakin banyak digunakan, karena memiliki cakupan pada arti'
orang yang mungkin terinfeksi, dan mungkin mengeinfeksi orang lain dengan
tanda-tanda kemunculan penyakit. Penyakit menular seksual juga dapat ditularkan
melalui jarum suntik dan juga kelahiran dan menyusui. Infeksi penyakit menular
seksual telah diketahui selama ratusan tahun.
d. Narkoba
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
e. dampak psikologis
Rasa bersalah, marah, sedih, sesal, malu, kesepian, tidak punya bantuan, bingung,
stres, benci diri sendiri, benci orang yang terlibat, takut yang tidak jelas, insomnia,
kehilangan konsentrasi, depresi, berduka, tidak punya pengharapan, cemas, tidak
memaafkan diri sendiri, takut hukuman tuhan,mimpi buruk,merasa
hampa,halusinasi.

114
4. Penyakit yang mungkin muncul akibat seks bebas dan bergantian pasangan
A. Chlamydia atau klamidia

Penyakit ini menular melalui hubungan seksual. Gejalanya adalah sebagai berikut:
 Sakit atau rasa terbakar ketika kencing
 Vagina atau penis mengeluarkan cairan yang berwarna putih yang terasa panas
 Darah keluar sangat banyak saat haid
 Rasa sakit pada bagian testis
 Hubungan seksual yang terasa sakit
Infeksi menular seksual yang satu ini juga bisa menyerang dubur, tenggorokan,
hingga mata. Penularan virus penyakit ini disebabkan oleh hubungan seks lewat
dubur, tidak menggunakan pengaman saat berhubungan intim, atau air mani yang
mengenai mata dan tertelan hingga menyebabkan klamidia di tenggorokan dan
mata. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan masalah
kesehatan jangka panjang seperti kemandulan. Diagnosa klamidia dilakukan
dengan tes urin atau menyeka cairan dari area yang terinfeksi untuk kemudian
diberi perawatan dengan antibiotik.

115
B. Infeksi menular seksual Kutil kelamin

Penyakit ini menyerang area kemaluan dan dubur Anda, yang disebabkan
oleh virus HPV (human papilloma virus). Kutil kelamin biasanya tidak
menyebabkan sakit, namun Anda akan merasakan gatal atau area kemaluan
menjadi kemerahan. Kadang, kutil kelamin juga bisa menyebabkan perdarahan.
Virus HPV tidak hanya menular melalui hubungan seksual, tapi bisa menyebar
melalui kontak kulit.

C. Gonorrhea/Kencing nanah

Bakteri penyebab penyakit infeksi menular seksual yang satu ini sangat mudah
ditularkan melalui hubungan intim. Gejalanya ialah sebagai berikut:
 Sakit atau rasa terbakar ketika kencing
 Cairan yang keluar dari vagina atau penis berwarna putih, kekuningan atau
bahkan kehijauan
 Wanita mengalami sakit di perut bagian bawah, perdarahan saat
berhubungan seksual, hingga keluar darah yang sangat banyak ketika haid

116
 Sakit atau memar di bagian testis pada lelaki

D. Sifilis atau raja singa

Sifilis atau raja singa disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejala penyakit raja
singa memiliki tiga tahapan setelah terinfeksi. Tahapan pertama, Anda tidak akan
mengalami rasa sakit apa pun. Kemudian, mulai merasa nyeri di area kemaluan
dan mulut. Rasa sakitnya bisa bertahan selama 6 minggu sebelum hilang sama
sekali. Tahapan kedua terjadi gejala fisik berupa ruam, pilek, dan rambut rontok.
Tahapan akhir biasanya terjadi setelah bertahun-tahun terinfeksi dan semakin
parah. Penyakit infeksi menular seksual ini akan memunculkan komplikasi
penyakit lainnya seperti masalah jantung, kebutaan, hingga kelumpuhan. Dengan
memeriksakan diri sejak dini ketika gejala sifilis baru pada tahapan awal,
komplikasi penyakit ini bisa dicegah.
E. HIV

Virus HIV biasa menular lewat hubungan seksual tanpa pengaman. Selain
itu, juga bisa tersebar melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, seperti jarum
suntik.

117
5. Cara Mencegah Penyakit Menular Seksual (PMS)
a. Setia pada pasangan Anda

Anda bisa memperkecil risiko tertular penyakit kelamin dengan


melakukan lebih sedikit seks dengan lebih sedikit orang. Risiko terkecil tentu
adalah setia pada satu-satunya pasangan Anda di rumah. Tentu saja, dengan
catatan bahwa pasangan Anda juga belum terinfeksi penyakit kelamin.

b. Jauhi alkohol

Mengapa menjauhi alkohol menjadi salah satu bentuk pencegahan


penyakit menular seksual? Jika Anda melakukan seks namun dalam keadaan
terpengaruh alkohol, risiko untuk melakukan seks dengan aman akan berkurang.
Dengan kata lain, ketika Anda dalam keadaan tidak sadarkan diri atau mabuk,
Anda berisiko untuk melakukan seks berisiko. Misalnya saja, Anda lupa
menggunakan kondom.

c. Melakukan vaksinasi

118
Anda bisa melakukan vaksinasi HPV untuk mengurangi risiko terkena
HPV. Berdasarkan data dari American Sexual Health Association, dalam 6 tahun
diberlakukannya vaksin HPV telah berhasil menurunkan prevalensi HPV pada
wanita berumur 14-19 tahun sebesar 64% dan 34% wanita pada usia 20-24 tahun.
Jadi, vaksin HPV sudah terbukti berhasil menurunkan risiko HPV.

d. Ajak pasangan pria menggunakan kondom

Walaupun Anda masih bisa terkena herpes atau HPV ketika menggunakan
kondom, sebagian besar kondom dapat mencegah penyakit menular seksual.
Beberapa kondom bahkan memiliki kandungan yang bisa membunuh
mikroorganisme penyebab penyakit.

e. Menjaga kebersihan vagina terutama sebelum dan setelah melakukan seks

119
Menurut WebMD, Anda perlu membersihkan organ kelamin sebelum atau
dan sesudah melakukan hubungan seks untuk mencegah penyakit menular
seksual. Dengan menjaga kebersihan dari area kelamin, Anda dapat mencegah
terserang mikroorganisme penyebab penyakit menular seksual.

Pilihlah cairan antiseptik pembersih kewanitaan yang mengandung


povidone-iodine, untuk membasmi bakteri penyebab infeksi di vagina. Gunakan
pembersih kewanitaan segera setiap selesai berhubungan seks sehingga kesehatan
vagina Anda terlindungi. Jangan lupa, pembersih vagina cukup digunakan di
bagian luar vagina saja, karena bagian dalam lubang vagina sudah punya
mekanisme pembersihan sendiri dengan bantuan bakteri baik.

120
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : NAPZA

Sub topik : Bahaya penyalahgunaan NAPZA

Sasaran : Pemuda-pemudi Dan keluarga pasien

Tempat : Balai RW 03 Medokan Semampir

Hari/Tanggal : Jum’at/ 19 Juli 2019

Waktu : 30 menit

A. TUJUAN UMUM

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang NAPZA, Pemuda-pemudi Dan


keluarga pasien dapat mengetahui tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA dan tidak
melakukan penyalahgunaan NAPZA.

B. TUJUAN KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan tentang penyalahgunaan NAPZA diharapkan pemuda-


pemudi dapat mengerti tentang :

1. Pengertian NAPZA
2. Klasifikasi NAPZA
3. Gajala dini dari penyalahgunaan NAPZA
4. Pengaruh NAPZA terhadap tubuh manusia dan lingkungannya
5. Upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA
6. Tidak melakukan penyalahgunaan NAPZA

C. MATERI
(Terlampir)

121
D. Kegiatan Penyuluhan

NO Kegiatan Respon Waktu


1. Pendahuluan: 1.Membalas salam 5 menit
1. mengucapkan salam 2.Mendengarkan dg aktif
2. memperkenalkan diri 3.Mendengarkan &
3. kontrak waktu memberi respon
4. menjelaskan tujuan

2. 1. Penjelasan materi: 1. memberi kesempatan 15 menit


menjelaskan tentang: bertanya
a. Pengertian NAPZA 2. menjawab pertanyaan
b. Klasifikasi NAPZA 3. Mendengarkan Bertanya
c. Gajala dini dari Memperhatikan
penyalahgunaan
NAPZA
d. Ciri-ciri remaja yang
berpotensi
menggunakan
NAPZA
e. Pengaruh NAPZA
thadap tubuh
manusia &
lingkungannya
f. Upaya pencegahan
penyalahgunaan
NAPZA

3. 3. Penutup: a. Menjawab 10 menit


a. melakukan evaluasi b.Memperhatikan

122
b. menyimpulkan hasil c. Menjawab salam
kegiatan
c. memberi salam

E. MEDIA
1. Leaflet
2. Powerpoint
F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
G. EVALUASI
(Terlampir)

H. LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet

I. Daftar Pustaka
1. The Indonesian Florence Nightingale Foundation. 1999. Kiat Penanggulangan
dan Penyalahgunaan Ketergantungan NAPZA. Jakarta.
2. Tom, Kus, Tedi. 1999. Bahaya NAPZA Bagi Pelajar , Bandung :Yayasan Al-
Ghifari
3. ---------.2010. NAPZA .http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-
zatadiktif- jenis-macam-dampak-efek-ketergantungan-pada-organisme-
hidup.
4. Riyanto, Hendro. 2009. Penegakan Diagnosa terhadap Penyalahgunaan
NAPZA. Jakarta: EGC
5. Johan.2008. Dampak dari Penyalahgunaan NAPZA.
http://www.kemensos.or.id. Diakses tanggal 05 Oktober jam 8.00 WIB.

123
(Materi)

A. DEFINISI
Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi
kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat
menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA
adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
B. JENIS
1. Narkotika : Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah : zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, ada 3 golongan :
a. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Heroin, Kokain, Ganja.
b. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
c. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein.
2. Psikotropika : Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat,
baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri dari 4
golongan :
a. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.

124
b. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
Amphetamine.
c. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Phenobarbital.
d. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh
: Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).
3. Zat Adiktif Lainnya : Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat
yang berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
a. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh
menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan
manusia sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan
dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu
dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :
1) Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).
2) Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )
3) Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House,
Johny Walker ).
b. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah
tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan
adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
c. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat.

C. DAMPAK FISIK KARENA NAPZA

125
Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan
alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena
rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang
berbahaya. Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA
dapat digolongkan menjadi 3 golongan :
1. Saat menggunakan NAPZA: Jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis
(acuh tak acuh), mengantuk, agresif,curiga
2. Kelebihan disis (overdosis): Nafas sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit
teraba dingin, nafas lambat/berhenti, meninggal.
3. Sedang ketagihan (putus zat/sakau) : Mata dan hidungberair, menguap Terus
menerus,diare, rasa sakit diseluruh tubuh,takut air sehingga malas andi,kejang,
kesadaran menurun.
4. Pengaruh jangka panjang: Penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan
pada lengan atau bagian tubuh lain.

D. PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA


Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
1. Faktor individual :
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami
perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri – ciri remaja yang
mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :
a. Cenderung memberontak
b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d. Kurang percaya diri
e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f. Murung, pemalu, pendiam
g. Merasa bosan dan jenuh
h. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
i. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode

126
j. Identitas diri kabur
k. Kemampuan komunikasi yang rendah
 Putus sekolah
 Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
2. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik
sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
a. Lingkungan Keluarga :
1) Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
2) Hubungan kurang harmonis
3) Orang tua yang bercerai, kawin lagi
4) Orang tua terlampau sibuk, acuh
5) Orang tua otoriter
6) Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
7) Kurangnya kehidupan beragama.
b. Lingkungan Sekolah :
1) Sekolah yang kurang disiplin
2) Sekolah terletak dekat tempat hiburan
3) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif
4) Adanya murid pengguna NAPZA
c. Lingkungan Teman Sebaya :
1) Berteman dengan penyalahguna
2) Tekanan atau ancaman dari teman
d. Lingkungan Masyrakat / Sosial :
1) Lemahnya penegak hokum
2) Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
E. Gejala Dini Pengguna NAPZA
1. Tanda Fisik
a. Kesehatan fisik menuru
b. Penampilan diri menurun

127
c. Badan kurus, lemah, malas
d. Pernapasan lambat dan dangkal
e. Suhu badan tidak beraturan
f. Pupil mata mengecil
g. Tekanan darah menurun
h. Tejang otot
i. Kesadaran makin lama makin menurun
j. Selera makan berkurang
2. Tanda-tanda di rumah
a. Membangkang terhadap teguran orang tua
b. Semakin jarang ikut kegiatan keluarga
c. Mulai melupakan tangung jawab rutinnya di rumah
d. Sering pulang lewat jam malam dan menginap di rumah teman
e. Sering pergi ke diskotik, mall atau pesta
f. Pola tidur berubah: pagi susah dibangunkan, malam suka begadang
g. Bila ditanya, sikapnya defensive atau penuh kebencian
h. Menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang (bokek)
i. Mering mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah, dan ini sering
tidak diketahui.
j. Sering merongrong keluarganya untuk minta uang dengan berbagai alasan
(pandai-pandailah mengecek apakah uang yang dimintanya untuk bayar ini dan
itu di sekolah, betul-betul diminta oleh sekolah dan dibayarkan).
k. Malas mengurus diri (tidak mau membereskan tempat tidur, malas menggosok
gigi, kamar berantakan, malas membantu).
l. Sering tersinggung dan mudah marah
m. Menarik diri, sering di kamar dan mudah marah Sering berbohong
.
F. PENGARUH NAPZA PADA TUBUH MANUSIA DAN LINGKUNGAN
1. Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan
cukup lama. Pengaruhnya pada :
a. Otak dan susunan saraf pusat :

128
 gangguan daya ingat
 gangguan perhatian / konsentrasi
 gangguan bertindak rasional
 gangguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi
 gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja
 gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik /
buruk.
b. Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru ( Bronchopnemonia ).
pembengkakan paru ( Oedema Paru )
c. Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah
jantung.
d. Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik,
hubungan seksual
e. Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS. Para pengguna
NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka mau
melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang untuk
membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah : kencing
nanah ( GO ), raja singa ( Siphilis ) dll. Dan juga pengguna NAPZA yang
mengunakan jarum suntik secara bersama – sama membuat angka
penularan HIV / AIDS semakin meningkat. Penyakit HIV / AIDS
menular melalui jarum suntik dan hubunganseksual, selain melalui
tranfusi darah dan penularan dari ibu ke janin. Sistem Reproduksi :
sering terjadi kemandulan.
f. Kulit Terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum
suntik, sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
g. Komplikasi pada kehamilan :
 Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS
 Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati
 Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.
2. Dampak Sosial :
a. Di Lingkungan Keluarga :

129
 Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering
terjadi pertengkaran, mudah tersinggung.
 Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
 Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak
tertib, hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.
 Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah
atau pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan
keuangan.
 Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat
untuk biaya pengobatan dan rehabilitasi.
b. Di Lingkungan Sekolah :
 Merusak disiplin dan motivasi belajar.
 Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.
 Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesame
teman sebaya.
c. Di Lingkungan Masyarakat :
 Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari
pengguna / mangsanya.
 Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa
yang telah menjadi ketergantungan. Meningkatnya kejahatan di
masyarakat : perampokan, pencurian, pembunuhan sehingga
masyarkat menjadi resah.
 Meningkatnya kecelakaan.
G. UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA :
1. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan
NAPZA dan melakukan intervensi.
2. Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi
menggunakan NAPZA.
3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA
Cara pencegahan :

130
 Ketahuilah bahwa obat tersebut sangat berbahaya jangan sekali-
kali mencoba.
 Bina hubungan yang harmonis dengan orang tua sehingga perilaku
kita lebih terkontrol.
 Katakan tidak bila ada yang menawari.
 Berhati-hatilah dalam bergaul.
 Perkuat keimanan kepada Tuhan.
 Buat para orangtua : ciptakan keluarga yang harmonis, jalin
komunikasi yang bersahabat dengan putra-putri Anda.
 Buat remaja : jadilah remaja yang aktif dan menyenangkan,
berprestasi tinggi, tahan uji, mandiri, ikuti kegiatan positif dan
bermanfaat. (evaluasi)

131
132
DOKUMENTASI

133
PROGRAM KERJA

LANSIA

134
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN (LPJ)

POSYANDU LANSIA DI WILAYAH RW 03 KELURAHAN MEDOKAN


SEMAMPIR

KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA

I. PENDAHULUAN
Perubahan menjadi tua adalah perubahan alami yang akan dialami oleh
setiap orang yang memasuki lanjut usia (lansia). pada lansia tahapan ini
merupakan suatu perubahan kehidupan yang ditandai dengan menurunnya
kemampuan tubuh untuk menhadapi tekanan baik dari dalam tubuh maupun diluar
tubuh.

lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan


biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh
pada seluruh aspek kehidupan termasuk kesehatannya. Berbagai penyakit yang
terkait dengan perubahan menjadi tua akan muncul seperti rematik, tekanan darah
tinggi, ketidak mampuan malakukan kegiatan sehari-hari.
Pengetahuan Lansia masih sedikit kurang dan banyak yang mengartikan
bahwa lansia sudah tidak bisa berkarya lagi dan melakukan banyak kegiatan.
Sehingga diperlukan adanya penyuluhan tentang kegiatan yang bisa dilakukan
oleh lansia.
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua
orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh
siapapun. Namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Istilah
untuk manusia yang usianya sudah lanjut belum ada yang baku. Orang sering
menyebutnya berbeda-beda. Ada yang menyebutnya manusia usia
lanjut(Manula), manusia lanjut usia (Lansia), ada yang menyebut golongan lanjut
umur (Glamur), usia lanjut (Usila), bahkan kalaudi Inggris orang biasa
menyebutnya dengan istilah warna negara senior. Beberapa ahli biasanya
membedakannya menurut 2 macam umur, yaitu umur kronologis dan umur

135
biologis. Umur kronologis adalah umur yang dicapai seseorang dalam
kehidupannya dihitung dengan tahun almanak atau kalender. Di Indonesia batasan
tadi belum ada, tetapi dengan usia pensiun 55 tahun, berarti usia di atas 55 tahun
barangkali termasuk dalam golongan usia lanjut. Namun, ada orang lain yang
menyebutnya 60 tahun ke atas atau 65 tahun ke atas yang termasuk kelompok usia
lanjut.Umur biologis adalah usia yang sebenarnya. Pematangan jaringan yang
biasanya dipakai sebagai indeks umur biologis.
II. BENTUK KEGIATAN
a. Hari sabtu tanggal 6 Juli 2019, pukul 15.00 WIB Kelompok B mengadakan
program kerja kegiatan Posyandu Lansia yang diadakan seminggu sekali
tempat di Balai RW 03 Kelurahan Medokan Semampir, Kecamatan Sukolilo
Surabaya. Adapun kegaiatan posyandu lansia meliputi: senam bersama lansia,
pengukuran BB(berat badan), TB(tinggi badan) dan pemeriksaan tekanan
darah yang di hadiri oleh 24 lansia yang aktif dan sangat antusias mengikuti
kegaiatan posyandu lansia.
b. Hari Sabtu tanggal 13 Juli 2019, pukul 15.00 WIB Kegaiatan Posyandu
Lansia meliputi: senam lansia, pengukuran BB(berat badan), TB (tinggi
badan) dan pemeriksaan tekanan darah, GDA, AU(asam urat). peserta lansia
yang hadir sebanyak 37 lansia.
c. Hari sabtu tanggal 20 Juli 2019, pukul 15.00 WIB Kegiatan Posyandu Lansia
meliputi: senam bersama lansia, pengukuran BB(berat badan), TB(tinggi
badan) dan pemeriksaan tekanan darah. Peserta yang hadir sebanyak 33
lansia.
d. Hari sabtu 27 Juli 2019 pukul 15.00 WIB Kegiatan Posyandu Lansia meliputi:
senam bersama lansia, pengukuran BB(berat badan), TB(tinggi badan) dan
pemeriksaan tekanan darah. Peserta yang hadir sebanyak 28 lansia.
e. Hari Sabtu tanggal 03 Agustus 2019, pukul 06.00 WIB Kegaiatan Posyandu
Lansia meliputi: senam lansia, pengukuran BB(berat badan), TB (tinggi
badan) dan pemeriksaan tekanan darah, GDA, AU(asam urat). peserta lansia
yang hadir sebanyak 47 lansia.

136
III. HAMBATAN
Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan posyandu lansia adalah belum di akui
posyandu lansia dan kesulitan pengajuan ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya
dikarenakan peserta lansia yang kurang memenuhi syarat dan terbentuknya
struktur kader yang kurang aktif dalam pelaksaan kegaiatan posyandu lansia.
IV. SARAN
Diharapkan struktur kader yang kurang aktif dalam pelaksanaan kegiatan
posyandu lansia RW 03 Medokan Semampir dapat melanjutkan program kerja
yang sudah di adakan kembali posyandu lansia tanpa adanya mahasiswa yang
praktek di RW 03 Medokan Semampir Kecamatan Sukolilo Surabaya.
V. PENUTUP
Demikian LPJ ini kami susun sebagai laporan dalam pelaksanaan Praktik
Komunitas, Keluarga dan CHMN oleh Mahsiswa Profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Surabaya, semoga kegiatan ini dapat bermanfaat. Kami ucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam acara kegiatan
posyandu lansia.

137
Lampiran 1

DOKUMENTASI POSYANDU LANSIA

06 JULI 2019 (MINGGU KE-1)

138
Lampiran 2

DOKUMENTASI POSYANDU LANSIA

13 JULI 2019 (MINGGU KE-2)

139
140
Lampiran 3

DOKUMENTASI POSYANDU LANSIA

20 JULI 2019 (MINGGU KE-3)

141
Lamiran 4

DOKUMENTASI POSYANDU LANSIA

27 JULI 2019 (MINGGU KE-4)

132
Lampiran 5

DOKUMENTASI POSYANDU LANSIA


03 AGUSTUS 2019 (MINGGU KE-5)

133
134
PROGRAM KERJA

UNGGULAN

135
SATUAN ACARA KEGIATAN
KAMPUNG TANGGAP BENCANA KEBAKARAN

Judul : Kampung Tanggap Bencana Kebakaran


Tanggal pelaksanaan : 04 Agustus 2019
Waktu : 09.00 – 11.00 WIB
Tempat : Di Balai RW 3 Medokan Semampir Kecamatan
Sukolilo Surabaya

SASARAN
2. Warga RW 03 Medokan Semampir Kecamatan Sukolilo Surabaya

MEDIA
4. PPT
5. Alat Pemadam Kebakaran

136
STRATEGI PELAKSANAAN
No. Waktu Kegiatan Peserta
Pembukaan :
2. 10 menit 3. Membuka kegiatan dengan 4. Menjawab salam
mengucapkan salam. 5. Mendengarkan
4. Memperkenalkan diri 6. Memperhatikan
5. Menjelaskan tujuan dari pelatihan
kebakaran dan manfaat dari
pelatihan kebakaran
Pelaksanaan :
3. 90 menit 4. Menjelaskan pengertian 7. Memperhatikan
kebakaran 8. Bertanya
5. Menjelaskan penyebab kebakaran 9. Antusias saat
6. Menjelaskan penanggulangan mengikuti kegiatan
kebakaran 10. Menjawab
7. Memberikan kesempatan kepada pertanyaan
warga untuk bertanya jika belum 11. Mendengarkan
jelas 12. Memperhatikan
8. Melakukan simulasi kebakaran
bersama para warga
3. 5 menit Evaluasi :
3. Warga antusias dalam mengikuti 3. Menceritakan
simulasi penanggulangan 4. Gembira
kebakaran
4. Warga mengetahui penyebab 
kebakaran dan cara
penanggulangan kebakaran
4. 5 menit Terminasi:
5. Memperhatikan
6. Gembira

137
5. Mendengarkan materi kebakaran 7. Mendengarkan
dari fasilitator PMK Rayon 3 8. Menjawab salam
Surabaya
6. Warga yang mengikuti
memberikan pujian terhadap
simulasi penangganan kebakaran
7. Mengucapkan terima kasih
kepada warga yang hadir
8. Mengucapkan salam penutup

PENGORGANISASIAN
4. Moderator : Deny Aufi Saputri, S.Kep
5. Notulen : Sanda Marta A.F, S.Kep
6. Fasilitator : Infak Muslikin, S.Kep, Bayuni, S.Kep, Kholili, S.Kep
7. Dokumentasi : Choiroti Ulul Azmi, S.Kep, Mariana Ulva M, S.Kep
8. Konsumsi : Illa Mata Ul S, S.Kep, Endjelia Permatasari, S.Kep, Diany Ellen
F,S.Kep, Suci Isma U, S.Kep
9. Penerima Tamu : Farhana Zulfa, S.Kep, Devina Rafiah, S.Kep

TUGAS MASING-MASING
4. Leader : Memimpin jalannya acara simulasi kebakaran
5. Notulen : Membantu mencatat selama acara simulasi kebakaran
6. Fasilitator : Mendampingi dan mengarahkan warga selama acara simulasi
kebakaran
7. Dokumentasi : Mendokumentasikan semua kegiatan warga selama acara
simulasi
kebakaran
8. Konsumsi : Menyediakan makanan dan minuman selama acara simulasi
kebakaran

138
9. Penerima Tamu : Mencatat dan mengarahkan warga yang ikut acara simulasi
kebakaran

PERKIRAAN HAMBATAN :
3. Lapangan Balai RW 3 yang kurang luas dalam melakukan simulasi kebakaran
4. Waktu pelaksanaan acara terlalu mepet dengan acara warga

ANTISIPASI HAMBATAN/MASALAH
2. Dengan meletakkan tempat simulasi kebakaran di lapangan yang luas

3. Maka mempersingkat waktu dalam acara kampung tanggap bencana kebakaran


dengan agenda kegiatan warga

139
DOKUMENTASI

140
SATUAN ACARA KEGIATAN
TOGA (TANAMAN OBAT KELUARGA)

Judul : Tanaman Obat Keluarga


Tanggal pelaksanaan : 27 Juli 2019
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Di Balai RW 3 Medokan Semampir Kecamatan
Sukolilo Surabaya

SASARAN
3. Warga RW 03 Medokan Semampir Kecamatan Sukolilo Surabaya

MEDIA
6. Lahan berukuran 2x1m
7. Patokan Tanaman
8. Tanaman Toga

141
STRATEGI PELAKSANAAN
No. Waktu Kegiatan Peserta
Pembukaan :
1. 3 menit 1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari tanaman
Toga, dan manfaat dari tanaman
toga serta kegunaanya

Pelaksanaan :
2. 20 menit 1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan Memperhatikan
menanam tanaman toga Bertanya
2. Memberikan kesempatan kepada Antusias saat
warga untuk bertanya jika belum jelas mengikuti kegiatan
3. Menanam bersama para warga Menjawab
pertanyaan
Mendengarkan
Memperhatikan
3. 4 menit Evaluasi :
1. Warga antusias dalam mengikuti Menceritakan
penanaman tanaman toga Gembira
2. Warga mengetahui jenis jenis
tanaman toga dan manfaat serta
kegunaanya

4. 3 menit Terminasi:
1.Tanaman toga dapat ditanam di Memperhatikan
taman Gembira
Mendengarkan

142
2.Warga yang mengikuti memberikan Menjawab salam
pujian terhadap penanaman tanaman
toga di taman
3. Mengucapkan terima kasih kepada
anak dan orang tua
4.Mengucapkan salam penutup

PENGORGANISASIAN
10. Leader : Deny aufisaputri
11. Co Leader : kholili
12. Fasilitator : Infak Muslikhi, Bayuni, Mariana ulva

TUGAS MASING-MASING
10. Leader : Memimpin jalannya program terapi
11. Co-Leader : Membantu dalam jalannya program terapi
12. Fasilitator : Mendampingi dan mengarahkan saat anak terapi

PERKIRAAN HAMBATAN :
5. Lahan untuk penanaman toga terlalu sempit tidak dapat melakukan penanaman
secara bersamaan
6. Waktu pelaksanaan acara terlalu mepet dengan acara warga
ANTISIPASI HAMBATAN/MASALAH
4. Dengan melakukan penanaman tanaman toga satu persatu

5. Maka melakukan penanaman semaksimal mungkin cepat dislesaikan dan


sebagian warga yang sudah menanam tanaman toga mengikuti acara warga

143
NAMA – NAMA TOGA (TANAMAN OBAT KELUARGA)

1. SAMBANG COLOK 12. DANDANG


GENDIS

2. SAMBI LOTOK 13. ZIGZAG

3. TUJUH DURI 14. GEMPAR


BATU

4. DILAM 15. GINZENG

5. BANGUN-BANGUN 16. MANGKOKAH

6. ZODIA 17. NGUKILO

7. DAUN JINTEN 18. SAMBUNG


NYOWO

8. GONDOROSO 19. GEDI

9. DAUN KATUK 20. DAUN AFRIKA

10. SAMBANG DARAH 21. DAUN AFRIKA

11. PATAH TULANG 22. DAUN UNGU

144
DOKUMENTASI

145
PROGRAM KERJA

TAMBAHAN

146
DOKUMENTASI SENAM PAGI CERIA

147
148

Anda mungkin juga menyukai