Anda di halaman 1dari 3

SOP PEMASANGAN KATETER PADA VENA UMBILIKUS

REFERENSI : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit, 2016.

1. Peralatan
Steril
a. Gaun operasi dan sarung tangan
b. Duk lubang di tengah
c. Kateter umbilikal single lumen, radio opak, diameter kecil (Fr 3,5 untuk berat badan <1200gr
dan Fr 5 untuk berat badan >1200gr)
d. Three way stop cock dengan luer lock
e. Spuit
f. Cairan NaCl 0,9%
g. Kom untuk antiseptic (betadin)
h. Set pemasangan kateter vena umbilikal yang terdiri dari : 1 buah duk klem, 2 buah pinset
anatomis dengan ujung runcing (pinset iris), 1 buah gunting benang, 2 buah klem arteri
bengkok, 1 buah needle holder dan 1 buah scalpel no 11 dengan gagang, benang silk 2/0
atau 3/0 dengan jarum round body.
i. Plester / hypafix
j. Kasa
2. Teknik pemasangan
a. Lakukan persiapan:
 Persiapan penolong. Cuci tangan steril kemudian pasang sarung tangan steril.
 Persiapan alat. Susun semua alat yang di perlukan di atas meja steril. Siapkan cairan
NaCl 0.9% dalam spuit 10 cc. Pasang three way stopcock ke kateter umbilikal,
sambungkan dengan spuit dan isi dengan NaCl 0.9%, kemudian putar stopcock ke
posisi off kea rah kateter untuk mencegah masuknya udara (yang dapat
mengakibatkan emboli udara).
 Persiapan pasien. Ikat kedua kaki bayi dengan popok kemudian plester ke tempat
tidur atau tahan dengan menggunakan bantal pasir. Tutup alat kelamin bayi dengan
kain untuk menghindari kencing bayi mengotori lapangan tindakan. Pegang
umbilikal dengan kasa betadin atau klem (ingat umbilikal belum steril) dan tarik
lembut secara vertical. Lakukan desinfeksi dengan cairan antiseptic (povidon)
sebanyak 3 kali mulai dari bagian tengah dan teruskan dengan gerakan melingkar ke
bagian luar (minimal radius 5 cm dari umbilikal) setelah itu bersihkan umbilikal, dan
pasang duk lubang di atas umbilikal.
b. Pasang tali katun di sekeliling umbilikal dan ikat secukupnya sehingga perdarahan dapat di
cegah, tetapi kateter umbilikal masih bisa masuk.
c. Potong umbilikal secara horizontal dengan scalpel 1-2 cm dari dasar. Tentukan vena
umbilicus (pembuluh yang menganga lebar, berdinding tipis) dan arteri umbilicus (dua
pembuluh berdinding tebal).
d. Pegang pangkal umbilikal, masukkan salah satu ujung runcing pinset iris ke dalam vena
(kateter harus dapat menembus dengan mudah) sepanjang 4-6 cm.
e. Periksa kateter tidak menekuk dan darah mengalir balik dengan mudah; jika ada sumbatan
tarik pelan-pelan umbilicus, tarik ke belakang sebagian kateter dan masukkan kembali.
f. Fiksasi kateter dengan dua jahitan ke umbilicus dan sisakan benang sepanjang 5 cm. Plester
benang dan kateter (seperti pada gambar)
g. Setelah kateter dicabut, tekan tunggul umbilicus selama 5-10 menit.

PENGERTIAN :

Bayi baru lahir yang membutuhkan pemberian cairan intravena akses cepat pada keadaan darurat (saat
resusitasi), pemberian produk darah atau obat-obatan.

Anatomi :

Vena umbilikalis merupakan satu-satunya vena di umbilikius, relative besar dengan diameter 4-5 mm,
panjang 2-3 cm dan berdinding tipis. Dari umbilicus, vena berjalan ke arah kepala, sedikit kekanan dan
memasuki cabang sinistra vena portal setelah memberikan beberapa cabang kecil di dalam hepar.

TUJUAN :

Sebagai acuan dalam pemberian cairan intravena melalui kateterisasi vena umbilicus pada bayi baru
lahir.

PROSEDUR :

Persiapan Alat : Peralatan

Steril
1. Gaun operasi dan sarung tangan
2. Duk lubang di tengah
3. Kateter umbilikal single lumen, radio opak, diameter kecil (Fr 3,5 untuk berat badan <1200gr dan Fr
5 untuk berat badan >1200gr)
4. Three way stop cock dengan luer lock
5. Spuit
6. Cairan NaCl 0,9%
7. Kom untuk antiseptic (betadin)
8. Set pemasangan kateter vena umbilikal yang terdiri dari : 1 buah duk klem, 2 buah pinset anatomis
dengan ujung runcing (pinset iris), 1 buah gunting benang, 2 buah klem arteri bengkok, 1 buah
needle holder dan 1 buah scalpel no 11 dengan gagang, benang silk 2/0 atau 3/0 dengan jarum
round body.
9. Plester / hypafix
10. Kasa

Teknik Pemasangan
a. Ukur panjang kateter yang akan di masukkan, terdapat beberapa cara yaitu:
 Mengukur jarak antara umbilicus ke prosesus xyphoideus, ditambah dengan panjang
sisa umbilikal.
 Mengukur dengan rumus :
 (1,5 x BB) + 5,5cm atau
 1/2 {(BB x 3) + 9 cm} +1
 Menggunakan grafik
b. Lakuakn persiapan (sama dengan persiapan pemasangan UAC).
c. Ikat umbilikal dan potong datar dengan scalpel.
d. Identifikasi vena umbilical. Buang semua bekuan darah yang terdapat dalam vena dengan
pinset iris. Pasang kateter dengan pinset iris dan masukkan dengan lembut sampai ukuran
yang telah ditentukan. Jika terdapat tahanan pada saat memasukkan kateter, jangan di
paksa, tarik ± 4-5 cm, kemudian masukkan kembalisambil diputar pelan searah jarum jam.
Kalau masi ada tahanan, bias dicoba memasukkan kateter lain di bawa kateter pertama dan
masukan dengan lembut, biasanya kateter kedua akan langsung memasuki duktus venosus.
Prosedur selanjutnya sama dengan UAC
1. Komplikasi
a. Perdarahan, infeksi
b. Enterokolitis nekrotikans
c. Perforasi kolon atau peritoneum
d. Hipertensi portal dan nekrosis hepar.

Anda mungkin juga menyukai