Anda di halaman 1dari 16

FITOTERAPI

TUKAK LAMBUNG

Ike Wulandari 31117069


TUKAKLAMBUNG
Pengertian
 Lebih sering dikenal dengan sebutan maag.
 Adalah luka terbuka yang berkembang di
lapisan dalam mukosa dari saluran
pencernaan, bagian awal dari usus kecil
(duodenum), kerongkongan, dan perut.
Etiologi

Penurunan produksi mukus seperti pada penggunaan obat


NSAID dengan mengiritasi epitelium lambung secara
langsung dan melalui penghambatan sintesis prostaglandin.

Kelebihan asam sebagai penyebab ulkus.

Peningkatan penyaluran asam sebagai penyebab ulkus


duodenum.

Infeksi bakteri Helicobacter pylori, merupakan bakteri yang


bersifat tahan terhadap asam lambung, hidup dan
berkembangbiak di air minum dan makanan yang tidak
ditangani secara higienis atau dimasak dengan dengan benar.
Gejala

 Gejala yang sering ditimbulkan adalah nyeri,


mual, muntah, konstipasi, dan perdarahan.
Pengobatan Konvensional

Golongan antasida (natriumbikarbonat),


zat penghambat sekresi asam (simetidin),
zat pelindung ulkus (sukralfat), antibiotika
(amoksisilin), obat penguat motilitas
(domperidon), dan obat penenang
(oksazepam).
Fitoterapi Tukak Lambung
 Buah adas
 Akar manis cina
 Kunyit
Foeniculi vulgaris fructus (buah adas)

Dosis
secara tradisional:
5- 7 g buah
kering/hari

Kandungan Kimia:
Konstituen utama buah adas adalah minyak esensial: transanetol, (+)-fenkon,
estragol (metilkavikol), limonen, p- anisaldehid, α-pinen dan α-felandren.
INTERAKSI OBAT

 Pemberian adas bersamaan dengan


siprofloksasin dapat mempengaruhi
absorbsi, distribusi, eliminasi, serta
mengurangi efek sipro.
 Antikonvulsan:Meningkatkan risiko kejang
epilepsi. Hindari pemakaian bersamaan
Glycyrrhizae glabrae (Akar manis cina)

Kandungan Kimia:
Saponin, asam glisiretinat, glisirisin,
liquiritigenin, chalcone, glabren, glabridin,
gliserol, isogliserol, likumarin, sterol,
stigmasterol, eugenol, estragol, anetol,
asam heksanoat.

Dosis:
Untuk tukak lambung: dosis 200- 600 mg
secara oral dan dikonsumsi tidak lebih dari
4- 6 minggu.
UJI KLINIK

Pemberian secara oral kepada 15 orang pasien tukak lambung


dapat mengurangi gejala tukak dan mempercepat penyembuhan
sebesar 75%. Asam gliseritinat (enoxolone), merupakan komponen
aktif yang berperan dalam efek antitukak dengan cara
menghambat enzim 15- hidroksiprostaglandin dehidrogenase dan
delta- prostaglandin reduktase. Hambatan pada pencernaan yang
berfungsi untuk kedua enzim ini dapat menstimulasi dan
meningkatkan konsentrasi prostaglandin E dan E2α pada saluran
pencernaan yang berfungsi untuk meningkatkan proses
penyembuhan tukak lambung.
 Indikasi: Membantu memelihara
kesehatan pencernaan.
 Toksisitas: Tidak boleh diminum lebih dari
6 minggu berturut turut.
Curcuma longa (Kunyit)

Kandungan Kimia:
Antara lain kurkumin,
desmetoksikurkumin,
bisdesmetoksikurkumin, minyak atsiri
dan oleoresin.

Dosis:
Tanaman bahan mentah, 3-9g sehari; bahan
tanaman bubuk, 1,5-3,0 g sehari; infus oral, 0,5-
1g tiga kali per hari; tingtur (1: 10) 0.5-1ml tiga
kali per hari.
Dosis : Dewasa dosis harian : 1,5 – 3 g atau 50
mg/kgBB
UJI KLINIK

Pemberian obat secara oral untuk 116 pasien dengan asam


dispepsia, kembung dispepsia, dispepsia atau lemah dalam
penelitian, secara acak, double-blind mengakibatkan respon
statistik signifikan pada pasien yang menerima obat. Para pasien
menerima 500 mg bubuk obat empat kali sehari selama 7 hari.
Dua uji klinis lain yang mengukur efek obat pada tukak lambung
menunjukkan bahwa pemberian obat maag secara oral
memperbaiki penyembuhan dan mengurangi sakit perut yang
timbul. Dua studi klinis telah menunjukkan bahwa kurkumin
merupakan obat antiperadangan yang efektif.
TINJAUAN PUSTAKA

Dufton, J. 2012. The Pathophysiology and Pharmaceutical Treatment of


Gastric Ulcers.
Direktorat Obat Asli Indonesia, 2011, Acuan Sediaan Herbal, Volume
Keenam, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta 65- 70
Direktorat Obat Asli Indonesia,2008, Acuan Sediaan Herbal, Volume
Kedua, Badan Pengawas Obat dan Makanan, jakarta130-135
Chatterjee, A. et all. 2012. H. Pylori- induced Gastric Ulcer:
Pathophysiology and Herbal Remedy. Int J Biol Med Res. 3(1):
1461-1465
Anonim. 1999. WHO Monographs On Selected Medicinal Plants. Volume .
World Health Organization. Geneva

Anda mungkin juga menyukai