Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)

PROSEDUR TINDAKAN
RSUD HAJI SURABAYA
2013-2015
ICD-9: 38.93 PEMASANGAN KATETER VENA SENTRAL
1.Pengertian (Definisi) Suatu tindakan pemasangan kateter pada vena sentral seperti pada v
jugularis interna, v subclavia, v jugularis externa atau v femoralis

2.Indikasi 1. Pasien yang memerlukan pemantauan tekanan vena sentral serta


pemeriksaan saturasi vena sentral
2. Pemberian obat-obat dengan konsentrasi tinggi
3. Pemberian obat vasoaktif (inotropic dan vasopressor)
4. Pemberian nutrisi parenteral
5. Pengambilan sample darah
6. Resusitasi cairan yang membutuhkan large bore venous access
7. Kesulitan memasang infus perifer
8. Transvenous pacing
9. Pemasangan kateter Swan-Ganz
10. Prolong intravenous chemoterapi

3.Kontra Indikasi Absolut :


• Distorsi anatomi local (karena operasi, injuri pembuluh darah dan
riwayat radiasi)

Absolut pada v subclavia :


1. Trauma ipsilateral clavicula, iga proksimal anterior atau pembuluh
darah subclavia
2. Koagulopati

Kontraindikasi relative pada v subclavia :


1. Deformitas dinding dada
2. PPOK

Kontra indikasi relative :


1. Ada gangguan koagulasi darah yang berat
2. Pasien overweight atau underweight
3. Gangguan mekanis pada daerah leher
4. Jumlah trombosit < 20.000
5. Dalam terapi atau riwayat terapi trombolisis
6. Pasien tidak kooperatif

4.Persiapan Persiapan pasien :

1. Informed concent pada pasien dan/keluarga pasien


2. Pasang monitor EKG, pulse- oksimetri

Persiapan alat :

1. Set kateter vena sentral sesuai ukuran dan kebutuhan akses vena
(double lumen atau multi lumen) – (1 set)
2. Sarung tangan steril – (2 pasang)
3. Gaun steril – (2 buah)
4. Syringe 5 ml, untuk anestesi local – (1 buah)
5. Anestetik local ( lidocaine 2% 3-5 ampul)
6. Minor set (pinset anatomis, gunting, needle holder, klem, kom )
7. Doek steril 2-4 buaah
8. Benang – ( 1 set)
9. Scalpel no 11 – (1 buah)
10. Cairan NaCl 0,9% steril, sudah heparinisasi – (1 labu)
11. Cairan antiseptic – ( 50 ml)
12. Ganjal bahu (bantal kecil)
13. Persiapkan trolley emergency
14. Kasa steril dan plester untuk menutup atau leukomed T (1
lembar)

Persiapan obat :
• Obat sedatif (jika pasien tidak kooperatif) : midazolam atau
propofol – (1 ampul)

5.Prosedur Tindakan Pemasangan pada v subclavia :

1. Punggung pasien diganjal


0
2. Pasien posisi terlentang dan Trendelenberg 15
3. Cuci tangan, pakai gaun steril dan sarung tangan steril
4. Desinfeksi daerah subclavia dengan cairan antiseptic meluas
kedaerah jugular ipsilateral sampai dengan papilla mamae
ipsilateral dan 1/3 lengan atas ipsilateral
5. Tutup dengan doek steril
6. Infiltrasi deengan lidocaine 2% disekitar tempat tusukan
7. Dari inferior clavicula, susuri clavicula sampai dengan
pertemuan clavicula dengan iga pertama, lakukan puncture
dengan jarum kearah sternal notch sambil dilakukan aspirasi
dan bevel mengarah kebawah
8. Bila saat aspirasi keluar darah warna kehitaman kedalam
syringe lalu lepaskan syring, tutup lumen jarum dan masukkan
guide wire (jaga jangan sampai ada emboli udara) melalui
jarum sampai guide wire bertanda garis 2 ( kedalaman ± 20
cm), berhenti memasukkan wire jika ada tahanan
9. Dilatasi dengan scalpel no 11
10. Lepaskan jarum dan pertahankan guide wire
11. Masukkan dilator melalui wire (ukuran kecil lebih dahulu
kemudian yang ukuran lebih besar)
12. Lepaskan dilator dan pertahankan wire ditempatnya
13. Masukkan kateter melalui wire sampai kateter mencapai
kedalaman 15-20 cm (perkiraan ujung kateter terletak pada
pertemuan vena cava superior dengan atrium kanan
14. Aspirasi dari masing-masing cabang kateter dengan syringe
yang berisi cairan NaCl kemudian di flush sampai kateter
tampak jernih kemudian tutup masing-masing lumen kateter
15. Fiksasi dengan jahitan dan ditutup dengan kasa steril dan
plester atau leukomed T
16. Konfirmaasi posisi kateter dengan melakukan pemeriksaan foto
toraks

Pemasangan pada v jugularis interna :

1. Punggung pasien diganjal


0
2. Pasien posisi terlentang dan Trendelenberg 15 , kepala
menoleh ke kontralateral
3. Cuci tangan, pakai gaun steril dan sarung tangan steril
4. Desinfeksi daerah jugularis, meluas ke subclavia ipsilateral
sampai dengan pailla mamae ipsilateral dan 1/3 lengan atas
ipsilateral dengan cairan antiseptic meluas kedaerah jugular
ipsilateral sampai dengan papilla mamae ipsilateral dan 1/3
lengan atas ipsilateral
5. Tutup dengan doek steril
6. Infiltrasi deengan lidocaine 2% disekitar tempat tusukan
7. Raba a carotis, v jugularis terletak lateral dari a carotis
0
8. Insersikan jarum dengan sudut 30 didepan otot
sternocleidomastoideus, ditengah jarak antara processus
mastoideus dansternum, dengan jarum diarahkan ke nipple
ipsilateral
9. Saat insersi jarum, sambil jarum dimasukkan dengan
kedalaman kira-kira 1-3 cm,sampai tampak keluar darah
berwarna kehitaman
10. Bila darah mengalir lancer, lepaskan jarum dan tutup lobang
jarum lalu masukkan guide wire dengan kedalaman sampai
garis 2
11. Kemudian dilatasi dengan scalpel no 11
12. Lepaskan jarum dengan pertahankan wire pada tempatnya
13. Masukkan dilator, yang kecil terlebih dahulu
14. Lepas dilator dengan wire tetap ditempatnya
15. Masukkan kateter melalui wire, lalu flush masing-masing
kateter dengan NaCl 0,9% yang sudah dicampur heparin, bilas
sampai jernih
16. Tutup ujung semua cabang kateter
17. Fiksasi dengan jahitan, tutup dengan kasa steril dan plester
atau leukomed T
18. Konfirmasi posisi kateter dengan foto toraks

Pemasangan pada v femoralis (PICC) :

1. Pinggul pasien diganjal


2. Pasien posisi terlentang
3. Cuci tangan, pakai gaun steril dan sarung tangan steril
4. Desinfeksi daerah inguinalis, meluas ke umbilicus dan paha
5. Tutup dengan doek steril
6. Infiltrasi deengan lidocaine 2% disekitar tempat tusukan
7. Raba a femoralis, v femoralis terletak ditengah garis antara
symphisis pubis dan spina iliaca anterior. Vena femoralis
terletak medial dari a femoralis
8. Insersikan jarum 1-2 cm dibawah ligamentum inguinal sambil
melakukan aspirasi .
0
9. Arahkan jarum dengan sudut 15-45 kearah umbilical.
10. Bila darah mengalir lancer dari syringe, lepas syringe dari
jarum introducer, tutup lubang jarum dan masukkan guide
wire, berhenti bila ada tahanan
11. Kemudian dilatasi dengan scalpel no 11
12. Lepaskan jarum dengan pertahankan wire pada tempatnya
13. Masukkan dilator, yang kecil terlebih dahulu
14. Lepas dilator dengan wire tetap ditempatnya
15. Masukkan kateter melalui wire, lalu flush masing-masing
kateter dengan NaCl 0,9% yang sudah dicampur heparin, bilas
sampai jernih
16. Tutup ujung semua cabang kateter
17. Fiksasi dengan jahitan, tutup dengan kasa steril dan plester
atau leukomed T
18. Konfirmasi posisi kateter dengan foto toraks

6.Paska Prosedur Tindakan 1. Monitor hemodinamik


2. Monitor komplikasi : pneumothoraks, hematotoraks,
chylotoraks, hematom, dysrhythmia, nerve injury, thrombosis,
emboli, perdarahan
3. Monitor tanda-tanda infeksi
4. Kateter dilepas jika :
 Tidak diperlukan hemodialisa lagi
 Tanda-tanda indurasi, kemerahan atau keluar cairan dari
daerah tusukan
 Terjadi catether related infection
 Oklusi kateter atau trombosis
 Erosi vascular karena kateter

7.Tingkat Evidens IV
8.Tingkat Rekomendasi A
9.Penelaah Kritis Tim Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif
Indonesia

Tim Perhimpunan Dokter Intensive Care Indonesia

10.Indikator Prosedur 80% pasien yang dipasang kateter vena lancar dan komplikasi
Tindakan minimal

11.Kepustakaan rd
1. Principles of Critical Care. 3 ed. Editor Hall JB, Schmidt GA,
Wood LDH. Mc Graw-Hill. 2005
tth
2. Oh’s Intensive care Manual. 5 ed. Editors Andrew D Bersten,
Neil Soni. Butterworth Heinemann. 2003
3. Central venous access via v subclavian approach to the
subclavian vein. Roe III JE. Editor Rick Kulkani. Updated
August 2012
4. Guideline on the insertion and management of central venous
access devices in adult. L. Bishop; L Dougherty; A Bodenham et
al. international Journal of Laboratory Hematology; 2007;29:
261-278
5. ICU Protocols. A Stepwise Approach. Editors Chawla R; Todi S.
ISCCM. Springer 2012

Anda mungkin juga menyukai