Slide Pembuka
Slide 1
Konsepsi Keamanan Global Dunia vis-à-vis kondisi internal Indonesia semasa Orde Baru
melahirkan apa yang disebut oleh kita sebagai Era Reformasi….Kita melihat pada Slide
pertama ini – atau dapat dilihat pada halaman 7 dari Nastrap yang saya susun…tentang
bagaimana efek Global tentang konsepsi keamanan mengalami pergeseran pasca
Perang Dingin…dan konsepsi ini telah sangat berpengaruh pada situasi keamanan
internal di Indonesia sebagai Negara yang berada dalam percaturan dunia dan
berinteraksi secara internasional….
Slide 2
Konsepsi pemisahan peran dan fungsi antara militer dan polisi ini mulai digagas pasca
berakhirnya Perang Dingin…dimana pada masa Perang Dingin tersebut, fokus dari
Keamanan adalah State Security…dimana keamanan Negara adalah yang
terutama…dan dilakukan melalui pendekatan intelijen dan militer….
Traditional Threats
Agresi;
Invasi;.
Menggunakan Pendekatan
Bombardemen atau serangan udara.
Militer (military approach)
karena bentuk ancamannya Blokade;
adalah ancaman militer Pelanggaran wilayah;
Spionase;
Sabotase;.
Aksi teror bersenjata;
Pemberontakan bersenjata;
Pasca Perang Dingin Perang saudara;
Slide 3
Slide 4
Slide 5
Sebagai institusi yang berada pada lini terdepan terkait keamanan dalam negeri
(Kemdagri)…maka Polri perlu mengembangkan sistem kerjasama (collaborative action)
yang proposional dengan instansi-instansi terkait lainnya…
Polri juga harus mengubah kultur organisasi dari yang semula hanya bersikap Reactive
Policing… menjadi Proactive Policing…yang dilaksanakan melalui kerjasama dan
bekerja seirama….antara Polri dengan kementerian/institusi terkait lainnya tanpa
mengambil domain lain…
Dalam salah satu perkuliahan… Profesor Sam’un Jaja Raharja menguraikan lebih detail
terkait collaborative action ini dengan mengambil referensi dari tulisan dari Craig R.
Hickman dan Michael A. Silva…yang menguraikan bahwa ada delapan dimensi yang
dihadapi organisasi masa depan sebagai response terhadap dunia yang terus berubah…
Merujuk pada halaman 21 dan lebih detail lagi pada halaman 28 dari Nastrap saya,
maka kedelapan dimensi itu adalah….Pertama…Managing global markets…kedua…
Building new kind of alliance between the public and private sector…ketiga….Balancing
competition with collaboration….keempat….Drawing investors into corporate
environment…kelima….Accepting corporate responsibility….keenam….Designing new
form of organizations…ketujuh….Integrating sub-cultures…dan kedelapan…Tuning
every employee into the new millennium.
Pada halaman 22 dari Nastrap saya, menguraikan selanjutnya …Hickman dan Silva
menguraikan poin keenam diatas melalui mekanisme interorganizational relationship
building dalam bentuk…
Adapun David Limmerick dan Bert Cunnington kemudian memberi istilah bentuk baru
organisasi tersebut sebagai networks organization… dan di dalam organisasi networks
tersebut terletak inti yang disebutnya kolaborasi…yang penjabarannya sebagai berikut:
Pengelolaan hubungan antar organisasi dimasa depan… membutuhkan bentuk
baru yang interdependen dalam bentuk networks atau jejaring;
Dalam networks terdapat mekanisme inti yang dikenal dengan konsep
kolaborasi…
Menuju Sinergitas
Polisional
Building new kind of alliance
Competition
between the public and private sectors
Sumber Daya
Kompetensi
Mitra (good
match)
Kompetensi
Manajemen Designing new form of
(mindset&skill) organizations;
Menuju disharmoni
organisasi; berimplikasi Collaboration
pada kegagalan
penanggulangan masalah
Kamtibmas
Slide 6
Menguraikan lebih jauh terkait Revitalisasi Sinergitas Polisional…maka kita dapat
melihat kondisi yang ada saat ini…dan strategi apa saja yang dapat ditempuh guna
mencapai kondisi yang diharapkan….
Rivalitas antarinstitusi
keamanan masih kuat
Penghidupan kembali Peran
Teritorial yang kontroversial
dapat berekses pada
stabilitas dan keutuhan Rivalitas
NKRI interinstitusi
masih kuat
Organizational
Networks tidak
KOLABORASI terbentuk
RENDAH
Harmonisasi inter- dan
antarinstansi tidak ada
Dari gambar ini kita dapat melihat bahwa…pada awal tahun 2014…Pemerintah kita
mengindikasikan adanya potensi konflil sosial pada masa-masa ke depan….dan TNI
secara proactive memberikan response…
(selanjutnya dapat dilihat pada halaman 42 dari Nastrap yang saya susun, pada
Tabel 3.5. tentang Pemetaan Wilayah Konflik tahun 2014 yang didasarkan pada
data dari Kementerian Sosial per April 2014….)
Adapun response dari TNI tersebut adalah merevitalisasi Peran Teritorial dalam
menjawab ancaman konflik tersebut….sedangkan institusi keamanan lain…termasuk
Polri….tampak kurang proactive dalam merespons sinyalemen konflik nirmiliter ini…
Pertama….masih kuatnya dominasi militer. Kita bisa memahami disini bahwa dominasi
militer dalam penanganan isu Keamanan Dalam Negeri…atau Kamdagri…
Apa yang selanjutnya dapat kita cermati dari situasi ini adalah….tidak terbentuknya
organizational networks sebagaimana yang seharusnya terjadi dalam organisasi modern
masa depan…sebagaimana yang diuraikan oleh Hickman-Silva dan Limmerick-
Cunnington….
Ketiadaan networks antarinstansi ini pun menunjukan masih kuatnya rivalitas atau ego
sektoral dari masing-masing instansi….yang akan berujung pada disharmonisasi
antarinstansi….
Pendekatan militer ini telah berekses cukup besar pada nilai-nilai kehidupan
masyarakat….dengan record pelanggaran HAM yang dicatat oleh berbagai lembaga
HAM dunia….termasuk PBB….karena itu…disharmonisasi yang memungkinkan satu
fungsi keamanan saja…yaitu militer…mendominasi upaya penanggulangan ancaman
nirmiliter…akan dapat berekses pada stabilitias dan keutuhan NKRI….
(selanjutnya saya mengambil peta konflik yang terjadi selama kurun masa
Pemerintahan Orde Baru hingga ke tahun-tahun awal Era Reformasi dan efek
global ancaman keamanan yang terjadi pasca Perang Dingin, yaitu: meningkatnya
ancaman terorisme…Tabel Konflik ini saya uraikan secara detil dalam Nastrap
saya, pada Bab III halaman 32-40)
Kita melihat pula bahwa sepanjang tahun 2014 ini….atau yang disebut sebagai Tahun
Politik karena terdapatnya Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden… bahwa militer jauh
lebih reactive dan responsive terhadap potensi instabiltas Kamdagri…
Dalam riset media yang dilakukan penulis…kita melihat…sebagai berikut…. (ke Slide
dan Slide 8 dan membuka hyperlink)
Slide 9
MoU ini dianggap sebagai dasar yang mengikat bagi Polri terkait pelibatan langsung TNI
dalam tugas perbantuan saat menangani konflik sosial….Sesuai dengan MoU ini… TNI
memegang otoritas untuk melakukan asesmen terkait potensi ancaman keamanan …
http://www.tniad.mil.id/index.php/2014/09/mabes-tni-sosialisasikan-aturan-tni-cegah-
konflik-sosial/
Jika terasa bahwa “dominasi” militer dalam ranah keamanan internal saat ini
menguat…maka seharusnya kondisi ini dapat diprediksi pada saat Pemerintah…
bersama-sama dengan DPR…. mengesahkan UU Penanganan Konflik Sosial (PKS) No.
7/2012….
UU ini seolah menjadi legitimasi bagi TNI untuk “merevitalisasi” kembali peran
teritorialnya dalam domain penanganan konflik nirmiliter di dalam negeri….dan
keterlibatan militer secara aktif dalam menanggulangi ancaman nirmiliter ini diartikan oleh
militer sendiri sebagai Operasi Militer Selain Perang (OMSP)….
Slide 9
Selain Mekanisme Penanggulangan Konflik Sosial Masih Bersifat Army-heavy Dengan
Mengenyampingkan Fungsi Kolaborasi…sebagaimana yang saya uraikan barusan…kita
juga melihat bahwa… mekanisme pemberian asesmen atas intensitas suatu konflik saat
ini masih belum terukur….
Padahal…. Buku Putih Pertahanan telah secara jelas menjabarkan spektrum transisi
antara Polri dengan TNI, sebagai berikut….
Slide 10
Dimana… Implementation Gap masih jelas tampak antara formulasi dan prestasi yang
dicapai (Implementation Capacity)…sehingga implementasi kebijakan sektor keamanan
menjadi jauh dari harapan…atau non-implementation…dan factor-faktor yang
mempengaruhinya adalah….tidak ada koordinasi…bekerja setengah hati atau tidak
menguasai masalah…serta…beban pengamanan diluar jangkauan kemampuan Polri
sebagai institusi…
Hal ini tentu menjadi beban Polri dimasa sekarang dan masa depan…bahwa peningkatan
kapasitas organisasi harus berjalan selaras dengan tantangan keamanan masa depan….
Melihat pada komposisi SDM…kita melihat bahwa….data sebaran Polri masih belum
merata…dan Nampak pada gambar ini bahwa justru di wilayah-wilayah yang rawan
konflik…seperti Aceh…Papua…Kalimantan…persentase jumlah personil Polri masih
jauh dari memadai…
Jumlah Kekuatan
Propinsi Propinsi Jumlah Kekuatan
Personil
Personil
Polda Aceh 13.126 orang 3.36%) Polda Kalbar 9.705 orang (2.48%)
Polda Sumut 19.014 orang (4.86%) Polda Kalsel 7.608 orang (1.95%)
Polda Sumbar 9.574 orang (2.45%) Polda Kalteng 6.202 orang (1.59%)
Polda Riau 9.959 orang (2.55%) Polda Kaltim 9.196 orang (2.35%)
Polda Kepri 3.949 orang (1.01%) Polda Bali 12.185 orang (3.12%)
Polda Sumsel 12.127 orang (3.10%) Polda NTB 8.359 orang (2.14%)
Polda Babel 3.402 orang (0.87%) Polda NTT 9.686 orang (2.48%)
Polda Bengkulu 4.374 orang (1.12%) Polda Sulsel 19.008 orang (4.86%)
Polda Jambi 6.634 orang (1.70%) Polda Sultra 6.022 orang (1.54%)
Polda Lampung 9.816 orang (2.51%) Polda Sulteng 8.288 orang (2.12%)
Polda Metro Jaya 29.926 orang (7.65%) Polda Sulut 7.434 orang (1.90%)
Polda Jabar 29.857 orang (7.63%) Polda Gorontalo 3.287 orang (0.84%)
Polda Banten 5.262 orang (1.35%) Polda Maluku 6.929 orang (1.77%)
Polda Jateng 35.115 orang (8.98%) Polda Malut 3.888 orang (0.99%)
Polda DIY 9.664 orang (2.47%) Polda Papua 14.122 orang (3.61%)
Polda Jatim 40.839 orang (10.44%)
Polda Papua,
3.61% Mabes Polri,
Polda Maluku, 4.23%
Malut, 2.76%
Polda wilayah
Sulawesi, 11.26%
Polda wilayah
Sumatra, 23.23%
Polda wilayah
Bali, NTB, NTT,
7.74%
Polda wilayah
Kalimantan, Polda Metro Jaya,
8.37% 7.65%
Polda wilayah
Jawa, 30.87%
Slide 11
Apa yang selanjutnya menjadi implikasi dari kondisi saat ini terkait belum efektifnya
revitalisasi sinergitas polisional dalam penanggulangan ancaman nirmiliter….adalah
seperti yang kita lihat pada Slide berikut ini…
(tolong masukan gambar ini kedalam Slide 11)
Pendekatan Setback
Ancaman Nirmiliter Militeristik dari Reformasi
Revitalisasi Sistem
Sinergitas Polisional
Penerapan SSR
Collaborative Action
Autocratic Rule
Breakdown of
Democracy
Disintegration
Slide 12
Dari kondisi yang ada saat ini...maka penulis menerapkan analisis TOWS untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi revitalisasi sinergitas polisional saat
ini....dan merumuskan strategi yang harus dilakukan...guna mencapai kondisi yang
diharapkan....
Slide 13
UU PKS TNI memiliki porsi lebih besar Terdapatnya Fungsi Sipil dalam
No. 7/2012 Dalam mekanisme penanggulangan sistem polisional penanganan konflik
konflik sosial sosial, sehingga pelibatan TNI
adalah proporsional dan sesuai
dengan tugas dan fungsinya dalam
misi perbantuan
Perpang TNI No. Peran Teritorial TNI mendapat Sistem sinergitas polisional
1/2014 revitalisasi mendapat revitalisasi; dan Peran
Teritorial TNI cukup dipandang
sebagai konteks “perbantuan”
kepada aparat sipil dan kepolisian,
terutama dalam menciptakan
mekanisme early warning system
dan deteksi dini; dan bukan
digunakan untuk Fungsi Eksekusi.
Pertama…. Implementasi Strategi Jangka Pendek...yakni dalam periode satu hingga dua
tahun ....2014 hingga 2015...
Kedua.... Implementasi Strategi Jangka Menengah…yakni periode tiga hingga lima tahun
ke depan….2016 hingga 2020….
Ketiga… Implementasi Strategi Jangka Panjang...yakni enam hingga sepuluh tahun ke
depan... 2021 hingga 2025....
Dalam breakdown yang lebih detail….uraian mengenai strategi ini dapat dilihat pada
Nastrap yang saya susun…yaitu dalam BAB VI...tentang strategi revitalisasi
sinergitas polisional pada penanggulangan ancaman keamanan nirmiliter...pada
halaman 113 sampai halaman 122...
Sedangkan pada slide berikut ini...saya akan menguraikan secara singkat rumusan
strategi yang telah saya susun sebagai berikut....
Ada yang ingin saya garisbawahi dalam rumusan Strategi dalam Nastrap ini…yaitu terkait
poin II.2 tentang Restrukturisasi Organisasi Polri melalui pembentukan (ulang) Kepolisian
Wilayah (Polwil)/tingkat keresidenan….
Hal ini menjadi salah satu Strategi andalan karena melihat pada Slide sebelumnya…yaitu
Slide 10…kita menyadari bahwa sebaran Polri masih belum merata di seluruh
Indonesia…utamanya di wilayah-wilayah konflik…padahal angka rasio ideal
perbandingan jumlah personil Polri terhadap masyarakat adalah 1:100…
Restrukturisasi organisasi kepolisian ini akan memudahkah mobilitas personil Polri dari
satu wilayah ke wilayah terdampak konflik…dalam konteks perbantuan…dan
mempersingkat rantai Komando serta monitoring atas kinerja personil Polri saat berada
di lapangan….
Secara detail saya menguraikan Strategi ini pada halaman 117 tentang Implementasi
Strategi Jangka Menengah…dan halaman 121 dalam Strategi Implementasi Jangka
Panjang…yang tahapan detailnya adalah sebagai berikut:
Jangka
•Membentuk Kepolisian Wilayah (Polwil) yang
memonitor kondisi keamanan di daerah rawan
konflik, yang merujuk pada referensi wilayah
Panjang
konflik sebagaimana diungkap oleh
Kementerian Sosial.
• Restrukturisasi Organisasi Polri
•Pembangunan Kepolisian Wilayah ini dilakukan melalui pembentukan Koordinator
secara bertahap, dengan pemilihan wilayah Kepolisian Tingkat Regional/lintas
didasarkan pada tingkat intensitas dan potensi propinsi yang berfungsi sebagai
akan ancaman konflik nirmiliter. Koordinator saat terjadi mobilisasi
•Melanjutkan program pembentukan Polwil di personil Polri dan TNI dalam BKO dari
daerah rawan konflik; dengan pematangan
Polwil yang sebelumnya telah didirikan dan satu wilayah ke wilayah terdampak
pengembangan Polwil baru di daerah lain; konflik
Jangka
Menengah
Slide 16
Akan menampilkan Slide peta Indonesia dan titik-titik sebaran Polwil yang diharapkan
sesuai target Restrukturisasi Organisasi Polri
Slide 17
Demikian presentasi singkat saya tentang Nastrap yang saya susun ini…terakhir saya
akan sampai pada kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut….
Kesimpulan
Slide 18