Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KIMIA BAHAN ALAM

“PEMBENTUKAN METABOLISME SEKUNDER”

KELOMPOK 6 :
NAMA ANGGOTA :
1. Lysa Oktaviani Saleh (1811102415061)
2. M. Rizky Mahfuzi (1811102415063)
3. M. Tursina Bakti Marisi (1811102415064)
4. Maryanti (1811102415065)
5. Maulida Hasanah (1811102415066)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI
2020
2

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadiran Allah Subhanahuwata’ala, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang bertema “Pembentukan Metabolisme
Sekunder”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia Bahan Alam.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2


BAB I ................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
1.3 Tujuan...................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 6
2.1 Pengertian metabolit sekunder ................................................................................ 6
2.2 Macam- macam metabolit sekunder ....................................................................... 9
2.3 Jalur Pembentukan Metabolit Sekunder .................................................................. 9
a. JaIur asam asetat .................................................................................................. 10
b. Jalur Asam Sikimat.............................................................................................. 11
c. Jalur Asam Mevalonat ......................................................................................... 18
BAB III ........................................................................................................................... 19
PENUTUP....................................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan............................................................................................................ 19
3.2 Saran ...................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 20
4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metabolit sekunder termasuk sumber senyawa kimia pada tumbuhan
yang dapat dikembangkan menjadi cikal bakal obat -obatan melalui penelitian
untuk menunjang berbagai kepentingan industri . Fakta yang mendukung dari
penyataan diatas terdapat sekitar 250.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi, akan tetapi
hanya sekitar 0,4% yang telah dilakukan penelitian. Tumbuhan tersebut b e r a s a l d a r i
h u t a n h u j a n t r o p i s t e r d a p a t lebih dari 30.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi
sangat potensial untuk diteliti dan dikembangkan oleh para peneliti Indonesia ( Gunawan
dkk, 2004).
Senyawa-senyawa metabolit sekunder yang berhasil ditemukan antara
lain morfin sebagai obat nyeri, kuinin sebagai obat malaria, reserpin sebagai
obat penyakit tekanan darah tinggi dan vinkristin serta vinblastin sebagai obat
kanker. Selain sebagai bahan obat, senyawa metabolit sekunder juga di gunakan oleh
manusia untuk menunjang kepentingan industri seperti industri kosmetik dan industri
pembuatan pestisida dan insektisida.
Berbagai penelitian tentang metabolit sekunder telah banyak dilakukan oleh
peneliti. Menurut penelitian dari Ningsih dkk (2016) yang penelitiannya tentang manfaat
metabolit sekunder sebagai aktivitas antibakteri dari ekstrak daun sirsak menyatakan
bahwa daun sirsak yang diekstrak dengan menggunakan pelarut kloroform memiliki
kemampuan aktivitas antibakteri yang sangat kuat. Penelitian yuhernita dan juniarti (
2011) tentang senyawa metabolit sekunder menyatakan bahwa daun suriah memiliki sifat
antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 4,80 sedangkan asam askorbaat adalah 9,23 ppm.
Nilai IC50 dari ekstrak metanol daun surian yang relatif lebih kecil ini menunjukkan bahwa
aktivitas antioksidannya relatif lebih besar dibandingkan larutan standar asam askorbat.
Berdasarkan penelitian ini dapat dibuktikan bahwa senyawa metabolit sekunder sangat
5

bermanfaat bagi kehidupan manusia bukan hanya untuk benteng tumbuhan akan tetapi
juga dapat dimanfaatkan menjadi obat-obatan dalam skala modern pada industri.
Metabolit sekunder yang terdapat pada tumbuhan merupakan hasil dari biosintesis
metabolit primer. Pada umumnya sintesis metabolit primer awal dimulai dengan
mesintesis gula melalui proses fotosintesis dengan bantuan CO2 dan H2O. Didalam
metabolisme terdapat 2 peran yaitu primer dan sekunder. Jalur biosintesis metabolit
sekunder paling banyak terdapat di tanaman. Salah satu contoh dari metabolit sekunder
pada tumbuhan yaitu Flavonoid terrestrial. Golongan senyawa ini termasuk kelompok
senyawa fenolik alami dengan berbagai struktur kimia yang terdapat pada buah, sayur,
biji, kulit batang, akar, batang, dan bunga (inda yulia,2014).
1.2 Rumusan Masalah
Dalam biosintesis metabolit sekunder terdapat jalur - jalur biosintesis metabolit
sekunder.
a. Jelaskan jalur metabolisme sekunder asam mevalonate
b. Jelaskan jalur metabolisme sekunder asam asetat
c. Jelaskan jalur metabolisme sekunder asam sikimat
1.3 Tujuan
a. Mengetahui jalur metabolisme sekunder asam mevalonate
b. Mengetahui jalur metabolisme sekunder asam asetat
c. Mengetahui jalur metabolisme sekunder asam sikimat
6

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian metabolit sekunder
Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam
organisme dan sel. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian
(katabolisme) molekul organik kompleks. Sedangkan senyawa-senyawa organik yang
dihasilkan dan terlibat dalam metabolisme itu disebut sebagai metabolit. Beberapa
metabolit penting dalam metabolisme tersebut adalah senyawa- senyawa: karbohidrat,
protein, lemak dan asam nukleat; yang kesemuanya (kecuali lemak) berupa senyawa
berbentuk polimerik; yaitu senyawa karbohidrat tersusun dari unit-unit gula,
protein tersusun dari asam-asam amino, dan asam nukleat terdiri dari nukleotid-
nukleotid.
Makhluk hidup mempunyai kemampuan yang bervariatif dalam melakukan
sintesis dan transformasi senyawa organik tersebut. Misalnya tanaman sangat efektif
menggunakan proses fotosintesis untuk sintesis karbohidrat; sedangkan organisme lain
seperti mikroba dan hewan melakukan sintesis dari senyawa anorganik yang
dikonsumsinya. Jadi jalur-jalur metabolik secara garis besar dapat dibagi ke dalam
dua macam jalur, yaitu jalur yang bertanggung jawab terhadap degradasi material yang
dikonsumsi, dan jalur yang bertanggung jawab terhadap sintesis senyawa-senyawa
organik tertentu (yang dibutuhkan) dari senyawa dasar yang didapatnya.
Meskipun karakteristik makhluk hidup sangatlah bervariasi, akan tetapi jalur
metabolik yang secara umum mensintesis dan memodifikasi senyawa-senyawa
karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat ternyata secara esensial sama pada
semua makhluk (bersifat universal); walaupun ada sedikit penyimpangan.
Kesamaan ini menunjukkan adanya keseragaman proses yang fundamental pada semua
mahluk hidup, yang secara kolektif disebut sebagai metabolisme primer, dan segala
7

senyawa yang terlibat didalam jalur metabolisme tersebut disebut sebagai metabolit
primer (Dewick, 1999, Strohl, 1997).
8

Beberapa contoh proses metabolisme primer adalah (Dewick, 1999):


1. Katabolisme senyawa karbohidrat dan gula, biasanya terjadi melalui jalur glikolisis
dan siklus Krebs asam sitrat trikarboksilat yang menghasilkan energi dari reaksi
oksidasi,
2. Katabolisme lemak melalui reaksi J3-oksidasiyang juga menghasilkan energy
3. Optimasi pembentukan energi melalui proses oksidasi fosforilasi pada organisme
aerobik, dl1.
Metabolit dan metabolisme primer dibutuhkan untuk menunjang terjadinya
pertumbuhan pada setiap organisme; oleh karena itu bersifat growth link.
Berlawanan dengan jalur metabolisme primer terdapat jalur metabolisme
lain yang melibatkan senyawa- senyawa organik spesifik dan terjadi sangat
terbatas di alam. Metabolisme itu disebut metabolisme sekunder, dan senyawa
yang dihasilkan disebut sebagai metabolit sekunder. Metabolit sekunder tertentu
hanya ditemukan pada organisme spesifik, atau bahkan strain (galur) yang spesifik,
dan hanya diproduksi pada kondisi-kondisi tertentu (Dewick 1999). Sampai
dengan saat ini telah diidentifikasi lebih dari 100.000 senyawa metabolit
sekunder yang. dapat digo-longkan ke dalam: a). senyawa tanpa atom nitrogen
dalam struktumya (seperti golongan terpen, poliketid, saponin, poliasetilen, dU., dan
b). senyawa mengandung nitrogen (golongan alkaloid, amina, glikosida sianogenik,
asam amino non protein, proteinlenzim tertentu, dU.) (Wink, 1999). Pada
kenyataannya di alam terdapat beberapa senyawa organik yang secara tegas tidak
dapat digolongkan sebagai metabolit primer atau sekunder, contohnya asam-asam
lemak dan gula-gula.
Sekitar seratus tahun yang lalu Stahl menyatakan bahwa metabolit sekunder
memang tidak dibutuhkan untuk pertumbuhan, akan tetapi sangat dibutuhkan
untuk kelangsungan hidupnya, yaitu merupakan senyawa yang berguna untuk
menangkal serangan dari predator dan untuk bertahan terhadap lingkungan.
(Wink,1999). Metabolit sekunder di alam dihasilkan dalam jumlah sangat kecil,
dan dalam kondisi tertentu (kondisi stressing), serta tidak diproduksi secara
universal tetapi hanya pada spesies atau bahkan strain spesifik
9

2.2 Macam- macam metabolit sekunder


Ada beberapa cara klasifikasi bisa dibuat, seperti berdasarkan sifat struktur, asal-usul
biosintesis, atau lainnya. Berdasarkan sifat strukturnya, Hanson (2011) membagi
Metabolit Sekunder ke dalam 6 golongan, yaitu :
1) poliketida dan asam lemak
2) terpenoid dan steroid
3) fenilpropanoid
4) alkaloid
5) asam amino khusus dan peptida, dan
6) karbohidrat khusus.
Berdasarkan asal-usul biosintesisnya, Springob dan Kutchan (2009) membagi
Metabolit Sekunder menjadi empat kelompok, yaitu :
1) alkaloid,
2) fenilpropanoid,
3) poliketida, dan
4) terpenoid.
Berdasarkan kandungan N, Wink (2010) membagi MS ke dalam dua kelompok
besar, yaitu
1) Metabolit Sekunder yang mengandung N dan
2) Metabolit Sekunder yang tidak mengandung N.
Kelompok pertama dibagi lagi menjadi 7 anak kelompok, dan kelompok kedua
dibagi lagi menjadi 10 anak kelompok.

2.3 Jalur Pembentukan Metabolit Sekunder


Biosintesis metabolit sekunder sangat beragam tergantung dari goIongan senyawa
yang bersangkutan. Jalur yang biasanya dilalui dalam pembentukan metabolit sekunder
ada tiga jalur, yaitu jalur asam asetat, jalur asam sikimat, dan jalur asam mevalonat.
10

a. JaIur asam asetat


Poliketida meliputi golongan besar bahan alam yang tergolong bersarna berdasarkan
pada biosintesisnya. Keanekaragaman struktur dapat dijelaskan sebagai turunan rantai
poli-ßketo, terbentuk oleh koupling unit-unit asam asetat (C2) via reaksi kondensasi,
misalnya
n CH3CO2H [CH3C0]n -
Termasuk poliketida adalah asam temak, poliasetilena, prostaglandin, antibiotika
makrolida, dan senyawa aromatik seperti antrakinon dan tetrasiklina. Pembentukan rantai
poli-ß-keto dapat digambarkan sebagai sederet reaksi Claisen, keragaman melibatkan
urutan ß-oksidasi dalam metabolisme asam lemak. Jadi, 2 molekul asetil-KoA dapat ikut
serta dalam reaksi Claisen membentuk asetoasetil-KoA, kemudian reaksi dapat berlanjut
sampai dihasilkan rantai poli-ßketo. Akan tetapi studi tentang enzim yang terlibat dalam
biosintesis asam lemak belum terungkap secara rinci.,Dalam pembentukan asam lemak
melibatkan enzim asam Iemak sintase.
11

Gambar Jalur Asetat Biosintesis Metabolit Sekunder


b. Jalur Asam Sikimat
Jalur asam sikimat merupakan jalur alternatif menuju senyawa aromatik,
utamanya L fenilalanin. L-tirosina. dan L-triptofan. Jalur ini berlangsung dalam
mikroorganisme dan tumbuhan, tetapi tidak berlangsung dalam hewan, sehingga asam
amino aromatik merupakan asam amino esensial yang harus terdapat dalam diet manusia
maupun hewan. Zat antara pusat adalah asam sikimat, suatu asam yang ditemukan dalam
tanaman IlIicium sp. beberapa tahun sebelum perannya dalammetabolisme ditemukan.
Asam ini juga terbentuk dalam mutan tertentu dari Escherichia coli. Adapun contoh reaksi
yang terjadi dalam biosintesis asam polifenolat. Dalam biosintesis L-triptofan dan asam
4-hidroksibenzoat juga terjadi zantara asam korismat.
12

Alur biosintetik melalui asam shikimat ke asam-asam amino aromatic,


diperlihatkan dalam skema (asamnya disajikan sebagai anion) dan disebut jalur asam
shikimat atau alur shikimat. Asalnya adalah metabolisme karbohidrat dengan beberapa
sifat yang menarik, yang sebagian besar diketahui dari penyelidikan yang rinci atas tahap-
tahap yang dilalui. Tahap pertama adalah kondensasi tipe aldo stereospesifik antara
fosfoenolpirupat dan D-eritrose-4-fosfat yang menghasilkan 3-deoksi-D-
arabinoheptulosonat 7-fosfat(5.3;DAHP), di mana penambahan terjadi pada muka-si dari
ikatan rangkap dan muka-re dari gugus karbonil.
Penutupan cincin pada DAHP menghasilkan dehydroquinic acid (DHQ). Dimana
disamping reduksi dan oksidasi, terjadi eliminasi-syn fosfat anorganik, dan pada langkah
terakhir diikuti dengan suatu reaksi aldol intramolekuler, melalui suatu suatu status
transisi mirip “kursi”. DHQ mengalami dehidrasi reversible dan menghasilkan asam
dehidrosikhimat. Penambahan dan eliminasi air berlangsung secara cis yang tidak lazim
dan dipostulasikan terjadi dalam urutan dua langkah, yang melibatkan enamin, yang
dibentuk melalui gugus-keto dalam.
13

Terdapat dua langkah dari asam shikimat ke 3-fosfat. kondensasi dengan


fosfoenolpiruvat menghasilkan EPSP. Jenis reaksi biologis ini sifatnya unik, karena
hanya satu contoh lain saja yang diketahui. Dari penyelidikan pelabelan diperoleh hasil
bahwa reaksi penambahan mempunyai sterokimia yang berlawan dengan langkah
eliminasi yang terakhir tadi.
Eliminasi 1,4- konjugat asam fosfor mengubah EPSP menjadi khorismat suatu
reaksi yang telah ditunjukan melibatkan eliminasi trans dari dua gugus yang hilang
[hilangnya (6-pro-R)-hidrogen].

Barangkali jalur shikimat mestinya disebut alur khorismat (chorismate), karena


pada asam khorismatlah garis tunggal biosintesis terpecah menjadi beberapa garis yang
terminalnya adalah asam – asam amino aromatic vital dan senyawa – senyawa yang
beragan lainnya. Namun tampaknya biosintesis beberapa metabolit microbial tertentu
dapat bergeser dari garis utama, pada suatu tahapan yang dekat dengan asam
dehidrokuinat.
Aminasi asam khorismat terjadi melalui asam anthranilat ke triptofan.
Pembentukan fenilalanin dan tirosin, sebaliknya berlangsung melalui asam prefenat, yang
14

pembentukannya dari asam khorismat melibatkan penyusunan-ulang clasien yang


merupakan suatu contoh biologis yang unik. Reaksi yang sama dapat juga dicapai dengan
pemanasan larutan asam khorismat berair, akan tetapi perhitungan menunjukan bahwa
enzim (khorismat mutase) dari Aerobacter aerogenes meningkatkan laju reaksi (pada pH
7,5 dan 37 °C) sampai 1,9 x 10 6 kali, dibandingkan dengan reaksi termal biasa. Reaksi
enzim ini tampaknya bukanlah reaksi yang terpadu, tetapi melibatkan pengaturan-ulang
yang bertahap.
Suatu route dari asam khorismat melalui asam isokhorismat telang diketengahkan
untuk biosintesis asam – asam amino m-karboksi, yang terdapat pada tanaman tumbuhan
tingkat tinggi. Pada bakteri, asam salisilat pada mikroorganisme, merupakan suatu hal
yang menarik untuk dicatat bahwa aromatisasi zat antara alur asam shikimat dapat terjadi
setelah atau sebelum asam khorismat. Ini berjalan, sebagai contoh, dari asam
dehidroshikimat ke protocatechuic acid. aromatisasi dengan cara ini memungkinkan
senyawa fenolat, melalui route yang berbeda dari route yang melalui poliketida dan, pada
tanaman, melalui asam – asam amino aromatic.
Pada tanaman tingkat tinggi, polimer lignin, dan berbagai metabolit sekunder
aromatic terutama alkaloid-alkaloid dan flavonoid di bentuk dari asam – asam aromatic,
L- fenilalanin dan atau L-tirosin [untuk beberapa jenis alkaloid seperti juga beberapa
metabolit microbial, triptofan adalah sumber dari cincin-cincin aromatiknya]. Terdapat
alur – alur metabolit yang sama dari fenilalanin, dan pada beberapa tanaman, tirosin ke
zat antara fenilpropanoid (C6-C3). Langkah pertama dari fenilalanin meliputi ensim L-
fenilalanin ammonia liase (yang dikenal juga sebagai PAL), suatu ensim yang tersebar
luas dan sangat dikenal. Eliminasi ammonia berlangsung dan menghasilkan cinnamic
acid. proses ini meliputi hilangnya (3-pro-S)-proton dari L-fenilalanin dan makanya
muncul dalam wujudnya – anti [L-tirosin armonia liase berfungsi memindahkan juga (3-
pro-S)-proton dalam tirosin].
p-Coumaric acid adalah produk yang dihasilkan melalui penghilangan ammonia
dari tirosin . yang lebih umum lagi, asam ini berasal dari hidroksilasi cinnamic acid yang
dibentuk melalui pembuangan ammonia dari fenilalanin, hidroksilasinya diikuti oleh
pergeseran NIH yang biasa baik untuk para-hidroksilasi maupun ortho-hidroksilasi.
Sampai dua gugus hidroksifenolat yang selanjutnya dapat diintroduksikan pada C6C3 ini
15

mengacu pada unit phenylpropyl dan diperoleh dari kerangka karbon baik fenilalanin atau
l-l-tirosin, dua dari turunan asam amino aromatik-shikimate. Yang kehilangan gugus
amino. rantai samping C3 dapat jenuh atau tidak jenuh, dan bisa juga oksigen. Kadang-
kadang rantai sampingnya terputus, menghilangkan satu atau dua atom karbon. Menjadi,
unit C6C2 dan C6C1mewakili bentuk pendek yang termodifikasi dari sistem C6C3.
Jalur shikimate menyediakan rute alternatif untuk senyawa aromatik, khususnya
amino aromatik : asam l-fenilalanin, l-tirosin, dan l-tryptophan. Jalur ini digunakan oleh
mikroorganisme dan tanaman, tetapi tidak dengan hewan; Dengan demikian, asam amino
aromatik memiliki di antara asam amino esensial bagi manusia dan telah diperoleh pada
makanan. Suatu intermediate penting dalam jalur ini adalah asam shikimat, suatu
senyawa yang telah diisolasi dari tanaman dari spesies Illicium bertahun-tahun sebelum
perannya dalam metabolisme telah ditemukan. Fenilalanin dan tirosin membentuk dasar
dari unit phenylpropane C6C3 ditemukan dalam produk alam, misalnya asam sinamat,
coumarin, lignan, dan flavonoid, dan bersama dengan triptofan merupakan prekursor dari
cakupan luas struktur alkaloid. Selain itu, ditemukan bahwa banyak turunan asam benzoat
yang sederhana, misalnya asam galat dan p-aminobenzoic acid (PABA; 4-aminobenzoic
acid), diproduksi melalui titik cabang di jalur shikimate.
Asam shikimat saat ini digunakan pada bahan baku untuk sintesis obat antivirus
oseltamivir (Tamiflu ®), dalam permintaan sebagai pertahanan terhadap avian influenza
(flu burung); sumber tanaman utama adalah buah adas bintang (Illicium verum;
Illiciaceae), meskipun pabrik mulai berpaling ke kultur Escherichia coli rekayasa
genetika sebagai alternatif pasokan.

Pembentukan asam shikimat


Pembentukan asam shikimat diawali dengan kondensasi aldol antara eritrosa dan
asam fosfoenolpiruvat. Pada kondensasi ini, gugus metilen C=CH2 dari asam
fosfoenolpiruvat berlaku sebagai nukleofil dan mengadisi gugus karbonil C=O eritrosa,
menghasilkan gula dengan 7 unit atom karbon. Selanjutnya reaksi yang analog
(intramolekuler) menghasilkan asam 5-dehidrokuinat yang mempunyai lingkar
sikloheksana, yang kemudian diubah menjadi asam shikimat. Asam prefenat terbentuk
oleh adisi asam fosfoenolpiruvat terhadap asam shikimat. Selanjutnya, aromatisasi dari
16

asam prefenat menghasilkan asam fenil piruvat yang merupakan prekusor dari fenilalanin
melalui reaksi reduktif aminasi, produk deaminasi fenilalanin menghasilkan asam
sinamat (Sjamsul, 1986: 103-104).
17

Jalur asam shikimat ini diantaranya ada beberapa golongan :


1. Aromatik asam amino dan asam benzoat sederhana
2. Phenylpropanoids
a. Asam sinamat dan ester
b. Lignan dan lignin
c. Phenylpropenes
d. Benzoic asam dari senyawa C6C3
e. Coumarin
3. Poliketida Aromatik
a. Styrylpyrones, diarylheptanoids
b. Flavonoid dan stilbenes
c. Flavonolignans
d. Isoflavonoid
4. Terpenoid kuinon
18

c. Jalur Asam Mevalonat


Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang
besar dalam produk alami yang diturunkan dan unit isoprena (C5) yang
bergandengan dalam model kepala ke ekor (head-to-tail), sedangkan unit isoprena
diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh jalur asam mevalonate.

Senyawa metabolit sekunder dari jalur ini diantaranya adalah Essential oil,
Squalent, Monoterpenoid, Menthol, Korosinoid, Streoid, Terpenoid, Sapogenin,
Geraniol, ABA, dan GA3.
Biosintesa Terpenoid
1. Pembentukan isopren aktif berasal dari asam asetat melalui asam
mevalonat;
2. Penggabungan kepala dan ekor dua unit isopren akan membentuk mono-
, seskui-, di-, sester- dan poli-terpenoid;
3. Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan
triterpenoid dan steroid
19

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembentukan
metabolit sekunder terdapat jalur - jalur biosintesis. Jalur Pembentukan Metabolit
Sekunder Senyawa metabolit sekunder diproduksi melalui jalur di luar biosinthesa
karbohidrat dan protein. Ada tiga jalur utama untuk pembentukan metabolit
sekunder, yaitu jalur asam asetat, Asam Mevalonat dan Asam Shikimat.
a. Jalur Asam Asetat Senyawa metabolit sekunder yang jalur alternatif menuju
senyawa aromatik, utamanya L fenilalanin. L-tirosina. dan L-triptofan. Jalur
ini berlangsung dalam mikroorganisme dan tumbuhan, tetapi tidak
berlangsung dalam hewan, sehingga asam amino aromatik merupakan asam
amino esensial yang harus terdapat dalam diet manusia maupun hewan. Zat
antara pusat adalah asam sikimat, suatu asam yang ditemukan dalam
tanaman IlIicium sp.
b. Jalur Asam Mevalonat Senyawa metabolit sekunder dari jalur ini
diantaranya adalah Essential oil, Squalent, Monoterpenoid, Menthol,
Korosinoid, Streoid, Terpenoid, Sapogenin, Geraniol, ABA, dan GA3.
c. Jalur Asam Sikhimat Metabolit sekunder yang disintesis melalui jalur asam
shikimat diantaranya adalah Asam Sinamat, Fenol, Asam benzoic, Lignin,
Koumarin, Tanin, Asam amino benzoic dan Quinon.
3.2 Saran
Diharapkan untuk mahasiswa farmasi agar lebih memahami jalur - jalur
biosintesis yang terlibat dalam pembentukan metabolit sekunder agar dapat
modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme dan sel.
20

DAFTAR PUSTAKA
Dewick, P.M, 1999, Medicinal Natural Products, A Biosynthesis Approach, John
Willey & Sons Ltd, England
Dubey, Vinod Shanker., Ritu Bhalla., dan Rajesh Luthra. 2013. An Overview of the
non-mevalonate pathway for terpenoid Biosynthesis in plants. Journal
Bioscience Vo. 28(5), hal 637-646
Gunawan, D dan Sri M, 2004, “Ilmu Obat Alam (Farmakognosi)”, Jilid I , Penebar
Swadaya, Jakarta
Herbert. R.B, 1995, Biosintesis Metabolit Sekunder, Edisi ke-2, cetakan ke-1,
terjemahan Bambang Srigandono, IKIP Press semarang
Hermann, Kiaus M. 1995. The Shikimate Pathway: Early Steps in the Biosynthesis
of Aromatic Coumpounds. Journal The Plant Cell. Vol 7. 907-919
Mannito.P, 1981, Biosynthesis of Natural Products, Terjemahan PG Sammes,
Chicster Ellis Horwood Ltd
Ningsih D.R, Zuhafair, Kartika D, 2016, “Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder
Serta Uji Aktivitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Antibakteri”, Molekul,
Vol. 11. No. 1
Yuhernita dan Juniarti, 2011, “Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Dari Ekstrak
Metanol Daun Surian Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan” Makara,
Sains, Vol. 15, No. 1,

Anda mungkin juga menyukai