Anda di halaman 1dari 13

Study Case 4

Journal Of Pharmacy

By: Kelompok 4 2B Farmasi


ANTI TUBERCULOSIS DRUG – INDUCED
HEPATITIS
Anggota Kelompok

1. Gina Najmah Yuhana (31117067)


2. Idmel Firstkia Fitri (31117068)
3. Ike Wulandari (31117069)
4. Ina Karlina (31117070)
Pendahuluan

Laporan kasus yang terjadi pada seorang pasien laki-laki berumur 32 tahun yang
mengalami hepatotoksisitas setelah pemberian obat anti tuberculosis. Pasien
menerima obat anti-TB yang disebabkan hepatotoksisitas ditemukan menjadi 2% untuk
28% berdasarkan kriteria diagnosis hepatotoksisitas. Hepatotoksisitas faktor risiko anti-
TB yang disebabkan termasuk asupan alkohol yang tinggi, usia yang lebih tua, yang
sudah ada penyakit hati kronis, infeksi virus kronis akibat hepatitis B (HBV) dan
hepatitis C virus (HCV).
Subjective

seorang pasien laki-laki berumur 32 tahun dibawa ke rumah sakit


dalam keadaan tidak sadar berhubungan dengan buih dari mulut dan
berkeringat. Pasien mengkonsumsi alkohol di malam hari sebelum tidur
dan tidak bangun di pagi hari. Sesak napas kelas IV diamati tapi tidak
berhubungan dengan kejang.
Objektive

• Pasien pada hari pertama dibawa ke rumah sakit denyut nadi 135/menit. BP ditemukan menjadi
100/60 mmHg dengan SPO2 95%. Aliran oksigen tinggi dan gula darah 23 mg/dL (hipoglikemia).
Diobati dengan:
 Injeksi tiamin (100 mg)
 Nebulization salbutamol (100 mcg), Ipratropium (20 mcg) dan budesonide (100mcg)
 Injeksi ceftriaxone 1gm
 Injeksi tramadol 1 ampul
 Tablet chlordiazepoxide 25mg
 25% dextrose intravena segera
 Tablet multivitamin
• Dilakukan penyeledikan lebih lanjut meliputi gas darah arteri, tes fungsi hati, urea darah,
kreatinin serum, dada X-rays, pemeriksaan urin lengkap, elektrolit serum. Diresepkan obat
berikut setelah pemerikasaan :
 Tablet Theophylline 50 mg
 Tablet Montelukast 10 mg
 Tablet Levocetirizine 5 mg
 Tablet Methyl Prednisolon 16 mg
 Asam tablet ursodeoksikolat 150 mg
 Injeksi Pantoprazole 40 mg
 2 unit normal saline intravena - 100ml / jam
• Pada 2 hari hipoglikemia telah diselesaikan, mengeluh sakit perut sehingga diresepkan obat berikut:
 Injeksi Dexrabeprazole 10 mg
 Injeksi Metoclopramide 10 mg Ÿ
 Injection L-orthinine, L-aspartat - 1 ampul
 Sirup Sukralfat 20 ml
 Injeksi Butil Skopolamin 1 ampul
Metil Prednisolon dihentikan
Dan di peroleh data kesehatan sebagai berikut:
Assesment (kasus)

Pasien memiliki sejarah penyakit yaitu paru kronis selama 3 bulan. Selain itu pasien sebelumnya
mengkonsumsi alkohol di malam hari sebelum tidur dan tidak bangun di pagi hari. Sesak napas kelas IV.
Berdasarkan data diatas pasien mengalami hepatitis setelah penggunaan obat anti tuberculosis. Dan dia
didiagnosis Hipoglikemia, di resep kan obat oleh dokter. Setelah beberapahari Hipoglikemianya sudah
hilang, tapi pasien mengeluh sakit perut yang parah di resep kan oleh dokter Injeksi Butil Skopolamin 1
ampul intramuskuler segera diberikan kepada pasien oleh pulmonogist. Pasien berteriak dan gelisah
dengan gampang marah dan gelisah, mengurangi kecemasan ia diresepkan dengan tablet Lonazepam 0,25
selama 5 hari. BP normal yaitu 120/70 mm Hg dan PR 16 / menit dengan SPO 2 konsentrasi 99,2%. Tidak
ada keluhan segar terlihat dan suhu normal, BP 110/80, RR 20 / menit, PR 101 / menit dengan SPO 2
konsentrasi 98% pada positive airway pressure Bi-tingkat. Pasien dianggap kasus ALD dengan hepatitis
akut. pasien didiagnosis sebagai kasus anti TB obat - hepatitis yang diinduksi.
Anti-Tuberkulosis Drug - induced Hepatitis
Plan (diskusi)

Pada pemberian obat TB, isoniazid,rifampin, pirazinamid selama 3bulan


menimbulkan efek samping 3kali lebih tinggi mengakibatkan hepatotoksik, dan dipicu
juga oleh alkohol yang di konsumsi pasien sebelumnya. Alkoholisme merupakan salah
satu faktor risiko utama yang memperburuk hepatotoksisitas anti-TB yang disebabkan
alkohol. Alkohol yang dapat menyebabkan berikut kondisi hati berlemak, dan sirosis
sehingga menyebabkan hepatitis. Dengan penarikan alkohol, merupakan pengobatan
yang standar dan mampu menguntungkan bagi pasien, tetapi pada saat pemberian
obat anti-TB yang berpotensi fatal tidak memikirkan efek samping dari obat itu
tersebut, yang dapat merugikan pasien.

Anda mungkin juga menyukai