Anda di halaman 1dari 1

Foto-harisantri= Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat dan Wakil Bupati Marhaen Djumadi,

bersama ulama dan ribuan santri dalam peringatan Hari Santri ke-V di Stadion Anjuk Ladang.
(ist)

*Dalam mempertahankan NKRI

Bupati Minta Teladani Ulama Dan Santri

Nganjuk,Bhirawa
Sedikitnya 4000 santri memadati Stadion Anjuk Ladang Nganjuk. Kehadiran mereka
dalam rangka mengikuti setiap rangkaian peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-V tahun
2019. Peringatan HSN 2019 di tersebut, diawali dengan Pawai Santri Nusantara sejauh 2
kilometer.
Start Pawai Santri Nusantara HSN 2019 dimulai dari Stadion Anjuk Ladang Nganjuk,
kemudian massa berjalan melewati Jalan Anjuk Ladang dan Jalan Ahmad Yani dan Finish di
Alun Alun Nganjuk.
Tampak membuka Pawai Santri Nusantara bersama para ulama dan santri, Bupati
Nganjuk Novi Rahman Hidayat dan Wakil Bupati Marhaen Djumadi, Ketua DPRD Tatit Heru
Tjahjono, Kapolres Nganjuk serta Dandim 0810 Nganjuk.
Pelaksanaan Pawai Santri Nusantara HSN 2019 di Nganjuk, menurut Bupati Nganjuk
Novi Rahman, diikuti sekitar 4 ribu santri se-Kabupaten Nganjuk. Untuk menyemarakkan acara
peringatan Hari Santri Nasional 2019 pada 22 Oktober 2019, diadakan Minggu (20/10) yang
bebarengan dengan hari pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin
di Jakarta. "Melalui kegiatan ini sebagai wujud kecintaan kami Tanah Air. Santri dan Republik
Indonesia tidak dapat dipisahkan. Sebagai Islam Nusantara, acara kami kemas dengan Pawai
Santri Nusantara," jelas Bupati Nganjuk.
Bupati Nganjuk mengatakan, Hari Santri ini sudah diakui oleh negara dan sudah menjadi
agenda peringatan rutin tiap tahunnya. Karena sudah diputuskan oleh Presiden Republik
Indonesia Joko Widodo melalui Kepres Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. “Dengan
menetapkan setiap tanggal 22 Oktober menjadi Hari Santri Nasional. Yang disebut santri bukan
hanya dari kalangan Pondok Pesantren saja, melainkan kita semua ini yang memiliki jiwa santri
juga disebut santri,” terang Bupati Nganjuk.
Pertimbangan pemerintah menetapkan Hari Santri 22 Oktober adalah, ulama dan santri
pondok pesantren memiliki peran besar dalam perjuangan merebut kemerdekaan Republik
Indonesia dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta mengisi
kemerdekaan. Selain itu juga untuk mengenang, meneladani dan melanjutkan peran ulama dan
santri dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Bahwa tanggal 22 Oktober tersebut ditetapkan sebagai Hari Santri merujuk pada
ditetapkannya seruan resolusi jihad pada tanggal 22 Oktober 1945 oleh para santri dan ulama
pondok pesantren dari berbagai penjuru Indonesia yang mewajibkan setiap muslim untuk
membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
serangan penjajah. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka Pemerintah
menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri dengan Keputusan Presiden.
(ADVERTORIAL)

Anda mungkin juga menyukai