1
KELAINAN TELINGA
Kokhlear:
- SNHL
-TINITUS
Vestibuler:
-Labirinitis
-Meniere
-BPPV
Ot Hematom
Pseudo O H Atresia
OM Efusi
Erisiphelas Cerumen
OMSA /K
Perikhodritis Infeksi
Otosklerosis
Kongenital Corpus Alienum 2
1 / 4 Kelainan telinga luar
1A kel daun telinga 2B kel liang telinga
Kongenital Cerumen
Mikrotia Benda asing
Atresia MAE Serangga, biji, kapas, mainan dll
Fistel preaurikuler Infeksi
Infeksi Herpes zozter
Perikondritis Otomikosis
Erisipelas Ot ekt sirkumskripta
Trauma Ot ekt difusa
Othematoma Ot ekt maligna
Pseudoothematoma Otitis ekt Bulosa
Ruptura MT
3
Kelainan kongenital DAUN telinga 1/2
MIKROTIA
FISTEL
PREAURIKULER
ERISIPELAS PERIKONTRITIS
DD :
1. Warna kulit =
− Normal Pseudokista
HEMATOMA merah − Merah Hematoma
2. Punksi =
– Darah Hematoma
– Serous Pseudokista
CAULIFLOWER
PSEUODO KISTA
KALSIFIKASI 5
Erisipelas adl radang pada kulit aurikulum
telinga, yang biasanya didahului oleh lesi
kemudian terjadi infeksi sekunder oleh kuman
strepto cocus udem / hiperemis pd selluruh
daun telinga
Perikondritis adalah radang pada tulang
ERISIPELAS PERIKONTRITIS rawan yang menjadi kerangka daun telinga
udem / hiperemis sebatas daun telinga yg ada
perikondriumnya , lobulus bebas
HEMATOMA merah
Prevensi
vaksinasi usia 12-18 bulan vaksi varicela
usia 60 th vaksin varicela zoster 16
Otitis EKSTERNA Sirkumskripta
– ⅓ bag luar batas jelas
– abses difolikel rambut =
furunkel,
– nyeri utk buka mulut
– dd Mastoiditis
Difusa
– ⅔ bag dalam,
– Lesi luas batas tak jelas
1OMSA
2OMSK
3 Otitis media efusa
4 otitis media tbc
5 Otosklerosis
19
otitis media supuratif akut
1. definisi adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba Edstachius, antrum mastoid
dan sel-sel mastoid.
2. anamnesa – Gejala Telinga (nyeri, tinitus, pendengaran ↙,
keluar cairan seperti ingus /lengket /mukoid)
didahului Gejala ISPA
3. pemeriksaan 1. Stad oklusi tuba Eustachius : m.t. Retraksi
fisik 2. Stad hiperemis : m t hiperemis tapi belum
bombans
3. Stad supurasi : m.t. enonjol/bulging/bombans
4. Stad perforasi : m.t. perforasi + sekresi
5. Stad resolusi : m.t. perforasi kering
4. pemeriksaan Tes garputala : normal / tuli konduksi
penunjang Timpanometri tipe C 20
otitis media supuratif akut cont . . .
5. diagnosis Anamnesa : gejala ISPA diikuti gejala Telinga
Otoskopi : m.t. gambaran tergantung stadium
6. tatalaksana 1. Antibiotika
farmakologi 2. Dekongestan
3. Simptomatik
7. tatalaksana non Stad 1: Manuver Toynbe / Valsava
farmakologi Stad 2: Miringotomi MT (k/p)
Stad 3: Miringotomi MT
Stad 4: Miringotomi MT (bila ada pulsasi),
bersihkan Oor toilet
Stsd 5 : edukasi
8. komplikasi omsk, abses sub-periosteal ,meningitis dan abses
otak
9. edukasi Jaga kebersihan telinga, tak kemasukan air 21
OMSA
• Std I ( Std kataralis)
–Ax: keluhan telinga didahului gejala ISPA
(Gej Telinga: Otalgi ±, pendengaran <, keluar cairan seperti ingus /
lengket /mukoid/ molor)
–Otoskopi : MT retraksi , Timpanometri : Tek < Tp C
–TX: -Dekongestan, AB, Simtomatik
• Std II (Std Hiperemi /Pra Supurasi )
–Ax: Otalgi >, Pendengaran <,Gejala ISPA
–Otoskopi: Vaskuler MT ↗ Hiperemi-Udem,
–Tx: Parasentesis k/p, AB, Dekongestan, Simtomatik
• Std III ( Std Supurasi )
–Ax: Otalgi >, Pendengaran <,Gejala ISPA
–Otoskopi: MT Bombans, Timpamometri: cairan=Tp B
–Tx: Parasentesis, AB, Simtomatik
• Std IV ( Std Perforasi )
–Ax: Otore , pendengaran <, gejala ISPA <
–Otoskopi : MT perforasi, mukopus +, pulsasi ±
–Tx: Parasentesis ( bila ada pulsasi ), Toilet telinga, AntiBiotika, Simtomatik
• Std V ( Std Resolusi )
–Ax: pendengarann < ,semua gejala hilang
–Otoskopi : MT perforasi kering.
–Terapi : Edukasi: atasi ISPA, kebersihan telinga
otitis media supuratif kronis
1. definisi adalah infeksi kronis di telinga tengah yang
mengenai mukosa dan struktur tulang ditandai dg
perforasi memb timpani dan sekret yang keluar
terus menerus atau hilang timbul.
2. anamnesa • OMSK Benigna 2 gejala:
(1) Kel cairan lama + (2) pendengaran ↙
• OMSK Maligna 3 gejala:
(1) Kel cairan lama + (2)pendengaran ↙ +
(3) gejala komplikasi (sefalgi, vertigo, lesi N VII,
abses retoaurikuler, kejang)
3. pemeriksaan • OMSK Benigna: Perforasi central, gran –, kholest –
otoskopi • OMSK Maligna:
Perforasi nya : total/atik/marginal
ada jaringan granulasi / kholesteatoma
OMSK tipe benigna OMSK tipe maligna
24
otitis media supuratif kronis cont . . .
4. Pem penunjang Foto Mastoid posisi Schuller, Audiogram
5. Diagnosis Anamnesa: 2(dua) gejala benigna
3(tiga) gejala maligna
Otoskopi :
–tipe perforasi: total/ atik/ marginal maligna
–didapatkan granulasi /kholesteatoma maligna
6. tatalaksana Benigna: cuci telinga H2O2 3% + Tetes telinga
farmakologi antibiotika + terapi kausa
Maligna: –
7. tatalaksana non Benigna: timpanoplasti
farmakologi Maligna: mastoidektomi
8. Komplikasi Mastoiditis, Labirinitis, Meningitis, Parese N VII,
Abses kepala dan leher, Abses Retroaurikuler
9. Edukasi OMSA cepat berobat
KOMPLIKASI OMSK
• ABSES RETROAURIKULER
– Gej OMSK + abses di retroauruker
– TX : • Insisi
• Op mastoidektomi tipe “dinding runtuh”
• LABIRINITIS
(Difusa / Sirkumskripta = Fistula Labirin)
– Gej OMSK + vertigo + Fistula sign test (+)
– Tx: Mastoidektomi dd runtuh + tutup fistel dgg fasia
• PARALISIS FASIALIS (N VII)
– Gej omsk + Wajah asimetri
– Tx : Operasi dekompresi kanalis fasialis
• MASTOIDITIS
– Gej OMSK + Otalgi / nyeri telinga hebat
– Pem Radiologis = Rongga
• MENINGITIS
– Gej OMSK + Kejang2
– Tx: Ab, Mastoidektomi, Op bedah syaraf 26
Komplikasi Ekstra kranial OMSK:
1. Pus masuk ke subperiosteal pd planum mastoid Abses
Retroarikuler
2. Pus masuk ke fascia m.sternocleidomastoideum Abses
Bezold
3. Pus masuk ke fascia m.digastricus Abses Mauret
4. Abses zigomatik
Indikasi mastoidektomi
Rongga terbuka :
OMSK tipe Maligna
OMSK dgn komplikasi
OMSK dgn tuli saraf
Rongga tertutup : OMSK tipe Benigna
30
ome(efusa) /s(serosa, skretoria) cont . .
4. pemeriksaan - Audiogram Tuli koduksI
penunjang -Timpanogram datar (Tp B)
5. diagnosis Otoskopi : membrana timpani intak + air buble
Timpanogram : Tipe B (cairan)
6. tatalaksana Terapi penyebab (alergi, adenoid >,sinusitis)
farmakologi Antibitiok, analgetik antiinflamasi / steroid
7. tatalaksana non Bila ada cairan : GROMET
farmakologi − parasentesis
− pasang Gromet
Evaluasi nasofaring KNF
8. komplikasi Pendengaran turun, otitis adhesif, atelektasis
9. edukasi Sesuai kausa
31
otosklerosis
• Otosstapes, stapes menjadi kaku dan tidak
dapat menghantarkan getaran suara ke labirin
dengan baik. klerosis kapsul tulang labirin
yang mengalami spongiosis di daerah kaki
• Memb timpani normal, tuba normal, riwayat
peny telinga atau trauma kepala (‒)
• Diagnosis: audiometri nada murni takik BC di
2000 Hz (carhart’s notch) dan pemeriksaan
impedance. (As)
• ± terlihat gambaran membrana timpani yang
kemerahan ok tdpt pelebaran pembuluh darah
promontium (Schwarte's sign).
• Pasien merasa pendengaran terdengar lebih
baik dalam ruangan bising (Paracusis Willisii).
Pendengaran ANEH
• Recruitmen : lbh peka (kenaikan 1db sdh terasa) tuli
kokhlea cth: presbiakusis
• Decay / fatigue : cepat lelah bila dirangsang terus tuli
retrokoklea
• Paracusis WILLISII : lbh mendengar ditempat bising
otosklerosis
• Cocktail party deafness : sulit mendengar ditempat
bising presbiakusis
• Diplacusis binauralis : tel yg sakit terdengar lbh
nyaring/berbeda OM Serosa akut
• Autofoni : gema suara sendiri terdengar lebih keras
tuba terbuka terus
• Hiperakusis : sensasi pendengaran berlebihan
mendengar sangat keras parese N VII
33
3 /4. Kelainan telinga dalam
1 Labirinitis
2 Meniere disease
3 BPPV
4 Presbiakusis
34
Labirinitis
• Keluhan : OMSK Maligna + Vertigo
• Etiologi :OMSK tipe maligna menjalar ke labirin
• Otoskopi : spt pada OMSK tipe maligna
• Pem penunjang : – X foto Schuller , audiogram.
– Fistula sign test
• Terapi :
• - Mastoidektomi rongga terbuka.
- Fistel pd labirin ditutup dg fasia.
- Simtomatik ( anti vertigo )
Bening Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
Istilah : Benign : tak serius atau progresif. Paroxysmal : berulang mendadak
ada periode bebas gejala. Akut: serangan mendadak intensitas makin
berkurang, tak ada periode bebas gejala. Kronis: serangan lama,
intensitas tetap. Positional : pencetus serangan o k perubahan posisi
Vertigo mendadak yang berat dan singkat yg didahului perubahan
posisi tertentu.
Etiologi: Trauma kapitis (tersering) Otokonia ke kupula/kanalis s s
TERAPI : Sebagian sembuh spontan
1. Terapi mekanik CRT (Canalith Reposition Tx)
kembalikan otolit dari kanalis s s ke vestiblm :
– Fibrasi dg fibrator
– Parasat Epley / parasat Semont
2. Rehabilitasi (Latihan Brand Daroff)
3. Simptomatik
36
Sindroma Meniere
Sindroma tdd :
Vertigo, Tinitus, Pendengaran ↓ (kumat-kumatan)
tuli persepsi pd freq rendah, Rasa penuh, bergemuruh
Etiologi /Patologi : hidrops endolimfatik
- endolimfa di telinga dlm: sekresi ↑ dan ekskresi ↓
shg tjd peregangan dan peningkatan tekanan
Pem: Otoskopi : tak ada kelainan, Test GLISERIN (+)
Terapi : - Simtomatik ( antivertigo )
- Diuretik, diet rendah garam
PRESBIAKUSIS
Batasan: ketulian yang disebabkan oleh proses ketuaan
Terjadi pada usia 60-80 th, dpt mulai 40 th (prekok)
Kriteria diagnosis:
- Pendengaran ↓ , sulit berkomunikasi, mendengar percakapan tetapi tidak
mengerti apa yg didengar, depresif, telinga berdenging, bila mendengar
suara keras telinga sakit (rekruitmen)
- Pemeriksaan otoskopi tak ditemukan kelainan
- Audiogram nada murni: tuli persepsi bilateral, simetris, Di frekwensi
frek tinggi > 1000Hz
• Audiogram ↙ki ki simetris
• Garpu tala:
rinne (+) ka ki,
Weber tak ada lateralisasi,
schwabah memendek ka ki
batas atas ↓ kanan-kiri
Diagnosis deferensial:
* Trauma Akustik
* Penyakit Meniere
* Otosklerosis stadium lanjut 38
VERTIGO . . . . . . . .
Ax: VERTIGO PERIFER
‒didahului gerakan/perjalanan/diayun/putar Motion Sickness
‒didahului omsk Labirinitis / Fistula
‒didahului inf virus /ispa Neuritis vestibuler
Ax
‒Vertigo + pend↙ + tinitus (15 mnit-1jam) Meniere
‒ vertigo + pend↙ + tinitus + kel N VII Neuroma akustik
unilateral
– Ax:vertigo sangat hebat, singkat bbrp detik BPPV
didahului pergerakan posisi kepala
tertentu yg pend hafal
– Ax: gej Central Nervous System (SSP) VERTIGO SENTRAL
─ Px: Nistagmus vertikal/multidirectional Multiple sklerosis
(vertigo kel telinga dalam /perifer Degenerasi cerebellar
nistagmusnya horisontal) Stroke
4 /4 KETULIAN (konduksi – sensoneural)
konduksi sensoneural
Cerumen OME Kokhlear Retrokokhlear
Atresia MAE OMSA / K -Presbiakusis
Otosklerosis -NIHL
Audiometri Khas
42
TIMPANOMETRI/ IMPENDANCE
Tipe A: Tekanan udara di telinga
tengah normal.
(ada 3 variasi A, AD, AS)
A: bentuk grafik normal
AD : Puncak lebih tinggi
diskontinuitas rangkaian tulang
pendengran
AS : Puncak lebih pendek
kekakuan rangkaian tulang
pendengaran (otosklerosis)
Tipe B Tidak didapatkan
puncak/ flat, ada cairan di
telinga tengah atau perforasi
memb timpani
1
KELAINAN HIDUNG
• Rhinitis
• Sinusitis
• Ozaena
• Polip
• Juvenile Angiofibroma Nasofaring
• Ca Nasofaring
• Benda asing
2
3
RA (Alergi), RV (Vasomotor) RH (Hiperemika /
medikamentosa
• Keluhan : Pilek , bersin, buntu hidung
• DD : RA RV RH
Pilek ++ ++ +
Bersin +++ ++ +
Buntu hidung ++ ++ +++
Etiologi alergen hawa dingin obat tetes
Rinoskopi Anterior Livid/pucat hiperemis hipertropi ttp
•
warna normal
• Pem penunjang :
- Uji adrenalin/efedrin + + -
- Prick test + - -
-Eo (sekret /darah) ↗ N
-Ig E darah ↗ N
• Terapi : Avoidance
Simtomatik ( dekongestan , kortikosteroid)
Operasi ( kalau perlu )
•
Klasifikasi Rinitis Alergi
(WHO ARIA, 2001)
Intermiten Persisten
Gejala Gejala
< 4 hari per minggu > 4 hari per minggu
atau < 4 minggu dan > 4 minggu
Ringan Sedang-Berat
Satu atau lebih gejala
Tidur normal Tidur terganggu (tdk normal)
Aktifitas sehari–hari, saat Aktifitas sehari-hari, saat olah
Olahraga dan santai tidak raga dan saat santai terganggu
terganggu / normal
Masalah saat bekerja dan
Bekerja dan sekolah normal
sekolah
Tidak ada keluhan yang
Ada keluhan yang mengganggu
Mengganggu
5
Alergic salute
Alergic Facies
Alergic Crease
Allergic Schiner
6
Geographic tongue : lidah
tampak seperti gambaran peta.
( alergi makanan )
Cobblestone appearance:
dinding posterior faring
tampang granuler dan
edema
Sinusitis maksilaris kronik
• Keluhan : Hidung berbau sejak bb bln ,nyeri pipi , buntu hdung.
• Pem : Palpasi : Nyeri tekan pd pipi sisi sakit
RA : Pus di meatus medius ( KOM )
Faring : Post nasal drip
• Pem penunjang :
- Tansiluminasi pd sisi sakit gelap
- X foto Waters: -air fluid level (+),
- penebalan mukosa
• Terapi : - Medikamentosa :
Antibiotika
Simtomatik ( dekongestan )
- Operatif : Irigasi sinus
Operasi Caldwell Luc
- Terapi penyebab, ektraksi gigi
Transiluminasi
Foto Water’s
9
Ozaena ( Rinitis kronik atropikan )
• Keluhan : Hidung berbau sejak bb bln, buntu hidung
(turbulensi)
Bau dirasakan oleh orang sekitarnya
( pend sendiri tak merasa )
• Etiol : Coco basilus Ozaena / Klebsiela Ozaena
• Pem RA : Kavum nasi luas (konka atrofi)
Krusta kering , kehijauan , busuk
• Terapi : INH
Vit A , Fe
Obat cuci hidung
Hidung berbau
11
Polip hidung
• Keluhan : Buntu hidung sejak bb bln terus menerus dan
progresif
• Pem : Inpeksi : dorsum nasi melebar (polip penuh) Frog
face
RA : Masa lunak , licin , bening , pucat multipel/soliter
RP : Masa pd choane ( Choanal polip )
• Pem penunjang : Tes dg efedrin masa tak mengecil ( DD
dg konka )
• Terapi :
Operasi PE ( Polip ekstraksi / Polpektomi )
Bila polip berasal dari sinus etmoid Etmoidektomi
Bila berasal dari sinus maklsilaris Caldwell Luc
CT SCAN POLIP ANTHRUM13
Angiofibroma nasofaring juvenilis
• Penderita muda umur 10-17 th , laki > wanita
• Keluhan : Buntu hidung bbrp bln , sering epistaxis
• Pem : RA / RP : Tumorp ermukaan licin , merah kebiruan
• Sifat tumor PA: jinak, Klinis : expansif progresif
• Pem penunjang :
- Biopsi, tak dianjurkan perdarahan hebat
- CT Scan unt mengetahui perluasan tumor
• Terapi : Hormonal :
– Estrogen , Zytonal
– Radio terapi (radiasi )
– Operasi ( ekstirpasi tumor)
Tumor ganas nasofaring
• Etiologi : Virus Epstein Baar
Nitrosamin ( ikan kering )
• Lokasi permulaan : Fosa Rosenmulleri
• Keluhan dan gejala :
– Tumor leher
– Gej telinga : Tinitus , grebeg2 , otalgi , pendengaran <
– Gej hidung : Pilek lama , sekret campur darah, buntu hidung
– Gej mata: diplopia / juling akb paresis / paralisis N III, IV, VI
– Gej intrakranial : sefalgi berat persisten, paresis/lisis N I – XII
17
Kelainan tonsil faring laring
Tonsilitis a/k
Faringitis a/k
Abses Peritonsiler , Abses Retrofaring
Tonsilopharyngitis Diphteri
Laringitis akut
Suara parau, sesak dan respiratory distress
Ca Laring
Benda asing esofagus / jln makan
Benda asing bronkhusln nafas
18
Mikrobiologi
• Streptococcus pyogenes : gram + (biru), coccus, berantai,
berkapsul, beta hemolisis, katalase -
• Klebsiella pneumonia : gram – (merah), basil, non motil,
fermentasi laktosa, anaerob fakultatif
• H.influenzae : gram – (merah), pleomorfik, kokobasil / basil
pendek, aerob anaerob, berkapsul tdk berkapsul, fenomena
satelit thd stafilococcus, oksidase +
• Staphylococcus aureus : gram + (biru), aerob fakultatif, tdk
motil, katalase +, koagulase +
• N.meningitidis : gram – (merah), aerob, diplococcus,
berkapsul, oksidase +,
• Pseudomonas : gram – (merah), purulen warna kuning
kehijauan (?).
19
Mikrobiologi
• Streptococcus pyogenes (betahemolitikus) : gram + (biru),
coccus, berantai, berkapsul, beta hemolisis, katalase – (pd
tonsilitis jd focal infeksi reumatik arthritis / jantung reumatik)
• Klebsiella pneumonia : gram – (merah), basil, non motil,
fermentasi laktosa, anaerob fakultatif
• H.influenzae : gram – (merah), pleomorfik, kokobasil / basil
pendek, aerob anaerob, berkapsul tdk berkapsul, fenomena
satelit thd stafilococcus, oksidase +
• Staphylococcus aureus : gram + (biru), aerob fakultatif, tdk
motil, katalase +, koagulase +
• N.meningitidis : gram – (merah), aerob, diplococcus, berkapsul,
oksidase +,
• Pseudomonas : gram – (merah), purulen warna kuning
kehijauan (?).
20
Chronic Tonsilitis
23
Tosilitis akut
Keluhan :
– Nyeri menelan hebat sejak bb hari,
– Nyeri telinga (revered pain)
– Panas tinggi konvulsi, sefalgi, mual
muntah.
Pem :
Plummy voice , Foetor ex ore,
Ptialismus. Tonsil udem, hiperemis,
detritus. Pembes kel limfe leher ,
nyeri tekan.
Tx :
– Istirahat , makan lunak
– Simtomatik ( analgetik , antipiretik
– AB diberikan bila ada komplikasi
24
Tonsilitis kronik
Keluhan :
– Pem :Nyeri telan ringan kuamt kumatan
sejak bb bln. Nyeri telan hebat bila terjadi
eksaserbasi akut. Rasa mengganjal ,
Foetor ex ore
– Pd anak disertai pembesaran adenoid
buntu buntu, Ngorok , Adenoid face.
Pemeriksaan
– Tonsil > ( T1 ,2 ,3 , 4)
– Hiperemi , Kripta > , detritus (+)
– Adenoid face , fenomena palatum mole (-)
Terapi :
– Serangan akut : sama dg tonsilitis akut
– Tonsilektomi / Adenotonsilektomi bila
serangan >4 X /th
25
Abses peritonsil
Keluhan : Nyeri tengg hebat unilateral (spontan/ wkt menelan)
Nyeri telinga ( revered pain), Trismus , ptialismus
Pem : Tonsil satu sisi udem, hiperemi, terdorong medial-bawah.
Palatum mole bonbans , ovula terdorong ke sisi sehat.
Diag pasti : Pungsi pd tempat yang bombans
Bila Pus (+) abses, (–) infiltrat
Terapi : Bila infiltat terapi spt Tonsilitis akut
Bila abses Insisi tanpa anestesi
Antibiotika , simtomatik
4-6 minggu stl sembuh TE
26
Abses retrofaring
• Insidens : Bayi / balita
• Keluhan : Panas badan , nyeri menelan ,hidung buntu
gelisah , tak mau makan
• Pem : Kepala hiperekstensi , leher kaku, kepala sukar
digerakan, bengkak leher unilateral.
Benjolan pd dinding belakang faring, fluktuasi.
Ovula udem hebat ,terdorong ke depan.
• Terapi : Insisi
AB
Simtomatik
Tonsilofaringitis difteri
• Keluhan : Malaise, panas badan subfebril, nyeri menelan ringan
• Pem :
1. Psedomembran (beslag) pd tonsil, faring dan ovula
(adl bercak putih kotor, keabu abuan, melekat erat , bila
dilepas/ dikerok berdarah)
2. Bull neck (Pembesaran kel getah bening leher ka – ki)
• Pem penunjang : Swab pd tonsil / faring kultur
• Terapi : Isolasi ketat sampai kead akut dilampaui & biakan (-)
ADS
Penisilin procain / Eritomisin
Bila carrier TE
• Prevensi : imunisasi
Kriteria Derajat Obstruksi Saluran Nafas Atas
Jackson: 4 gradasi
Grade 1. Retraksi suprasternal ringan
Tanda-tanda ketakutan ( - )
Grade 2. Retraksi suprasternal >, (+) epigastrial
Ketakutan (+), sulit diajak bercanda
Grade 3. Retraksi suprasternal (+) , klavikuler (+) ,
interkostal (+) , epigastrial (+)
Usaha menarik nafas >, kelelahan (+)
Grade 4. Retraksi >
Ketakutan, sianosis, menolak ma/mi
Laringitis Akut Pada Bayi/Anak
• Dapat fatal ok:
- Rimaglotis kecil, apabila
udim dapat tersumbat
- Pada bayi udim 1 mm,
lumen berkurang 50%
- Pada dewasa udim 1mm,
lumen berkurang 20%
- Banyak jaringan ikat
kendor (subglotis)
mudah udim sesak
LARINGO MALASIA
→Terapi:
Malasia: perlunakan, laring – Biasanya tidak perlu
masih lunak, belum keras tindakan khusus,
Insidens: bayi, biasanya – Perhatian lebih spy tidak
mulai tampak umur ½ - 1 menangis ( sesak)
bulan – Trakeotomi bila sesak
Etiologi: gangguan hebat
pertumbuhan, – Pembedahan dengan
pembentukan tulang rawan laser
belum sempurna
– Biasanya sembuh
sesudah umur 1-2 tahun
→Gejala:
- Sesak nafas inspiratoir
- Stridor inspiratoir
- Retraksi
- Biasanya tidak sianosis
- Suara normal
- Pectus Excavatus
- Pem endoskopi: epiglotis
menguncup (omega shape),
aritenoid prominence
KUALITAS SUARA krn
kelumpuhan syaraf X
Parese ADDUKTOR Unilateral:
parau
Parese ADDUKTOR Bilateral :
afoni
Parese Abduktor Unlateral :
serak (-) sesak (-)
Parese Abduktor Bilateral:
sesak
34
LARINGITIS TUBERKULOSA
* Penyebab : Mycobacterium tuberculosis
(sekunder dari TB Paru)
• Gejala:
- nyeri menelan >> + suara parau + gejala tbc
* Gambaran klasik:
- ulserasi multiple
- korda vokalis posterior tak rata
( mouse raten appearance)
- granulasi/ tuberkuloma
* Terapi:
- terapilaringitis tbc = Tbc ekstra pulmonal:
- INH + Rifampicin + PZA tiap hari 2 bulan
dilanjutkan dengan
- INH + Rifampicin -> 3 X seminggu, 4 bulan
PAPILOMA LARING
• Tumor jinak pada laring, • Etiologi: Human Papilloma
dapat meluas ke faring, Virus (tipe 6 & 11)
trakea, bahkan bronkus – • Terapi:
respiratory tract papilloma • BLM, ekstraksi sebersih
• Biasanya pada anak, dapat mungkin
terjadi pada dewasa • Bila residif, operasi lagi dst
• Suara parau terus-menerus, • Kadang-kadang perlu
progresif, sp sesak nafas trakeotomi
• Residif, sering tumbuh cepat • Obat-obat anti viral acyclofir,
isoprinosine
VOCALE NODULE (SINGER’S NODULE)
• Nodul (benjolan kecil) pada 1/3 anterior, simetris
kanan kiri
• Etiologi : vocal abuse, teriak-teriak, nada tinggi,
terlalu banyak bicara dalam waktu yg cukup lama
(kalau serak terjadi akibat vokal abuse yg singkat adl
vocal fatigue mis suporter sepak bola)
• Sering pada: anak, guru TK, penyanyi
• Terapi:
- Voice Tx: kurangi bicara, nada rendah, nada tinggi
jangan berbisik, tidak mengejan
- Bila cukup besar dan sudah lama operasi BLM
POLIP LARING
• Biasanya terjadi di bagian tengah, separo depan atau
bahkan pd seluruh bagian k vokalis
• Biasanya unilateral pd batas bebas k vokalis, tetapi
dpt bilateral
• Dapat terjadi pd semua umur, tetapi pd dewasa
merupakan lesi benigna yg paling sering
• Ada 2 tipe, yaitu mukoid dan angiomatus
• Menyebabkan suara parau
• Tx : ekstirpasi melalui bedah mikrolaring
GRANULOMA LARING
Biasanya terjadi di daerah prosesus vokalis atau pd aritenoid
Seringkali ada riwayat gastric reflux atau trauma laring misalnya
intubasi endotrakeal
Gejala utama suara parau, kadang-2 ada gejala iritasi seperti sering
merasa perlu membersihkan tenggorok atau sensasi seperti ada
benda asing di tenggorok tergantung lokasinya
Bila granuloma bertangkai sempit terjadi a ball valving phenomenon
dgn gejala afoni sesaat dan serangan batuk berkala
Biasanya unilateral, tetapi dapat bilateral seperti pd granuloma pasca
intubasi
Pada granuloma yang besar dapat menyebabkan sesak nafas
Tx : eliminasi penyebab iritasi kronis
voice therapy
gastroesophageal reflux, bila ada
antibiotik dan steroid (hasilnya kurang baik)
operasi : bedah mikrolaring
ADENOIDITIS KRONIS
Etiologi :
Post nasal drip sekret kavum nasi jatuh ke belakang
Sekret berasal dari : sinus maksilaris & ethmoid
Gejala klinis :
Disebabkan oleh hipertrofi adenoid buntu hidung akb:
– rinolalia oklusa ( bindeng ) krn koane tertutup
– mulut terbuka utk bernapas
muka terkesan bodoh ( adenoid face )
– aproseksia nasalis
– sefalgi
– pilek dan batuk
– nafsu makan menurun
– oklusio tuba pendengaran menurun
40
adenoiditis kronis . . .
Pemeriksaan:
RA : Adenoid membesar
Phenomena palatum mole (-)
RP : Adenoid membesar dan tidak hiperemi
Pemeriksaan tambahan:
Endoskopi dan foto skull lateral soft tissue (adenoid)
Terapi :
adenoidektomi ( ADE )
bila disertai tonsilektomi ( TE ) adenotonsilektomi ( ATE )
Adenoidektomi dilakukan jika:
1.Hipertropi menyebabkan gangguan nafas (snooring,OSAS)
gangguan pertumbuhan maxillofacial
2.Gangguan pendengaran
3.Menyebabkan sinusitis berulang 41
Benda asing jalan makanan
Insidens : Bayi , anak , dewasa , tua.
• Benda asing :
- Benda tak lazim dimakan
- Lazim dimakan tetapi tersangkut di jl makanan
Keluhan :
Tertelan benda, tersangkut di jl mak, terasa ngganjel benda
memenuhi seluruh lumen , bila minum atau makan
muntah
Pem penunjang :
• Tes minum bila b.a menyumbat lumen muntah
• Benda radio opaqe X foto polos torak coin, jarum , tulang )
• Radiolucent (daging ) Foto upper GI dg barium
Terapi : Esofagoskopi ekstraksi
Komplikasi : Dehidrasi, Perforasi esofagus mediastinitis
Benda asing jalan napas
• Insidens : bayi , balita jenis terbanyak kacang
• Keluhan :
- Anak mendadak batuk bertubi tubi , hingga sianosis ok tak
sempat mengambil nafas.
- Ada periode tenang , karena benda asing menancap disalah
satu cabang bronkus ( biasanya bronkus kiri ) Bila anak
bergerak timbul batuk lagi.
• ANAMNESIS : menghirup sesuatu
• Pem : Inspeksi : Gerakan dada yg sakit menurun
Palpasi : Gerakan dada yg sakit menurun
Perkusi : Dada yg sakit redup
Auskultasi : Suara napas yg sakit redup
• Pem penunjang : X foto torak : atektasis sisi sakit
• Terapi : Bronkoskopi ekstraksi
Bila didaerah tak ada alat Trakeotomi