KELOMPOK 6 :
NAMA ANGGOTA :
1. Lysa Oktaviani Saleh (1811102415061)
2. M. Rizky Mahfuzi (1811102415063)
3. M. Tursina Bakti Marisi (1811102415064)
4. Maryanti (1811102415065)
5. Maulida Hasanah (1811102415066)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadiran Allah Subhanahuwata’ala, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang bertema “Pembentukan Metabolisme
Sekunder”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia Bahan Alam.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metabolit sekunder termasuk sumber senyawa kimia pada tumbuhan
yang dapat dikembangkan menjadi cikal bakal obat -obatan melalui penelitian
untuk menunjang berbagai kepentingan industri . Fakta yang mendukung dari
penyataan diatas terdapat sekitar 250.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi, akan tetapi
hanya sekitar 0,4% yang telah dilakukan penelitian. Tumbuhan tersebut b e r a s a l d a r i
h u t a n h u j a n t r o p i s t e r d a p a t lebih dari 30.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi
sangat potensial untuk diteliti dan dikembangkan oleh para peneliti Indonesia ( Gunawan
dkk, 2004).
Senyawa-senyawa metabolit sekunder yang berhasil ditemukan antara
lain morfin sebagai obat nyeri, kuinin sebagai obat malaria, reserpin sebagai
obat penyakit tekanan darah tinggi dan vinkristin serta vinblastin sebagai obat
kanker. Selain sebagai bahan obat, senyawa metabolit sekunder juga di gunakan oleh
manusia untuk menunjang kepentingan industri seperti industri kosmetik dan industri
pembuatan pestisida dan insektisida.
Berbagai penelitian tentang metabolit sekunder telah banyak dilakukan oleh
peneliti. Menurut penelitian dari Ningsih dkk (2016) yang penelitiannya tentang manfaat
metabolit sekunder sebagai aktivitas antibakteri dari ekstrak daun sirsak menyatakan
bahwa daun sirsak yang diekstrak dengan menggunakan pelarut kloroform memiliki
kemampuan aktivitas antibakteri yang sangat kuat. Penelitian yuhernita dan juniarti (
2011) tentang senyawa metabolit sekunder menyatakan bahwa daun suriah memiliki sifat
antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 4,80 sedangkan asam askorbaat adalah 9,23 ppm.
Nilai IC50 dari ekstrak metanol daun surian yang relatif lebih kecil ini menunjukkan bahwa
aktivitas antioksidannya relatif lebih besar dibandingkan larutan standar asam askorbat.
Berdasarkan penelitian ini dapat dibuktikan bahwa senyawa metabolit sekunder sangat
5
bermanfaat bagi kehidupan manusia bukan hanya untuk benteng tumbuhan akan tetapi
juga dapat dimanfaatkan menjadi obat-obatan dalam skala modern pada industri.
Metabolit sekunder yang terdapat pada tumbuhan merupakan hasil dari biosintesis
metabolit primer. Pada umumnya sintesis metabolit primer awal dimulai dengan
mesintesis gula melalui proses fotosintesis dengan bantuan CO2 dan H2O. Didalam
metabolisme terdapat 2 peran yaitu primer dan sekunder. Jalur biosintesis metabolit
sekunder paling banyak terdapat di tanaman. Salah satu contoh dari metabolit sekunder
pada tumbuhan yaitu Flavonoid terrestrial. Golongan senyawa ini termasuk kelompok
senyawa fenolik alami dengan berbagai struktur kimia yang terdapat pada buah, sayur,
biji, kulit batang, akar, batang, dan bunga (inda yulia,2014).
1.2 Rumusan Masalah
Dalam biosintesis metabolit sekunder terdapat jalur - jalur biosintesis metabolit
sekunder.
a. Jelaskan jalur metabolisme sekunder asam mevalonate
b. Jelaskan jalur metabolisme sekunder asam asetat
c. Jelaskan jalur metabolisme sekunder asam sikimat
1.3 Tujuan
a. Mengetahui jalur metabolisme sekunder asam mevalonate
b. Mengetahui jalur metabolisme sekunder asam asetat
c. Mengetahui jalur metabolisme sekunder asam sikimat
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian metabolit sekunder
Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam
organisme dan sel. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian
(katabolisme) molekul organik kompleks. Sedangkan senyawa-senyawa organik yang
dihasilkan dan terlibat dalam metabolisme itu disebut sebagai metabolit. Beberapa
metabolit penting dalam metabolisme tersebut adalah senyawa- senyawa: karbohidrat,
protein, lemak dan asam nukleat; yang kesemuanya (kecuali lemak) berupa senyawa
berbentuk polimerik; yaitu senyawa karbohidrat tersusun dari unit-unit gula,
protein tersusun dari asam-asam amino, dan asam nukleat terdiri dari nukleotid-
nukleotid.
Makhluk hidup mempunyai kemampuan yang bervariatif dalam melakukan
sintesis dan transformasi senyawa organik tersebut. Misalnya tanaman sangat efektif
menggunakan proses fotosintesis untuk sintesis karbohidrat; sedangkan organisme lain
seperti mikroba dan hewan melakukan sintesis dari senyawa anorganik yang
dikonsumsinya. Jadi jalur-jalur metabolik secara garis besar dapat dibagi ke dalam
dua macam jalur, yaitu jalur yang bertanggung jawab terhadap degradasi material yang
dikonsumsi, dan jalur yang bertanggung jawab terhadap sintesis senyawa-senyawa
organik tertentu (yang dibutuhkan) dari senyawa dasar yang didapatnya.
Meskipun karakteristik makhluk hidup sangatlah bervariasi, akan tetapi jalur
metabolik yang secara umum mensintesis dan memodifikasi senyawa-senyawa
karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat ternyata secara esensial sama pada
semua makhluk (bersifat universal); walaupun ada sedikit penyimpangan.
Kesamaan ini menunjukkan adanya keseragaman proses yang fundamental pada semua
mahluk hidup, yang secara kolektif disebut sebagai metabolisme primer, dan segala
7
senyawa yang terlibat didalam jalur metabolisme tersebut disebut sebagai metabolit
primer (Dewick, 1999, Strohl, 1997).
8
mengacu pada unit phenylpropyl dan diperoleh dari kerangka karbon baik fenilalanin atau
l-l-tirosin, dua dari turunan asam amino aromatik-shikimate. Yang kehilangan gugus
amino. rantai samping C3 dapat jenuh atau tidak jenuh, dan bisa juga oksigen. Kadang-
kadang rantai sampingnya terputus, menghilangkan satu atau dua atom karbon. Menjadi,
unit C6C2 dan C6C1mewakili bentuk pendek yang termodifikasi dari sistem C6C3.
Jalur shikimate menyediakan rute alternatif untuk senyawa aromatik, khususnya
amino aromatik : asam l-fenilalanin, l-tirosin, dan l-tryptophan. Jalur ini digunakan oleh
mikroorganisme dan tanaman, tetapi tidak dengan hewan; Dengan demikian, asam amino
aromatik memiliki di antara asam amino esensial bagi manusia dan telah diperoleh pada
makanan. Suatu intermediate penting dalam jalur ini adalah asam shikimat, suatu
senyawa yang telah diisolasi dari tanaman dari spesies Illicium bertahun-tahun sebelum
perannya dalam metabolisme telah ditemukan. Fenilalanin dan tirosin membentuk dasar
dari unit phenylpropane C6C3 ditemukan dalam produk alam, misalnya asam sinamat,
coumarin, lignan, dan flavonoid, dan bersama dengan triptofan merupakan prekursor dari
cakupan luas struktur alkaloid. Selain itu, ditemukan bahwa banyak turunan asam benzoat
yang sederhana, misalnya asam galat dan p-aminobenzoic acid (PABA; 4-aminobenzoic
acid), diproduksi melalui titik cabang di jalur shikimate.
Asam shikimat saat ini digunakan pada bahan baku untuk sintesis obat antivirus
oseltamivir (Tamiflu ®), dalam permintaan sebagai pertahanan terhadap avian influenza
(flu burung); sumber tanaman utama adalah buah adas bintang (Illicium verum;
Illiciaceae), meskipun pabrik mulai berpaling ke kultur Escherichia coli rekayasa
genetika sebagai alternatif pasokan.
asam prefenat menghasilkan asam fenil piruvat yang merupakan prekusor dari fenilalanin
melalui reaksi reduktif aminasi, produk deaminasi fenilalanin menghasilkan asam
sinamat (Sjamsul, 1986: 103-104).
17
Senyawa metabolit sekunder dari jalur ini diantaranya adalah Essential oil,
Squalent, Monoterpenoid, Menthol, Korosinoid, Streoid, Terpenoid, Sapogenin,
Geraniol, ABA, dan GA3.
Biosintesa Terpenoid
1. Pembentukan isopren aktif berasal dari asam asetat melalui asam
mevalonat;
2. Penggabungan kepala dan ekor dua unit isopren akan membentuk mono-
, seskui-, di-, sester- dan poli-terpenoid;
3. Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan
triterpenoid dan steroid
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembentukan
metabolit sekunder terdapat jalur - jalur biosintesis. Jalur Pembentukan Metabolit
Sekunder Senyawa metabolit sekunder diproduksi melalui jalur di luar biosinthesa
karbohidrat dan protein. Ada tiga jalur utama untuk pembentukan metabolit
sekunder, yaitu jalur asam asetat, Asam Mevalonat dan Asam Shikimat.
a. Jalur Asam Asetat Senyawa metabolit sekunder yang jalur alternatif menuju
senyawa aromatik, utamanya L fenilalanin. L-tirosina. dan L-triptofan. Jalur
ini berlangsung dalam mikroorganisme dan tumbuhan, tetapi tidak
berlangsung dalam hewan, sehingga asam amino aromatik merupakan asam
amino esensial yang harus terdapat dalam diet manusia maupun hewan. Zat
antara pusat adalah asam sikimat, suatu asam yang ditemukan dalam
tanaman IlIicium sp.
b. Jalur Asam Mevalonat Senyawa metabolit sekunder dari jalur ini
diantaranya adalah Essential oil, Squalent, Monoterpenoid, Menthol,
Korosinoid, Streoid, Terpenoid, Sapogenin, Geraniol, ABA, dan GA3.
c. Jalur Asam Sikhimat Metabolit sekunder yang disintesis melalui jalur asam
shikimat diantaranya adalah Asam Sinamat, Fenol, Asam benzoic, Lignin,
Koumarin, Tanin, Asam amino benzoic dan Quinon.
3.2 Saran
Diharapkan untuk mahasiswa farmasi agar lebih memahami jalur - jalur
biosintesis yang terlibat dalam pembentukan metabolit sekunder agar dapat
modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme dan sel.
20
DAFTAR PUSTAKA
Dewick, P.M, 1999, Medicinal Natural Products, A Biosynthesis Approach, John
Willey & Sons Ltd, England
Dubey, Vinod Shanker., Ritu Bhalla., dan Rajesh Luthra. 2013. An Overview of the
non-mevalonate pathway for terpenoid Biosynthesis in plants. Journal
Bioscience Vo. 28(5), hal 637-646
Gunawan, D dan Sri M, 2004, “Ilmu Obat Alam (Farmakognosi)”, Jilid I , Penebar
Swadaya, Jakarta
Herbert. R.B, 1995, Biosintesis Metabolit Sekunder, Edisi ke-2, cetakan ke-1,
terjemahan Bambang Srigandono, IKIP Press semarang
Hermann, Kiaus M. 1995. The Shikimate Pathway: Early Steps in the Biosynthesis
of Aromatic Coumpounds. Journal The Plant Cell. Vol 7. 907-919
Mannito.P, 1981, Biosynthesis of Natural Products, Terjemahan PG Sammes,
Chicster Ellis Horwood Ltd
Ningsih D.R, Zuhafair, Kartika D, 2016, “Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder
Serta Uji Aktivitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Antibakteri”, Molekul,
Vol. 11. No. 1
Yuhernita dan Juniarti, 2011, “Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Dari Ekstrak
Metanol Daun Surian Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan” Makara,
Sains, Vol. 15, No. 1,