Anda di halaman 1dari 3

A.

Tujuan
B. Dasar Teori

C. Alat dan bahan


 Sampel : kloramfenikol
 Alat
- Plat silika gel
- Oven
- Chamber
- Corong pisah.
 Bahan
- Metanol
- Kloroform
- Asam asetat grasial
D. Prosedur
1. Preparasi sampel

Sampel ditimbang 10 mg kloroform


dilarutkan dalam dalam 1 ml
metanol metanol

2. Preparasi fase diam

Plat silika gel diaktivasi


dalam oven pada suhu Simpan pada
1200C dengan waktu desikator
30 menit

3. Preparasi fase gerak

Metanol Kloroform Asam asetat


Jenuhkan 10 jam
grasial
pada corong pisah
14 79 7

4. Proses elusi

Totolkan Masukkan ke Dilihat


sampel/standar pada dalam chamber kromatografi di
KLT GF 254 dengan untuk di elusi bawah sinar UV
pipa kapiler pada panjang
gelombang 254
nm
E. Hasil Pengamataan
Pengamatan Hasil Rf Gambar

Standar kloramfenikol 0,77

Sampel kloramfenikol 0,77

 Perhitungaan
 Nilai Rf
3,7
Rf standar = = 0.77 cm
4,8
3,7
Rf sampel = 4,8 = 0,77 cm
 Nilai Konstanta Dielektrik
14
Methanol : 100 𝑥 23,6 = 3,304 mL
79
Kloroform : 100 𝑥 4,80 = 3,782 mL
7
As. Asetat : 100 𝑥 4,1 = 0,287 mL

F. Pembahasaan
Pada praktikum kali ini yaitu tentang Kromatografi lapis tipis, Kromatografi
lapis tipis merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa
murninya dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan. Kromatografi juga
merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap
maupun cuplikannya, KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa
yang sifatnya hodrfobik seperti lipida-lipida dan hidrokarbon yang sukar
dikerjakan dengan kromatografi kertas. Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu
untuk mengidentifikasi dengan cara membandingkan niai Rf komponen. Sampel
yang digunakan praktikum ini yaitu kloramfenikol. Pada percobaan ini, tehnik
kromatografi lapis tipis yang digunakan adalah suatu plat tipis (alumunium) yang
berfungsinya untuk tempat berjalannya absorbens sehingga proses migrasi analit
oleh solventnya bisa berjalan. Dalam KLT adsorbens yang digunakan berupa slika
gel (SiO2) yang tidak mengikat molekul air, sehingga noda yang tercipta lebih
terfokus dan tajam.
Prinsip pemisahan noda adalah berdasarkan kepolarannya sehingga
menghasilkan kecepatan yang berbeda-beda saat terpartisi dan terjadilah
pemisahan.Untuk memisahkan noda dengan sebaik-baiknya maka digunakan
kombinasi eluen non polar dan polar. Apabila noda yang diperlukan terlalu tinggi,
maka dapat dikurangi dengan mengurangi kepolaran. Eluen yang digunakan pada
praktikum kali ini yaitu air:methanol: asam asetat glasial (55:45:0,1) kemudian
dijenukan dalam corong pisah ketika sudah terdapat 2 lapisan diambil larutan
organiknya kemudian dijenuhkan dalam chamber minimal selama 10 jam atau
selama 24jam. Kemudian ditotolkan sampel dan standar pada plat KLT dengan
pipa kapiler/ tip dimasukan kedalam chamber untuk dielusi, kemusian dilihat
kromatogram dibawah sinar UV pada panjang gelombang 254 nm. Dan
didapatkan hasil nilai rf standar 0,77 cm dan nilai rf sampel 0,77cm.

Anda mungkin juga menyukai