Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTIK PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

KLINIS PEMASANGAN KATETER VENA


SENTRAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman

………………… ………………….. 1/1


Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur Utama

…………………. Dr.Bambang Wibowo,SpOG(K)


NIP. 196108201988121001

PENGERTIAN Suatu tindakan pemasangan kateter pada vena sentral seperti V.


Jugularis interna, V. Subclavia, V. Jugularis externa atau V.
Femoralis

INDIKASI 1. Pasien yang memerlukan pemantauan tekanan vena sentral


serta pemeriksaan saturasi vena sentral
2. Pemberian obat-obat dengan konsentrasi tinggi
3. Pemberian obat vasoaktif (inotropic dan vasopressor)
4. Pemberian nutrisi parentral
5. Pengambilan sampel darah
6. Resusitasi cairan yang membutuhkan largebore vena acces
7. Kesulitan memasang infus perifer
8. Transvenous pacing
9. Pemasangan kateter Swan-Ganz
10.Prolong intravenous chemotherapy

KONTRA INDIKASI
1. Absolut : Distorsi anatomi lokal (kerena operasi, injury
pembuluh darah dan riwayat radiasi)
2. Absolut pada v. Subclavia:
a. Trauma ipsilateral claviula, iga proksimal anterior
atau
b. Koagulopati
3. Kontraindikasi relatif pada v. Subclavia:
a. Deformitas dinding dada,
b. PPOK
4. Kontraindikasi relatif :
a. Ada gangguan koagulasi darah yang berat,
b. Pasien overwight atau underweight,
c. Gangguan mekanis pada daerah leher,
d. Jumlah trombosit < 20.000,
e. Dalam terapi atau riwayat terapi trombolitik,
f. Pasien tidak kooperatif

i. Persiapan
PROSEDUR
ii. Persiapan pasien:
TINDAKAN
iii. Informed consent pada pasien dan/ keluarga
pasien
iv. Pasang monitor EKG, pulse-oksimetri
v. Persiapan alat:
vi. set kateter vena sentral sesuai ukuran dan
kebutuhan akses vena (double lumen atau
multi lumen) – 1 set
vii. sarung tangan steril – (2 pasang)
viii. Gaun steril – (2 buah)
ix. Syringe 5 ml, untuk anestesi local – (1 buah)
x. Anestesi local (lidocaine 2% 3-5 ampul)
xi. Minor set (pinset anatomis, gunting, needle
holder, klem, kom)
xii. Doek steril 2-4 buah
xiii. Benang – (1 set)
xiv. Scalpel no 11 – (1 buah)
xv. Cairan NaCl 0,9 % steril, sudah heparinisasi
– (1 labu)
xvi. Cairan antiseptik – (50 ml)
xvii. Ganjal bahu (bantal kecil)
xviii. Persiapan trolley emergency
xix. Kasa steril dan plester untuk menutup atau
tegaderm - (1 lembar)
xx. Persiapan obat:
xxi. Obat sedatif (jika pasien tidak kooperatif) :
midazolam atau propofol – (1 ampul)
xxii. Prosedur
xxiii. Pemasangan pada v. Subclavia :
xxiv. Punggung pasien diganjal
xxv. Pasien posisi terlentang dan tredelenburg 15
derajat
xxvi. Cuci tangan, pakai gaun steril dan sarung
tangan steril
xxvii. Desinfeksi daerah subclavia dengan cairan
antiseptic meluas kedaerah jugular ipsilateral
sampai dengan papilla mamae ipsilateral dan
1/3 lengan atas ipsilateral
xxviii. Tutup dengan doek steril
xxix. Infiltrasi dengan lidocaine 2 % disekitar
tempat tusukan
xxx. Dari inferior clavicula, susuri clavicula
sampai dengan pertemuan clavicula dengan
iga pertama. Lakukan puncture dengan
jarum ke arah sternal notch sambil dilakukan
aspirasi dan bevel mengarah ke bawah
xxxi. Bila saat aspirasi keluar darah warna merah
kehitaman kedalam syringe lalu lepaskan
syringe, tutup lumen jarum dan masukkan
guide wire (jaga jangan sampai ada emboli
udara) melalui jarum sampai guide wire
bertanda garis 2 (kedalam ± 20 cm, berhenti
memasukkan wire jika ada tahanan
xxxii. Kemudian dilatasi dengan scalpel no.11 dan
dilator
xxxiii. Lepaskan jarum dan pertahankan guide wire,
xxxiv. Masukkan dilator melalui wire (ukuran lebih
kecil dahulu kemudian yang ukuran lebih
besar)
xxxv. Lepaskan dilator dan pertahankan wire di
tempatnya
xxxvi. Masukkan kateter melalui wire sampai
kateter mencapai kedalaman 10-13 cm
(perkiraan ujung kateter terletak pada
pertemuan vena cava superior dengan atrium
kanan)
xxxvii. Aspirasi dari masing-masing cabang kateter
dengan syringe yang berisi cairan NaCl
kemudian di flush sampai kateter tampak
jernih kemudian tutup masing-masing lumen
kateter
xxxviii. Fiksasi dengan jahitan dan ditutup dengan
kasa steril dan plester atau tegaderm
xxxix. Konfirmasi posisi kateter dengan melakukan
pemerikasaan foto thorax
xl. Pemasangan pada v. Jugularis interna:
xli. Punggung pasien diganjal
xlii. Pasien posisi terlentang dan trendelenberg
15º, kepala menoleh ke kontralateral,
xliii. Cuci tangan, pakai gaun steril dan sarung
tangan steril,
xliv. Desinfeksi daerah jugularis, meluas ke
subclavia ipsilateral sampai dengan papila
mamae ipsilateral dan 1/3 lengan atas
ipsilateral dengan cairan antiseptic meluas
ke daerah jugular ipsilateral sampai dengan
papila mamae ipsilateral dan 1/3 lengan atas
ipsilateral
xlv. Sutup dengan doek steril,
xlvi. Infiltrasi dengan lidocaine 2% disekitar
tempat tusukan,
xlvii. Raba a. carotis, v.jugularis terletak lateral
dari a.carotis,
xlviii. Insersikan jarum dengan sudut 30 º didepan
otot sternocleidomastoideus ditengah jarak
antara processus mastoideus dan sternum,
dengan jarum diarahkan ke nipple ipsilateral
xlix. Saat insersi jarum, sambil jarum dimasukan
dengan kedalaman kira-kira 1-3 cm sampai
tampak keluar darah berwarna kehitaman.
l. Bila darah mengalir lancar, lepaskan jarum
dan tutup lobang jarum lalu masukkan guide
wire dengan kedalaman sampai garis 2.
li. Kemudian dilatasi dengan scalpel no.11 dan
dilator
lii. Lepaskan jarum dengan pertahankan wire
pada tempatnya.
liii. Masukan dilator, yang kecil terlebih dahulu.
liv. Lepaskan dilator dengan wire tetap pada
tempatnya.
lv. Masukan Kateter melalui wire lalu flush
masing-masing kateter dengan NaCl 0,9 %
yang sudah dicampur heparin, bilas sampai
jernih.
lvi. Tutup uung semua cabang kateter.
lvii. Fiksasi dengan jahitan, tutup dengan kasa
steril dan plester atau tegadem.
lviii. Konfirmasi posisi kateter dengan foto
thoraks.

lix. Pemasangan pada vena Femoralis


lx. Pinggul pasien diganjal
lxi. Pasien posisi terlentang
lxii. Cuci tangan, pakai gaun steril dan sarung
tangan steril.
lxiii. Desinfeksi daerah inguinalis, meluas ke
umbilikus dan paha.
lxiv. Tutup dengan doek steril.
lxv. Infilrasi dengan lidocaine 2% disekitar
tempat tusukan.
lxvi. Raba a. Femoralis, v. Femoralis terletak
dtengah garis antara symphisis pubis dan
spina iliaca anterior. Vena femoralis terletak
medial dari a. femoralis. Insersikan jarum 1-
2 cm dibawah ligamentum inguinal sambil
melakukan aspirasi.
lxvii. Arahkan jarum dengan sudut 15°- 45° ke
kearah umbilical.
lxviii. Bila darah mengalir lancar dari syringe,
lepas syringe dan jarum introducer, tutup
lobang jarum dan masukkan guide wire,
berhenti bila ada tahanan.
lxix. Kemudian dilatasi dengan scalpel no.11 dan
dilator
lxx. Lepaskan jarum dengan pertahankan wire
pada tempatnya.
lxxi. Masukkan dilator, yang kecil terlebih dahulu
lxxii. Lepas dilator dengan wire tetap ditempatnya
terlebih dahulu
lxxiii. Masukan kateter melalui wire, lalu flush
masing-masing kateter dengan NaCl 0,9%
yang dicampur Heparin, bilas sampai jernih.
lxxiv. Tutup ujung semua cabang kateter.
lxxv. Fiksasi dengan jahitan, tutup dengan kassa
steril dan plester atau tegadem.
lxxvi. Konfirmasi posisi kateter dengan foto pelvis.
lxxvii. Pasca Tindakan
lxxviii. Monitoring hemodinamik
lxxix. Monitoring komplikasi : Pneumothoraks
lxxx. Monitor tanda-tanda infeksi
lxxxi. Kateter dilepas jika :
lxxxii. Tidak diperlukan hemodialisa lagi.
lxxxiii. Tanda-tanda indurasi, kemerahan atau keluar
cairan dari daerah tusukan.
lxxxiv. Terjadi catheter related infection.
lxxxv. Oklusi kateter atau trombois
lxxxvi. Erosi vascular karena kateter

1. Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskuler


KOMPETENSI 2. Dokter Spesialis Bedah Vaskuler
3. Dokter Spesialis Bedah Umum
4. Residen Bedah Umum

Merah Kuning Hijau


Diagnosis - X X
KOMPETENSI PPDS Pengelolaan medis - X X
Prosedur - X X
Menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien atau mewakili
EDUKASI mengenai tindakan pemasangan CVC, risiko, komplikasi dan
perawatan selanjutnya.
Dubia at Bonam
PROGNOSIS

IV.A mampu kelola di RSUP Dr. Kariadi


TINGKAT EVIDENS

80% pasien yang dipasang kateter lancar dan komplikasi minimal.


INDIKATOR MEDIS

1. Principles of Critical Care 3rd ed. Editor Hall JB, Schmidt


GA, Wood LDH, Mc Graw Hill, 2005
2. Oh’s Intensive care Manual. 5th ed. Editors Andrew D
Bersten, Nell Soni, Butterworth Heinemann. 2003.
3. Central venous access via v subclavian approach to the
subclavian vein. Roe III JE. Editor Rick Kulkani. Updated
KEPUSTAKAAN August 2012.
4. Guidliness on the Insertion and management of central
venous access devices in adult. Bishop; L. Dougherty; A
Bodenham et al. International Journal of Laboratory
Hematology; 2007; 29: 261-278.
5. ICU Protocols, a stepwise approach, Editors Chawla R;
Todi S. ISCCM. Springer 2012.

Anda mungkin juga menyukai