Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan Critical Book Report ini.
Saya berharap dengan adanya Critical Book Report ini dapat berguna untuk
menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang filsafat pendidikan.
Namun saya menyadari bahwa Critical Book Report ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca guna kesempurnaan tugas ini. Sebelumnya saya juga
mohon maaf apabila terdapat kesalahan-kesalahan kata yang kurang berkenan dihati
para pembaca. Akhir kata saya ucapkan terima kasih, semoga bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.
KATA PENGANTAR………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menjalin kehidupan ini sering mengandalkan filsafat tetapi terkadang kita
tidak menyadari bahwa yang kita lakukan itu merupakan sebuah filsafat. Kita sering
merenung, berfikir apa yang hendak kita capai dan raih apabila kita lulus kuliah nanti.
Dalam perenungan itu banyak sekali muncul pertanyaan-pertanyaan dan pilihan-
pilihan sebagai alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang muncul. Apabila kita
terus mencari tau dan terus mencari jawaban dari pertanyaan tadi dengan berbagai
metode sampai kiranya kita dapat menemukan kebenaran, maka akan lahir sebuah
pengetahuan bagi kita.
Begitu pula dengan pendidikan, yang melatar belakangi pendidikan adalah ide-ide
yang lahir dari filsafat yang tentu saja semua perlu proses untuk menemukannya.
Filsafat merupakan tindakan memikirkan, merenungkan segala sesuatu secara
mendalam sampai akar-akarnya. Segala sesuatu yang selama ini kita kenal tidaklah
lahir begitu saja, namun suatu benda, hewan, dan lain-lain mengandung filsafat
didalamnya. Segala ilmu pengetahuan yang jumlahnya susah untuk dihitung, yang
bertebaran dimuka bumi inipun lahir dari sebuah proses panjang yang dinamakan
filsafat.
1.2 Tujuan
BAB II
A. Pengertian Filsafat
A.1. Secara Etimologi, kata filsafat yang dalam Bahasa Inggris (Philosophy), dan dalam
Bahasa Arab (Falsafah), yang keduanya berasal dari Bahasa Yunani (Philosopia)
terdiri dari dua suku kata yaitu Philen (cinta/love) dan Sopia
(kebijaksanaan/wisdom). Sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta
kebijaksanaan (love wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Phytagoras (582-
496 SM), adalah orang yang pertama kali menggunakan kata filsafat. Pada awal mula
digunakan kata filsafat,artinya belum begitu jelas, kemudian pengertian filsafat itu
dijelaskan para ahli berikutnya seperti oleh kaum Sophist dan juga Socrates (470-339
SM).
A.2. Pengertian Terminologi, maksudnya adalah arti yang terkandung oleh istilah atau
filsafat itu sendiri. Berikut pengertian filsafat yang kemukaka para ahli (Surajiyo,
2008, 3-4) yaitu :
d. Rena Descartes :Kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, Alam, dan Manusia
menjadi pokok penyelidikan.
l. Beck (Mudyahardjo, 2001 ,27) : kebenaran alam semesta beserta isinya dengan
karakteristik ; (kritis, spekulatif, fenomenologis, normatif).
m. Ali Mudhofir (Surajiyo, 2008, 4-6), filsafat adalah sebagai suatu sikap, suatu
metode, kelompok persoalan, sekelompok teori atau sistem pemikiran, analisis logis
tentang Bahasa dan penjelasan makna istilah, dan merupakan usaha untuk
memperoleh pandangan yang menyeluruh.
Dari pengertian para ahli filsafat dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam sampai
pada hakikatnya dengan menggunakan akal atau pikiran. Filsafat bukan
mempersoalkan fenomena atau gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa, akan tetapi
yang dicari adalah hakikat dari suatu gejala atau fenomena atau peristiwa. Hakikat
adalah suatu prinsip yang menyatakan sesuatu adalah sesuatu itu. Filsafat adalah
usaha untuk mengetahui segala sesuatu, kebenaran dari segala sesuatu, ada (being).
Jadi, filsafat membahas lapisan yang terakhir dari segala sesuatu atau membahas
masalah-masalah yang paling besar.
B.1. Tujuan
Filsafat bertujuan untuk mencari hakikat dari sesuatu gejala-gejala atau fenomena
secara mendalam saja. Jadi dlam filsafat harus refleksi, radikal dan integral.
D. Peranan Filsafat
Filsafat sangat penting bagi kehidupan manusia yaitu sebagai pendobrak, pembebas,
dan pembimbing.
Merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari hasil,dimana pendidikan itu
merupakan wahana untuk membawa peserta didik mencapai tingkat perkembangan
optimal sesuai dengan potensi pribadinya. Proses dan sebagai hasil pelaksanaannya
sangat memerlukan adanya pengkajian yang mendalam dan komprehensif agar
proses untuk mencapai dan hasil yang dicapai dapat meningkatkan harkat dan
martabat manusia sebagai manusia mulia.
BAB II
FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat dan filsafat pendidikan sangat erat hubungannya dan sangat penting, sebab
menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat pendidikan
adalah aktivitas pemikiran sebagai hasil pengkajian secara teraturdan mendalam
yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan,
menyelaraskan dan mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang
akan dicapai. Dengan demikian dapatlah dikatakan terdapat kesatuan yang utuh
antara filsafat, filsafat pendidikan, dan pengalaman manusia atau pendidikan. Filsafat
pendidikan merupakan jiwa dan pedoman dasar pendidikan.
Dapat disimpulkan bahwa hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan
adalah :
1. Filsafat dalam arti filosofis merupakan satu cara pendekatan yang dipakai
dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori oleh
para ahli.
2. Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut
aliran filsafat tertentu yang memiliki relavansi dengan kebutuhan yang nyata.
3. Filsafat dalam hal ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dana rah dalam mengembangkan teori-teori pendidikan
menjadi ilmu pendidikan (Jalaluddin, 1997,23).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa antar filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat
suatu huungan yang erat sekali dan tidak terpisahkan. Filsafat pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu sistem pendidikan, karena
filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.
BAB III
Fragmatisme berasal dari kata “pragma” yang berarti praktik atau aku berbuat.
Mengandung arti bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari hubungannya
dengan apa yang dapat dilakukan. Manusia dan lingkungan berdampingan, dan
mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap realitas.
Bahwa kehidupan manusia berkembang terus menerus dalam satu arah yang positif.
Apa yang dipandang benar sekarang belum tentu benar pada masa yang akan datang.
Oleh sebab itu, peserta didik bukan dipersiapkan untuk menghidupi kehidupan masa
kini, melainkan mereka harus dipersiapkan menghadapi kehidupan masa yang akan
datang.
Aliran ini berbeda dengan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu
yang baru. Aliran ini mengemukakan bahwa situasi dunia ini penuh dengan
kekacauan dan ketidak pastian, dan ketidak teraturan terutama dalam tatanan
kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural. Untuk memperbaiki keadaan ini,
yaitu dengan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi
pandangan hidup yang kuat atau prinsip-prinsip umu yang telah menjadi pandangan
hidup yang kuat pada zaman duludan pada abad pertengahan.
Merupakan suatu aliran filsafat tersendiri, yang mendirikan suatu bangunan filsafat
tersendiri, melainkan suatu gerakan suatu gerakan dalam pendidikan yang
memproses pendidikan progresivisme. Esensi (Essence) adalah hakikat barang
sesuatu yang khusus sebagai sifat terdalam dari sesuatu sebagai satuan yang
konseptual dan akali. Esensi (Essentia) adalah apa yang membuat sesuatu menjadi
apa adanya. Esensi mengacu pada aspek-aspek yang lebih permanen dan mantap dari
sesuatu yang berlawanan dengan yang berubah-ubah, parsial, atau fenomenal.
BAB IV
Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan sumber nilai,
kerangka berpikir serta asas moralitas bagi pembangunan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
BAB V
A. Hakekat Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan sebagai proses mengubah tingah laku anak didik agar menjadi manusia
dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam
lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan adalah usaha
manusia (pendidik) untuk dengan penuh kesadaran dan tanggug jawab membimbing
anak-anak (peserta didik) mencapai kedewasaan.
2. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan dapat dibedakan menurut luas dan sempitnya isi tujuan itu yang
sekaligus bekaitan dengan jauh dekatnya jarak waktu yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan luas dan sempitnya isi tujuan serta jauh
dekatnya jarak waktu untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka dapat
disusun menurut hirarkinya : Tujuan Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi
Lulusan, Kompetensi Dasar, dan Indikator.