Anda di halaman 1dari 12

LUMBAR PUNCTURU

(Pungsi Lumbal)
By : Team KMB
Lumbar puncturu adalah
upaya pengeluaran cairan
serebrospinal dengan
memasukkan jarum ke dalam
ruang subaraknoid.
Tujuan :
1. Pemeriksaan cairan serebrospinal,mengukur dan mengurangi
tekanan cairan serebrospinal
2. Menentukan ada tidaknya darah dalam cairan serebrospinal untuk
mendeteksi adanya blok subarachnoid spinal.
3. Untuk memberikan anti biotik intrathekal ke dalam kanalis spinal
terutama kasus infeksi.
Indikasi
a) mengambil bahan pemeriksaan CSF untuk diagnostic
dan persiapan pemeriksaan pasien yang di curigai
mengalami meningitis ,encepahilitis atau tumor malignan
b) untuk menghindari adanya darah dalam CSF akibat
terauma atau di curigai adanya perdarahan
subarachnoid.
c) untuk memasukan cairan kedalam ruang subarachnoid.
d) untuk mengidentifikasi adanya tekanan
intrakarnial/intraspinal,untuk memasukan obat intratekal
seperti terapi antibiotic atau obat sitotoksik.
 Kontra indikasi
1. Syock/renjatan
2. Infeksi local di sekitar daerah tempat pungsi lumbal
3. Peningkatan tekanan intracranial (oleh tumor, space occupying
lesion,hidrosefalus)
4. Gangguan pembekuan darah yang belum diobati
5. Pasien yang mengalami penyakit sendi-sendi vertebra degeneratif.
Hal ini akan sulituntuk penusukan jarum ke ruang interspinal
6. Pasien dengan peningkatan tekanan intra cranial. Herniasi serebral
atau herniasi serebralbisa terjadi pada pasien ini.
 Komplikasi 9. Injury pada medulla spinalis.
10. Injury pada aorta atau vena cava,
1. Infeksi menyebabkan perdarahan serius.
2. Iritasi zat kimia terhadap 11. Herniasi otak. Pada pasien dengan
selaput otak peningkatan tekanan, tiba-tiba terjadi
3. Jarum pungsi pata penurunan
4. Hernia 12. Tekanan akibat lumbar puncture, bisa
menyebabkan herniasi kompressi otak
5. Tertusuknya saraf oleh jarum terutama
pungsi
13. Batang otak.
6. Nyeri kepala hebat akibat 14. 10 – 30% pasien dalam 1 – 3 hari dan
kebocoran CSS. paling lama 2 – 7 hari mengalami
7. Meningitis akibat masuknya postlumbar.
bakteri ke CSS. 15. Puncture headache. Sebagian kecil
8. Paresthesia/ nyeri bokong atau mengalami nyeri, tapi bisa dikurangi
tungkai. dengan berbaringdatar. Penanganan
meliputi bed rest dan cairan dengan
analgetik ringan.
D. ALAT DAN BAHAN
1.Sarung tangan steril
2.Duk lubang
3.Kassa steril, kapas dan plester
4.Antiseptic: povidon iodine dan alcohol 70
5.Troleey
6.Baju steril
7.Jarum punksi ukuran 19, 20, 23 G.
8.Manometer spinal
9.Two way tap
10.Alcohol dalam lauran antiseptic untuk membersihkan kulit.
11.Tempat penampung csf steril x 3 (untuk bakteriologi, sitologi dan biokimia)
12.Plester
13.Depper
14.Jam yang ada penunjuk detiknya
15.Tempat sampah.
Anestesi local
1. Spuit dan jarum untuk memberikan obat anestesi local
2. Obat anestesi loka (lidokian 1% 2 x ml), tanpa epinefrin. (Reis CE, 2006)
3. Tempat sampah.
E. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Lakukan cuci tangan steril
2. Persiapkan dan kumpulkan alat-alat
3. Jamin privacy pasien
4. Bantu pasien dalam posisi yang tepat, yaitu pasien dalam posisi miring pada
salah satu sisi tubuh. Leher fleksi maksimal (dahi ditarik kearah lutut),
eksterimitas bawah fleksi maksimum (lutut di atarik kearah dahi), dan
sumbu kraniospinal (kolumna vertebralis) sejajar dengan tempat tidur.
5. Tentukan daerah pungsi lumbal diantara vertebra L4 dan L5 yaitu dengan
menemukan garis potong sumbu kraniospinal (kolumna vertebralis) dan
garis antara kedua spina iskhiadika anterior superior (SIAS) kiri dan kanan.
Pungsi dapat pula dilakukan antara L4 dan L5 atau antara L2 dan L3
namuntidak boleh pada bayi
6. Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di sekitar daerah pungsi radius 10 cm dengan
larutan povidon iodine diikuti dengan larutan alcohol 70 % dan tutup dengan duk
steril di mana daerah pungsi lumbal dibiarkan terbuka Tentukan kembali daerah
pungsi dengan menekan ibu jari tangan yang telah memakai sarung tangan steril
selama 15-30 detik yang akan menandai titik pungsi tersebut selama 1 menit.
7. Anestesi lokal disuntikan ke tempat tempat penusukan dan tusukkan jarum spinal
pada tempat yang telah di tentukan. Masukkan jarum perlahan – lahan menyusur
tulang vertebra sebelah proksimal dengan mulut jarum terbuka ke atas sampai
menembus durameter. Jarak antara kulit dan ruang subarakhnoi berbeda pada tiap
anak tergantung umur dan keadaan gizi. Umumnya 1,5 – 2,5 cm pada bayi dan
meningkat menjadi 5 cm pada umur 3-5 tahun. Pada remaja jaraknya 6-8 cm.
8. Lepaskan stylet perlahan – lahan dan cairan keluar. Untuk mendapatkan aliran
cairan yang lebih baik, jarum diputar hingga mulut jarum mengarah ke cranial.
Ambil cairan untuk pemeriksaan.
9. Cabut jarum dan tutup lubang tusukkan dengan plester
10. Rapihkan alat-alat dan membuang sampah sesuai prosedur rumah sakit
11. Cuci tangan
F. PERAWATAN
 Pasien berbaring datar dengan hanya hanya 1 bantal untuk mengurangi post-duralpuncture headache.

 Anjurkan pasien tidur datar selama 6 – 12 jam setelah dilakukan prosedur.Observasi tempat penusukan
apakah ada kebocoran. Observasi pasien mengenai orientasi, gelisah, perasaan mengantuk, mual,
irritabilitasserebral (fitting, twitching, spasticity atau kelemahan tungkai) dan melaporkannya kepada
dokter.

 Anjurkan pasien melaporkan adanya nyeri kepala dan memberikan analgerik sesuai program.
Melaporkan ke dokter bila ada hal yang tidak bisa diatasi. intervensi keperawatan Tanggung jawab
perawat adalah membantu pasien mempertahankan posisi lateral rekumben dengan lutut fleksi.
Menjamin prinsip/ teknik aseptik secara ketat. Memberi label specimen CSF. Menjaga posisi pasien
dengan posisi flat beberapa jam tergantung pada permintaan dokter. Memonitor status cairan, neurologis
dan tanda-tanda vital. Memberikan obat analgetik sesuai kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai