Anda di halaman 1dari 46

PERSALINAN DENGAN LUARAN MAKROSOMIA DI BLU

RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU

SKRIPSI

Oleh:

Lidya Kusumawati

100111136

Dosen Pembimbing:

Prof. dr. Hermie M. M. Tendean, SpOG (K)

Prof. Dr. dr. Eddy Suparman, SpOG (K)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2014
PERSALINAN DENGAN LUARAN MAKROSOMIA DI BLU
PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

OLEH:

LIDYA KUSUMAWATI

100111136

SKRIPSI SARJANA KEDOKTERAN

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
(S.ked) pada Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2014
PERSALINAN DENGAN LUARAN MAKROSOMIA DI BLU RSUP. PROF. DR.
R. D. KANDOU MANADO

Lidya kusumawati, Hermie M. M. Tendean, Eddy Suparman

ABSTRAK

Latar belakang: Berdasarkan penelitian WHO Tahun 2007, di seluruh dunia terdapat
kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun dan bayi khususnya neonatus sebesar
10.000.000 jiwa per tahun. Angka kematian maternal dan neonatal di Indonesia Tahun
2009 masih tinggi yaitu 226/100.000 kelahiran hidup dan 26/1000 kelahiran hidup.
Faktor langsung penyebab tingginya AKI adalah perdarahan, terutama perdarahan post
partum. Selain itu adalah keracunan kehamilan, infeksi dan partus lama/macet.
Makrosomia adalah berat badan lahir ≥ 4000 gram. Terdapat resiko komplikasi dari bayi
berat lahir berlebih atau makrosomia, baik dialami oleh ibu atau bayi itu sendiri. Resiko
komplikasi ibu saat melahirkan antara lain perdarahan, infeksi, sectio sesarea dan
preklamsia. Sedangkan resiko yang mengancam bayi sewaktu dilahirkan adalah
mengalami distosia dan kematian perinatal.

Tujuan: Melihat insiden bayi lahir dengan makrosomia mempunyai resiko cukup tinggi
yang mungkin terjadi pada ibu maupun janin, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
distribusi persalinan dengan makrosomia.

Metode penelitian: Deskriptif retrospektif

Hasil: Kasus bayi makrosomia di BLU Prof. Dr. R. D. Kandou periode 1 Januari – 31
Desember 2012 didapatkan 204 kasus dari 4347 persalinan. Seksio sesarea dilakukan
pada pasien dengan luaran bayi makrosomia pada tahun 2012 sebanyak 132 kasus
(64.7%). Kejadian bayi makrosomia terbanyak pada usia ibu 30-34 Tahun dengan jumlah
56 pasien (27.5%). Pasien terbanyak dengan pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak
141 pasien (69.1%). Sebanyak 124 pasien (60.8%) melakukan lebih dari 4 kali
pemeriksaan antenatal. Kelahiran bayi makrosomia dengan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 120 bayi (64.7%). Bayi makrosomia didominasi dengan berat badan lahir 4000-
4250 gram yaitu sebanyak 131 bayi (64.22%).

Kata kunci: Distribusi makrosomia, jenis persalinan, faktor resiko


BABIES BORN WITH MACROSOMIA AT BLU RSUP. PROF. DR. R. D.
KANDOU MANADO

Lidya kusumawati, Hermmie M. M. Tendean, Eddy Suparman

ABSTRACT

Background: Based on WHO research in 2007, there are 500.000 maternal deaths
worldwide and infant deaths every year, especially neonatal death for about 10.000.000
each year. Maternal and neonatal mortality rate in Indonesia at 2009 was still high for
about 226/100.000 life births and 26/1000 life births. Direct cause of high maternal
mortality rate is hemorrhage, especially post partum hemorrhage. The other cause is
preeclamsi, infection and prolonged labor. Macrosomia is a birth weight ≥ 4000 gram.
There are a lot of risk of complications from excessive birth weight infants or
macrosomia, either experienced by the mother or the baby itself. The risk of maternal
complications includes bleeding, infection, sectio cesarea and preclamsia. While risks for
the baby when born are dystocia and perinatal death.

Objectives: Based on the incidence of babies born with macrosomia which have high risk
that may occur in the mother or fetus, this study aims to determine the distribution of
macrosomia.

Research methods: Descriptive retrospective

Results: The case of infant macrosomia in BLU Prof. Dr. R. D Kandou from January 1st -
December 31rd, 2012 were 204 cases from 4347 deliveries. Caesarean section performed
on these patients as many as 132 cases (64.7%). Highest incidence of infant macrosomia
maternal found in the range of age 30-34 years old as many as 56 patients (27.5%). Most
patients (69.1%) are graduated from senior high school. As many as 124 patients (60.8%)
performed antenatal care more than 4 times. Male macrosomia babies are 120 infants
(64.7%). Macrosomia babies are born mostly ranging from 4000-4250 grams birth weight
as many as 131 babies (64.22%).

Keywords: Distribution of macrosomia, type of delivery, risk factors


PERSALINAN DENGAN LUARAN MAKROSOMIA DI BLU PROF. R.
D. KANDOU MANADO

PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2012

OLEH:

Lidya

kusumawati 100

111 136

Telah diajukan pada Ujian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam

Ratulangi Tanggal serta telah di koreksi dan disetujui oleh :

Prof. dr. Hermmie M. M. Tendean, SpOG (K) Pembimbing I

Prof. DR. dr. Eddy Suprman, SpOG (K) Pembimbing II

Dr. dr. Freddy W. Wagey, SpOG (K) Kepala bagian ObsGyn

Prof. Dr. dr. S. M. Salendu Warouw, SpA (K) Dekan FK UNSRAT


LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan sumber bacaan baik yang dikutip
maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Lidya Kusumawati

NIM 100 111 136

Tanda tangan :

Tanggal : 14 Februari 2014


LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Sebagai civitas akademi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, saya


yang bertanda tangan dibwah ini:

Nama : Lidya kusumawati

NIM 100111136

Program Studi : Pendidikan Dokter

Fakultas : Kedokteran

Jenis karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, setuju untuk memberikan kepada Fakultas


Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Hak Bebas Royalti Noneksklusif(Nonexclusive
Royalty Free Right) atas skripsi saya yang berjudul:

PERSALINAN DENGAN LUARAN MAKROSOMIA DI BLU PROF. R. D.


KANDOU MANADO

PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2012

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Royalti Noneksklusif ini
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Manado

Pada Tanggal : 14 Februari 2014

Yang menyatakan,

Lidya kusumawati
KATA PENGANTAR

Puji syukur terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena

oleh kasih karunia dan berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

judul:

PERSALINAN DENGAN LUARAN MAKROSOMIA DI BLU PROF. R. D.

KANDOU MANADO

PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2012

Adapun tujuan penulisan skripsi ini yaitu sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sam

Ratulangi. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini terutama kepada :

1. Prof. dr. Hermie M. M. Tendean, SpOG-K selaku pembimbing I dan penguji I

yang telah membimbing penulis dan memberikan nasihat yang berguna kepada

penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Selama proses bimbingan, penulis banyak

belajar akan ketelitian dan kecermatan dalam penulisan.

2. Prof. Dr. dr. Eddy Suparman, SpOG-K selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktu membimbing dan mengarahkan penulis menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

3. dr. J. Wantania, SpOG-K sebagai penguji II atas waktu, masukan, sanggahan

dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. dr. Joel Laihad, SpOG-K sebagai penguji III atas waktu, masukan, sanggahan

dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


5. DR. dr. Freddy. W. Wagey, SpOG-K selaku kepala Bagian/SMF Obstetri

Ginekologi FK Unsrat BLU RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

6. Dr. dr. Max Rarunk, SpOG-K selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

memberikan dukungandan bimbingan, kepada penulis selama pendidikan di

Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi.

7. Terima kasih kepada Semua Staf dan pegawai di Bagian/SMF Obstetri

Ginekologi FK Unsrat BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado atas bantuan

dan kerjasama selama penelitian sampai terselesaikannya skripsi ini.

8. Keluargaku yang tercinta Herlina Jutan dan Eddy Trisunu sebagai orang tua serta

adikku tersayang Ayu Dwi Rahmawati. Terimakasih untuk Doa tulus yang tak

pernah putus, kerja keras, dukungan, kebersamaan, perhatian serta kasih sayang

kepada penulis selama hidup.

9. Keluarga kedua yang tersayang Ayah jar dan ibu zainab terima kasih atas Doa

dan nasihat kepada penulis selama ini.

10. Dasiyo (Alm), Yudarmiati, Herman Jutan dan Yohana Benawan sebagai kakek

dan nenek tersayang yang telah mendoakan dan memberikan motivasi.

11. Lance Jutan, S.sos MKes dan dr. Jacky Tuamelly, SpB-K yang telah mendoakan,

mendukung dan memberikan tempat tinggal selama penulis kuliah.

12. Yulandi Jutan, Yoppy Jutan, Hengki Jutan, Lenny Jutan dan Serly Mantouw yang

telah memberikan motivasi, Doa dan dukungan pada penulis.

13. Bude Endang, bude Eni, tante Inuk, om Budi, om Joko, tante Rina, dan om

Wiwid terima kasih untuk setiap Doa dan dukungannya.

14. Buat someone special Mr. FPS terima kasih untuk Doa, semangat, dan

kesetiaanya selama ini.

15. Sahabat-sahabatku Jessica, Josephine, Shanon, Hoa, dan Dewi yang banyak

membantu dan memberikan semangat selama kuliah dan dalam kehidupan sehari-

hari hingga saat ini.


16. My bestie Kurniati noven, Lia Nurmalasari dan Namira sangadji, trima kasih

untuk Doa, semangat dan dukungan serta persahabatan yang selama ini kita jalin.

17. Teman-teman seperjuangan skripsi di Bagian Obstetri dan Ginekologi Renny,

Flo, Tari, Aulia, Angky, Steven, andrew, dll terima kasih untuk kerjasama dan

kebersamaannya selama penyusunan skripsi.

18. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik

secara moril maupun materil yang tak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari akan kekurangan dari penulisan skripsi ini oleh karena

itu penulis sangat menghargai saran dan kritik sebagai masukan untuk

mengembangkan skripsi ini dan dapat bermanfaat bagi semua orang.

Manado 14 Februari 2014

Lidya Kusumawati
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

BAB I PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 3
C. TUJUAN PENELITIAN 3
D. MANFAAT PENELITIAN
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

A. DEFINISI 5
B. ETIOLOGI 6
C. INSIDEN 8
D. DIAGNOSIS 8
E. PENANGANAN 12
F. PROGNOSIS 12
G. KOMPLIKASI 13
H. PENCEGAHAN
14
BAB III METODE PENELITIAN 18

A. JENIS PENELITIAN 18
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 18
C. SUBJEK PENELITIAN 18
D. VARIABEL PENELITIAN 18
E. BATASAN OPERASIONAL 19
F. CARA KERJA 20
G. ALAT DAN BAHAN 20
H. LAPORAN 20

BAB IV HASIL PENELITIAN 21

BAB V PEMBAHASAN 26

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 30

DAFTAR PUSTAKA 3

LAMPIRAN 3
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi persalinan dengan makrosomia 21

Tabel 2 Distribusi berdasarkan sosiodemografi 22

Tabel 3 Distribusi makrosomia berdasarkan antenatal care 23

Tabel 4 Distribusi makrosomia berdasarkan jenis persalinan 24

Tabel 5 Distribusi makrosomia berdasarkan Jenis kelamin 24

Tabel 6 Distribusi makrosomia berdasarkan berat badan lahir bayi 25


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Berdasarkan penelitian WHO tahun 2007, di seluruh dunia terdapat

kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun dan bayi khususnya neonatus

sebesar 10.000.000 jiwa per tahun. Angka kematian maternal dan neonatal

di Indonesia Tahun 2009 masih tinggi yaitu 228/100.000 kelahiran hidup

dan 26/1000 kelahiran hidup. Salah satu faktor penting dalam upaya

penurunan angka kematian tersebut yaitu, penyedian pelayanan kesehatan

maternal dan neonatal yang berkualitas baik terhadap masyarakat, tetapi

sekarang belum dapat terlaksana dengan baik. Untuk itu pemerintah

mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS) yang pada dasarnya

menekankan pada penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal

yang cost-effective, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,

penanganan komplikasi obstetri dan neonatal, serta pencegahan kehamilan

tidak diinginkan dan penanganan komplikasi abortus. Faktor langsung

penyebab tingginya AKI adalah perdarahan, terutama perdarahan post

partum. Selain itu adalah keracunan kehamilan, infeksi dan partus

lama/macet. Komplikasi obstetrik umumnya terjadi pada waktu persalinan,

yang waktunya pendek yaitu sekitar 8 jam. Menurut WHO (2000), 80%
AKI akibat komplikasi selama hamil dan bersalin, 20% selama masa post

partum.1,2

Dilain pihak, terdapat resiko komplikasi dari bayi berat lahir

berlebih, baik dialami oleh ibu atau bayi itu sendiri. Resiko komplikasi ibu

saat melahirkan antara lain perdarahan, infeksi, sectio sesarea dan

preklamsi, sedangkan resiko yang mengancam bayi sewaktu dilahirkan

adalah mengalami distosia dan kematian perianal. Beberapa studi juga

menyebutkan bahwa bayi yang memiliki berat badan lahir lebih dari 4000

gram juga meningkatkan risiko beberapa penyakit ketika dewasa misalnya

kanker payudara pada wanita dan diabetes melitus tipe 2.8

Berat badan ibu hamil, tinggi ibu hamil dan kenaikan berat badan

ibu selama kehamilan mampu memprediksi berat lahir secara signifikan.

Namun, terdapat kesulitan pemantauan kenaikan berat badan saat

kehamilan dan kurangnya informasi mengenai berat badan sebelum hamil

karena buruknya pelayanan kesehatan di negara berkembang.9

Seorang bayi didiagnosis dengan makrosomia ketika janin

memiliki berat lahir lebih dari 8 pon, 13 ons (4.000 gram), terlepas dari

usia kehamilan. Sekitar 9 persen bayi lahir di seluruh dunia berbobot lebih

dari 8 pound, 13 ons. Namun, risiko yang terkait dengan makrosomia janin

meningkat ketika berat badan lahir lebih dari 9 pon 15 ons (4500 gram).

Makrosomia pada janin membuat persalinan pervaginam sulit dan

menempatkan bayi pada risiko cedera selama kelahiran. Makrosomia juga

menempatkan bayi pada peningkatan risiko masalah kesehatan setelah

melahirkan. Bayi makrosomia memiliki peningkatan resiko kematian janin


intrauterin. Penilaian ultrasound biasanya dilakukan 4 minggu mulai dari

usia gestasi 28 minggu, tetapi pemeriksaan ini harus dilakukan lebih sering

jika bayi mengalami makrosomia.4,17

Makrosomia dapat menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun

pada bayi. Ibu berpeluang besar melahirkan secara sesarea atau jika

melahirkan pervaginam, ibu berpeluang besar mengalami trauma jaringan

maternal. Selain itu bayi makrosomia adalah bayi yang kebanyakan lahir

dari ibu yang berat badanya berlebih diawal kehamilan, mengalami

peningkatan berat badan berlebih selama masa hamil, atau ibu yang

kehamilannya pasca matur.3

Melihat insiden bayi lahir dengan makrosomia mempunyai resiko

cukup tinggi yang mungkin terjadi pada ibu maupun janin, maka dari itu

penulis berkeinginan untuk mengetahui persalinan dengan luaran

makrosomia di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou manado Periode 1

Januari – 31 Desember 2012.

B. Rumusan Masalah

 Bagaimana persalinan dengan luaran makrosomia di BLU RSUP Prof. Dr.

R. D. Kandou Manado tahun 2012.

C. Tujuan penelitian

Tujuan umum
Untuk mengetahui persalinan dengan luaran makrosomia di BLU

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui distribusi bayi makrosomia berdasarkan

sosiodemografi meliputi: umur dan tingkat pendidikan.

2. Untuk mengetahui distribusi bayi makrosomia berdasarkan

medikobstetri meliputi: paritas, umur kehamilan dan tindakan

persalinan.

3. Untuk mengetahui distribusi ibu yang melahirkan bayi makrosomia

berdasarkan jumlah antenatal care.

D. Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui persalinan dengan luaran makrosomia di BLU

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

2. Sebagai salah satu sumber informasi yang dapat digunakan sebagai

masukkan data untuk bagian Obstetri Ginekologi di BLU RSUP Prof.

Dr. R. D. Kandou Manado.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Makrosomia disebut juga giant baby, istilah ini digunakan untuk

menggambarkan bayi dengan berat badan berlebihan. Diagnosis ditegakkan

setelah janin lahir dengan menimbang berat badan bayi setelah dilahirkan.

Bayi normal dikatakan bila beratnya dari populasi sekitar kurang persentil ke-

10 dan beratnya bertambah sekitar persentil ke-90. Berat bayi lebih dari

persentil ke-90 dianggap bayi makrosomia. Perhitungan berat bayi absolut

diatas 4.000 gram, khususnya untuk orang indonesia sudah dapat dianggap

bayi dengan makrosomia. Pada prinsipnya berat badan bayi normal yaitu

2.500-4.000 gram. Ada beberapa definisi makrosomia:

1. Makrosomia adalah berat badan bayi lahir >4500 gram.21

2. Makrosomia adalah bayi yang dilahirkan dengan berat >4000 gram.18

3. Tidak ada definisi yang tepat untuk makrosomia. Beberapa definisi

digunakan secara umum di klinik. Pada suatu skema, makrosomia

dipandang sebagai berat badan yang melebihi persentil tertentu untuk

populasi tertentu. Skema umum lainnya mencakup penggunaan berat

badan lahir empiris.5

4. Bayi yang besar sehingga dapat menimbulkan kesulitan saat

persalinan bahu.23
B. Etiologi

1. Usia gestasi atau kehamilan memanjang

Pada sebagian besar kehamilan lewat waktu, ukuran janin adalah dalam batas

normal. Akan tetapi pada keadaan plasenta tetap berfungsi baik, janin akan

tetap tumbuh. Antara 25% - 30% bayi dengan usia gestasi lewat waktu berat

badan ≥ 4000 gram, presentase ini 3 kali lipat daripada bayi baru lahir pada

umur kehamilan genap.6

2. Genetik

Obesitas dan overweight yang dialami ayah dan ibu menurun pada bayi.5

3. Obesitas

Sebuah penelitian yang dilakukan Asosiasi Kebidanan dan Kandungan

Amerika pada tahun 2002 yang di publikasikan dalam jurnal Kebidanan dan

Kandungan mengungkapkan bahwa ibu hamil yang mengalami peningkatan

berat badan lebih dari 18 kg tetap berpotensi melahirkan bayi besar sekalipun
ibu tidak mengidap diabetes melitus. Ini karena ibu hamil gemuk berisiko 4

sampai 12 kali untuk melahirkan bayi besar.

Bila seorang wanita hamil berberat badan lebih dari 300 pon, janinnya

mempunyai resiko makrosomia 30 persen.12

4. Usia ibu

Makin tua umur ibu hamil, makin bertambah juga berat bayi yang dilahirkan.6

5. Diabetes Melitus Gestasional

Diabetes gestasional dapat menginduksi sekresi insulin fetal yang berlebihan.

Diabetes pada ibu merupakan faktor resiko yang penting terhadap

terbentuknya janin makrosomia. Tingginya gula darah ibu bisa berpengaruh

pada berat badan bayi, jika fungsi tali pusat dan plasenta baik, maka janin

dapat tumbuh makin subur. Namun harus ditekankan bahwa diabetes pada ibu

hanya disertai presentase kecil dari bayi-bayi besar tersebut.12,20

6. Pengaruh kecukupan gizi

Berat badan ibu sebelum hamil yang merupakan gambaran status gizi ibu,

memiliki hubungan erat dengan berat lahir bayi, dimana ibu yang kurus atau

malnutrisi melahirkan bayi berat badan lahir rendah dan ibu yang obesitas

melahirkan bayi makrosomia.13

7. Bayi sebelumnya memiliki berat badan lebih dari 4000 gram

Ibu yang sebelumnya pernah melahirkan bayi makrosomia beresiko 5-10 kali

lebih tinggi untuk kembali melahirkan bayi makrosomia dibandingkan ibu

yang belum pernah melahirkan bayi makrosomia.5

8. Multigravida
Ada kecendrungan berat badan lahir anak ke dua dan seterusnya lebih besar

daripada anak pertama.5

9. Jenis kelamin

Laki-laki lebih mungkin dilahirkan lebih besar di bandingkan bayi

perempuan.21

C. INSIDEN

Saat ini insiden makrosomia umumnya berkisar 5-7 %. Menurut guinnes

book of world records menunjukkan bahwa bayi terberat di dunia dilahirkan di

Kanada pada tahun 1997 dan berat badan mencapai 10,8 kg. Bayi ini hanya dapat

bertahan hidup selama 11 jam. Sedangkan di Indonesia tepatnya di Medan

Sumatra Utara bayi terberat pernah dilahirkan oleh seorang ibu berusia 41 tahun

pada tahun 2009 dengan berat mencapai 8,7 kg.5,12

D. Diagnosis

1. Anamnesis

UNSUR ANAMNESIS DAN KEMUNGKINAN RESIKO.18

Anamnesis Resiko rendah Resiko tinggi


obstetric
Usia pasien Kurang dari 19

tahun Lebih dari 35

tahun

Infertilitas

Infertilitas 3-5 tahun


Riwayat persalinan Kelahiran Persalinan

spontan, aterm, prematur, abortus

hidup Persalinan

Tidak pernah abortus dengan tindakan

dan persalinan operasi

prematur Tidak

mengalami oprasi

dalam rahim atau

Interval kehamilan persalinan

Tanpa komplikasi

kehamilan Terdapat

Riwayat keluarga komplikasi

Di atas 2 tahun atau kehamilan

di bawah 5 tahun Anak terkecil 5 tahun

Tanpa metode KB atau lebih

Tanpa penyakit Penyakit keturunan

yang dapat Penyakit yang

Tanggal mengganggu menyertai kehamilan

menstruasi kehamilan (penyakit darah, asma

terakhir dan jantung, ginjal dan

hati) Kehamilan

kembar

Usia kehamilan menurut


Menentukan fundus uteri

perkiraan persalinan Usia kehamilan

menurut rumus menurut gerak janin

nagele dan denyut jantung

Membandingkan

Berat badan bayi dengan ibu hamil

lainnya Berdasarkan

USG

Hamil normal 2.500- Berat badan >4.000 g,

3.500 gram makrosomia sulit lahir

Menurut rumus per vagina

johnson Menurut USG

2. Pemeriksaan fisik ibu hamil meliputi: inspeksi (perubahan jasmani),

palpasi (leopload, buddin, kneble, ahfeld) dan auskultasi denyut jantung

bayi (Laeneck/Dopler)18

3. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

Dalam trimester pertama pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri serial dalam

sentimeter dapat bermanfaat bila dilakukan secara berulang tiap bulan

lebih dari 20 minggu. Tinggi Fundus Uteri dapat menentukan umur

kehamilan secara kasar. Pengukuran ini berkaitan dengan kemungkinan

panggul sempit apabila tinggi kurang dari 150cm.18

4. Pemeriksaan laboraturium
Pemeriksaan yang dilakukan pada ibu hamil meliputi pemeriksaan

terhadap urine (protein, reduksi) dan darah (Hb, VDRL). Jika hasil

pemeriksaan urine menunjukkan protein positif, kemungkinan terjadi pre-

eklamsia dan radang kantong kemih. Jika reduksi urine positif,

kemungkinan terjadi diabetes melitus. Mereka yang mempercayai

skrining diabetes gestasional juga meyakini bahwa makrosomia dapat

dicegah melalui pemberian insulin kepada hampir 10% wanita hamil yang

didiagnosis diabetes gestasional atau kepada wanita yang sudah menjalani

diet diabetik, tetapi kadar glukosanya tetap tinggi. 3,19

5. Ultrasonografi.

Pemeriksaan trimester pertama (kehamilan muda [gestational sac, fetal

plate belum tampak] hamil 6-8 minggu [fetal plate, denyut jantung

janin]); Trimester kedua embrio seluruhnya, kelainan kongenital, usia

kehamilan [crown-rump length, biparietal, lingkar abdomen, panjang

tulang femur], aktivitas janin, air ketuban); Trimester ketiga (bentuk

seluruhnya, air ketuban, mungkin jenis kelamin janin, well being

intrauterine, plasenta berkaitan dengan rencana persalinan).18

Menentukan apakah bayi besar atau tidak kadang-kadang sulit

dipastikan. Hal ini dapat diperkirakan dengan cara:

a. Keturunan atau bayi yang lahir terdahulu besar dan sulit melahirkannya

dan adanya diabetes melitus.

b. Kenaikan berat badan yang berlebih tidak boleh sebab lainnya (edema dan

sebagainya)
c. Pemeriksaan teliti tentang disproporsi sefalo atau foto pelvik. Dalam hal

ini dianjurkan untuk mengukur kepala bayi dengan ultrasonografi.5

E. Penanganan

Pertolongan yang dilakukan pada gangguan ini adalah dengan induksi

oksitoksin dan seksio sesarea. Beberapa ahli mengusulkan induksi persalinan

atas diagnosis makrosomia pada wanita non diabetic sebagai cara untuk

menghindari pertumbuhan janin lebih jauh lagi sehingga mengurangi

kemungkinan penyulit pelahiran secara teoritis, induksi akan menurunkan

resiko seksio sesarea dan distosia bahu dengan mencegah pertumbuhan janin

lebih jauh. Seksio sesarea elektif menganalisis kemungkinan efek kebijakan

seksio sesarea elektif untuk makrosomia janin yang didiagnosis dibanding

dengan penatalaksanaan obstetri standar.12

F. Prognosis

Pada panggul normal janin dengan berat badan 4000 gram – 4500 gram

umumnya tidak menimbulkan kesukaran persalinan. Distosia akan diperoleh

bila janin lebih besar dari 4500 gram atau kepala yang sudah keras

(postmaturitas) dan pada bahu yang lebar. Apabila disproporsi sefalo atau

foto pelvic ini dibiarkan maka terjadi komplikasi baik pada ibu maupun janin.

Pada bayi perkembangan fisik normal, tetapi bayi yang besar cenderung

mengalami obesitas pada masa kanak-kanak yang dapat berlanjut hingga

dewasa.12
G. Komplikasi

 Komplikasi pada bayi

1. Bayi akan lahir dengan gangguan nafas atau asifiksia.

Karena maturasi paru yang terlambat akibat hiperinsulinemia janin

menghambat produksi surfaktan. Hiperinsulinemia juga menghambat

produksi paru dari kortisol.

2. Distosia bahu atau macet bahu.

Kejadian distosia bahu sekitar 0,15-0,17% persalinan letak kepala per

vagina. Distosia bahu selalu dikaitkan dengan bayi makrosomia, karena

berat janin lebih dari 4000 gram sehingga tidak mungkin atau sangat sulit

melewati panggul ibu.

3. Hipoglikemi

Istilah hipoglikemi digunakan bila kadar gula darah bayi dibawah kadar

rata-rata. Dikatakan hipoglikemi apabila glukosa darah kurang dari

30mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada

tidaknya gejala hipoglikemia. Umumnya hipoglikemia terjadi pada

neonatus usia 1-2 jam.

4. Kematian bayi.14

 Komplikasi pada ibu

1. Ibu mengalami robekan perineum.

2. Persalinan dengan oprasi Caesar.

3. Perdarahan karena atonia uteri dan robekkan.

4. Ruptur uteri dan serviks.


5. Robekan vesika urinaria.14

H. Pencegahan

1. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang bayi besar atau makrosomia

dengan faktor resiko dan komplikasi.

2. Antenatal care (ANC) yang teratur.25

Umur kehamilan 1-4 bulan: setiap 4 minggu

Umur kehamilan 5-7 bulan: setiap 3 minggu

Umur kehamilan 7-9 bulan: setiap 2 minggu

Umur kehamilan 9-10 bulan: setiap minggu

3. Ibu harus selalu menjaga berat badannya agar tetap normal, ibu hamil

sebaiknya melakukan pengaturan pola makan sesuai kebutuhan kalori.

4. Olahraga ringan

5. Pemeriksaan kadar gula darah pada ibu hamil, meskipun sebelumnya

tidak ada diabetes melitus.

Komplikasi persalinan pervaginam pada bayi makrosomia bisa dihindari bila

ukuran janin diketahui lebih dulu dengan pemeriksaan tinggi fundus uteri dan

ultrasonografi.
KERANGKA TEORI

Dabetes melitus
Berat bayi
>4000
Pengaruh gram
Kecukupan
gizi

Kehamilan
lewat MAKROSOM
waktu IA
Obesitas

Genetik

Multigravida

Usia Ibu
Seksio
Persalina sesarea
n
Jenis
pervagina
kelamin
m
bayi
KERANGKA KONSEP

Variabel Variabel

independen dependen Bayi

Faktor resiko Makrosomia

- Kehamilan - Diabetes melitus


lewat waktu - Pengaruh
- Usia ibu kecukupan gizi
- Multigravida - Genetic
- Jenis kelamin bayi - obesitas

Keterangan:

Yang diteliti

Yang tidak diteliti


ALUR PENELITIAN

Penentuan judul PROPOSAL

- Pendahuluan
- Latar belakang
- Rumusan masalah
Surat persetujuan Penelitian - Tujuan penelitian
- Manfaat penelitian

Tinjauan Pustaka
Catatan rekam medik
pasien di bagian/SMF
obstetri dan ginekologi, Metode penelitian
BLU RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado

Kriteria inklusi

Kriteria eksklusi

Pencatatan
Data

Pengolahan Data

Penyajian Data
Bab III

Metode penelitian

A. Metode penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan yaitu penelitian deskriptif

retrospektif melalui pengumpulan data.

B. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan dari November sampai Desember 2013

dengan mengambil data di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

C. Subjek penelitian

Menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik

semua pasien dengan riwayat persalinan dengan luaran makrosomia di

bagian Obstetri ginekologi di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

D. Variabel penelitian

Dari catatan medik pasien dengan luaran makrosomia di bagian

Obstetri Ginekologi di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.


 Jumlah kasus

 Usia kehamilan

 Paritas

 Umur ibu

 Jenis persalinan

 Berat badan bayi

Kriteria Inklusi :

- Ibu yang melahirkan dengan persalinan normal

- Ibu yang melahirkan dengan seksio sesarea

Kriteria eksklusi :

- Berat badan bayi < 4000 gram

E. Batasan Operasional

1. Makrosomia adalah berat badan lahir bayi yang lebih dari 4000 gram.

2. Diabetes Melitus Gestasional (DMG) adalah keadaan dimana wanita

hamil memiliki kadar glukosa tinggi.

3. Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau

lebih dari 42 minggu dari hari pertama haid terakhir, berdasarkan haid

yang teratur.

4. Paritas adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami ibu.

5. Usia ibu adalah umur ibu saat hamil dengan makrosomia.


6. Usia kehamilan adalah umur kehamilan ibu ketika mengalami

persalinan dengan makrosomia.

7. Kematian perinatal adalah lahir mati di tambah kematian neonatal dini.

8. Jenis persalinan adalah jenis persalinan yang digunakan untuk

tatalaksana persalinan dengan makrosomia.

F. Cara kerja

Pengumpulan data dilakukan secara manual dengan melihat catatan

rekam medik pasien di bagian Obstetri Ginekologi di BLU RSUP Prof. Dr.

R. D. Kandou Manado periode 01 Januari – 31 desember 2012 kemudian

diolah secara manual menggunakan komputer.

G. Alat dan bahan

1. Laptop

2. Catatan rekam medik pasien di bagian Obstetri Ginekologi di BLU RSUP

Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 01 Januari – 31 desember 2012

H. Laporan

Laporan dipresentasikan pada saat ujian akhir Karya Tulis Ilmiah

Sarjana (KTIS) dan disusun dalam bentuk laporan akhir.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

Selama periode 1 Januari – 31 Desember 2012 di Bagian Obstetri dan

Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/BLU RSUP. Prof.

Dr. R. D. Kandou Manado, telah ditemukan 204 kasus bayi makrosomia dan

selama kurun waktu yang sama tercatat 4347 persalinan.

Tabel 1 Distribusi persalinan dengan makrosomia

MAKROSOM
IA

Tahun Jumlah (n) (%)


persalinan
2012 4347 204 4.6
9

Dari tabel 1, diperlihatkan insiden bayi makrosomia pada Tahun 2012

sebanyak 204 pasien (4.68%).


Tabel 2 Distribusi berdasarkan sosiodemografi

Karakteristik ibu Jumla %


h
<20 thn 20 9.8

20-24 23 11.3
thn
25-29 41 20.1
thn
Umur 30-34 56 27.5
thn
35-39 49 24
thn
>40 thn 15 7.4

Total 204 100

SD 14 6.9

SMP 31 15.2

Pendidikan SMA 141 69.1

terakhir

D III 3 1.5

SI 15 7.4

Total 204 100

Pada tabel 2 menunjukan kejadian bayi makrosomia terbanyak pada usia

ibu 30-34 Tahun dengan jumlah 56 pasien (27.5%) dan dari 204 pasien terbanyak
dengan pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 141 pasien (69.1%) dan

pendidikan terakhir SD sebanyak 14 pasien (6.9%).

Tabel 3 Distribusi makrosomia berdasarkan antenatal care

PAN Jumla %
h
≤4x 80 39.
2
>4 x 124 60.
8

Pada tabel 3 memperlihatkan sebanyak 124 pasien (60.8%) melakukan

lebih dari 4 kali pemeriksaan antenatal dan 80 pasien (39.2%) melakukan

pemeriksaan antenatal kurang dari atau sama dengan 4 kali selama masa

kehamilan.
Tabel 4 Distribusi makrosomia berdasarkan jenis persalinan

Jenis Jumla %
Persalinan h

SC 132 64.7

SPT 72 35.3

Jumlah 204 100

Dari tabel 4 terlihat tindakan persalinan yang dilakukan untuk menangani

pasien dengan janin yang di perkirakan berat lebih dari 4000 gram terbanyak

seksio sesaria dengan jumlah tindakan 132 pasien (64.7%) dan 72 pasien (35.3%)

dengan pervaginam.

Tabel 5 Distribusi makrosomia berdasarkan Jenis kelamin

Jenis kelamin Jumlah %

Laki-laki 120 64.7

Perempuan 84 35.3

Jumlah 204 100

Pada tabel 5 menunjukkan kelahiran bayi makrosomia dengan jenis

kelamin laki-laki sebanyak 120 bayi (64.7%).


Tabel 6 Distribusi makrosomia berdasarkan berat badan lahir bayi

Makrosomi
a
Berat badan bayi (n) (%)
(gram)

4000-4250 131 64.2


2
4251-4500 45 22.0
6
4501-4750 7 3.43

4751-5000 10 4.90

5001-5250 6 2.94

5251-5500 3 1.47

5501-5750 1 0.49

5751-6000 1 0.49

TOTAL 204 100

Dari tabel 6 terlihat berat badan bayi lahir terbanyak dengan berat 4000-

4250 gram yaitu sebanyak 131 (64.22%) bayi makrosomia, dan terdapat 1

(0.49%) bayi makrosomia dengan berat badan 5751-6000 gram.


BAB V

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian selama periode 1 Januari – 31 Desember 2012 di

Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam

Ratulangi/BLU RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, terdapat 204 kasus bayi

makrosomia dan selama kurun waktu yang sama tercatat 4347 persalinan.

Dari tabel 1 diperlihatkan insiden bayi makrosomia pada tahun 2012

sebanyak 204 pasien (4.68%). Makrosomia adalah bayi yang besar sehingga dapat

menimbulkan kesulitan saat persalinan bahu. Diagnosis makrosomia tidak dapat

ditegakkan hingga bayi dilahirkan dan ditimbang berat badannya. Namun

demikian dapat dilakukan perkiraan sebelum bayi dilahirkan untuk mengantisipasi

risiko distosia bahu, fraktur klavikula atau cedera pleksus brakialis.

Berat janin dapat diperkirakan dengan penilaian faktor risiko ibu,

pemeriksaan klinis atau pemeriksaan USG. Metode-metode tersebut dapat

dikombinasi agar perkiraan lebih akurat.22

Rumus Johnson untuk perkiraan berat janin:

Berat janin (g) = tinggi fundus (cm) – n x 155

n = 12 bila verteks belum lewat spina iskhiadika

n = 11 bila verteks sudah lewat spina iskhiadika

Bila berat badan pasien >91 kg, kurangi 1 cm dari tinggi fundus.22
Pada tabel 2 menunjukan kejadian bayi makrosomia terbanyak pada usia

ibu 30-34 Tahun dengan jumlah 56 pasien (27.5%). Makin tua umur ibu hamil

makin bertambah berat bayi yang dilahirkan.6

Terdapat 204 pasien terbanyak dengan pendidikan terakhir SMA yaitu

sebanyak 141 pasien (69.1%) dan pendidikan terakhir SD yaitu sebanyak 14

pasien (6.9%).

Pada tabel 3 memperlihatkan sebanyak 124 pasien (60.8%) melakukan

lebih dari 4 kali pemeriksaan antenatal. Sungguh amat ideal bila tiap wanita hamil

mau memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan,

keuntungan adalah bahwa kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul

pada kehamilan tersebut lekas diketahui dan segera dapat diatasi, sebelum

berpengaruh tidak baik pada kehamilan tersebut. Mengingat resiko bayi

makrosomia maka penting dilakukan deteksi dini. Pemeriksaan di mulai sejak usia

kehamilan 16 minggu kemudian diulang pada 20 minggu. Pemeriksaan kemudian

menjadi serial setiap 2 minggu sejak 34 minggu untuk mengetahui secara dini

adanya makrosomia.24

Dari tabel 4 terlihat tindakan persalinan yang dilakukan untuk menangani

pasien dengan janin yang di perkirakan berat lebih dari 4000 gram terbanyak

seksio sesaria dengan jumlah tindakan 132 pasien (64.7%). Persalinan pervaginam

dapat dicoba untuk taksiran berat janin hingga 5000 gram pada ibu tanpa

diabetes.Seksio sesarea dipertimbangkan untuk taksiran berat janin >5000 gram

pada ibu tanpa diabetes dan >4500 gram pada ibu dengan diabetes. Seksio sesarea
menjadi indikasi bila taksiran berat janin >4500 gram dan terjadi perpanjangan

kala II persalinan atau terhentinya penurunan janin di kala II persalinan.22

Dikemukakan begitu banyak sistem pertolongan distosia bahu

dianataranya sebagai berikut:

1. Manuver Hibbard dan Resnick

2. Manuver Mc. Robert

3. Manuver Woods (cork screw)

4. Manuver zevanelli

5. Kleidotomi

6. Simfiotomi

Semua tindakan tersebut tidak akan pernah lepas dari kemungkinan trauma yang

berkepanjangan sehingga dapat diupayakan untuk melakukan “elektif

seksiosesaria” sehingga tercapai kelahiran dan kesehatan ibu baik.23

Penanganan seksio sesarea bila:

a. Pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuannya.

b. Keadaan ibu atau anak menjadi kurang baik.

c. Kalau ada lingkaran retraksi yang patologis.

d. Setelah pembukaan lengkap dan pecah ketuban, kepala dalam 2 jam

tidak mau masuk ke dalam rongga panggul walaupun his cukup kuat.

e. Forseps gagal dan persalinan percobaan gagal.

Pada tabel 5 menunjukkan kelahiran bayi makrosomia dengan jenis

kelamin laki-laki sebanyak 120 bayi (64.7%). Menurut Singlair cinstance dalam
bukunya mengatakan laki-laki lebih mungkin dilahirkan lebih besar di bandingkan

bayi perempuan.21

Pada tabel 6 menunjukkan kelahiran bayi makrosomia di dominasi dengan

berat badan lahir 4000-4250 gram yaitu sebanyak 131 bayi (64.22%) dari

penelitian ini di temukan 1 bayi makrosomia dengan berat badan 5700 gram.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

- Dari hasil penelitian yang dilakukan kasus bayi makrosomia di

BLU Prof. Dr. R. D. Kandou periode 1 Januari – 31 Desember

2012 didapatkan 204 kasus dari 4347 persalinan.

- Pada usia 35-39 Tahun terdapat 49 kasus dan terbanyak pada usia

30-34 Tahun yaitu 56 kasus.

- Ibu dengan luaran bayi makrosomia terbanyak pada multigravida,

terdapat 163 kasus dan primigravida terdapat 41 kasus.

- Dari penelitian ini terlihat ibu yang melakukan pemeriksaan

antenatal kurang dari atau sama dengan 4 kali sebanyak 80 pasien.

- Seksio sesarea pada pasien dengan luaran bayi makrosomia pada

tahun 2012 sebanyak 132 kasus dari 204 pasien yang melahirkan

bayi makrosomia.

- Terdapat 6 kasus perinatal death, 6 kasus tersebut terdapat 1 kasus

yang dilakukan embriotomi dan 5 kasus diantaranya meninggal

setelah dilahirkan.

- Ditemukan 1 pasien postmatur dengan luaran makrosomia pada

tahun 2012.

- Terdapat 53 ibu yang menderita tekanan darah tinggi.


B. SARAN

- Pengisian data yang lengkap dan jelas akan sangat membantu dan

mempermudah penelitian baik data pribadi pasien itu sendiri

maupun dalam penilaian faktor pendukung diagnosis suatu

kelainan.

- Sistem pencatatan dan penyimpanan juga sangat penting, untuk itu

dibutuhkan kerjasama yang baik antara petugas yang menangani

pasien (dokter dan perawat) dengan petugas registrasi di tempat

penyimpanan.

- Penulis merasa masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai faktor kejadian lahir pervaginam pada bayi makrosomia.


DAFTAR PUSTAKA

1. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Dinkes; 2007

2. Hubungan keluarga berencana dengan pencegahan kematian

maternal dan neonatal.

Diunduhdari:http://www.ilmukesehatan.com/324/hubungan-

keluarga-berencana-dengan-pencegahan-kematian-maternal-dan-

neonatal.html. Diaskes: 2013

3. Wheler L. Buku saku perawatan, pranatal, dan pascapartum. Jakarta: EGC;

2003.

4. Sullivan L, Kean L.Panduan pemeriksaan antenatal. Jakarta : EGC

5. Yasinta Wintri. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil.

Diunduhdarihttp://repository.usu.ac.id/handle/123456789/27200.Diaskes:

2011

6. Tjahjanto H. Prediksiskor bishop kelahiranlewatbulan. Jakarta: Bag/SMF

obtetri Ginekologi; 2000.

7. Surasmi A, handayani S, kusuma H. Perawatan bayi resiko tinggi. Jakarta:

EGC; 2003.

8. Line R, Hanne KH, Hanne K, Lars FM, Ann T, Bent O. Association

Between Maternal Weight Gain and Birth Weight. ACOG: 2007; 109 (6)

1309-15

9. Mortazavi F, Khadir ZT. The Relationship Between Maternal

Anthropometric Measurement and Birth Weight. APJCN: 2004; 13 (3):

154-0
10. Kate EP, Barbara A, Steve S. Maternal height, pregnancy weight gain,

and birth weight. Am. J. Hum. Biol: 2000; 12 (5); 682-7

11. Mino R, Sareh A, Fariba M, Mitra AS. The Effect of Maternal Age in

Pregnancy Outcome. Asian J. Med. Sci. 2010; 2 (3) : 159-62

12. Cunningham GF, Gant F N, Leveno J K, III Gilstrap C L, Hauth C J,

Wenstrom D K. Obstetri Williams.Edisi 21. Jakarta: EGC; 2005.

13. Phaneendra RRS, Prakash KP, Sreekumaran NN. Influence of pre-

pregnancy weight, maternal height and weight gain during pregnancy on

birth weight. Bahrain Med Bul: 2001; 23 (1): 22-26

14. ManuabaIda Ayu Chandranita, manuaba Ida Bagus Gde fajar, manuaba

Ida Bagus Gde. Gawat-darurat-obstetri-ginekologi & obstetri-ginekologi

sosial untuk profesi bidan. Jakarta: EGC; 2008

15. Soetjiningsih, editor: I G N Gde Ranuh. Tumbuh kembang anak. Jakarta:

EGC; 1995.

16. O’sullvian MJ, skyler JS, kaimer KA, abu-hammad A. Diabetes and

pregnancy. 2nd ed. Norwalk connectocut: Appleton & Lange, 1992

17. Anonmim. Fetal macrosomia.Diunduhdari:

http://edition.cnn.com/HEALTH/library/fetal-macrosomia/DS01202.html.

Diaskes: 2013.

18. ManuabaIda Ayu Chandranita, manuaba Ida Bagus Gde fajar, manuaba

Ida Bagus Gde, Buku ajar Patologi Obstetri. Jakarta: EGC; 2009

19. Seminem hajjah; Kehamilan normal seri asuhan kebidanan. Jakarta : EGC,

2008
20. Isselbacher, braunwald, wilson, martin, fauci, kasper: Harrison,Prinsip-

prinsip Ilmu penyakit Dalam. Jakarta : EGC

21. Singlair cinstance, Buku saku kebidanan. Jakarta : EGC

22. Edukia 2013; WHO country office for indonesia; diakses dari:

http://www.edukia.org/web/kbibu/6-4-15-makrosomia/ Diakses 30 januari

2014

23. ManuabaIda Ayu Chandranita, manuaba Ida Bagus Gde fajar, manuaba

Ida Bagus Gde. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC, 2007

24. Wiknjosastro hanifa, saifuddin abdul bari, rakhimhadhi. Ilmu kebidanan.

Jakarta: EGC

25. Saminem, hajjah. Kehamilan normal. Jakarta: EGC, 2008

Anda mungkin juga menyukai