Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii


DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengkajian Keperawatan ..................................... 3
B. Pengumpulan Data ................................................................ 3
1. Pengertian Pengumpulan Data ..................................... 3
2. Tujuan Pengumpulan Data ........................................... 4
3. Cara Pengumpulan Data ............................................... 4
a. Wawancara (Interview) .......................................... 4
b. Pengamatan atau Observasi.................................... 7
c. Pemeriksaan Fisik .................................................. 8
d. Studi Dokumentasi ................................................. 9
C. Analisis Data ......................................................................... 9
D. Perumusan/Penentuan masalah ............................................. 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan adalah unik karena fokusnya yang luas ke arah pemahaman dan
penatalaksanaan kesehatan seseorang. Perawat yang kompeten harus mempunyai
pengetahuan yang adekuat tentang fisiologi, patofisiologi, psikopatologi, dan
pengobatan medis untuk untuk dapat secara aman pengobatan yang didelegasikan
oleh dokter.

Dalam lingkup perawatan kesehatan yang kompleks sekarang ini, perawat


harus mampu memecahkan masalah secara akurat, menyeluruh, dan cepat. Hal ini
berarti bahwa perawat harus mampu menelaah informasi dalam jumlah yang
sangat banyak untuk membuat penilaian kritis. Pengkajian keperawatan adalah
proses sistematik dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang
klien.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan pertanyaan


sebagai berikut:

1. Apa pengertian pengkajian keperawatan?


2. Apa tujuan pengumpulan data dan bagaimana cara pengumpulan data
dalam pengkajian keperawatan?
3. Apa tujuan dari analisa data dalam pengkajian keperawatan?
4. Apa tujuan dari perumusan masalah dalam pengkajian keperawatan

1
C. Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian dari pengkajian keperawatan;


2. Untuk mengetahui tujuan pengumpulan data dan cara pengumpulan data
dalam pengkajian keperawatan;
3. Untuk mengetahui tujuan dari analisa data dalam pengkajian keperawatan;
4. Untuk mengetahui tujuan dari perumusan masalah dalam pengkajian
keperawatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan


untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995).
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam tiga tahap
kegiatan, yang meliputi; pengumpulan data, analisis data, dan penentuan
masalah.

B. Pengumpulan Data

1. Pengertian Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang


dilakukan secara sistematis untuk menentuan masalah-masalah, serta
kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien.

Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan.


Dari informasi yang terumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah
yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunaan untuk
menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta
tindaan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.

Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial


assessment), selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment),
serta pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data (re-assessment).

3
2. Tujuan Pengumpulan data

a. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien


b. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
c. Untuk menilai keadaan kesehatan klien
d. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-
langkah berikutnya.

3. Cara Pengumpulan data

Agar data dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan
penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan indentitas klien, keluhan
utama, riwayat kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual,
intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya.

Cara yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data tentang klien antara
lain: wawancara (interview), pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik
(pshysical assessment) dan studi dokumentasi.

a. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang


berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut
dengan anamnesa. Wawancara berlangsung untu menanyakan hal-hal yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu
komunikasi yang direncanakan.

Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang


masalah kesehatan dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin
hubungan antara perawat dengan klien. Selain itu wawancara juga
bertujuan untuk membantu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi
dalam identifikasi masalah dan tujuan keperawatan, serta membantu
perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengajian.

4
Tahapan wawancara/komunikasi:

1) Persiapan

Sebelum melakukan komunikasi dengan klien, perawat harus


melakukan persiapan dengan membaca status klien. Perawat
diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk kepada klien, karena
akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya
dengan klien. Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi,
perawat tidak boleh memaksa atau memberi kesempatan kepada
klien kapan mereka sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik
yang akan digunakan dalam wawancara harus disusun sedemikian
rupa guna memperlancar wawancara.

2) Pembukaan atau perkenalan

Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah


dengan memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara,
waktu yang diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi pokok
pembicaraan. Perawat perlu memberikan informasi kepada klien
mengenai data yang terkumpul dan akan disimpan dimana,
bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh
mengetahuinya.

3) Isi/tahap kerja

Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah


pembicaraan pada masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal
yang perlu diperhatikan:

a) Fokus wawancara adalah klien


b) Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.
c) Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien

5
d) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
e) Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien
untuk mengungkapkan perasaannya

4) Terminasi

Perawat mempersiapkan untuk penutupan wawancara. Untuk itu


klien harus mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari
wawancara pada awal perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir
wawancara perawat dan klien mampu menilai keberhasilan dan
dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat
perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan


klien adalah:

1) Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya


2) Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan
keluhan-keluhannya / pendapatnya secara bebas
3) Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman
dan nyaman bagi klien
4) Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
5) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
6) Tidak bersifat menggurui
7) Memperhatikan pesan yang disampaikan
8) Mengurangi hambatan-hambatan
9) Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara
duduk)
10) Menghindari adanya interupsi
11) Mendengarkan penuh dengan perasaan
12) Memberikan kesempatan istirahat kepada klien

6
Hambatan dalam wawancara:

1) Internal:
a) Pandangan atau pendapat yang berbeda
b) Penampilan klien berbeda
c) Klien dalam keadaan cemas, nyeri, atau kondisinya menurun
d) Klien mengatakan bahwa ia tidak ingin mendengar tentang
sesuatu hal
e) Klien tidak senang dengan perawat, atau sebaliknya
f) Perawat berpikir tentang sesuatu hal yang lain/tidak fokus ke
pasien
g) Perawat sedang merencanakan pertanyaan selanjutnya
h) Perawat merasa terburu-buru
i) Perawat terlalu gelisah atau terburu-buru dalam bertanya
2) External:
a) Suara lingkungan gaduh : TV, radio, pembicaraan di luar
b) Kurangnya privasi
c) Ruangan tidak memadai untuk dilakukannya wawancara
d) Interupsi atau pertanyaan dari staf perawat yang lain.

b. Pengamatan atau Observasi

Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk


memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indra
lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari observasi
adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui
kepekaan alat panca indra.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah:

1) Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara


terinci kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus

7
dilakukan), karena terkadang hal ini dapat meningkatkan
kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang diperoleh
menjadi tidak murni). Misalnya: “Pak, saya akan menghitung nafas
bapak dalam satu menit” —kemungkinan besar data yang
diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien akan
berusaha untuk mengatur nafasnya.
2) Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
3) Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca
dan dimengerti oleh perawat yang lain.

c. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk


menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan
dengan berbagai cara, yaitu:

1) Inspeksi, adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat


bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti:
Mata kuning (icteric), terdapat struma di leher, kulit kebiruan
(sianosis), dan lain-lain.

2) Palpasi, adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan


terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya
adanya tumor, oedema, krepitasi (patah/retak tulang), dan lain-lain.

3) Auskultasi, adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui


pendengaran. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan
stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara
nafas, dan bising usus.

4) Perkusi, adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan


mengetuk bagian tubuh menggunakan tangan atau alat bantu
seperti reflek hammer untuk mengetahui reflek seseorang

8
(dibicarakan khusus). Juga dilakukan pemeriksaan lain yang
berkaitan dengan kesehatan fisik klien. Misalnya: kembung, batas-
batas jantung, batas hepar-paru (mengetahui pengembangan paru),
dan lain-lain.

d. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi meliputi:

1) Rekam medik
2) Pemeriksaan laboratorium
3) Rontgen

C. Analisis Data

Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya


berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan
pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan. Dalam melakukan
analisis data, diperlukan kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan
data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat
kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien.

Dasar analisis :

1. Anatomi – fisiologi
2. Patofisiologi penyakit
3. Mikrobiologi – parasitologi
4. Farmakologi
5. Ilmu perilaku
6. Konsep-konsep (manusia, sehat-sakit, keperawatan, dan lain-lain)
7. Tindakan dan prosedur keperawatan
8. Teori-teori keperawatan.

Fungsi analisis data adalah:

9
1. Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan, sehingga data
yang diperoleh memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan
kebutuhan klien
2. Sebagai proses pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif
pemecahan masalah yang dituangkan dalam rencana asuhan keperawatan,
sebelum melakukan tindakan keperawatan.

Pedoman analisis data :

1. Menyusun kategorisasi data secara sistematis dan logis


2. Identifikasi kesenjangan data
3. Menentukan pola alternatif pemecahan masalah
4. Menerapkan teori, model, kerangka kerja, norma dan standar,
dibandingkan dengan data senjang
5. Identifikasi kemampuan dan keadaan yang menunjang asuhan
keperawatan klien
6. Membuat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah yang timbul.

Cara analisis data :

1. Validasi data, teliti kembali data yang telah terkumpul


2. Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial dan
spiritual
3. Membandingkan dengan standar
4. Membuat kesimpulan tantang kesenjangan (masalah keperawatan) yang
ditemukan

D. Perumusan/Penentuan Masalah

Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan.


Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan asuhan
keperawatan (masalah keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih
memerlukan tindakan medis. Selanjutnya menentukan prioritas. Prioritas masalah

10
ditentukan berdasarkan kriteria penting dan segera. Hal ini dilakukan karena tidak
mungkin semua masalah diatasi bersama-sama sekaligus. Jadi diputuskan masalah
mana yang yang dapat diatasi terlebih dahulu.

Dalam memprioritaskan kebutuhan klien, hirarki Maslow menjadi rujukan


perawat dalam menentukan pemenuhan kebutuhan klien. Kebutuhan fisiologi
menjadi kebutuhan utama manusia, kemudian diikuti oleh kebutuhan-kebutuhan
psikososial seperti: aman-nyaman, pengetahuan, cinta-memiliki, harga diri dan
aktualisasi diri.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan


untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan. Pengkajian yang
sistematis dalam keperawatan dibagi dalam tiga tahap kegiatan, yang meliputi:
pengumpulan data, analisis data, dan perumusan/penentuan masalah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika


Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1.
Jakarta:EGC
Hidayat, A.A.A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2.
Jakarta:Salemba Medika
Munro & John F. 2001. Pengantar Pemeriksaan Klinis. Edisi 6. Jakarta:EGC
Potter & Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep, Proses dan
Praktek. Edisi 4. vol 1. Jakarta : EGC

13

Anda mungkin juga menyukai