Anda di halaman 1dari 170

MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR PM 111 TAHUN 2018
TENTANG
PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 175
(CIVIL AVIATION SAFETYREGULATION PART 175) TENTANG
PELAYANAN INFORMASI AERONAUTIKA
(AERONAUTICAL INFORMATION SERVICES)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 286


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan, telah ditetapkan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2015 tentang
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 175
(Ciuil Aviation Safety Regulation Part 175) tentang
Pelayanan Informasi Aeronautika (Aeronautical
Information Services)-,
b. bahwa untuk menyesuaikan dengan perubahan Annex
15 Konvensi Chicago 1944 dan berdasarkan hasil
evaluasi terhadap pelaksanaan Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil yang berkaitan dengan Pelayanan
Informasi Aeronautika (Aeronautical Information
Services), perlu dilakukan penggantian terhadap
Peraturan Menteri Perhubungan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a;
- 2 -

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 175
(Civil Aviation Safety Regulation Part 175) tentang
Pelayanan Informasi Aeronautika (Aeronautical
Information Services)\

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4956);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang
Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2001,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4075);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang
Kebandarudaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4146);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang
Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara
Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 176);
6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
7. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 83 Tahun
2017 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulation Part 139)
- 3 -

tentang Bandar Udara (Aerodrome) (Berita Negara


Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1295);
9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 65 Tahun
2017 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Bagian 170 (Civil Aviation Safety Regulation Part 170)
tentang Peraturan Lalu Lintas Penerbangan (Air Traffic
Rules) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1101);
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 49 Tahun
2011 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Bagian 172 (Civil Aviation Safety Regulation Part 172)
tentang Penyelenggara Pelayanan Lalu Lintas
Penerbangan (Air Traffic Service Provider);
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun
2011 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Bagian 171 (Civil Aviation Safety Regulation Part 171)
tentang Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi
Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service
Providers) sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
PM 48 Tahun 2017 tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun
2011 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Bagian 171 (Civil Aviation Safety Regulation Part 171)
tentang Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi
Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service
Providers) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 912);
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 9 Tahun
2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Bagian 174 (Civil Aviation Safety Regulation Part 174)
tentang Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan
(Aeronautical Meteorological Information Services)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 108
Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 9 Tahun 2015 tentang
- 4 -

Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 174


(Civil Aviation Safety Regulation Part 174) tentang
Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan
(Aeronautical Meteorological Information Services) (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1509);
13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 44 Tahun
2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Bagian 173 (Civil Aviation Safety Regulation Part 173)
tentang Perancangan Prosedur Penerbangan (Flight
Procedure Design) (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 295);
14. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 115 Tahun
2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Bagian 176 (Civil Aviation Safety Regulation Part 176)
tentang Pencarian dan Pertolongan pada Kecelakaan
Pesawat Udara (Search and Rescue) (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1165);
15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1844) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 56 Tahun 2018 tentang
Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 814);
16. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 93 Tahun 2016
tentang Program Keselamatan Penerbangan Nasional
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1071);
- 5 -

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN
175 (CIVIL AVIATION SAFETY REGULATION PART 175)
TENTANG PELAYANAN INFORMASI AERONAUTIKA
(AERONAUTICAL INFORMATION SERVICES).

Pasal 1
Ketentuan mengenai Peraturan Keselamatan Penerbangan
Sipil Bagian 175 (Civil Aviation Safety Regulation Part 175)
tentang Pelayanan Informasi Aeronautika (Aeronautical
Information Services) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.

Pasal 2
Direktur Jenderal Perhubungan Udara melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini.

Pasal 3
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2015 tentang
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 175 (Civil
Aviation Safety Regulation Part 175) tentang Pelayanan
Informasi Aeronautika (Aeronautical Information Services)
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 410),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 4
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 6 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 November 2018

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARYA SUMADI

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 November 2018

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 1556


LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PM 111 TAHUN 2018
TENTANG PERATURAN KESELAMATAN
PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 175 (CWIL
AVIATION SAFETY REGULATION PART 175)
TENTANG PELAYANAN INFORMASI
AERONAUTIKA (AERONAUTICAL INFORMATION
SERVICES)

PERATURAN KESELAMATAN
PENERBANGAN SIPIL
(PKPS)

BAGIAN 175
PELAYANAN INFORMASI AERONAUTIKA
(AERONAUTICAL INFORMATION SERVICES)

REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DAFTAR ISI

Sub Bagian 175 A. UMUM


175.005 Penerapan............................................................................. 1
175.010 Pengertian............................................................................. 1
175.015 Tujuan Pelayanan Informasi Aeronautia................................ 11
175.020 Cakupan Wilayah.................................................................. 12
175.025 Proses dan Informasi............................................................ 12
175.030 Jenis Pelayanan....................................................................12
175.035 Fasilitas Pelayanan Informasi Aeronautika........................... 13
175.040 Spesifikasi Mutu Data.......................................................... 14
175.045 Metadata............................................................................... 15
175.050 Perlindungan Data................................................................. 16
175.055 Penggunaan Otomatisasi........................................................ 16
175.060 Pemeliharaan Dokumen......................................................... 17
175.065 Hak C ipta.............................................................................. 18

Sub Bagian 175 B. SERTIFIKASI PENYELENGGARA PELAYANAN


175.070 Jenis Sertifikasi Pelayanan Informasi Aeronautika............... 19
175.075 Permohonan sebagai Penyelenggara Pelayanan Informasi
Aeronautika.......................................................................... 19
175.080 Kewajiban Penyelenggara Pelayanan Informasi Aeronautika.. 22
175.085 Sanksi Administratif..............................................................22

Sub Bagian 175 C. KETENTUAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN


175.090 Ketentuan Pelayanan.............................................................22
175.095 Tanggung Jawab dan Fungsi Pelayanan................................ 22
175.100 Gangguan Pelayanan............................................................ 24
175.105 Perubahan Pelayanan oleh Penyelenggara Pelayanan............ 24
175.110 Pertukaran Paket Informasi Aeronautika Terpadu................. 25
175.115 Manajemen Informasi Aeronautika........................................ 26
175.120 Sistem manajemen M utu...................................................... 26
175.125 Validasi dan Verifikasi Data Aeronautika dan Informasi
Aeronautika.......................................................................... 27
175.130 Pengesahan Publikasi Informasi Aeronautika.........................28
175.135 Sistem Manajemen Keselamatan........................................... 28
175.140 Program Keamanan............................................................... 28
175.145 Faktor Manusia..................................................................... 28
175.150 Personel Pelayanan Informasi Aeronautika............................ 29
Sub Bagian 175 D. KETENTUAN PAKET PUBLIKASI INFORMASI
AERONAUTIKA TERPADU DAN PETA NAVIGASI
PENERBANGAN

Sub Bagian 175 D. 1. Paket Informasi Aeronautika Terpadu


175.155 Publikasi Informasi Aeronautika (AIP)...... ............................ 29
175.160 Spesifikasi Umum Publikasi Informasi Aeronautika............... 29
175.165 Sistem Referensi Umum untuk Navigasi Penerbangan........... 32
175.170 Isi Buku AIP...........................................................................33
175.175 Spesifikasi AIP Amendment....................................................34
175.180 Spesifikasi AIP Supplement.....................................................35
175.185 Distribusi Buku AIP, AIP Amendment dan AIP Supplement..... 36
175.190 Buku Publikasi Informasi Aeronautika Elektronik eAIP)........ 36
175.195 Aeroautical Information Circular (A IQ ......................................36
175.200 Aeronautical Information Regulation and Control [AIRAC)........ 38
175.205 NOTAM...................................................................................40
175.210 Pre-flight Information dan Post-flight Information..................... 47

Sub Bagian 175 D. 2. Peta Navigasi Penerbangan


175.215 Jenis - jenis Peta Navigasi Penerbangan............................... 51
Sub Bagian 175 D. 3. Data Elektronik Terrain dan Obstacle
175.220 Cakupan Area dan Persyaratan Penyedia Data...................... 52
175.225 Isi, Spesifikasi Numerik dan Struktur Paket Data Terrain...... 54
175.230 Isi, Spesifikasi Numerik dan Struktur Paket Data Obstacle.... 54
175.235 Spesifikasi Produk data Obstacle dan Terrain........................ 54
Sub Bagian 175 D.4 Pemetaan Bandar Udara
175.240 Persyaratan Penyediaan Data Pemetaan Bandar Udara......... 57
175.245 Spesifikasi Produk Data Pemetaan Bandar Udara................. 58
175.250 Basis Data Pemetaan Bandar Udara - Isi Paket dan Struktur
Data.......................................................................................58
DAFTAR TAMBAHAN (APPENDIX)

A. Persyaratan Data Terrain dan Obstacle.................................................. 59


B. Klasifikasi Resolusi dan Integritas.......................................................... 66
C. Content Of The Aeronautical Information Publication (AIP)........................ 69
D. Informasi yang dipublikasi melalui AIRAC.............................................139
E. NOTAM .............................................................................................. 142
F. ASHTAM .............................................................................................. 148
G. SNOWTAM............................................................................................ 153
H. Predetermined Distribution System for NOTAM.......................................159
- 1 -

SUB BAGIAN 175. A Umum


175.005 Penerapan
Sub bagian ini memuat:
1. Standar Penyelenggaraan Pelayanan Informasi Aeronautika;
2. Sertifikasi Penyelenggara Pelayanan Informasi Aeronautika.

175.010 Pengertian
Bagian ini menjelaskan tentang:
1. Aerodrome adalah kawasan di daratan dan/atau perairan
dengan batas-batas tertentu yang hanya digunakan sebagai
tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas.
2. Aeronautical Information Circular (AIC) adalah
pemberitahuan yang berisi informasi yang tidak dapat
disebarluaskan melalui NOTAM atau untuk dicantumkan
dalam AIP, tetapi berkaitan dengan permasalahan
keselamatan penerbangan, navigasi penerbangan, teknis,
administratif atau legislatif.
3. Aeronautical Information Regulation and Control (AIRAC)
adalah sebuah sistem yang ditujukan untuk pemberitahuan
terlebih dahulu dengan berdasarkan kepada tanggal efektif,
keadaan yang memerlukan perubahan signifikan dalam
praktek operasi.
4. Aeronautical Message Handling Sistem (AMHS) adalah
standar untuk komunikasi aeronautika antara stasiun di
darat (contoh: pengiriman NOTAM, Flight Plan atau data
meteorologi) berdasarkan profil X.400 yang telah ditetapkan
oleh ICAO.
5. AIP Amendment adalah perubahan yang bersifat permanen
terhadap informasi yang terdapat pada AIP.
6. AIP Supplement adalah perubahan sementara dari informasi
yang terdapat pada AIP yang dipublikasikan dengan lembar
khusus.
7. Air Traffic Sermces Reporting Office (ARO) adalah unit
yang berfungsi untuk menerima laporan terkait dengan
pelayanan lalu lintas penerbangan dan pengajuan flight plan.
8. Akurasi adalah tingkat nilai yang diukur atau ditampilkan
oleh jasa pelayanan atau fasilitas sesuai nilai sebenernya.
- 2 -

9. Aplikasi (Application) adalah manipulasi dan pengolahan


data untuk mendukung kebutuhan pengguna.
10. Apron adalah suatu area bandar udara di darat yang telah
ditentukan untuk mengakomodasi pesawat udara dengan
tujuan naik turun penumpang, bongkar muat kargo,
penumpang, surat, pengisian bahan bakar, parkir atau
pemeliharaan pesawat udara.
11. Area Navigation (RNAV) adalah sebuah metode navigasi yang
memungkinkan pesawat terbang beroperasi pada jalur
penerbangan yang diinginkan sesuai dengan kemampuan dari
perlatan navigasi di darat ataupun ruang angkasa atau batas
kemampuan dari peralatan navigasi pesawat itu sendiri atau
kombinasi keduanya.
12. ASH NOTAM (ASHTAM) adalah sebuah seri NOTAM khusus
dengan format tertentu yang menginformasikan perubahan
aktifitas gunung berapi, erupsi dan awan abu vulkanik
gunung berapi yang dapat berpengaruh terhadap
pengoperasian pesawat udara.
13. Automatic Dependent Surveillance - Broadcast (ADS-B)
adalah suatu sistem pengamatan penerbangan dimana sistem
avionic suatu pesawat terbang memancarkan (broadcast)
informasi berupa posisi terbang, ketinggian terbang,
kecepatan terbang dan parameter lainnya secara lengkap dan
otomatis serta berkala (periodic).
14. Automatic Dependent Surveillance - Contract (ADS-C)
adalah teknologi pengamatan yang menggunakan pemancaran
informasi posisi oleh pesawat sebagai dasar pengamatan ADS
yang fungsinya similar dengan ADS-B hanya penggunaannya
yang berdasarkan kontrak.
15. Automatic Terminal Information Service (ATIS) adalah
penyediaan secara otomatis dari informasi rutin terkait
kedatangan dan keberangkatan pesawat selama 24 jam atau
bagian tertentu dari:
Data link-Automatic Terminal Information Service (D-ATIS)
adalah penyediaan ATIS melalui data link.
Voice-Automatic Terminal Information Service (Voice-ATIS)
adalah penyediaan ATI S yang dilakukan secara
berkelanjutan dan terus menerus melalui siaran suara.
16. Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan
dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat
pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun
penumpang, bongkar muat barang dan tempat perpindahan
intra dan antarmoda transportasi yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan serta
fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
17. Bandar Udara Internasional adalah bandar Udara yang
ditetapkan oleh negara anggota dimana bandar udara tersebut
berada/terletak sebagai suatu Bandar Udara kedatangan dan
keberangkatan untuk lalu lintas penerbangan internasional
dimana urusan formalitas Bea dan Cukai, Imigrasi, Kesehatan
Masyarakat, Karantina Hewan dan Tumbuhan, serta prosedur
serupa yang dilakukan.
18. Basis Data Pemetaan Bandar Udara [Aerodrome Mapping
Database (AMDB) ] adalah kumpulan data pemetaan bandar
udara yang diorganisir dan disusun sebagai kumpulan data
terstruktur.
19. Controller-Pilot Data Link Communications (CPDLC) adalah
istilah komunikasi antara pengatur lalu lintas penerbangan
dengan pilot menggunakan data link sebagai komunikasi ATC.
20. Cyclic Redundancy Check (CRC) adalah suatu algoritma
matematis yang diterapkan terhadap penyataan digitas data
yang memberikan suatu tingkat jaminan terhadap
kemungkinan perubahan atau kehilangan data.
21. Data Aeronautika adalah penggambaran dari fakta, konsep
atau intruksi aeronautika dengan cara formal yang sesuai
untuk komunikasi, interpretasi dan pemrosesan.
22. Data Geodetik adalah parameter minimum yang diperlukan
dalam menentukan lokasi dan orientasi dari suatu sistem
referensi local dengan memperhatikan sistem referensi global.
23. Data Pemetaan Bandar Udara [Aerodrome Mapping Data
(AMDJ\ adalah data yang dikumpulkan untuk tujuan kompilasi
informasi pemetaan bandar udara.
- 4 -

24. Data Set adalah kumpulan data yang dapat diidentifikasi.


25. Datum adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai
referensi atau dasar dalam perhitungan jumlah lainnya.
26. Daerah Manuver (Manoeuvring Area) adalah bagian dari
bandar udara yang digunakan untuk lepas landas (take-off),
pendaratan (landing) dan tcuding pesawat udara, tidak
termasuk apron.
27. Daerah Pergerakan (Movement Area) adalah bagian dari
bandar udara yang digunakan untuk lepas landas (take-off),
pendaratan (landing) dan taxiing pesawat udara, yang terdiri
dari daerah manuver dan apron.
28. Digital Blevation Model (EDM) adalah penggambaran
permukaan dari suatu terrain dengan nilai elevasi
berkelanjutan pada tiap intersection dari grid yang telah
ditentukan, dengan mengacu kepada datum secara umum.
29. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara.
30. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan
Udara.
31. Electronik AIP (e-AIP) adalah AIP yang diterbitkan dalam
format yang memungkinkan dapat ditampilkan pada layar
komputer dan memungkin untuk dilakukan pertukaran data
digital.
32. Fitur adalah penggambaran dari suatu fenomena dunia
nyata.
33. Flight Information Region (FIR) adalah suatu daerah dengan
dimensi tertentu dimana pelayanan informasi penerbangan
(flight information Services) dan pelayanan kesiagaan (alerting
Services) diberikan.
34. Flight Plan adalah informasi mengenai rencana penerbangan
yang berisi data tujuan, jenis penerbangan dan jenis pesawat
yang dipersiapkan untuk unit pelayanan lalu lintas udara.
35. Geoid adalah permukaan yang memiliki kesamaan dalam
bidang gaya tarik bumi yang berimpit dengan permukaan laut
rata-rata standar memanjang secara terus menerus ke
seluruh benua/daratan.
- 5 -

36. Height adalah jarak vertical dari suatu level, titik atau suatu
objek yang dipertimbangkan sebagai suatu titik yang dihitung
berdasarkan data tertentu.
37. Heliport adalah sejenis aerodrome atau area tertentu yang
digunakan sepenuhnya atau sebagian untuk kedatangan,
keberangkatan dan pergerakan helicopter.
38. Informasi Aeronautika adalah informasi yang didapatkan
dari pengumpulan, analisa dan pemformatan data
aeronautika.
39. Integritas (Data Aeronautika) adalah tingkatan atas suatu
jaminan bahwa data aeronautika dan nilainya tidak hilang
atau berubah/diubah sejak awal data tersebut diterbitkan
atau sejak dilakukan perubahan yang telah mendapat
otorisasi.
40. Jaminan Mutu adalah bagian dari manajemen mutu yang
berfokus memberikan jaminan terhadap pemenuhan
persyaratan mutu.
41. Kantor NOTAM Internasional adalah suatu unit yang
ditentukan untuk melakukan pertukaran NOTAM secara
Internasional.
42. Kawasan Identifikasi Pertahanan Udara [Air Defence
Identification Zone (ADIZJ\ adalah ruang udara tertentu di
atas daratan dan/atau perairan yang ditetapkan bagi
keperluan identifikasi pesawat udara untuk kepentingan
pertahanan keamanan negara.
43. Kawasan Udara Berbahaya (Danger Area) adalah kawasan
ruang udara yang membahayakan aktifitas penerbangan
pesawat udara yang bersifat sementara atau waktu tertentu.
44. Kawasan Udara Terbatas (Restricted Area) adalah Kawasan
udara dengan pembatasan bersifat tidak tetap dan hanya
dapat digunakan untuk operasi penerbangan tertentu
(pesawat udara TNI).
45. Kemampuan Penelusuran (Traceability) adalah kemampuan
untuk melacak sejarah, aplikasi atau lokasi dari segala
sesuatu hal yang dipertimbangkan.
46. Kendali mutu adalah bagian dari manajemen mutu yang
berfokus pada pemenuhan persyaratan mutu.
- 6 -

47. Klasifikasi Integritas adalah klasifikasi yang berdasarkan


pada potensi bahaya yang dihasilkan dari penggunaan data
yang korup. Data aeronautika diklasifikasi sebagai berikut:
a) untuk data rutin: menghindari korup data pada
keseluruhan proses pengolahan data;
b) untuk data penting: menjamin korup data tidak akan
terjadi di setiap tahap pada keseluruhan proses termasuk
proses tambahan yang diperlukan untuk mengatasi
potensi terjadinya risiko dalam pada keseluruhan sistem
guna untuk lebih menjamin integritas data pada
tingkatan ini;
c) untuk data kritis: menjamin korup data tidak akan
terjadi di setiap tahapan pada keseluruhan proses
termasuk proses tambahan yang menjamin integritas
untuk mengurangi dampak kesalahan yang diidentifikasi
melalui analisis dari keseluruhan sistem sebagai risiko
integritas data potensial.
48. Manajemen Informasi Aeronautika [Aeronautical
Information Management (AZM)] adalah pengelolaan
informasi aeronautika yang dinamis dan terintegrasi melalui
penyediaan dan pertukaran data aeronautika yang berkualitas
dan terjamin yang berkolaborasi dengan smua pihak terkait.
49. Manajemen Lalu Lintas Penerbangan [Air Traffic
Management [ATM)] adalah manajemen lalu lintas
penerbangan dan ruang udara terpadu termasuk pelayanan
lalu lintas penerbangan, manajemen ruang udara dan Air
Traffic Flow Management (ATFM) yang diperuntukkan untuk
menjamin keselamatan, ekonomis, dan efisiensi melalui
penyediaan fasilitas dan pelayanan yang selaras (seamless)
dengan melibatkan semua pihak termasuk airbome dan
ground-based functions.
50. Manajemen mutu adalah kegiatan yang terkoordinasi untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkenaan
dengan mutu.
51. Metadata adalah struktur yang menjelaskan tentang isi,
mutu, kondisi atau karakteristik lainnya dari sebuah data.
- 7 -

52. Minimum En-route altitude (MEA). Ketinggian pada segmen


en-route yang dimana tersedia informasi terkait dengan
fasilitas navigasi penerbangan dan komunikasi ATS, sesuai
dengan struktur ruang udara dan informasi terkait obstacle
yang diizinkan.
53. Minimum Obstacle Clearance Altitude (MOCA) adalah
ketinggian minimum dari segmen penerbangan tertentu yang
menyediakan informasi terkait obstacle yang diizinkan.
54. Mutu adalah tingkatan dari dari kumpulan karakteristik yang
melekat dalam memenuhi persyaratan.
55. Mutu Data adalah tingkatan kepercayaan bahwa data yang
disediakan sesuai dengan persyaratan yang ada dalam
penggunaan data terkait dengan akurasi, resolusi dan
integritas.
56. NOTAM adalah pemberitahuan yang disampaikan melalui
media telekomunikasi yang berisikan informasi terkait dengan
penerapan, kondisi atau perubahan dari fasilitas aeronautika,
pelayanan, prosedur atau bahaya yang diberikan secara tepat
waktu yang penting bagi personel yang berkepentingan
terhadap operasi penerbangan.
57. Obstacle adalah seluruh objek tetap (terlepas apakah
sementara atau permanen) dan bergerak atau bagian-
bagiannya yang berlokasi di daerah yang ditujukan untuk:
a. pergerakan permukaan (surface movement) pesawat
udara;
b. menjulang di atas suatu permukaan yang ditetapkan
untuk melindungi pesawat udara yang sedang terbang;
c. menjulang di luar dari permukaan tersebut dan dinilai
berbahaya untuk navigasi penerbangan.
58. Obstacle/Terrain Data Collection Surface adalah wilayah
tertentu yang digunakan untuk tujuan pengumpulan data
obstacle/ terrain.
59. Paket Informasi Aeronautika Terpadu adalah paket
informasi aeronautika baik dalam bentuk salinan kertas
maupun elektronik yang berisi elemen-elemen sebagai berikut:
AIP termasuk Amendment;
AIP Supplement;
- 8 -

NOTAM dan PIB;


AIC; dan
Daftar NOTAM yang masih berlaku.
60. Pelayanan Informasi Aeronautika (PIA) adalah Pelayanan
yang dibentuk pada suatu area yang telah ditetapkan dan
bertanggung jawab atas penyediaan data penerbangan dan
informasi aeronautika yang diperlukan untuk keselamatan,
keteraturan dan efisiensi navigasi penerbangan.
61. Pengumpulan Data (Assemble) adalah proses penggabungan
data dari berbagai sumber data kedalam database dan
menerapkan ketentuan untuk proses selanjutnya.
62. Performance-Based Communication (PBC) adalah
komunikasi yang didasarkan pada spesifikasi kemampuan
yang diterapkan pada pelayanan lalu lintas penerbangan.
63. Performance-Based Navigation (PBN) adalah area navigasi
dengan persyaratan kinerja bagi pesawat udara yang
beroperasi sepanjang ATS Route, prosedur pendekatan
instrument atau di dalam ruang udara yang ditentukan.
64. Performance - Based Surveillance (PBS) adalah pengawasan
berdasarkan pada spesifikasi dari kinerja yang diajukan
dalam menyediakan pelayanan lalu lintas penerbangan.
65. Peta Navigasi Penerbangan (Aeronautical Chart) adalah
peta yang dirancang untuk membantu navigasi pesawat
udara. Dengan menggunakan diagram dan alat lainnya, pilot
dapat menentukan posisinya, ketinggian yang aman, rute
terbaik ke tempat tujuan, bantuan navigasi di sepanjang
jalan, area pendaratan alternatif jika terjadi keadaan darurat
dalam penerbangan, dan informasi bermanfaat lainnya seperti
frekuensi radio dan batas wilayah udara.
66. Portrayal adalah penggambaran informasi kepada manusia.
67. Posisi (Geografis) adalah rangkaian koordinat (latitude dan
longitude) yang secara matematis menentukan posisi dari
suatu titik pada permukaan Bumi.
68. Pre-Flight Information Bulletin (PIB) adalah suatu penyajian
informasi NOTAM yang masih berlaku yang disiapkan sebelum
penerbangan.
- 9 -

69. Produk Publikasi Informasi Aeronautika adalah data


aeronautika dan informasi aeronautika yang disediakan dalam
bentuk bagian dari Paket Informasi Aeronautika Terpadu
(kecuali NOTAM dan PIB), termasuk peta penerbangan atau
dalam bentuk media elektronik yang sesuai.
70. Publikasi Informasi Aeronautika [Aeronautical
Information Publication (AIPJ\ adalah publikasi yang
dikeluarkan atas kewenangan dari Direktorat Jenderal dan
berisi informasi aktual yang diperlukan bagi navigasi
penerbangan.
71. Required Communication Performance (RCP) Specification
adalah persyaratan terkait penyediaan pelayanan lalu lintas
penerbangan dan berhubungan dengan peralatan ground,
kemampuan pesawat dan operasional yang dibutuhkan untuk
mendukung performance-based communication.
72. Required Surveillance Performance (RSP) Specification
adalah persyaratan terkait penyediaan pelayanan lalu lintas
penerbangan dan berhubungan dengan peralatan pada
ground, kemampuan pesawat dan kebutuhan operasional
untuk mendukung performance-based surveillance.
73. Produk Data adalah set data atau kumpulan set data yang
sesuai dengan spesifikasi produk data.
74. Resolusi adalah jumlah dari unit atau digit untuk
menentukan atau menghitung nilai yang ditentukan dan
digunakan.
75. SNOWTAM adalah NOTAM seri khusus yang
menginformasikan kondisi dari keberadaan atau kondisi
berbahaya yang disebabkan oleh salju, es atau genangan air
yang disebabkan hal-hal tersebutpada movement areadengan
menggunakan format khusus.
76. Spesifikasi Navigasi adalah suatu persyaratan pesawat udara
beserta awak untuk mendukung operasi Performance-Based
Navigation (PBN) pada suatu ruang udara. Terdapat 2 (dua)
jenis spesifikasi navigasi sebagai berikut:
Reguired Navigation Performance (RNP) Specification:
- 10 -

Spesifikasi navigasi berdasarkan area navigation (RNAV)


meliputi persyaratan untuk performance monitoring dan
alerting, diawali dengan RNP, contoh RNP 4, RNP APCH.
Area Navigation (RNAV) Specification:
Spesifikasi navigasi pada suatu area navigation (RNAV)
tidak termasuk persyaratan performance monitoring dan
alerting, diawali dengan RNAV, contoh RNAV 1, RNAV 5.
77. Spesifikasi Produk Data adalah uraian detail dari suatu set
data atau seri set data bersama dengan informasi
tambahannya yang akan memungkinkan hal tersebut untuk
diciptakan, diberikan kepada dan digunakan oleh pihak lain.
78. Stopway adalah suatu area bidang persegi panjang di darat
pada akhir/ujung dari Take-off Run Available (TORA) yang
dipersiapkan sebagai daerah yang memenuhi syarat dimana
pesawat udara dapat diberhentikan dalam hal lepas landas
yang dibatalkan.
79. Taxiing adalah pergerakan suatu pesawat udara dengan
tenaganya sendiri di permukaan suatu lapangan terbang tidak
termasuk pergerakan saat lepas landas dan mendarat.
80. Terrain adalah permukaan bumi yang meliputi kondisi
umum seperti gunung, bukit, pegunungan, lembah,
permukaan air, es dan salju permanen tidak termasuk
obstacle.
81. Teknisi adalah seseorang yang ditunjuk oleh Penyelenggara
pelayanan untuk melakukan satu atau beberapa tugas
sebagai berikut:
a. mengoperasikan fasilitas;
b. memelihara fasilitas;
c. melakukan pengukuran kinerja (performance check) dan
pengujian di darat (ground inspection).
82. Unit Pelayanan Informasi Bandar Udara adalah unit yang
dibentuk dengan maksud untuk memberikan pelayanan
publikasi informasi aeronautika, pelayanan pre-flight
information dan post-flight information pada wilayah kerja yang
menjadi tanggung jawabnya.
83. Unit Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan [A ir Traffic
Service (ATS) Unit] adalah istilah umum pelayanan lalu lintas
-1 1 -

penerbangan yang terdiri dari Air Traffic Control, Flight


Information Centre atau Air Traffic Services Reporting Office.
84. Validasi adalah kegiatan dimana suatu unsur data diperiksa
sebagaimana memiliki nilai yang sepenuhnya berlaku untuk
identitas yang diberikan kepada unsur data atau satu set
unsur data yang diperiksa untuk dapat diterima sebagai
tujuan mereka.
85. Verifikasi adalah kegiatan dimana nilai dari unsur data yang
ada saat ini diperiksa terhadap nilai asli yang disediakan.
86. VOLMET adalah informasi meteorologi untuk pesawat udara
yang sedang terbang.
Data link-VOLMET (D-VOLMET). Pemberian laporan
meteorologi rutin meteorology aerodrome (METAR) dan
laporan khusus meteorology aerodrome (SPECI),
Aerodrome Forecasts (TAF), SIGMET, special air-reports
yang tidak tercakup dalam SIGMET dan AIRMET dengan
data link jika tersedia.
VOLMET broadcast. Penyiaran METAR, SPECI, TAF dan
SIGMET dengan suara secara terus menerus dan
berulang - ulang.
87. Wilayah Kerja PIA Bandar Udara adalah mencakup Bandar
Udara dan Ruang Udara sesuai pembagian wilayah yang
ditetapkan oleh Penyelenggara Pelayanan.
175.015 Tujuan Pelayanan Informasi Aeronautika
a. Pemberian pelayanan informasi aeronautika bertujuan
menjamin alur data aeronautika dan informasi aeronautika
yang dibutuhkan untuk keselamatan, keteraturan, ekonomis
dan efisiensi sistem global Air Traffic Management (ATM) dengan
cara yang ramah lingkungan.
b. Peran dan pentingnya data aeronautika dan informasi
aeronautika berubah secara signifikan dengan penerapan Area
Navigation (RNAV), Performance Based Navigation (PBN), sistem
navigasi berbasis komputer udara, Airbome Computer-Based
Navigation Systems, Performance Based Communication (PBC),
Performance Based Surveillance (PBS), Data Link System and
Satelite Voice Communication (SATVOICE) kerusakan atau
kesalahan terhadap data aeronautika dan informasi
- 12 -

aeronautika dapat berpotensi mempengaruhi keselamatan


navigasi penerbangan.

175.020 Cakupan Wilayah


Penyelenggaraan Pelayanan Informasi Aeronautika harus
menjamin ketersediaan data aeronautika dan informasi
aeronautika yang mencakup:
1. seluruh wilayah teritorial Indonesia;
2. ruang udara yang dilayani termasuk wilayah-wilayah di atas
laut lepas,
dimana Indonesia bertanggung jawab atas penyediaan pelayanan
lalu lintas penerbangan.

175.025 Proses dan Informasi


a. Pelayanan informasi aeronautika memuat informasi tentang
fasilitas, prosedur, pelayanan di bandar udara dan ruang
udara;
b. Proses pelayanan informasi aeronautika meliputi kegiatan
menerima, mengumpulkan, menyusun, mengedit, memformat,
mempublikasikan, menyimpan dan mendistribusikan data
aeronautika dan informasi aeronautika sesuai cakupan wilayah
pelayanan informasi aeronautika sebagaimana dimaksud pada
butir 175.020.
c. Data aeronautika dan informasi aeronautika disediakan
sebagai Paket Informasi Aeronautika Terpadu dan Peta Navigasi
Penerbangan.

175.030 Jenis Pelayanan


a. Pelayanan informasi aeronautika diberikan oleh Penyelenggara
pelayanan.
b. Pelayanan informasi aeronautika terdiri atas:
1. Pelayanan pusat informasi aeronautika, meliputi:
a) pengelolaan dan pengajuan Publikasi Informasi
Aeronautika (AIP Amendment, AIP Supplement, AIC dan
Peta Navigasi Penerbangan) untuk dilakukan
pengesahan;
b) pengelolaan database data aeronautika, database
informasi aeronautika secara nasional dan database
- 13 -

publikasi informasi aeronautika negara lain yang


melakukan pertukaran.
2. Pelayanan Informasi Aeronautika Bandar Udara, meliputi:
a. pengolahan data aeronautika dan informasi aeronautika
serta Peta Navigasi Penerbangan sesuai dengan wilayah
kerjanya;
b. pengajuan Publikasi Informasi Aeronautika dan Peta
Navigasi Penerbangan;
c. pemberian pelayanan pre-flight information dan post-flight
information;
d. pengumpulan dan pengelolaan Electronic Terrain and
Obstacle Data (ETOD) Area 3 dan Area 4 sesuai wilayah
kerjanya.
(Untuk pengumpulan dan pengelolaan Electronic Terrain
and Obstacle Data (ETOD) Area 1 dan Area 2 dilakukan
oleh Direktorat Jenderal)
Pelayanan Informasi Aeronautika Bandar Udara
diselenggarakan dalam bentuk Pelayanan Informasi
Aeronautika Wilayah dan wajib memberikan pelayanan
informasi aeronautika sesuai dengan wilayah kerjanya.
3. Pelayanan NOTAM, meliputi:
a. penerbitan NOTAM/ASHTAM;
b. penerimaan dan pendistribusian NOTAM/ASHTAM/
SNOWTAM;
c. pengolahan dan sinkronisasi database NOTAM/
ASHTAM/ SNOWTAM;
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai Jenis Pelayanan Informasi
Aeronautika diatur dalam Peraturan Perundangan.

175.035 Fasilitas Pelayanan Informasi Aeronautika


a. Kelompok peralatan fasilitas pelayanan informasi aeronautika
diklasifikasikan menurut fungsinya terdiri dari:
1. fasilitas pelayanan pusat informasi aeronautika;
2. fasilitas pelayanan informasi aeronautika Bandar udara; dan
3. fasilitas pelayanan NOTAM.
b. Ketentuan lebih lanjut mengenai Fasilitas Pelayanan Informasi
Aeronautika diatur dalam Peraturan Perundang-undangan.
- 14 -

175.040 Spesifikasi Mutu Data


a. Akurasi
1. Merupakan persyaratan terhadap data aeronautika
sebagaimana dijelaskan pada Peraturan lain yang berlaku.
Terkait dengan hal tersebut, harus dilakukan
pengidentifikasian terhadap jenis posisi data meliputi:
a) titik hasil survey (runway thresholds, posisi alat bantu
navigasi penerbangan dan lain-lain);
b) titik hasil penghitungan (penghitungan matematis
terhadap titik hasil survey);
c) titik yang ditetapkan (misal batas-batas dari Flight
Information Region).
2. Persyaratan akurasi untuk Electronic Terrain and Obstacle
Data sebagaimana dimaksud pada Tambahan (Appendvc) A
Peraturan Menteri ini.
b. Resolusi
1. Merupakan persyaratan terhadap resolusi publikasi data
aeronautika yang harus sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada Tambahan (.Appendvc) B.
2. Resolusi fitur data yang terdapat dalam database harus
sesuai dengan persyaratan akurasi data.
3. Resolusi fitur data yang terdapat dalam database harus
sama atau lebih baik daripada resolusi publikasi.
c. Integritas
1. Klasifikasi integritas data aeronautika harus sesuai
sebagaimana ditentukan dalam tabel Tambahan (Appendvc)
B.
2. Integritas data aeronautika harus dipertahankan dalam
setiap proses data mulai dari hasil survey/asal data sampai
dengan distribusi ke pengguna yang dimaksud (pengguna
yang menerima informasi aeronautika dari Penyelenggara
pelayanan informasi aeronautika).
3. Berdasarkan klasifikasi integritas yang berlaku, prosedur
validasi dan verifikasi harus:
a) untuk data rutin: menghindari kerusakan data pada
keseluruhanproses pengolahan data;
- 15 -

b) untuk data penting: menjamin kerusakan data tidak


akan terjadi pada setiap tahap dari keseluruhan proses
termasuk proses tambahan yang diperlukan untuk
mengatasi potensi terjadinya risiko dalam pada
keseluruhan sistem guna untuk lebih menjamin
integritas data pada tingkatan ini;
c) untuk data kritis: menjamin korup data tidak akan
terjadi di setiap tahapan pada keseluruhan proses
termasuk proses tambahan yang menjamin integritas
untuk mengurangi dampak kesalahan yang
diidentifikasi melalui analisis dari keseluruhan sistem
sebagai risiko integritas data potensial.
4. Kesalahan dalam seluruh proses dapat dikurangi dengan
teknik jaminan mutu data tambahan yang mungkin
diperlukan. Hal ini dapat mencakup tes aplikasi untuk data
penting (Contoh untuk flight check); penggunaan keamanan,
logika, semantik, perbandingan, dan pengulangan
pemeriksaan; deteksi kesalahan digital; dan kualifikasi
sumber daya manusia serta alat proses seperti perangkat
keras dan perangkat lunak.
5. Metode distribusi kepada pengguna yang dapat digunakan
berupa:
a) Distribusi fisik, distribusi data aeronautika dan
informasi aeronautika melalui pengiriman paket fisik,
seperti layanan pos; atau
b) Distribusi elektronik langsung, distribusi data
aeronautika dan informasi aeronautika secara otomatis
melalui penggunaan koneksi elektronik kepada
pengguna informasi.
6. Setiap metode distribusi dan media data yang digunakan
harus memiliki prosedur untuk memastikan mutu data
sesuai dengan yang dipersyaratkan.

175.045 Metadata
a. Metadata harus dikumpulkan untuk proses dan titik
pertukaran data aeronautika. Metadata yang terkumpul harus
diterapkan pada seluruh mata rantai data dan/atau informasi
- 16 -

aeronautika, dimulai dari survei/ sumber data sampai dengan


distribusi ke pengguna.
b. Metadata yang dikumpulkan harus mencakup, minimal:
1. nama organisasi atau badan yang melakukan setiap
tindakan pembuatan, pengiriman, atau manipulasi data;
2. tindakan yang dilakukan; dan
3. tanggal dan waktu tindakan dilakukan.

175.050 Perlindungan Data


a. Data Aeronautika dan set data harus dilindungi sesuai dengan
deteksi kesalahan data, keamanan, dan pembuktian keaslian.
b. Elektronik aeronautika data set harus dilindungi dengan
dimasukkan dalam data set 32bit cyclic redundancy check
(CRC) yang dilakukan oleh aplikasi terkait data set. Hal ini
berlaku untuk melindungi semua tingkat integritas data set
seperti yang ditentukan dalam 175.040 huruf c.
c. Persyaratan ini tidak berlaku untuk sistem komunikasi yang
digunakan untuk transfer data set.
d. Pedoman penggunaan algoritma CRC 32-bit untuk menerapkan
perlindungan elektronik set data aeronautika diatur lebih
lanjut dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

175.055 Penggunaan Otomatisasi


a. Otomatisasi harus diimplementasikan dengan tujuan
meningkatkan kecepatan, kualitas, efisiensi dan efektivitas
biaya pelayanan informasi aeronautika;
b. Penyelenggara pelayanan harus memastikan data aeronautika
dan informasi aeronautika tetap konsisten jika disediakan
dalam berbagai format.
c. Dalam rangka memenuhi persyaratan mutu data, otomatisasi
harus:
1. menggunakan pertukaran data aeronautika digital antara
pihak yang terlibat dalam rantai pengolahan data; dan
2. menggunakan model pertukaran informasi aeronautika dan
model pertukaran data yang didesain agar kompatibel
secara global.
d. Model Informasi aeronautika yang digunakan harus mencakup
data aeronautika dan informasi aeronautika untuk ditukar.
- 17 -

e. Model informasi aeronautika yang digunakan harus:


1. menggunakan Unified Modelling Language (UML) untuk
menggambarkan fitur, sifat, asosiasi dan jenis data
informasi aeronautika;
2. mencakup batasan nilai data dan aturan verifikasi data;
3. mencakup ketentuan untuk metadata sebagaimana
ditentukan dalam 175.040; dan
4. termasuk model sementara untuk dapat menangkap evolusi
sifat-sifat fitur suatu informasi aeronautika selama siklus
hidupnya.
f. Model pertukaran data aeronautika yang digunakan harus:
1. menerapkan format encoding data yang umum digunakan;
2. mencakup semua kelas, atribut, tipe data dan asosiasi dari
model informasi aeronautika sesuai sebagaimana yang
tercantum dalam huruf e; dan
3. memberikan suatu mekanisme tambahan dimana kelompok
pengguna dapat menambah sifat fitur yang ada dan
menambahkan fitur baru yang tidak merugikan
standarisasi global.
4. penggunaan format data encoding yang umum berfungsi
untuk menjamin interoperabilitas pertukaran data
aeronautika antara lembaga dan organisasi yang terlibat
dalam rantai pengolahan data.
5. contoh format data encoding umum antara lain Extensible
Markup Language (XML), Geografi Markup Language (GML),
dan JavaScript Object Notation (JSON).

175.060 Pemeliharaan Dokumen


a. Dokumen-dokumen berikut harus dipertahankan
kemutakhirannya oleh penyelenggara pelayanan:
1. Manual Operasi;
2. Manual Teknik yang digunakan disetiap peralatan;
3. buku Al P termasuk AIP Amendment, AIP Supplement dan
AIC;
4. dokumen-dokumen terkait peraturan perundangan -
undangan;
5. dokumen-dokumen terkait lainnya.
- 18 -

b. Untuk huruf a, dokumen harus tetap dipertahankan


kemutakhirannya, dengan:
1. memuat seluruh amandemen yang telah disetujui; dan
2. memuat tanggal:
a) pembuatan dokumen; atau
b) tanggal revisi terbaru dokumen tersebut; dan
3. mencantumkan nama orang yang bertanggung) awab
terhadap perubahan dokumen; dan
4. mencantumkan identitas orang yang diberikan otorisasi.
c. Untuk a angka 2, Manual Teknik adalah dokumen selain
dokumen manual operasi yang berisi tentang informasi teknik
cara pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas dari perusahaan
pembuat.
d. Penyelenggara pelayanan harus menjamin bahwa:
1. dokumen asli tersimpan dengan aman dan memelihara
master salinan manual operasi;
2. memelihara daftar distribusi dokumen;
3. salinan dokumen disediakan tempat untuk menampung
amandemen;
4. dokumen-dokumen yang telah diganti dikeluarkan. Dan
5. menjamin setiap pemegang salinan dokumen menerima
setiap amandemen dari dokumen dimaksud.
e. Dokumen yang diarsipkan harus disimpan sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun, sehingga dapat dilihat lagi untuk
keperluan investigasi keselamatan penerbangan.
f. Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemeliharaan Dokumen
diatur dalam Peraturan Perundangan.

175.065 Hak Cipta


a. Setiap produk publikasi informasi aeronautika yang diterbitkan
atas nama Direktorat Jenderal tidak dapat diproduksi,
diperbanyak, ditambah, diubah dan dihapus sebagian atau
seluruhnya kecuali atas persetujuan Direktur Jenderal.
b. Direktur Jenderal dan penyelenggara pelayanan tidak dapat
memperbanyak sebagian atau seluruhnya setiap produk
publikasi informasi aeronautika dari negara lain kecuali
mendapat persetujuan dari negara tersebut.
- 19 -

SUB BAGIAN 175.B SERTIFIKASI PENYELENGGARA PELAYANAN


175.070 Jenis Sertifikasi Pelayanan Informasi Aeronautika
Sertifikasi penyelenggara pelayanan informasi aeronautika terdiri
dari:
1. sertifikasi unit pelayanan pusat informasi aeronautika;
2. sertifikasi unit pelayanan informasi aeronautika bandar udara;
dan
3. sertifikasi unit pelayanan NOTAM.

175.075 Permohonan sebagai Penyelenggara Pelayanan Informasi


Aeronautika
a. Permohonan untuk menyelenggarakan pelayanan informasi
aeronautika hanya dapat diajukan oleh suatu Badan Hukum
Indonesia;
b. Badan Hukum yang mengajukan permohonan sebagai
Penyelenggara Pelayanan Informasi Aeronautika, harus
melengkapi persyaratan sebagai berikut:
1. surat permohonan tertulis kepada DirekturJenderal;
2. melengkapi formulir pengajuan; dan
3. melampirkan salinan Manual Operasi yang dibuat pemohon
sebagai Penyelenggara pelayanan;
c. Manual Operasi sebagaimana dimaksud pada huruf b angka
3 (tiga) di atas mencakup pelayanan sebagai berikut:
1. Pelayanan Pusat Informasi Aeronautika;
2. Pelayanan Informasi Aeronautika Bandar Udara;
3. Pelayanan NOTAM.
d. Sertifikasi penyelenggara pelayanan informasi aeronautika
meliputi tahapan sebagai berikut:
1. tahapan pemeriksaan, meliputi:
a) verifikasi dokumen;
b) verifikasi teknis/fisik.
2. tahapan evaluasi hasil pemeriksaan;
3. tahapan pengambilan keputusan.
e. Sertifikasi diberikan kepada pemohon apabila:
1. pemohon memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
pada huruf b; dan
- 20 -

2. pemohon memenuhi persyaratan tambahan sebagaimana


yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
f. Waktu Pengambilan Keputusan
1. Direktur Jenderal secara tertulis akan memberikan
keputusan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak
seluruh tahapan proses sertifikasi selesai dilaksanakan.
2. Jika Direktur Jenderal meminta informasi/dokumen
tambahan maka jangka waktu pemenuhan informasi
tambahan dari pemohon tidak dihitung sebagai waktu yang
ditetapkan di dalam angka 1 (satu) di atas.
g. Surat Keputusan
Surat Keputusan yang disampaikan secara tertulis kepada
Pemohon memuat hal-hal sebagai berikut:
1. hasil keputusan; dan
2. dalam hal permohonan ditolak, maka Direktur Jenderal
wajib menyampaikan alasan penolakan permohonan.
h. Pemberlakuan Sertifikat
Sertifikat berlaku sejak tanggal ditetapkan.
i. Perubahan Sertifikat
1. Direktur Jenderal dapat merubah Sertifikat untuk alasan
kepentingan keselamatan navigasi penerbangan.
2. Direktur Jenderal harus memberikan catatan tertulis
kepada penyelenggara pelayanan sehubungan penentuan
atau perubahan, dengan alasan yang dapat diterima dan
memberikan kesempatan kepada pemohon untuk
memberikan tanggapan dalam jangka waktu tertentu.
3. Perubahan sebagaimana dimaksud dimaksud pada angka
1 (satu) berlaku pada saat keputusan ini ditetapkan.
j. Pencabutan Sertifikat Atas Permintaan Penyelenggara
Pelayanan
1. Direktur Jenderal dapat mencabut sertifikat penyelenggara
pelayanan berdasarkan permintaan tertulis dari pemegang
sertifikat.
2. Pencabutan mulai berlaku sejak permintaan disetujui oleh
Direktur Jenderal.
- 21 -

k. Kewenangan Direktur Jenderal untuk Merubah Manual Operasi


1. Untuk keselamatan navigasi penerbangan, Direktur
Jenderal dapat secara langsung menyampaikan secara
tertulis kepada penyelenggara pelayanan untuk merubah
manual operasi, dalam jangka waktu yang ditetapkan.
2. Direktur Jenderal dapat memperpanjang jangka waktu yang
telah ditetapkan pada angka 1 melalui pemberitahuan
tertulis.
3. Jika penyelenggara pelayanan tidak memenuhi petunjuk
yang diberikan, maka manual operasi tidak berlaku.
4. Setelah memenuhi petunjuk yang diberikan, pemegang
sertifikat harus memberikan salinan manual operasi yang
telah perbaharui kepada Direktur Jenderal untuk dapat
disahkan dan diberlakukan kembali.
l. Sertifikat
1. Jika Direktur Jenderal menyetujui pemohon sebagai
penyelenggara pelayanan, Direktorat Jenderal akan
mengeluarkan sertifikat kepada pemohon yang berisi:
a) nama penyelenggara pelayanan informasi aeronautika
yang diberikan sertifikat;
b) kewenangan pelayanan;
c) kondisi-kondisi yang terkait dengan sertifikasi;
d) masa berlakunya sertifikat; dan
e) informasi tambahan dari Direktorat Jenderal.
2. Sertifikat berlaku sejak tanggal ditetapkan dan sepanjang
masih memberikan pelayanan dan/atau sampai dinyatakan
adanya pembekuan, penarikan atau pembatalan oleh
Direktur Jenderal;
3. Sertifikat akan dievaluasi setiap 5 (lima) tahun.
4. Setiap ada perubahan pelayanan, penyelenggara pelayanan
harus mengajukan perubahan Sertifikat.
5. Direktur Jenderal dapat mengeluarkan sertifikat penganti
jika terdapat kesalahan atau kerusakan atau kehilangan
pada sertifikat tersebut.
6. Direktur Jenderal harus mengeluarkan sertifikat pengganti
jika menyetujui perubahan pelayanan.

m. Pengembalian Sertifikat Jika Sertifikat Dicabut


- 22 -

Jika sertifikat di cabut, Badan Hukum yang telah menjadi


penyelenggara pelayanan harus segera mengembalikan
sertifikat ke Direktur Jenderal.
n. Ketentuan lebih lanjut mengenai Sertifikasi Penyelenggaraan
Pelayanan Informasi Aeronautika dan Manual Operasi diatur
dalam Peraturan Perundangan.

175.080 Kewajiban Penyelenggara Pelayanan Informasi Aeronautika


1. Penyelenggara pelayanan wajib memastikan bahwa setiap
pelayanan yang diselenggarakan sesuai dengan manual operasi
dan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Melaporkan segala perubahan pada pelayanan informasi
aeronautika yang diselenggarakan kepada Direktorat Jenderal.

175.085 Sanksi Administratif


1. Pemegang Sertifikat Penyelenggara Pelayanan Informasi
Aeronautika yang melanggar ketentuan dikenakan sanksi
administratif berupa:
a) peringatan;
b) pembekuan sertifikat;
c) pencabutan sertifikat; dan
d) denda administrasi.
2. Ketentuan lebih lanjut terkait dengan pengenaan denda
administratif sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu)
huruf d diatur sesuai dengan Peraturan Perundangan.

SUB BAGIAN 175.C KETENTUAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN


175.090 Ketentuan Pelayanan
a. Pelayanan informasi aeronautika wajib diselenggarakan sesuai
dengan:
1. sertifikasi; dan
2. manual operasi penyelenggara pelayanan.
b. Huruf a tidak berlaku untuk pelayanan informasi aeronautika
yang diselenggarakan dalam keadaan darurat.

175.095 Tanggung Jawab dan Fungsi Pelayanan


a. Pelayanan informasi aeronautika harus memastikan bahwa
data aeronautika dan informasi aeronautika yang diperlukan
- 23 -

untuk keamanan, keteraturan atau efisiensi navigasi


penerbangan tersedia dalam bentuk yang sesuai dengan
persyaratan operasional komunitas manajemen lalu lintas
penerbangan (ATM), termasuk:
1. kebutuhan operasional penerbangan termasuk kebutuhan
flight crews, flight planning, flight simulators; dan
2. ATS unit yang bertanggung jawab memberikan pre-flight
information dan flight information Service.
b. Sumber data aeronautika dan informasi aeronautika dapat
diperoleh antara lain dari:
1. Penyelenggara Navigasi Penerbangan;
2. Pelayanan Informasi Aeronautika negara lain;
3. Penyelenggara Bandar Udara;
4. Penyelenggara Angkutan Udara;
5. Pihak Militer dan Polri;
6. Kantor Pelayanan Meteorologi;
7. Bea dan Cukai;
8. Karantina Tumbuhan dan Hewan;
9. Imigrasi;
10. BASARNAS;
11. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi; dan
12. Unit dan/atau Instansi lain yang terkait.
c. Data aeronautika dan informasi aeronautika yang diperoleh
dari sumber data sebagaimana dimaksud pada huruf b
nomor 2 (dua), jika didistribusikan harus diidentifikasi dengan
jelas dan mendapatkan otoritas dari negara asal.
d. Data aeronautika dan informasi aeronautika yang diperoleh
dari huruf b selain nomor 2 (dua) di atas sebelum
didistribusikan harus diverifikasi, jika tidak pada saat
didistribusikan harus dapat diidenfikasikan dengan jelas.
e. Penyelenggara pelayanan harus membuat surat perjanjian
dengan sumber data aeronautika dan informasi aeronautika
untuk menjamin mutu data aeronautika dan informasi
aeronautika;
f. Penyelenggara pelayanan harus memiliki moda komunikasi dan
terhubung dengan sumber data;
- 24 -

g. Pelayanan informasi aeronautika harus segera menyediakan


data aeronautika dan informasi aeronautika yang dibutuhkan
oleh negara lain untuk keselamatan, keteraturan atau efisiensi
navigasi penerbangan yang dipersyaratkan oleh negara lain,
agar memungkinkan mereka mematuhi 175.045 huruf a.
h. Apabila pelayanan informasi aeronautika sebagaimana
dimaksud pada 175.030 huruf b tidak diberikan dalam waktu
24-jam, maka pelayanan harus tetap tersedia selama pesawat
udara melakukan penerbangan di dalam wilayah tanggung
jawabnya, ditambah sekurang-kurangnya 2 (dua) jam sebelum
dan sesudah pesawat udara berada di wilayahnya tersebut.

175.100 Gangguan Pelayanan


a. Peraturan ini berlaku pada saat pelayanan informasi
aeronautika mengalami gangguan atau jika penyelenggara
pelayanan mengetahui bahwa akan terjadi gangguan.
b. Penyelenggara pelayanan dapat memberitahukan tentang
gangguan pelayanan kepada pengguna.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai Gangguan Pelayanan
Informasi Aeronautika diatur dalam Peraturan Perundangan.

175.105 Perubahan Pelayanan oleh Penyelenggara Pelayanan


a. Peraturan ini berlaku jika penyelenggara pelayanan
menginginkan perubahan pelayanan informasi aeronautika
(termasuk dengan menyelenggarakan pelayanan tambahan):
1. pelayanan informasi aeronautika yang diberikan oleh
penyelenggaraan pelayanan dilarang melebihi sertifikat
yang diberikan; atau
2. pemberitahuan segera kepada Direktorat Jenderal terkait
dengan persyaratan yang harus dipenuhi dalam Sistim
Manajemen Keselamatan yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
b. Sebelum melaksanakan perubahan pelayanan, penyelenggara
pelayanan harus:
1. melakukan safety assesment dan melaporkan hasilnya
kepada Direktur Jenderal;
2. menyiapkan draft amandemen Manual Operasi atas
perubahan pelayanan; dan
- 25 -

3. mengirimkan salinan amandemen perubahan pelayanan


kepada Direktur Jenderal.
c. Manual Operasi harus menjelaskan prosedur untuk perubahan
pelayanan dimaksud.
d. Perubahan pelayanan yang telah memenuhi huruf b, perlu
segera mendapat persetujuan Direktur Jenderal.
e. Jika Direktur Jenderal menyetujui draf amandemen Manual
Operasi, penyelenggara pelayanan harus melakukan hal
sebagai berikut:
1. menggabungkan amandemen ke dalam Manual Operasi;
dan
2. segera melaksanakan perubahan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundangan.

175.110 Pertukaran Paket Informasi Aeronautika Terpadu


a. Direktorat Jenderal menunjuk Unit Penyelenggara Pelayanan
Pusat Informasi Aeronautika untuk menerima seluruh elemen
paket informasi aeronautika terpadu yang dibuat/diterbitkan
oleh negara lain.
b. Pelayanan informasi aeronautika harus mengatur kebutuhan
persyaratan operasional di dalam penerbitan dan penerimaan
NOTAM yang didistribusikan melalui telekomunikasi.
c. Penyelenggara pelayanan harus menjalin komunikasi langsung
dengan Penyelenggara pelayanan informasi aeronautika Negara
lain dalam hal pemenuhan pelaksanaan pertukaran data
aeronautika dan informasi aeronautika internasional.
d. Direktorat Jenderal dan/atau Penyelenggara pelayanan harus
memberikan satu salinan Paket Publikasi Informasi
Aeronautika terpadu kepada Negara anggota ICAO yang
membutuhkan untuk memberikan pelayanan informasi
aeronautika tanpa dipungut biaya.
e. Direktorat Jenderal dan/atau Penyelenggara pelayanan dapat
melakukan pertukaran lebih dari satu salinan paket informasi
aeronautika terpadu dan dokumen navigasi penerbangan
lainnya, dalam bentuk kertas dan/atau bentuk digital, diatur
dengan perjanjian antar kedua negara anggota ICAO.
- 26 -

f. Negara lain yang bukan anggota ICAO atau entitas yang ingin
mendapatkan data aeronautika dan informasi, aeronautika
termasuk elemen paket informasi aeronautika terpadu, dan
dokumen navigasi penerbangan lainnya, dalam bentuk kertas
dan/atau bentuk digital, harus melalui perjanjian tersendiri
dengan Direktur Jenderal dan/atau penyelenggara pelayanan.
g. Penyelenggara Pelayanan harus melaporkan kegiatan
pertukaran Paket Publikasi Informasi Aeronautika Terpadu
yang dilakukan dengan Negara anggota ICAO kepada Direktur
Jenderal.

175.115 Manajemen Informasi Aeronautika


Sumber daya dan proses manajemen informasi yang ditetapkan
dalam pelayanan informasi aeronautika harus memadai guna
memastikan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, integrasi,
pertukaran dan pengiriman data aeronautika dan informasi
aeronautika yang tepat waktu dan terjamin mutunya dalam sistem
manajemen lalu lintas penerbangan (ATM System).

175.120 Sistem Manajemen Mutu


a. Penyelenggara pelayanan wajib menerapkan dan
mempertahankan sistem manajemen mutu pada setiap
tahapan fungsi pelayanan informasi aeronautika dengan
prinsip International Organization for Standardization (ISO)
seri 9000 mengenai standar jaminan mutu yang tertuang
dalam Dokumen Manual Mutu.
b. Dokumen Manual Mutu harus mendapatkan persetujuan dari
Direktur Jenderal.
c. Penyelenggara pelayanan wajib membuat kesepakatan bersama
untuk menjamin mutu data yang digunakan dalam mengelola
rantai data (data chain) aeronautika.
d. Penyelenggara pelayanan harus mengidentifikasi kompetensi,
pengetahuan, pelatihan dan keterampilan dari setiap fungsi.
e. Penyelenggara pelayanan harus melaksanakan pelatihan bagi
setiap personel sesuai dengan fungsi yang menjadi tanggung
jawabnya.
f. Penyelenggara pelayanan harus mempertahankan catatan
pelatihan bagi setiap personel.
- 27 -

g. Penyelenggara pelayanan harus melaksanakan performance


check sebagai sarana untuk mendeteksi dan memperbaiki
kekurangan yang ada.
h. sistem manajemen mutu harus mencakup kebijakan, proses
dan prosedur termasuk penggunaan metadata untuk
memastikan dan memverifikasi bahwa data aeronautika dapat
ditelusuri pada keseluruhan rangkai data aeronautika sehingga
ketidaksesuaian atau kesalahan data pada suatu rangkai data
dapat teridentifikasi penyebab kesalahan, tindakan perbaikan
dan komunikasikan dengan pihak terkait.
i. sistem manajemen mutu harus memberikan jaminan dan
keyakinan kepada pengguna bahwa data aeronautika dan
informasi aeronautika yang didistribusikan memenuhi
persyaratan kualitas data (akurasi, resolusi dan integritas)
sebagaimana dimaksud pada Tambahan (Appendvc) B dan
ketentuan penelusuran data sesuai dengan ketentuan
metadata sebagaimana dimaksud pada 175.110.
j. Sistem manajemen mutu harus memberikan jaminan bahwa
waktu penerapan data aeronautika dan informasi aeronautika
oleh pengguna sesuai dengan tanggal distribusi yang telah
disepakati.
k. Penyelenggara pelayanan harus melakukan internal audit
terhadap penerapan sistem manajemen mutu. Jika
ditemukenali ketidaksesuaian, tindakan awal untuk
memperbaiki harus dilakukan sesegera mungkin. Hasil internal
audit dan tindakan yang dilakukan harus dapat dibuktikan
dan terdokumentasi dengan baik.
l. Ketentuan lebih lanjut mengenai Sistem Manajemen Mutu
Pelayanan Informasi Aeronautika diatur dalam Peraturan
Perundangan.

175.125 Validasi dan Verifikasi Data Aeronautika dan Informasi


Aeronautika
a. Bahan yang akan diterbitkan sebagai bagian dari paket
informasi aeronautika terpadu dan Peta Navigasi Penerbangan
harus benar-benar diperiksa dan dikoordinasikan dengan
layanan yang bertanggung jawab sebelum diserahkan ke
- 28 -

Penyelenggara pelayanan guna memastikan bahwa semua


informasi yang diperlukan telah dimasukkan dan benar secara
rinci sebelum didistribusikan;
b. Penyelenggara pelayanan harus menetapkan prosedur verifikasi
dan validasi untuk menjamin bahwa penerimaan data
aeronautika dan informasi aeronautika memenuhi persyaratan
mutu (akurasi, resolusi, integritas dan ketertelusuran/
traceability data aeronautika) terpenuhi.
1. Prosedur verifikasi dilakukan bertujuan untuk memastikan
pemenuhan terhadap kriteria yang berlaku;
2. Prosedur validasi dilakukan bertujuan untuk membuktikan
bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem,
perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam
proses publikasi ataupun pengawasan mutu akan mencapai
hasil yang diinginkan;
3. Prosedur verifikasi dan validasi harus dilakukan oleh
personel pelayanan informasi aeronautika yang berwenang.

175.130 Pengesahan Publikasi Informasi Aeronautika


Pengesahan publikasi AIP Amendment, AIP Supplement, AIC dan
Peta Navigasi Penerbangan dilakukan oleh Direktur atas nama
Direktur Jenderal.

175.135 Sistem Manajemen Keselamatan


Sistem manajemen keselamatan harus diterapkan dan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.

175.140 Program Keamanan


Penyelenggara pelayanan harus memiliki dan menerapkan program
keamanan yang wajib dimuat dalam manual operasi, sebagaimana
sesuai ketentuan perundang-undangan.

175.145 Faktor Manusia


a. Penyelenggara pelayanan dalam menentukan desain, isi,
pengolahan dan distribusi data aeronautika dan informasi
aeronautika harus mempertimbangkan prinsip-prinsip faktor
manusia yang memfasilitasi pemanfaatan secara optimal.
- 29 -

b. Pertimbangan terhadap integritas informasi dimana interaksi


manusia diperlukan dan langkah-langkah mitigasi yang
diambil terhadap risiko yang teridentifikasi.
c. Hal ini dapat dicapai melalui desain sistem, melalui prosedur
operasi atau melalui perbaikan dalam lingkungan operasi.

175.150 Personel Pelayanan Informasi Aeronautika


a. Penyelenggara pelayanan harus memiliki personel dengan
kualifikasi sebagaimana yang ditetapkan pada Peraturan
Perundangan;
b. Penyelenggara pelayanan harus memastikan pengembangan
dan peningkatan kompetensi dari personel pelayanan informasi
aeronautika;
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai Personel Pelayanan Informasi
Aeronautika diatur dalam Peraturan Perundangan.

SUB BAGIAN 175. D KETENTUAN PAKET PUBLIKASI INFORMASI


AERONAUTIKA TERPADU DAN PETA NAVIGASI
PENERBANGAN

Sub Bagian 175. D 1 Paket Informasi Aeronautika Terpadu


175.155 Publikasi Informasi Aeronautika (AIP)
a. Buku AIP diterbitkan untuk memenuhi persyaratan
Internasional dalam pertukaran informasi aeronautika yang
penting terhadap navigasi penerbangan dalam bentuk dan
format tertentu guna memudahkan dalam penggunaannya.
b. Buku AIP merupakan informasi yang bersumber dari informasi
permanen dan perubahan-perubahan sementara yang
berjangka waktu panjang.

175.160 Spesifikasi Umum Publikasi Informasi Aeronautika


a. Setiap elemen dari paket terpadu informasi aeronautika dan
Peta Navigasi Penerbangan yang dipublikasikan dan
didistribusikan baik nasional maupun internasional harus
dalam bahasa Inggris dan mudah dipahami;
b. Nama tempat harus disebutkan dalam bahasa lokal/nasional,
dan dengan huruf latin;
- 30 -

c. Standar satuan ukur yang digunakan dalam pelayanan informasi


aeronautika harus sesuai dengan peraturan lain yang berlaku;
d. Singkatan dan kode yang digunakan dalam pelayanan informasi
aeronautika harus tepat dan sesuai dengan peraturan lain yang
berlaku;
e. Buku AIP harus self-contained dan harus terdapat daftar isi.
f. Setiap bagian atau volume dalam buku AIP harus menunjukkan
informasi yang dapat ditemukan di bagian atau volume lainnya;
g. Buku AIP tidak boleh terdapat duplikasi informasi;
h. Buku AIP harus dipublikasikan dalam bentuk halaman lepas
(loose-leaj) kecuali jika publikasi lengkap diterbitkan kembali pada
interval yang sering;
i. Buku AIP harus diberi tanggal, diterbitkan dalam bentuk halaman
lepas (loose-leaj), setiap halaman harus diberi tanggal. Tanggal
tersebut terdiri dari hari, bulan (nama bulan) dan tahun, yang
menunjukan tanggal publikasi atau tanggal mulai berlakunya
informasi tersebut;
j. Daftar yang menunjukan tanggal dari masing-masing halaman
buku AIP yang masih berlaku harus diterbitkan dalam interval
waktu tertentu untuk membantu pengguna buku AIP dalam
memelihara keaktualan informasi. Nomor halaman atau judul
peta dan daftar tanggal dari daftar tersebut harus dicantumkan
dalam daftar tersebut;
k. Buku AIP diterbitkan dalam beberapa volume dan setiap halaman
dibuat dalam bentuk halaman lepas (loose-leaj) harus diberi
catatan agar menunjukkan dengan jelas:
1) identitas AIP;
2) wilayah yang dicakup dan subdivisi bila diperlukan;
3) identifikasi Direktur Jenderal dan penyelenggara pelayanan;
4) nomor halaman/judul grafik;
5) tingkat reliabilitas jika informasinya diragukan.
l. Ukuran lembaran buku AIP sebaiknya tidak lebih dari
210 x 297 mm, apabila terdapat lembaran yang lebih besar dari
ukuran tersebut maka dapat dilipat sesuai dengan ukuran
tersebut;
m. Semua perubahan pada buku AIP, atau informasi baru yang
dicetak harus diberi simbol atau tanda tertentu;
- 31 -

n. Perubahan penting atas buku AIP yang berpengaruh terhadap


operasional penerbangan harus dipublikasikan dengan prosedur
AIRAC dan publikasinya ditunjukkan dengan akronim AIRAC;
o. Buku AIP diamandemen atau diterbitkan kembali pada interval
waktu tertentu untuk menjaga agar informasi tetap akurat;
p. Menjaga keaktualan informasi dengan hand amendement dan
pemberian tanda pada isi buku AIP harus diminimalisasi;
q. Cara untuk mengamandemen buku AIP adalah dengan mengganti
lembaran halaman dengan lembaran halaman yang baru;
r. Perubahan permanen dan penambahan informasi yang
terkandung dalam buku AIP harus dipublikasikan sebagai AIP
Amandement dengan interval sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali
dalam 1 (satu) tahun yang dicantumkan pada bagian GEN dalam
buku AIP untuk menjaga agar informasi yang terdapat di
dalamnya tetap akurat dan terkini;
s. Setiap Kawasan Terlarang, Terbatas dan Berbahaya di dalam
wilayah ruang udara Indonesia harus diberi identifikasi;
t. Identifikasi harus terdiri dari kelompok huruf dan angka sebagai
berikut:
1) dua karakter pertama dalam bentuk huruf yang
mengidentifikasi wilayah Indonesia, seperti WI atau WA;
2) karakter ketiga dalam bentuk huruf yang mengidentifikasi
simbol, huruf P (Prohibited) untuk Kawasan Terlarang,
R (Restricted) untuk Kawasan Terbatas, dan D (Danger) untuk
Kawasan Berbahaya yang sesuai;
3) karakter keempat dalam bentuk angka, tidak boleh sama
antara satu dan lainnya dalam wilayah Indonesia.
u. Bila ada penghapusan identifikasi maka identifikasi yang lama
tidak boleh digunakan kembali untuk kurun waktu paling tidak
satu tahun setelah waktu penghapusan;
v. Apabila Kawasan Terlarang, Terbatas dan Berbahaya ditetapkan,
maka batas wilayah yang ditetapkan tersebut sebaiknya sekecil
dan sesederhana mungkin sesuai kebutuhan penggunaan
kawasan tersebut;
w. Penetapan, perubahan dan penghapusan Kawasan Terlarang,
Terbatas dan Berbahaya baik permanen maupun sementara harus
dipublikasikan;
- 32 -

x. Ketentuan lebih lanjut mengenai buku AIP akan diatur dalam


peraturan perundangan.

175.165 Sistem Referensi Umum Untuk Navigasi Penerbangan


a. Sistem Referensi Horizontal
1. World Geodetic System - 1984 (WGS-84) harus digunakan
sebagai sistem referensi horizontal (geodetic) pada navigasi
penerbangan. Dengan demikian penerbitan koordinat
sebagai informasi aeronautika (yang menunjukan lintang
dan bujur) harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat
pada WGS-84 Geodetic Reference Datum;
2. Dalam aplikasi geodetik yang tepat dan beberapa aplikasi
navigasi penerbangan, perubahan sementara terhadap
pergerakan lempeng tektonik dan efek pasang surut pada
kerak bumi harus dimodelkan dan diperkirakan. Untuk
mencerminkan efek temporal, sebuah zaman harus
disertakan dengan koordinat stasiun absolut.
3. Sebagai pedoman lebih lanjut terkait penerapan WGS-84
harus sesuai dengan peraturan lain yang berlaku.
b. Sistem referensi vertikal
1. Titik pada permukaan air laut yang dihubungkan dengan
jarak ketinggian ke permukaan tanah (elevasi) yang
diketahui sebagai geoid, harus digunakan sebagai sistem
referensi vertikal untuk navigasi penerbangan.
2. Model Gravitasi Bumi-1996 (EGM-96), yang berisi data
panjang gelombang medan gravitasi sampai derajat dan
urutan 360, harus digunakan oleh navigasi penerbangan
internasional sebagai model gravitasi global.
3. Pada posisi geografis tertentu, ketika akurasi pada EGM-96
tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan,
data model geoid yang terdapat di local, regional maupun
nasional yang berisi data grafitasi dengan resolusi tinggi
harus dapat dikembangkan dan digunakan sebagai basis
data EGM-96. Ketika menggunakan model geoid selain
model EGM-96, penjelasan atas model yang digunakan
termasuk parameter yang digunakan dalam mengkonversi
- 33 -

antara model yang digunakan dengan model EGM-96 harus


dijelaskan pada Publikasi Informasi Aeronautika (AIP).
4. Terkait dengan elevasi yang direferensikan terhadap MSL
(Mean Sea Level) untuk data tertentu hasil survei pada
ground position yang digunakan pada sebagai data AIP
harus juga dipublikasikan.
5. Dalam hal resolusi publikasi terkait elevasi dan undulasi
geoid sebagaimana dimaksud pada Tambahan (Appendvc) B.
c. Sistem referensi waktu
1. Penanggalan masehi dan sistem waktu universal (UTC)
harus digunakan sebagai sistem referensi waktu pada
navigasi penerbangan.
2. Bila sistem referensi waktu yang digunakan berbeda pada
beberapa aplikasi, katalog fitur, atau metadata yang terkait
dengan skema aplikasi atau kumpulan data tersebut, maka
harus mencakup penjelasan tentang sistem referensi waktu
yang digunakan.

175.170 Isi Buku AIP


a. Isi buku AIP terdiri dari tiga bagian yaitu General (GEN),
Enroute (ENR) dan Aerodrome (AD) yang penyusunan dan
pengelompokkannya disesuaikan dengan standar penyimpanan
dan pengambilan data elektronik;
b. Publikasi Informasi Aeronautika yang masuk dalam Bagian 1 -
General (GEN):
1. Pernyataan dan informasi dari otoritas berwenang yang
bertanggung jawab atas fasilitas, layanan atau prosedur
navigasi penerbangan yang terdapat dalam AIP;
2. Kondisi umum dimana layanan atau fasilitas tersedia untuk
penggunaan internasional;
3. Daftar perbedaan yang signifikan antara peraturan dan
praktik nasional dengan Standar ICAO, Praktik dan
Prosedur yang direkomendasikan, diberikan dalam bentuk
yang memungkinkan pengguna untuk membedakan antara
persyaratan Negara dan ketentuan ICAO terkait;
- 34 -

4. Ketentuan nasional dalam setiap kasus penting di mana


tindakan alternatif disediakan dalam Standar ICAO, Praktik
dan Prosedur yang direkomendasikan.
c. Jika tersedia pada bandar udara/heliport internasional, peta
penerbangan dibawah ini harus tersusun sesuai abjad dan
merupakan bagian dari AIP atau dipublikasikan secara terpisah
kepada pengguna:
1. Aerodrome/Heliport Chart - ICAO;
2. Aerodrome Ground Mouement Chart-ICAO;
3. Aerodrome Obstacle Chart-ICAO Type A;
4. Aerodrome Terrain and Obstacle Chart-ICAO (Electronic);
5. Aircraft Parking/Docking Chart -ICAO;
6. Area Chart - ICAO;
7. ATC Surveillance Minimum Altitude Chart -ICAO;
8. Instrument Approach Chart -ICAO;
9. Precision Approach Terrain Chart -ICAO;
10. Standard Arrival Chart - Instrument (STAR)-ICAO;
11. Standard Departure Chart - Instrument (SID) - ICAO;
12. Visual Approach Chart - ICAO.
d. Sebuah kantung halaman dapat digunakan dalam buku AIP
untuk memasukkan the Aerodrome Terrain and Obstacle Chart-
ICAO (Electronic) pada media elektronik yang sesuai;
e. Grafik, peta atau diagram harus digunakan jika diperlukan
untuk melengkapi atau sebagai pengganti tabulasi atau teks
di dalam buku AIP.
f. Format Buku AIP sebagaimana dimaksud pada Tambahan
(Appendvc) C.

175.175 Spesifikasi AIP Amendment


a. Perubahan permanen dalam buku AIP harus dipublikasikan
dalam bentuk AIP Amendment.
b. Setiap AIP Amendment harus dialokasikan nomor seri dan
harus berurutan.
c. Setiap halaman AIP Amendment termasuk lembar sampul
depan harus menampilkan tanggal publikasi.
d. Setiap halaman AIRAC AIP Amendment, termasuk halaman
sampul depan, harus menampilkan tanggal yang efektif. Bila
- 35 -

waktu efektif yang digunakan selain 0000 UTC, waktu efektif


juga harus ditampilkan di sampul depan.
e. AIP Amendment yang diterbitkan harus menyertakan referensi
ke nomor seri dari Paket Publikasi Informasi Aeronautika
Terpadu yang telah dimasukkan ke dalam amandment tersebut,
jika ada.
f. Penjelasan singkat mengenai subyek yang terkena amandemen
harus diberikan pada halaman sampul depan AIP Amendment.
g. Jika AIP Amendment tidak akan dipublikasikan pada tanggal
interval atau publikasi yang telah ditetapkan, maka
pemberitahuan NIL harus dibuat dan didistribusikan melalui
daftar NOTAM valid bulanan.
h. Ketentuan lebih lanjut mengenai AIP Amendment diatur dalam
peraturan perundangan.

175.180 Spesifikasi AIP Supplement


a. Perubahan sementara berdurasi panjang (tiga bulan atau lebih)
dan informasi berdurasi pendek yang berisi teks dan/atau
grafis harus dipublikasikan sebagai AIP Supplement.
b. Setiap AIP Supplement harus dialokasikan nomor seri dan
harus berurutan berdasarkan tahun kalender.
c. Lembaran AIP Supplement harus disimpan di dalam buku AIP
selama semua atau sebagian isinya tetap berlaku.
d. Jika terjadi kesalahan pada AIP Supplement atau bila masa
berlakunya AIP Supplement berubah, maka AIP Supplement
baru sebagai pengganti dan/atau NOTAM diterbitkan untuk
memberitahukan informasi perbaikan.
e. AIP Supplement yang dikirim dan dipublikasikan sebagai
pengganti NOTAM harus mencantumkan referensi nomor seri
NOTAM dimaksud.
f. Daftar AIP Supplement yang valid harus diterbitkan dengan
interval tidak lebih dari satu bulan. Informasi ini harus
diterbitkan melalui (PPLS).
g. Lembaran AIP Supplement harus berwarna kuning.
h. Lembaran AIP Supplement harus disimpan pada lembaran
pertama dalam buku AIP.
- 36 -

i. AIP Supplement berisikan informasi yang berpengaruh terhadap


operasional penerbangan dipublikasikan dengan prosedur
AIRAC dan publikasinya, ditunjukkan dengan akronim AIRAC
AIP Supplement dan mencantumkan tanggal berlaku informasi
tersebut pada setiap halamannya.
j. Ketentuan lebih lanjut mengenai AIP Supplement diatur dalam
Peraturan Perundangan.

175.185 Distribusi Buku AIP, AIP Amendment dan AIP Supplement


Buku AIP, AIP Amendment dan AIP Supplement harus disediakan
dan didistribusikan dengan cara yang paling cepat.

175.190 Buku Publikasi Informasi Aeronautika Elektronik (eAIP)


a. Buku AIP, AIP Amendment, AIP Supplement dan AIC juga harus
dipublikasikan dalam format yang dapat ditampilkan pada
layar komputer dan di cetak pada kertas.
b. Dokumen elektronik ini disebut dengan nama AIP elektronik
(eAIP) dan dibuat sesuai format untuk pertukaran data digital.
c. Isi informasi dan struktur bab dari e-AIP harus sesuai dengan
isi dan struktur dari AIP kertas tercetak. e-AIP harus
menyertakan file yang dapat digunakan untuk mencetak AIP
kertas tercetak.
d. e-AIP harus tersedia dalam media distribusi fisik (CD, DVD, dll)
dan/atau dapat diakses di Internet secara online.

175.195 Aeronautical Information Circulars (AIC)


a. AIC harus diterbitkan apabila terdapat informasi aeronautika
yang tidak termasuk dalam kriteria:
1. sebagaimana dimaksud dalam 175.155.1 untuk kriteria
yang dapat dimasukkan dalam AIP Indonesia; atau
2. sebagaimana dimaksud dalam butir 175.195 huruf a untuk
pembuatan NOTAM.
b. AIC harus diterbitkan untuk penyebarluasan kriteria informasi
sebagai berikut:
1. prakiraan jangka panjang untuk perubahan penting dalam
perundang-undangan, peraturan, prosedur atau fasilitas;
2. informasi yang berisikan penjelasan atau pemberitahuan
yang mempengaruhi keselamatan penerbangan;
- 37 -

3. informasi yang berisikan penjelasan atau pemberitahuan


yang berhubungan dengan teknis, peraturan perundang-
undangan atau administratif.
c. Jenis Informasi yang harus dipublikasikan dalam AIC meliputi:
1. prakiraan perubahan penting dalam prosedur navigasi
penerbangan, pelayanan dan fasilitas yang tersedia.
2. prakiraan implementasi sistem navigasi baru.
3. informasi penting yang timbul dari hasil investigasi
kecelakaan/ insiden pesawat terbang yang memiliki kaitan
dengan keselamatan penerbangan.
4. informasi tentang peraturan yang berkaitan dengan
pengamanan penerbangan sipil internasional terhadap
tindakan-tindakan pelanggaran unlawful interference;
5. saran tentang masalah medis untuk menjadi perhatian bagi
pilot;
6. Peringatan kepada pilot tentang pencegahan terhadap bahaya
fisik;
7. Pengaruh fenomena cuaca tertentu terhadap operasi pesawat
terbang.
8. informasi tentang bahaya baru yang mempengaruhi teknik
penanganan pesawat udara.
9. peraturan yang berkaitan dengan pengangkutan barang
terlarang melalui udara.
10. perubahan persyaratan atau perubahan publikasi di dalam
peraturan perundang-undangan nasional.
11. pengaturan lisensi awak pesawat;
12. pelatihan personil penerbangan;
13. penerapan, atau pengecualian dari, persyaratan dalam
undang-undang nasional;
14. saran tentang penggunaan dan pemeliharaan jenis peralatan
tertentu;
15. informasi ketersediaan Peta Navigasi Penerbangan baik yang
aktual atau direncanakan, yang baru atau yang telah direvisi;
16. pengangkutan peralatan komunikasi;
17. informasi penjelasan berkaitan dengan pengurangan
kebisingan;
18. petunjuk kelaikan udara yang diterapkan;
- 38 -

19. perubahan dalam seri atau distribusi NOTAM, edisi baru atau
perubahan besar dalam isi, ruang lingkup atau format pada
buku AIP;
20. informasi lain yang serupa.
d. Ketentuan lebih lanjut mengenai AIC diatur dalam Peraturan
Perundangan.

175.200 Aeronautical Information Regulation and Control (AIRAC)


a. Informasi yang berkaitan dengan keadaan-keadaan
sebagaimana tercantum dalam Tambahan (Appendvc) D Bagian
1 dan 2, harus didistribusikan menggunakan sistem
penanggalan AIRAC;
b. Tanggal efektif AIRAC harus sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan dan disetujui secara internasional dengan interval
28 hari.
c. Informasi yang dipublikasikan dengan prosedur AIRAC tidak
boleh diubah sekurang-kurangnya 28 hari setelah tanggal
berlaku, kecuali keadaan yang diberitahu tersebut bersifat
sementara dan tidak akan bertahan untuk satu periode.
d. Jika tidak ada informasi yang dipublikasikan pada jadwal
penanggalan AIRAC, maka harus dibuat NIL Notificationd&n
didistribusikan melalui NOTAM atau cara lain yang sesuai,
tidak lebih dari 1 (satu) siklus AIRAC.
e. Penggunaan tanggal selain tanggal berlaku pada sistem AIRAC
tidak boleh digunakan untuk perencanaan perubahan penting
pada operasi penerbangan yang melibatkan pekerjaan
kartografi dan/atau menjaga keaktualan pada database
navigasi.
f. Siklus pemrosesan database navigasi sebagaimana tercantum
pada Tambahan (Appendvc) D Gambar 3-1.
g. Penggunaan tanggal untuk menyampaikan perubahan-
perubahan penting pada siklus AIRAC di antara tanggal 21
Desember sampai dengan 17 Januari sebagai tanggal berlaku
harus dihindari.
h. Penyediaan Informasi dalam bentuk kertas tercetak:
1. Informasi yang dipublikasikan dengan prosedur AIRAC
menggunakan bentuk cetakan maka harus didistribusikan
- 39 -

sekurang-kurangnya 42 (empat puluh dua) hari sebelum


tanggal berlaku dengan tujuan agar dapat diterima
pengguna sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari
sebelum tanggal berlakunya informasi tersebut.
2. Jika terdapat rencana perubahan besar dan berpengaruh
terhadap operasional penerbangan yang harus segera
diketahui oleh pengguna, maka informasi hendaknya
diterbitkan dengan menggunakan prosedur AIRAC dan
didistribusikan sekurang-kurangnya 56 (lima puluh enam)
hari sebelum tanggal berlaku. Ini harus diterapkan untuk
penerbitan, dan perencanaan perubahan besar dalam,
keadaan yang tercantum dalam Tambahan (Appendix) D
Bagian 3, dan perubahan besar lainnya jika dianggap perlu.
i. Penyediaan Informasi dalam bentuk elektronik:
1. Apabila sistem database telah tersedia, maka harus
diyakinkan bahwa tanggal efektif sudah sesuai dengan
tanggal efektif yang dipublikasikan dalam bentuk kertas
tercetak.
2. Informasi yang disediakan dengan menggunakan media
elektronik, mengenai keadaan sebagaimana tercantum
dalam Tambahan (Appendvc) D Bagian 1, harus dapat
diterima oleh pengguna sekurang-kurangnya 28 (dua puluh
delapan) hari sebelum tanggal efektif.
3. Untuk perubahan besar yang direncanakan dan bila
pemberitahuan awal diinginkan dan dapat dilakukan,
informasi yang disediakan sebagai media elektronik harus
didistribusikan/tersedia setidaknya 56 (lima puluh enam)
hari sebelum tanggal efektif. Ini harus diterapkan pada
penetapan, dan perubahan besar yang direncanakan,
mengenai keadaan yang tercantum dalam Tambahan
{Appendvc) D Bagian 3, dan perubahan besar lainnya jika
dianggap perlu.
j. Penundaan atas perubahan publikasi informasi aeronautika
sebagaimana tercantum dalam Tambahan (Appendvc) D dengan
prosedur AIRAC melalui NOTAM, harus dipublikasikan lebih
dari 28 hari sebelum tanggal efektif, kecuali untuk informasi
- 40 -

atau keadaan yang bersifat sementara dan tidak berlanjut


untuk satu periode AIRAC penuh;
k. Direktur Jenderal menjamin dan memastikan bahwa publikasi
informasi aeronautika dengan prosedur AIRAC telah diterima
oleh pengguna sekurang-kurangnya 28 hari sebelum tanggal
efektif.
l. Penjadwalan publikasi sesuai prosedur AIRAC diterbitkan
dalam publikasi Al C;
m. Ketentuan lebih lanjut mengenai AIRAC diatur dalam peraturan
perundang - undangan.

175.205 NOTAM
a. NOTAM harus dibuat dan dipublikasikan untuk
mendistribusikan informasi yang bersifat sementara dan
berdurasi pendek atau perubahan permanen yang penting
untuk operasional penerbangan, atau perubahan sementara
berdurasi panjang yang memerlukan pemberitahuan segera
kecuali informasi yang berisikan teks yang Panjang atau
bergambar.
b. Sebuah NOTAM harus dibuat dan dipublikasikan berkaitan
dengan informasi berikut:
1. Penetapan, penutupan atau perubahan penting pada
operasional bandar udara/heliport atau landas pacu;
2. Penetapan, penutupan atau perubahan penting pada
operasional pelayanan kebandar udaraan (AGA) atau
pelayanan navigasi penerbangan (AIS, ATS, CNS, MET, SAR)
atau pelayanan lain yang terkait dengan operasional
penerbangan;
3. Penetapan, penghapusan, dan perubahan penting dalam
kemampuan operasional pelayanan komunikasi radio
navigasi penerbangan dan pelayanan komunikasi air-
ground. Ini termasuk:
a) gangguan atau kembali beroperasinya suatu layanan;
b) perubahan frekuensi;
c) perubahan jam pelayanan yang diberitahukan;
d) perubahan identifikasi;
e) perubahan orientasi (directional aids);
- 41 -

f) perubahan lokasi;
g) kenaikan/penurunan daya sebesar 50% atau lebih;
h) perubahan jadwal siaran atau isi atau ketidakteraturan
atau tidak dapat diandalkan operasional radio
navigasi; dan
i) pelayanan komunikasi darat.
4. Penetapan, penghapusan atau perubahan penting pada alat
bantu visual;
5. Gangguan atau kembali beroperasinya komponen penting
dari sistem penerangan bandar udara (Aerodrome Lighting
Sistem).
6. Penetapan, penghapusan atau perubahan berarti pada
prosedur pelayanan navigasi penerbangan;
7. Kejadian atau perbaikan kerusakan besar atau ganguan
pada area manuver.
8. Perubahan dan pembatasan ketersediaan bahan bakar,
pelumas dan oksigen.
9. Perubahan besar pada fasilitas dan pelayanan SAR yang
tersedia;
10. Penetapan, penghapusan atau pengoperasian kembali
lampu/ sinyal bahaya yang menandakan ada rintangan
yang harus diperhatikan untuk navigasi penerbangan;
11. Perubahan peraturan yang memerlukan tindakan segera,
misalnya daerah terlarang dikarenakan kegiatan SAR;
12. Kegiatan berbahaya yang berpengaruh pada navigasi
penerbangan (termasuk obstacle, latihan militer, display,
lomba atau terjun payung);
13. Pendirian, pemindahan atau perubahan tanda rintangan
terhadap navigasi penerbangan di area take-off/climb,
missed approach, approach dan runway strip;
14. Penetapan atau penghapusan (termasuk aktivasi atau
deaktikvasi) sesuai dengan kondisi yang ada, atau
perubahan status daerah terlarang, terbatas atau
berbahaya;
15. Penetapan atau penghapusan bagian wilayah/area dimana
ada rute atau sebagian dari padanya dan dimana frekwensi
emergensi VHF 121.5 MHz dikehendaki/diberlakukan;
- 42 -

16. Penggunaan, penghapusan atau perubahan indikator


lokasi;
17. Perubahan signifikan dalam tingkat pengamanan di bandar
udara untuk tujuan penyelamatan dan pemadam
kebakaran. NOTAM dipublikasikan jika ada perubahan
kategori dan perubahan kategori tersebut harus dinyatakan
dengan jelas (lihat annex 14 dan/atau PKPS 139);
18. Kondisi berbahaya serta perubahannya pada movement
area yang disebabkan oleh air atau lumpur, material
radioaktif, kimia beracun dan endapan abu vulkanik atau
genangan air di movement area;
19. Terjangkitnya penyakit menular sehingga memerlukan
pemberitahuan dan syarat tindakan suntikan atau
karantina;
20. Perkiraan radiasi kosmik sinar matahari apabila ada;
21. Peristiwa letusan gunung berapi berikut lokasi, tanggal dan
waktu letusan, besar serta luasan awan debu berikut arah
pergerakan, dan ketinggiannya serta bagian rute yang
terpengaruh;
22. Tercemarnya atmosfir oleh bahan radioaktif atau kimia
beracun seperti nuklir atau kecelakaan yang
mengakibatkan pencemaran kimia beracun berikut lokasi,
tanggal dan waktu terjadinya kecelakaan, flight level dan
rute atau sebagian daripadanya yang dapat terkena dampak
dari pencemaran tersebut dan arah pergerakan pencemaran
tersebut.
23. Pelaksanaan misi kemanusiaan, seperti misi kemanusiaan
yang dipimpin oleh PBB, disertai juga prosedur dan/atau
ketentuan-ketentuanyang mempengaruhi navigasi
penerbangan.
24. Penerapan tindakan kontingensi sementara pada saat
terjadinya gangguan, atau gangguan parsial terhadap
pelayanan lalu lintas penerbangan dan pelayanan
penunjangnya; dan
25. Informasi penting lainnya yang disebabkan oleh gempa
bumi, asap dari kebakaran hutan dan lain lain, yang
- 43 -

mengganggu operasional bandar udara dan navigasi


penerbangan.
c. Informasi-informasi yang tidak harus diterbitkan NOTAM,
namun perlu diinformasikan adalah sebagai berikut:
1. Perawatan rutin pada apron dan tcuciway yang tidak
mempengaruhi keselamatan pergerakan pesawat udara.
2. Pekerjaan pembuatan marka pada runway, jika terdapat
runway lain yang dapat digunakan untuk pengoperasian
pesawat udara atau peralatan yang digunakan dapat
dipindahkan;
3. Gangguan sementara pada jarak pandang sekitar bandar
udara/heliport yang tidak berpengaruh pada keselamatan
operasi pesawat udara.
4. Kerusakan sebagian fasilitas penerangan bandar
udara/heliport yang tidak berpengaruh secara langsung
terhadap operasi pesawat udara.
5. Kerusakan sementara sebagian peralatan air-ground
Communications jika terdapat frekuensi alternatif yang
diketahui bahwa frekuensi tersebut dapat digunakan.
6. Kekurangan atau tidak tersedianya pelayanan marshalling
dan road traffic control.
7. Tidak tersedianya petunjuk lokasi, arah atau tanda
instruksi lainnya pada movement area.
8. Aktifi tas terjun payung di dalam ruang udara yang tidak
dikendalikan (uncontrolled airspace) yang didalamnya
berlaku peraturan penerbangan visual (VFR) atau apabila
berada di dalam ruang udara yang dikendalikan (controlled
airspace), namun aktifitas tersebut dilakukan pada wilayah
yang disediakan untuk terjun payung atau padakawasan
berbahaya/ terlarang.
9. Informasi lain sejenis yang bersifat sementara.
d. Pemberitahuan aktifitas penetapan daerah terlarang, terbatas
atau berbahaya pada wilayah ruang udara harus disampaikan
kepada Kantor NOTAM Internasional sekurang-kurangnya 7
(tujuh) hari sebelum jadual penetapan waktu berlaku kecuali
untuk keadaan darurat.
- 44 -

e. Pemberitahuan terkait dengan pembatalan atau perubahan jam


atau luas cakupan NOTAM terkait dengan penggunaan ruang
udara disampaikan sesegera mungkin atau sekurang-
kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum jadwal
perubahan diimplementasikan agar dapat memfasilitasi
perencanaan pemanfaatan wilayah ruang udara.
f. NOTAM yang memberitahukan ketidaktersediaan pelayanan
fasilitas bantu navigasi penerbangan, harus diberi perkiraan
waktu ketidaktersediaan pelayanan tersebut atau perkiraan
waktu sampai perbaikan pelayanan tersebut selesai.
g. Ketika AIP Amendment atau AIP Supplement diterbitkan sesuai
dengan prosedur AIRAC, NOTAM (Trigger NOTAM) harus dibuat
dengan memberikan penjelasan singkat mengenai isi, tanggal
efektif dan nomor referensi untuk amendment atau
supplement. NOTAM ini mulai berlaku sesuai dengan tanggal
berlaku AIP Amendment atau AIP Supplement dan tetap
berlaku dalam pre-flight information buletin untuk jangka waktu
empat belas hari.
h. Daftar NOTAM yang masih berlaku harus diterbitkan sebagai
NOTAM melalui Aeronautical Fixed Service (AFS) pada interval
waktu tidak lebih dari satu bulan dengan menggunakan format
NOTAM.
i. Spesifikasi Umum NOTAM:
1. Setiap NOTAM harus berisi informasi dalam urutan yang
ditunjukan dalam Format NOTAM sebagaimana tercantum
dalam Tambahan (Appendvc) E kecuali informasi yang
diperuntukan untuk ASHTAM dan SNOWTAM;
2. Teks NOTAM harus terdiri dari singkatan phraseology yang
terdapat dalam dokumen ICAO 8400, dan indikator,
identifier, designators, call sign, frekuensi, angka dan
bahasa sederhana;
3. NOTAM yang dipublikasikan dan didistribusikan baik
nasional maupun internasional harus dalam bahasa Inggris
dan mudah dipahami.
4. Informasi tentang air lumpur dan genangan air di Bandar
Udara/ heliport dipublikasikan dengan menggunakan
NOTAM.
- 45 -

5. Informasi mengenai perubahan penting pada aktifi tas


gunung berapi, letusan gunung berapi dan/atau awan abu
vulkanik gunung berapi, harus dipublikasikan dengan
menggunakan format ASHTAM. ASHTAM memuat informasi
dalam urutan yang ditunjukkan dalam Format ASHTAM
dalam Tambahan (Appendvc) F.
6. Setiap NOTAM harus mengalokasikan seri yang
diidentifikasi oleh 1 (sebuah) huruf dan 4 (empat) digit
angka yang diikuti dengan garis miring dan 2 (dua) digit
tahun. Empat digit angka harus berurutan dan
berdasarkan tahun kalender.
7. Seri NOTAM didentifikasikan oleh huruf A sampai dengan Z
kecuali huruf S dan T.
8. Kesalahan pada NOTAM yang telah dipublikasikan harus
diperbaiki dengan mempublikasikan NOTAM pengganti
dengan nomor baruatau NOTAM yang salah harus
dibatalkan dan NOTAM baru dipublikasikan.
9. Ketika NOTAM dipublikasikan untuk membatalkan atau
mengganti NOTAM sebelumnya, seri dan nomor NOTAM
sebelumnya harus dicantumkan. Seri, indikator lokasi dan
subjek dari kedua NOTAM harus sama. Sebuah NOTAM
hanya dapat membatalkan atau menggantikan satu
NOTAM.
10. NOTAM harus terdiri dari satu subjek dan satu kondisi
subjek dimaksud.
11. NOTAM harus memenuhi persyaratan sesuai NSC
sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan.
12. Setiap NOTAM harus singkat dan jelas tanpa perlu merujuk
ke dokumen lain.
13. Setiap NOTAM akan ditransmisikan sebagai pesan
telekomunikasi tunggal.
14. NOTAM berisi informasi permanen atau sementara dengan
durasi panjang harus mencantumkan referensi AIP atau AIP
Supplement terkait.
15. Indikator lokasi yang termasuk dalam teks NOTAM adalah
yang tercantum dalam Indikator Lokasi (Doc 7910) dan
ketentuan perundangan.
- 46 -

a) In no case shall a curtailed form of such indicators be


used.
b) Jika tidak terdapat indikator lokasi ICAO yang
ditetapkan untuk lokasi tertentu, nama lokasi dimaksud
harus dicantumkan dalam bahasa sederhana.
j. Distribusi NOTAM:
1. NOTAM didistribusikan berdasarkan permintaan.
2. NOTAM harus dibuat sesuai dengan persyaratan yang
terdapat pada prosedur komunikasi ICAO.
3. AFS harus digunakan untuk pendistribusian NOTAM.
4. Jika pertukaran NOTAM dikirim dengan menggunakan
media selain AFS, kumpulan enam angka yang
menunjukan tanggal dan waktu pembuatan NOTAM, dan
identifikasi dari pembuat NOTAM harus dicantumkan
diawal teks.
5. NOTAM untuk distribusi internasional harus diseleksi
terlebih dahulu.
6. Pertukaran NOTAM internasional harus berdasarkan
kesepakatan antar kedua kantor NOTAM Internasional
negara tersebut. Pertukaran ASHTAM internasional dan
NOTAM dimana negara tersebut memutuskan untuk tetap
menggunakan NOTAM untuk pendistribusian informasi
aktifitas gunung berapi, harus melibatkan volcanic ash
advisory centres yang ditentukan oleh persetujuan navigasi
penerbangan regional untuk operasi dari AFS Satellite
Distribution System (SADIS) dan International Satellite
Communication System (ISCS) dan harus memperhitungkan
persyaratan untuk operasi penerbangan jarak jauh.
7. Pertukaran NOTAM antara kantor NOTAM internasional
sebisa mungkin dibatasi oleh persyaratan penerimaan
berita masing-masing negara untuk membedakan seri
setidaknya untuk penerbangan internasional dan domestik.
8. Kantor NOTAM Internasional harus tersambung dengan
peralatan Aeronautical Fbced Service (AFS).
9. Peralatan AFS harus terkoneksi ke mesin pencetak.
- 47 -

10. Kantor NOTAM Internasional harus terhubung melalui AFS,


dengan unit-unit yang memiliki tanggung jawab
memberikan pelayanan:
a) Unit Pelayanan Informasi Aeronautika;
b) Unit Pelayanan Lalu-lintas Penerbangan;
c) Kantor NOTAM Internasional negara lain.
k. Ketentuan lebih lanjut mengenai NOTAM diatur dalam
Peraturan Perundangan.

175.210 Pre-Flight Information dan Post-Flight Information


a. Pre-flight Information
1. Informasi aeronautika penting bagi keselamatan, keteraturan
dan efisiensi navigasi penerbangan harus tersedia di setiap
bandar udara/heliport guna kebutuhan personel penerbangan
termasuk awak penerbangan dan unit yang bertanggung
jawab memberikan pelayanan pre-flight information-,
2. Informasi aeronautika yang disiapkan oleh bandar
udara/heliport untuk tujuan pembuatan rencana
penerbangan sebagaimana dimaksud dalam 175.200
huruf a angka 1, meliputi:
a) Elemen-elemen dari Paket Informasi Aeronautika Terpadu;
b) Peta Navigasi Penerbangan.
3. Informasi yang tercantum dalam angka 2 huruf a) dan b)
dapat diperoleh dari publikasi nasional atau publikasi negara
lain bila dibutuhkan ketersediaannya di bandar
udara/heliport tersebut atau dapat diperoleh melalui alat
komunikasi langsung yang tersedia;
4. Informasi lain mengenai bandar udara keberangkatan yang
harus disediakan meliputi informasi sebagai berikut:
a) pekerjaan konstruksi atau pemeliharaan pada daerah yang
berdekatan dengan manoevering area;
b) kerusakan pada maneuvering area baik yang diberi tanda
atau tidak, seperti bagian permukaan runway atau taxiway
yang rusak;
c) keberadaan dan kedalaman air pada runway dan taxiway
pada saat hujan atau banjir termasuk dampaknya pada
pergesekan permukaan;
- 48 -

d) pesawat parkir atau benda lain yang berada di sekitar


taxiway;
e) keberadaan bahaya lain yang bersifat sementara;
f) keberadaan burung-burung yang berpotensi bahaya bagi
pengoperasian pesawat udara;
g) kegagalan fungsi atau gangguan pengoperasian sebagian
atau seluruh sistem penerangan seperti lampu
pendekatan, lampu threshold, lampu runway, lampu
taxiway, lampu halangan dan lampu pada maneuvering
area, serta catu daya listrik bandara udara;
h) kegagalan, operasi tidak teratur dan perubahan status
operasional SSR, ADS-B, ADS-C, CPDLC, D-ATIS, D-
VOLMET, pelayanan navigasi radio, saluran aeromobile
VHF, sistem pengamatan RVR, dan catu daya sekunder;
dan
i) keberadaan dan operasi misi kemanusiaan, seperti misi
kemanusiaan Perserikatan Bangsa-bangsa yang disertai
dengan prosedur dan atau penerapan pembatasan yang
diakibatkan oleh kegiatan misi tersebut.
5. Kumpulan NOTAM yang masih berlaku dan informasi penting
lainnya harus tersedia untuk kru pesawat udara dalam
bentuk PIB.
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai Pre-flight Information diatur
dalam Peraturan Perundangan.
b. Automated Pre-flight Information System
1. Sistem informasi harus digunakan untuk membuat data
aeronautika dan informasi aeronautika tersedia bagi personil
operasi termasuk anggota awak pesawat untuk tujuan self-
briefmg, perencanaan penerbangan dan informasi
penerbangan. Data aeronautika dan informasi aeronautika
yang tersedia harus sesuai dengan ketentuan 175.200 huruf a
angka 2 sampai dengan angka 4.
2. Fasilitas self-briefing dari sistem informasi pra-penerbangan
otomatis harus menyediakan akses ke personil operasi,
termasuk awak pesawat dan personil penerbangan lain yang
berkepentingan, untuk melakukan konsultasi (jika diperlukan)
dengan Al S melalui telepon atau sarana telekomunikasi yang
sesuai lainnya. Antarmuka manusia/ mesin dari fasilitas
- 49 -

tersebut harus memastikan akses mudah secara terpandu ke


semua informasi/data yang relevan.
3. Sistem informasi pra-penerbangan otomatis untuk penyediaan
data aeronautika dan informasi aeronautika untuk self-
briefing, perencanaan penerbangan dan layanan informasi
penerbangan harus:
a) menyediakan pembaruan database sistem secara terus
menerus dan tepat waktu dan pemantauan validitas dan
mutu data aeronautika yang tersimpan;
b) mengizinkan akses ke sistem oleh personil operasi
termasuk awak pesawat, personil aeronautika yang
bersangkutan dan pengguna penerbangan lainnya melalui
sarana telekomunikasi yang sesuai;
c) memastikan penyediaan, dalam bentuk salinan kertas, data
aeronautika dan informasi aeronautika yang diakses, sesuai
kebutuhan;
d) menggunakan prosedur akses dan interogasi berdasarkan
Singkatan bahasa dan indikator lokasi ICAO yang tepat
atau berdasarkan pada antarmuka pengguna berbasis
menu atau mekanisme lain yang sesuai seperti yang
disepakati antara Direktur Jenderal dan operator yang
bersangkutan; dan
e) memberikan respon cepat terhadap permintaan informasi
pengguna.
4. Sistem informasi pra-penerbangan otomatis yang menyediakan
titik akses yang harmonis dan umum oleh personil operasi,
termasuk anggota awak pesawat dan personil penerbangan
lainnya yang berkepentingan, untuk informasi aeronautika
sesuai dengan butir 175.200 angka 1) dan informasi
meteorologi sesuai dengan 9.4.1 Annex 3 harus ditetapkan
dengan kesepakatan antara Direktur Jenderal atau
Penyelenggara Pelayanan dan otoritas meteorologi yang
berwenang.
5. Bila sistem informasi pra-penerbangan otomatis digunakan
untuk menyediakan akses yang harmonis dan umum oleh
personil operasi, termasuk anggota awak pesawat dan personil
penerbangan lainnya yang berkepentingan, terkait data
aeronautika, informasi aeronautika dan informasi meteorologi,
- 50 -

Direktur Jenderal atau Penyelenggara Pelayanan harus tetap


bertanggung jawab atas mutu dan ketepatan waktu data
aeronautika dan informasi aeronautika yang disediakan
melalui sistem tersebut.
6. Otoritas meteorologi yang berwenang tetap bertanggung jawab
atas mutu informasi meteorologi yang disediakan melalui
sistem.
c. Post-flight information
1. Post-flight information dibuat untuk penerimaan informasi oleh
bandara/heliport mengenai kondisi operasi fasilitas navigasi
penerbangan yang diperkirakan mengganggu operasional
penerbangan secara tertulis dari kru pesawat udara dan
apabila dibutuhkan informasi tersebut dapat diproses lanjut
sebagai bahan informasi aeronautika untuk dipublikasikan.
2. Post-flight information dibuat untuk penerimaan informasi oleh
bandara/heliport mengenai keberadaan burung atau binatang
lainnya yang terlihat oleh kru pesawat udara yang
diperkirakan mengganggu operasional penerbangan yang
disampaikan secara tertulisdan apabila dibutuhkan informasi
tersebut dapat diproses lanjut sebagai bahan informasi
aeronautika untuk dipublikasikan.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai Post-flight information diatur
dalam Peraturan Perundangan.

Sub Bagian 175.D2 Peta Navigasi Penerbangan


Peta navigasi penerbangan harus tersedia dan mencakup tahapan
operasi penerbangan sebagai berikut:
1. Tahapan 1, pergerakan pesawat dari titik bongkar muat awal
menuju titik persiapan lepas landas;
2. Tahapan 2, lepas landas dan naik ke struktur enroute;
3. Tahapan 3, struktur enroute;
4. Tahapan 4, turun ke pendekatan;
5. Tahapan 5, pendekatan untuk mendarat dan gagal pendekatan;
dan
6. Tahapan 6, mendarat dan bergerak menuju titik bongkar muat
akhir.
- 51 -

175.215 Jenis - Jenis Peta Navigasi Penerbangan


a. Peta Wajib merupakan peta yang harus dimiliki oleh setiap bandar
udara yang digunakan oleh penerbangan internasional.
1. Aerodrome Obstacle Chart Type A - ICAO;
2. Precision Approach Terrain Chart-ICAO (jika mengoperasikan
ILS kategori II dan III);
3. Enroute Chart - ICAO;
4. Instrument Approach Chart - ICAO;
5. Aerodrome/Heliport Chart - ICAO; dan
6. World Aeronautical Chart - ICAO 1:1 000 000.
b. Peta yang disarankan merupakan peta yang dapat memberikan
kontribusi terhadap keselamatan, keteraturan, efisiensi dari
operasi pesawat.
1. Aerodrome Obstacle Chart - ICAO Type B;
2. Aerodrome Ground Mouement Chart - ICAO;
3. Aircraft Parking/Docking Chart - ICAO;
4. Aeronautical Chart - ICAO 1:500,000;
5. Aeronautical Navigation Chart-Small Scale; dan
6. Plotting Chart - ICAO.
c. Peta yang hanya dibutuhkan bilamana terdapat kondisi atau
persyaratan yang menyebabkan peta wajib dinilai kurang mampu
mengakomodir informasi yang diperlukan bagi keselamatan,
keteraturan dan effisiensi dari operasi pesawat.
1. Aerodrome Obstacle Chart ICAO Type C;
2. Area Chart - ICAO;
3. Standard Departure Chart - Instrument (SID) - ICAO;
4. Standard Arrival Chart - Instrument (STAR) - ICAO;
5. Visual Approach Chart - ICAO.
d. Ketentuan lebih lanjut mengenai Peta Penerbangan diatur dalam
Peraturan Perundangan.

Sub Bagian 175.D3 Data Elektronik Terrain dan Obstacle


a. Data terrain dan obstacle berformat elektronik memiliki fungsi
untuk diterapkan pada sistem sebagai berikut:
1. sistem peringatan pendekatan sisi darat dengan fungsi guna
menghindari terrain dan sistem peringatan ketinggian
minimum yang aman;
2. penetapan prosedur yang digunakan pada saat kondisi
darurat selama proses gagal pendaratan atau tinggal landas;
3. analisa batas-batas pengoperasian pesawat;
- 52 -

4. desain prosedur penerbangan secara instrumen (termasuk


didalamnya prosedur circling);
5. Penetapan prosedur “drift - down” pada enroute dan penetapan
lokasi pendaratan daruratnya;
6. Advanced Surface Movement Guidance and Control System (A-
SMGCS);
7. Produksi Peta Navigasi Penerbangan dan basis data on-board.
b. Data terrain dan obstacle berformat elektronik juga dapat
digunakan di dalam aplikasi lain seperti flight simulator dan
sistem visi sintetik serta membantu dalam menentukan batasan
ketinggian atau penghapusan hambatan yang dapat menimbulkan
bahaya bagi navigasi penerbangan.

175.220 Cakupan Area dan Persyaratan Penyedia Data


a. Cakupan area untuk data obstacle dan terrain berformat
elektronik ditentukan sebagai berikut:
1. area 1: Seluruh wilayah Negara;
2. area 2: dibagi menjadi:
a) area 2a: area persegi panjang di sekitar landas pacu yang
terdiri dari runway strip dan cleanuay;
b) area 2b: wilayah yang membentang dari ujung area 2a ke
arah keberangkatan, dengan panjang 10 km dan melebar
15 percent untuk tiap sisi;
c) area 2c: wilayah yang membentang di luar area 2a dan 2b
pada jarak tidak lebih dari 10 km dari batas area 2a;
d) area 2d: area di luar area 2a, 2b, dan 2c hingga jarak 45
km dari titik referensi Bandar udara atau sampai dengan
batas TMA, mana yang terdekat.
3. area 3: area yang berbatasan dengan movement area
di bandar udara yang memanjang horisontal 90 m dari tepi
landas pacu dan 50 m dari tepi semua bagian lain pada
movement area;
4. area 4: Area yang terbentang sepanjang 900 m sebelum
runway threshold dan 60 m dari garis tengah landasan pacu
pada landas pacu yang memiliki alat bantu pendaratan ILS
kategori II atau III.
b. Di mana terrain pada jarak lebih dari 900 m (3000 ft) dari runway
threshold adalah pegunungan atau yang dinyatakan signifikan,
- 53 -

panjang area 4 harus diperpanjang sampai jarak tidak melebihi


2000 m (6500 ft) dari runway threshold.
c. Data terrain berformat elektronik harus disediakan untuk
area 1. Data obstacle yang disediakan di area 1 adalah obstacle
yang memiliki tinggi lebih dari 100 m di atas permukaan tanah.
d. Data obstacle berformat elektronik harus tersedia untuk semua
obstacle dalam area 2 pada Bandar udara internasional yang
dinilai dapat membahayakan navigasi penerbangan.
e. Data terrain berformat elektronik harus tersedia untuk Bandar
UDARA internasional terkait:
1. area 2a;
2. area yang digunakan untuk lepas landas (TKOF flight Path
Area);
3. area yang berada pada wilayah KKOP.
f. Data obstacle berformat elektronik harus tersedia untuk Bandar
udara internasional terkait:
1. area 2a, untuk obstacle yang menembus lapisan permukaan
sebagaimana tercantum dalam Tambahan (Appendbc) A;
2. obyek pada Area yang mana terproyeksikan menembus
lapisan permukaan dengan kemiringan 1.2 persen yang
bermula dari Area yang digunakan untuk lepas landas (TKOF
flight Path Area);
3. obyek yang menembus wilayah KKOP.
g. Data obstacle dan terrain berformat elektronik tersedia untuk area
2b, 2c dan 2d untuk obstacle dan terrain sebagaimana tercantum
dalam Tambahan (Appendbc) A, kecuali data obstacle yang
memiliki ketinggian kurang dari 3 m di atas permukaan tanah
pada area 2b dan obstacle dengan ketinggian kurang dari 15 m di
atas permukaan tanah di dalam area 2c.
h. Data obstacle dan terrain berformat elektronik harus tersedia
untuk area 3 untuk obstacle dan terrain sebagaimana tercantum
dalam Tambahan (Appendbc) A;
i. Data obstacle dan terrain berformat elektronik harus tersedia
untuk area 4 sebagaimana tercantum dalam Tambahan
(Appendbc) A.
- 54 -

175.225 Isi, Spesifikasi Numerik dan Struktur Paket Data Terrain


a. Paket data terrain berisi paket data digital yang menggambarkan
permukaan terrain dalam bentuk nilai elevasi mengacu kepada
ketinggian rata-rata Permukaan air laut;
b. Paket data terrain berformat elektronik harus memuat aspek
spasial (posisi dan elevasi), aspek tematik dan aspek sementara
untuk permukaan bumi yang tercipta dari kejadian alami seperti
gunung, bukit, pegunungan, lembah, permukaan berair, es
permanen dan salju permanen dan tidak termasuk obstacle.
c. Di dalam paket data terrain berformat elektronik, hanya satu
tipenya yakni terrain dan harus tersedia. Kelengkapan yang
menggambarkan terrain harus tercantum di dalam Tambahan
(Appendvc) A Tabel VI-3 yang mewakili kelengkapan minimum
paket terrain dan yang wajib harus disimpan di dalam paket data
terrain.
d. Data terrain berformat elektronik untuk setiap area harus
memenuhi persyaratan numerik yang tercantum dalam Tambahan
(Appendvc) A.

175.230 Isi, Spesifikasi Numerik dan Struktur Paket Data Obstacle


a. Paket data obstacle terdiri dari representasi ukuran digital secara
vertikal dan horisontal sebuah obstacle. Obstacle tidak
dimasukkan di dalam paket data terrain. Elemen-elemen data
obstacle adalah bentuk yang diwakili oleh titik-titik, garis atau
bangunan bersisi.
b. Paket data obstacle, semua bentuk yang didefinisikan sebagai
obstacle harus tersedia dan masing-masing diuraikan menurut
daftar kelengkapan Tambahan (Appendvc) A.
c. Data obstacle berformat elektronik untuk setiap area harus
memenuhi persyaratan numerik yang tercantum dalam Tambahan
(Appendvc) A.

175.235 Spesifikasi Produk Data Obstacle dan Terrain


a. Pertukaran dan penggunaan paket data obstacle dan terrain
berformat elektronik antara penyedia dan pengguna data yang
berbeda mengacu pada pemodelan data secara umum terkait
standarisasi informasi geografi.
b. Pernyataan komprehensif terkait ketersediaan paket data
obstacle dan terrain berformat elektronik harus dalam bentuk
- 55 -

spesifikasi produk obtacle data yang bertujuan dasar agar


pengguna navigasi penerbangan mampu mengevaluasi produk
dan menentukan apakah sudah memenuhi persyaratan sesuai
tujuan pengguanaannya.
c. Masing-masing spesifikasi produk data terrain harus mencakup
gambaran, cakupan spesifikasi, identifikasi produk data,
struktur dan isi data, sistem referensi, kualitas data,
pengambilan data, pemeliharaan data, penggambaran data,
pengiriman produk data, tambahan informasi dan metada.
d. Gambaran spesifikasi produk data terrain atau obstacle harus
memberikan penjelasan produk tersebut secara tidak resmi dan
harus berisikan informasi umum tentang produk data.
Spesifikasi data terrain mungkin tidak sama di seluruh produk
data, tetapi beragam untuk setiap bagian yang berbeda dari
paket data. Untuk setiap bagian dari paket data, cakupan
spesifikasi harus diidentifikasi. Identifikasi informasi mengenai
produk data obstacle dan terrain harus meliputi judul produk,
penjelasan singkat tentang isi, tujuan dan resolusi spasial bila
sesuai (pernyatan umum mengenai kerapatan data spasial), area
geografi yang dicakup oleh produk data; dan informasi
tambahan.
e. Isi informasi dari bentuk dasar paket data obstacle dan terrain
harus dijelaskan di dalam bentuk skema aplikasi dan daftar.
Skema aplikasi harus memberikan penjelasan secara resmi
tentang struktur data dan isi paket data sedangkan daftar
bentuk harus memberikan gambaran terhadap semua bentuk
tipe dan nilai kelengkapan, tipe hubungan antara bentuk tipe
dan operasi, turunan dan kendala hubungan. Cakupan yang
dianggap sebagai bagian bentuk dan dapat dikumpulkan
menjadi sebuah kumpulan bentuk yang memiliki kelengkapan
sama. Kedua spesifikasi produk data tersebut harus
mengidentifikasi secara jelas cakupan dan/atau termasuk
pencitraan yang di gunakan serta uraian secara terinci dari
setiap spesifikasi produk dimaksud.
f. Kedua spesifikasi produk baik data obstacle dan data terrain
harus memuat informasi yang mengidentifikasi sistem referensi
yang digunakan di dalam produk data. Hal ini mencakup sistem
referensi spasial dan sementara. Selain itu kedua spesifikasi
- 56 -

produk data tersebut harus mengidentifikasi persyaratan mutu


data untuk setiap produk data. Hal ini termasuk peryataan
tentang tingkat kesesuaian mutu dan ukuran mutu data yang
dapat diterima. Pernyataan ini harus mencakup seluruh elemen
dan sub-elemen mutu data, bahkan hanya untuk menyatakan
elemen atau sub elemen spesifikasi mutu data tidak berlaku.
g. Spesifikasi produk data terrain harus mencakup pernyataan
pengambilan data yang akan menjadi gambaran umum dan
proses yang diterapkan dalam pengambilan data terrain.
Prinsip-prinsip dan kriteria yang diterapkan dalam memelihara
paket data obstacle dan data terrain juga harus dilengkapi
dengan spesifikasi data, termasuk frekuensi yang produk-produk
datanya diperbarui. Yang paling penting adalah pemeliharaan
dan indikasi prinsip, metode-metode dan persyaratan yang
diterapkan untuk pemeliharaan data obstacle.
h. Spesifikasi produk data terrain harus berisikan informasi tentang
bagaimana data yang disajikan seperti bentuk grafik, sebagai
hasil penempatan atau gambar. Spesifikasi produk kedua
tersebut juga harus berisikan format penyampaian informasi
produk data.
i. Inti dari elemen metadata untuk obstacle dan terrain harus
dimasukkan di dalam spesifikasi produk data. Metadata
tambahan yang dipersyaratkan tercantum di setiap spesifikasi
produk, harus disertai format dan pengkodeannya.
j. Spesifikasi produk data obstacle, paket data yang dilengkapi
dengan koordinat geografi untuk setiap Bandar Udara harus
menjelaskan area-area sebagai berikut:
1. area 2a, 2b, 2c, 2d;
2. area yang digunakan untuk lepas landas (TKOF Flight Path
Area); dan
3. KKOP.
k. Ketentuan lebih lanjut mengenai Data Elektronik Terrain dan
Obstacle diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Sub Bagian 175.D 4 Pemetaan Bandar Udara


a. Data Pemetaan Bandar udara berisi informasi geografis yang
mendukung aplikasi untuk meningkatkan kewaspadaan pengguna
terhadap situasi tertentu atau informasi tambahan dalam proses
- 57 -

pergerakan di darat, sehingga meningkatkan keselamatan dan


efisiensi terhadap sisi operasional.
b. Paket Data Pemetaan Bandar udara dengan elemen data yang
akurat sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan
bersama, kesamaan persepsi terkait kewaspadaan situasional,
dan alat bantu pergerakan bandar udara yang sering di gunakan,
ada beberapa aplikasi terkait navigasi penerbangan antara lain:
1. posisi dan kewaspadaan pada jalur termasuk di dalamnya
peta bergerak sesuai dengan pergerakan pesawat, sebagai
alat bantu pergerakan di darat (A-SMGCS);
2. kewaspadaan terhadap lalu lintas penerbangan termasuk
sebagai alat bantu pengamatan dan pendeteksi terjadinya
kerusakan landas pacu;
3. memberikan informasi aeronautika terkait fasilitas yang ada
di bandar udara, termasuk NOTAM;
4. sebagai sumber data dan pengaturan fasilitas bandar udara;
5. produksi peta penerbangan.
c. Data dapat juga digunakan sebagai pelatihan/flight simulator dan
sistem penginderaan sintesis.
d. Data Pemetaan Bandar udara di kelompokkan dan di atur dalam
basis data Pemetaan Bandar Udara (AMDBs) untuk penyimpanan
secara elektronik dan penggunaan yang sesuai.

175.240 Persyaratan Penyediaan Data Pemetaan Bandar Udara


a. Data Pemetaan Bandar udara harus diikuti dengan data Terrain
and Obstacle berformat elektronik pada Area 3 untuk menjamin
konsistensi dan mutu dari semua data geografis terkait bandar
udara.
b. Persyaratan terkait akurasi dan integritas pada Data Pemetaan
Bandar udara diatur dalam ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
c. Data terrain and obstacle berformat elektronik pada Area 3 dan
Data Pemetaan Bandar Udara dikirimkan menggunakan
beberapa teknik penggabungan dan dikelola dalam suatu
sistem informasi geografis (GIS).
- 58 -

d. Material pendukung dalam pemrosesan data terrain and


obstacle berformat elektronik dan Data Pemetaan Bandar udara
diatur dalam ketentuan perundang-undangan.

175.245 Spesifikasi Produk Data Pemetaan Bandar Udara


a. Standarisasi sistem informasi geografis bertujuan untuk
memfasilitasi dan mendukung penggunaan dan pertukaran
Data Pemetaan Bandar Udara diantara penyedia data dan
pengguna data.
b. Produk Data Pemetaan Bandar Udara harus sesuai dengan
standar spesifikasi data produk, yang terdiri dari spesifikasi
cakupan, identifikasi produk data, isi dan struktur data, sistem
referensi, mutu data, pengambilan data, perawatan data, data
portrayal, pengiriman produk data, informasi tambahan, dan
metadata.

175.250 Basis Data Pemetaan Bandar Udara-Isi Paket dan Struktur Data
a. Isi dan struktur dari Paket Data Pemetaan Bandar Udara harus
dijelaskan dalam bentuk skema dan daftar bentuk.
b. Paket Data Pemetaan Bandar Udara harus berisi Pemetaan
Bandar Udara yang terdiri dari tampilan bandar udara.
c. Tampilan Bandar Udara terdiri dari keterangan dan informasi
secara geometri, yang disimbolkan dalam bentuk, banyak garis
atau banyak sudut.
d. Metadata Pemetaan Bandar Udara harus sesuai dengan
standar Metadata informasi geografis.

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARYA SUMADI

Pembina Utama Madya (IV/d)


19651022 199203 1 001
- 59 -

TAMBAHAN (APPENDIX) A

PERSYARATAN DATA TERRAIN DAN OBSTACLE

Data Terrain yang dikumpulkan dengan persyaratan angka pada Area 1

Data Terrain yang dikumpulkan dengan persyaratan angka pada Area 2

Gambar Appendix A -l. Data Terrain pada permukaan Area 1 dan Area 2

1. Dalam daerah yang dicakup pada radius 10 km dari ARP, data terrain
harus dikumpulkan dan dicatat sesuai dengan persyaratan area 2.
2. Dalam daerah antara 10 km dan batas TMA atau radius 45 kilometer
(manapun yang lebih kecil), data terrain yang menempuh batas
horizontal 120 m diatas elevasi runway terendah harus dikumpulkan
dan dicatat berdasarkan persyaratan area 2.
- 60 -

3. Dalam daerah antara 10 km dan batas TMA atau radius 45 km


(manapun yang lebih kecil), data terrain yang tidak menembus batas
horizontal 120 di atas elevasi runway terendah harus mematuhi
persyaratan numerik pada Area 1.
4. Dalam bagian area 2 dimana operasi penerngan dilarang karena terrain
yang sangat tinggi atau pembatasan dan/atau peraturan lokal lainnya,
data terrain hanya dikumpulkan dan dicatat berdasarkan persyaratan
area 1.

Gambar Appendix A -2. Data Obstacle pada permukaan - Area 1 dan


- 61 -

1. Data obstacle harus dikumpulkan dan dicatat berdasarkan persyaratan


area 2 yang terdapat dalam tabel Appendbc A-2:
a. Area 2a:
Area persegi di sekitar landasan pacu yang terdiri dari strip landasan
ditambah clearway yang ada. Kumpulan obstacle permukaan area 2a
harus memiliki ketinggian 3m di atas elevasi landas pacu terdekat
diukur sepanjang garis tengah landasan pacu, dan bagian-bagian
yang berhubungan dengan clearway, jika ada, pada ketinggian ujung
landasan terdekat;
b. Area 2b:
Area yang membentang dari ujung area 2a ke arah keberangkatan,
dengan panjang 10 km dan melebar dari 15% untuk setiap sisi.
Koleksi permukaan Area 2b memiliki kemiringan 1,2% memanjang
dari ujung Area 2a pada ketinggian ujung landasan ke arah
keberangkatan, dengan panjang 10 km dan melebar dari 15% untuk
setiap sisi;
c. Area 2c:
Area yang membentang di luar area 2a dan 2b area pada jarak tidak
lebih dari 10 km dari batas Area 2a. Koleksi permukaan Area 2c
memiliki kemiringan 1,2% membentang diluar Area 2a dan Area 2b
pada jarak tidak lebih dari 10 km dari batas Area 2a. Ketinggian awal
Area 2c harus menjadi titik elevasi Area 2a di mana ia dimulai.
d. Area 2d:
Area di luar Area 2a, 2b, dan 2c hingga jarak 45 km dari titik
referensi aerodrome, atau ke batas TMA yang ada, mana yang
terdekat. Koleksi obstacle permukaan Area 2d memiliki ketinggian
100 m di atas tanah.

2. Pada bagian area 2 dimana operasi pesawat dilarang karena terrain yang
sangat tinggi atau pembatasan dan atau peraturan lokal lainya, data
obstacle harus di kumpulkan dan dicatat sesuai dengan persyaratan
area 1.

3. Data pada setiap obstacle didalam area 2 yang ketinggianya lOOmeter


atau lebih diatas daratan harus di kumpulkan dan dicatat dalam
database sesuai dengan persyaratan area 1.
62 -

Gambar Appendix A-3. Data Terrain dan Obstacle pada permukaan — Area 3

1. Data terrain dan obstacle yang diperpanjang lebih dari setengah meter
(0.5 m) diatas batas horizontal yang melewati titik terendah pada area
pergerakan bandara atau heliport harus dikumpulkan dan dicatat.
2. Dara terrain dan obstacle dalam area 3 harus di kumpulkan dan dicatat
berdasarkan persyaratan yang terdapat dalam tabel pada Tambahan
(Appendbc) B.
- 63 -

Gambar Appendix A-4. Data Terrain pada permukaan — Area 4

Data Terrain di Area 4 harus dikumpul dan dicatat sesuai persyaratan


penulisan angka sebagaimana tercantum dalam tabel Tambahan (Appendvc)
B.

Tabel Appendvc A -1. Persyaratan Numerik data Terrain

Area 1 Area 2 Area 3 Area 4


3 arc seconds 1 arc seconds 0.6 arc seconds 0.3 arc seconds
Post spacing
(approx. 90 m) (approx. 30 m) (approx. 20 m) (approx. 9 m)
Vertical Accuracy 30 m 3m 0.5 m 1m
- 64 -

Vertical Resolution 1m 0.1 m 0.01 m 0.1 m


Horizontal
50 m 5m 0.5 m 2.5 m
Accuracy
Confidence Level 90 % 90 % 90 % 90 %
Data Classification Routine Essential Essential Essential
Integrity Level 1 x 10-3 1 x 10-s 1 x 10-5 1 x 10-5
Maintenance
as reguired as reguired as reguired as reguired
Period

Tabel Appendvc A-2. Persyaratan Numerik data obstacle

Area 1 Area 2 Area 3 Area 4


Vertical Accuracy 30 m 3m 0.5 m 1m
Vertical Resolution 1m 0.1 m 0.01 m 0.1 m
Horizontal Accuracy 50 m 5m 0.5 m 2.5 m
Confidence Level 90 % 90 % 90 % 90 %
Data Classification Routine Essential Essential Essential
Integrity Level 1 x 10-3 1 x 10-5 1 x 10-5 1 x 10-5
Maintenance Period as reguired as reguired as reguired as reguired

Tabel Appendvc A-3. Atribut Terrain

Atribut Terrain Wajib / Opsional


Area o f Coverage Wajib
Data Originator Identifier Wajib
Acguisition Method Wajib
Post Spacing Wajib
Horizontal Reference System Wajib
Horizontal Resolution Wajib
Horizontal Accuracy Wajib
Horizontal Confidence Level Wajib
Horizontal Position Wajib
Elevation Wajib
Elevation Reference Wajib
Vertical Reference System Wajib
Vertical Resolution Wajib
Vertical Accuracy Wajib
Vertical Confidence Level Wajib
Surface Type Opsional
Recorded Surface Wajib
Penetration Level Opsional
Known Variation Opsional
Integrity Wajib
Date and Time Stamp Wajib
Unit o f Measurement Used Wajib
- 65 -

Tabel Appendix A-4. Atribut Obstacle

Atribut Obstacle Wajib/Opsional


Area o f Coverage Wajib
Data Originator Identifier Wajib
Obstacle Identifier Wajib
Horizontal Accuracy Wajib
Horizontal Confidence Level Wajib
Horizontal Position Wajib
Horizontal Resolution Wajib
Horizontal Extent Wajib
Horizontal Reference System Wajib
Elevation Wajib
Height Opsional
Vertical accuracy Wajib
Vertical Confidence Level Wajib
Elevation Reference Wajib
Vertical Resolution Wajib
Vertical Reference System Wajib
Obstacle Type Wajib
Geometry Type Wajib
Integrity Wajib
Date and Time Stamp Wajib
Unit o f Measurement Used Wajib
Operations Opsional
Effectivity Opsional
Lighting Wajib
Marking Wajib

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARYA SUMADI

dengan aslinya
HUKUM
\

Utama Madya (IV/d)


1022 199203 1 001
- 66 -

TAMBAHAN (APPENDIX) B

KLASIFIKASI INTEGRITAS DAN RESOLUSI


PUBLIKASI DATA AERONAUTIKA

Tabel Appendvc B-l. Garis Lintang dan Bujur

FublRatkm integriry
Lanrude aod tong^ude rasotorkm dasiiScatson

Fligiu infbrmation region boundarv points______ ___ _________________________________________ 1 min routine

P, R, D area boumdaiy points (otuside C T A C T R boundaries)_________________________________ 1 rmn routine

P, R, D area boundarv points (tnside CTA/CTR boundaries)------------------------------------------- 1 sec essential

CTA/CTR boundary points_______________________________ _____ ____________________________ 1 sec essential

En-route N A V A ID S, mtersections and waypoints, and bolding, and STAR/S3D points_________ 1 sec essential

Obstacies ia Area 1 (the entire State ten itoty }________________________________ _______________ 1 sec routine

Aerodrome/helrport referemce point___________ _____________________________________________ 1 sec routine

N A V A ID S located at the aerodrome/belipon_______________________ ____ ___________________ 1/10 sec essential

Obstacies in Area 3_________________________ ________ L_______ ___ ___________________________ 1/10sec essential

Obstacies in Area 2__________ _____ _______________________ _____ ___________________________ 1/10 sec essential

Final approach fiaes points and otber essential &xes points comptising the instmment approach
1/10 sec essential

Rnnway threshold__ ___ ___________________ _____ _____________ ___________ ________________ 1/100 sec cribcal

Rnnway en d _______________________________________________________________________________ 1/100 sec critical

Rnnway holdrng positioo_____________ ________________ _________ ________ __________________ 1/100 sec critkal

Taadway centze line parktng guidance 1me points___ ______ ___________________________________ 1/100 sec essential

T aiiw ay iarersection madting line_______________________ _____________ ________ __________ ___ 1/100 sec essential

Esat gindance lin e__________________________________________________________________________ 1/100 sec essential

Aircrafi stand poinls-INS checkpomts_______________________________________________________ 1/100 sec routine

Geometric centre o f TLO F orF A T O thresholds. belipons____________________________________ 1/100 sec oitical

Apron boundaries (polygon )____________________________ ___________________________________ 1/10 sec routine

De-icin,g''anii4cing fa d lity (p olygon )__________________________________ ____________________ 1/10 sec routine

Catatan: Lihat Tambahan (Appendvc) A untuk ilustrasi graphic pengumpulan


data obctacle surface dan kriteria yang digunakan untuk
mengidentifikasikan obstacle pada area tertentu.

Tabel Appendvc B -2. Deklinasi dan Variasi Magnetis


PubUcanon Integriry
DedmitHWLVaiution resohition dassidcanon
VHF NAVAID starion declmation used for tedmtcal hne-up_______________________ 1 degree essential
NDB N A V A ID magnetic varia tiou_________________ ________________________ 1 degree routine

Aerodromeheliport niagnetic variatton_______ 1 degree essential

ILS localizer anserma magnetk variation_______________________________________________ 1 degree essential


MLS azuauth anteana niagnetic vamnon______________________________________________ 1 degree essential
- 67 -

Tabel Appendix B -3. Elevasi/Altitude/Tinggi

PuMkatMO fiaegrity
Elevitioc.ajtit'jil*heLEli1 resohiuon cLissincatioc

Aeiodrome/heliport elevstkra_________ _____________________________________________________ lm orlft essenlial

WGS-84 geoid nnduistion at aerodrome'helipoTt elevarion posmcm___________________________ 1 m or 1 ft essenlial

GBAS reference pornt._____________________________________ ...._____________________________ 1 m, or 1 ft esseanal

Heliport Crossingheight.PrnS approaclies _________________ ____ _____ ___ _____ ___ _______ lm arlft essenlial

Rimway or FATO shreshold. non-preosion approadies------------------------------------------------- 1 m or I ft estermal

WGS-84 geoid aadulation at nmway or FATO Itirestiold, TLOF geomemc cenlra, non-precmon
approadies________________________________________________________________________________ 1 m. or 1 ft essennal

Rimway or FATO tftiesbold, precision approadies------------------------------------------------------ 0.1 ni or 0.1 ft trmcaJ

WGS-84 geoid «mdulatioa at nmway or FATO threshold, TLO F geometric cetrire, precision
approaches________________________________________________________________________________ 0.1 m or 0.1 ft criiical

ThreshoJd crotsing bedght (reference daram bedght).. precision approaclies_____________________ 0.1 m or 0.1 ft criiical

Obstacies in Area 2________________________________________________________________________ 1 m or 1 ft esseotial

Obstacies in Area 3________________________________________________________________________ 0.1 m or 0.1 ft essenlial

Obstacies in Area 1 (the ennre State terrilojy)_____________________________________________ — 1 m or 1 ft rourine

Distance measuiing equipment;precision (D M E P )________ 3 m (10 ft) essenlial

Distance measnrmg equipmenl (D M E )_______ 30 m (100 ft) essenlial

Minimum aldtudes________________________________________________________________________ 50 m or 100 ft rontine

Catatan: Lihat Tambahan (Appendix) A untuk ilustrasi graphic pengumpulan


data obctacle surface -dan kriteria yang digunakan untuk
mengidentifikasikan obstacle pada area tertentu.

Tabel Appendvc B-4. Bearing

Pablkation fiuegrity
Bearing resokrion dassificiuon

Airaray segmeats------------------------------------------------------------------------------------------- 1 degree rontine

Bearing nsed ft»r ide fonnaticra o f an en-rottte and a terminal fbc___________________ _.________ 1/10 degree rontine

Terminal amval departure route segments_________________________________________________ 1 degree rontine

Bearing used for the formation o f aminstnunent approach procedure f i x ______________________ 1/100 degree essenlial

H.S locattzer alignment (Troe)__ _________________________________________________________ l.>100 degree essenlial

M LS zero azmnttft alignment (T ro e )________________________________________ 1/100 degree essenlial

Rimway and FATO bearing (Time)____________ 1AO0 degree rontine


- 68 -

Tabel Appendvc B-5. Panjang/Jarak/Dimensi


PublKltKHl Imegnry
lesotairai classification

1/10 km routme
or 1/10 N M

DU anct used for fh i fonaatioa o f an «o-rome fc t..... ................................... 1/10 km la u a a e


or 1/10 N M

1/100 km e ssendai
or 1/100 NM

Distsnce used for tfae fonnation o f a terminal and instnmient ajsproadi procedure fbc................. 1/100 km essenlial
or 1/100 NM

Rimway andFATO length, TLOF dimeasions........................................................... .............. 1 m or 1 fit critical

Rsrnway width......... ...................... .... ................................................................... ................ 1 m or 1 ft essenlial

Dtsplaced tiureskolil distanre............................. ................................ .......... _...................... 1 m or 1 ft routine

Cleaiway length and width.......................................... ........................................................... 1 m or 1 fit essenlial

Stopway length. and w idth...................................................................................................... 1 m or 1 ft

T jmdiitp; distance available...................................................................................................... 1 m or 1 ft criiical

Take-off rtm avaalable............................................................................................................. 1 m or 1 ft critkal

Take-off distance avatlable..................................................................................................... 1 m or 1 fit critical

Rimway shouider width...................................................................... ................................... 1 m or 1 ft essenlial

Tasiway width....................................................................................................................... 1 m or 1 fit essenlial

Taariway skonldsr w iddi........ .............................................. .................................................. 1 m or 1 ft essenlial

Publicateon Iniegriry
T ■a7ir»rp,,dm'WTi=riflri rasotakm classifijcation

M LS DME/P anteima-tiireshold, d i s t a n c e alang ceutre Im e____________________ _____________ 1 m or 1 fit essenml

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

dengan aslinya BUDI KARYA SUMADI


HUKUM

Utama Madya (IV/d)


1022 199203 1 001
- 69 -

TAMBAHAN (APPENDIX) C

CONTENTS OF THE AERONAUTICAL INFORMATION PUBLICATION (AIP)


PART 1 — GENERAL (GEN)

When the AIP is produced as one volume, the preface, record of AIP
Amendments, record of AIP Supplements, checklist of AIP pages and list of
current hand amendments appear only in Part 1 — GEN, and the annotation
“not applicable” must be entered against each of these subsections in Parts 2
and 3.
If an AIP is produced and made available in more than one volume with each
having a separate amendment and supplement Service, a separate preface,
record of AIP Amendments, record of AIP Supplements, checklist of AIP pages
and list of current hand amendments must be included in each volume.

GEN 0.1 Preface


Brief description of the Aeronautical Information Publication (AIP), including:
1) Name of the publishing authority;
An indication of the authority responsible for publishing the AIP.
2) Applicable ICAO documents;
A list of ICAO documents relevant to the publication of the AIP and a
reference to the location in the AIP where differences, if any, are listed.
3) Publication media (i.e. printed, online or other electronic media);
4) The AIP structure and established regular amendment interval;
A description of the structure of the AIP, including a brief listing of the
content of its major components. In addition, a statement should be made
regarding the established regular amendment interval.
5) Copyright policy, if applicable; and
6) Service to contact in case of detected AIP errors or omissions.
An indication of the name and address of the Service/office to be contacted
when errors and/or omissions are found in the content of the AIP and for
general correspondence concerning AIS.
- 70 -

GEN 0.2 Record of AIP Amendments


A record of AIP Amendments and AIRAC AIP Amendments (published in
accordance with the AIRAC system). There should be two separate tables, each
containing four columns,containing:
1) Amendment number;
Consists of the consecutive serial number.
2) Publication date;
3) Date inserted (for the AIRAC AIP Amendments, effective date); and
contains the date inserted in the AIP (for the regular AIP Amendments) or
the effective date (for the AIRAC AIP Amendments).
4) Initials of officer who inserted the amendment.

GEN 0.3 Record of AIP Supplements


A record of issued AIP Supplements is one table, containing five columns,
showing:
1) Supplement number;
Number and year of the AIP Supplement.
2) Supplement subject;
Subject matter contained in the AIP Supplement.
3) AIP section(s) affected;
Sections of the AIP affected by the AIP Supplement.
4) Period of validity;
Time period when the information contained in the AIP Supplement will be
valid.
5) Cancellation record.
Shows the information/publication which cancelled the AIP Supplement.

GEN 0.4 Checklist of AIP Pages


A checklist of AIP pages containing:
1) page number/chart title; and
2) publication or effective date (day, month by name and year) of the
aeronautical information.

GEN 0.5 List of Hand Amendments to the AIP


A list of current hand amendments to the AIP. This subsection of the AIP is a
table listing any changes to information contained in the AIP, pending the
reissue of the pages concerned. It must contain, in three columns, the
following:
- 71 -

1) AIP page(s) affected;


Reference to/identification of the page(s) on which the correction is made.
2) Amendment text; and
Precise details of the correction to be made.
3) AIP Amendment number by which a hand amendment was introduced.

GEN 0.6 Table of Contents to Part 1


A list of sections and subsections contained in Part 1 — General (GEN).
Indicate the section/subsection numbers, their headings and page numbers.
Note.— Subsections may be listed alphabetically.

GEN 1. NATIONAL REGULATIONS AND REQUIREMENTS


GEN 1.1 Designated Authorities
The addresses of designated authorities concerned with the facilitation of
international air navigation, include:
1) Civil aviation;
2) Meteorology;
3) Customs;
4) Immigration;
5) Health;
6) En-route and aerodrome/heliport charges;
7) Agricultural quarantine; and
8) Aircraft accident investigation).
For each authority containing:
1) Designated authority;
2) Name of the authority;
3) Postal address;
4) Telephone number;
5) Telefax number;
6) E-mail address;
7) Aeronautical fixed service (AFS) address, if available; and
8) Website address, if available.

GEN 1.2 Entry, Transit and Departure of Aircraft


Regulations and requirements for advance notification and applications for
permission concerning entry, transit and departure of aircraft on international
flights. (see also regulation regarding Facilitation (FAL)).
- 72 -

1) General
Information on regulations applicable to all types of operations along the
lines shown in the example is often helpful and should, where applicable, be
included hereunder.
2) Scheduled flights
General. Provide the information that will enable any operator to determine
the conditions under which a scheduled Service may be undertaken into or
through the territory of the State. Indicate whether the State is a party to
the International Air Services Transit Agreement or the International Air
Transport Agreement.
Documentary requirements for clearance of aircraft. List all documents
required in connection with the clearance of aircraft, grouped under
“arrival”, “transit” 1 and “departure”. Indicate the number of copies required
with respect to each document and the governmental agencies to which
they are to be submitted. If your government should require information in
addition to or different from that provided in the relevant regulation
regarding Facilitation (FAL) or should require additional or different
clearance documents, specify the information required thereon. Mention
briefly the regulations pertaining to the completion of aircraft clearance
documents. So faras the clearance of the aircraft's load is concerned,
governmentalrequirements should be listed under the respective headings
foritems 3) and 4) (below).
3) Non-scheduled (commercial) flights
Procedures. Specify the procedures to be followed by an operatorof non-
scheduled (commercial) flights. Where prior permission2 fortaking on or
discharging passengers, cargo or mail is required,State name and address of
the governmental department to whichthe application must be submitted,
the deadline by which theapplication must be received prior to the aircraft's
arrival,information required on application, etc.
Documentary requirements for clearance of aircraft. Unless
theserequirements differ from those applied to scheduled flights, areference
to the information supplied under GEN 1.2 above willsuffice.
4) Private flights
Advance notification of arrival. Provide information concerningadvance
notification of arrival, in particular whether the informationcontained in a
flight plan is accepted by the authorities as adequateadvance notification of
- 73 -

arrival, and specify the maximum timerequired by the respective authorities


for receiving the advancenotification. If, for reasons of safety of flight,
special permission inaddition to flling of a flight plan is required, state
minimum timerequired for flling the application in advance and the name
andaddress of authorizing agency.
Documentary requirements forclearance of aircraft. Take the action as
suggested under the sameheading under 3) above. In addition, state
whether foreign aircraftare admitted without security for customs duty or,
alternatively, theform of guarantee required (carnet de passages en douane),
thelength of stay permitted, etc.).
5) Public health measures applied to aircraft
Provide an outline of public health measures, if any, applied toaircraft. In
particular, mention should be made of whetherdisinfecting, if required, is
recognized when carried out beforearrival; in case of spraying upon arrival,
state whether passengers and crews are allowed to disembark from the
aircraft beforedisinfecting is performed.

GEN 1.3 Entry, Transit and Departure of Passengers and Crew


Regulations (including customs, immigration and quarantine, and requirements
for advance notification and applications for permission) concerning entry,
transit and departure of non-immigrant passengers and crew. (see also
regulation regarding Facilitation (FAL))
1) Customs requirements
Supply information on customs requirements (grouped separately, where
practicable, under arrival, transit and departure) concerning, inter alia,
acceptance of oral declarations or formalities required in connection with
passengers’ and crews’ accompanied baggage, tax clearance where still
required, etc.
2) Immigration requirements
Give a summary of the clearance documents and formalities required
(grouped separately, where practicable, under arrival, transit and departure)
including items such as visas (entry/exit), where required,
embarkation/disembarkation cards, passports, acceptance of existing
identity documents in lieu of valid passports and, as regards crew members,
licenses and certificates in lieu of passports and visas. State specifically if
clearance forms different from or in addition to those mentioned in
- 74 -

regulation regarding Facilitation (FAL) are required or if information


different from or in addition to that shown on the specimen forms in the
relevant appendices of that regulation is required.
3) Public health requirements
Information as regards public health requirements concerning passengers
and crew should be provided, including the requirement for vaccination or
revaccination certificates, etc.

GEN 1.4 Entry, Transit and Departure of Cargo


Regulations (including customs, and requirements for advance notification and
applications for permission) concerning entry, transit and departure of cargo.
(see also regulation regarding Facilitation (FAL))
1) Customs requirements concerning cargo and other articles (including
Stores, mail, unaccompanied baggage, etc.)
Include information concerning the formalities (invoices, certificates,
import/export licenses, consular formalities, if applicable) required for the
clearance of air cargo (grouped separately under import, export and
transshipment requirements). If arrangements for simplified clearance of
shipments not exceeding a certain value or weight are in effect, indicate
such value or weight limitation. Also include documentary requirements for
the clearance of other articles (stores, mail, etc.).
2) Agricultural quarantine requirements
Specify any sanitary certificates or related documents which may be
required in connection with the clearance of particular animal and plant
shipments as well as any other sanitary requirements related to those
shipments.
Note.— Provisions for facilitating entry and departure for search, rescue,
salvage, investigation, repair or salvage in connection with lost or damaged
aircraft are detailed in section GEN 3.6, Search and rescue.

GEN 1.5 Aircraft Instruments, Equipment and Flight Documents


Brief description of aircraft instruments, equipment and flight documents,
including:
1) Instruments, equipment (including aircraft communication, navigation and
surveillance equipment) and flight documents to be carried on aircraft,
including any special requirement in addition to the provisions specified in
regulation regarding Operation of Aircraft; and
- 75 -

2) Emergency locator transmitter (ELT), signaling devices and life-saving


equipment as presented in regulation regarding Operation of Aircraft, where
so determined by regional air navigation agreement, for flights over
designated land areas.

GEN 1.6 Summary of National Regulations and International


Agre eme nts /Conve ntions
A list of titles and references and, where applicable, summaries of national
regulations affecting air navigation, together with a list of international
agreements/conventions ratified by State.

GEN 1.7 Differences from ICAO Standards, Recommended Practices and


Procedures
A list of significant differences between national regulations and practices of the
State and related ICAO provisions, including:
1) provision affected (Annex and edition number, paragraph); and
2) difference in full text.
Ali significant differences must be listed under this subsection. All Annexes
must be listed in numerical order even if there is no difference to an Annex, in
which case a NIL notification must be provided. National differences or the
degree of non-application of the regional supplementary procedures (SUPPs)
must be notified immediately following the Annex to which the supplementaiy
procedure relates.
Each difference should be notified in the following form:
1) Reference: Cite the paragraph or subparagraph of the Annex, PANS or
SUPPS in respect of which the difference exists.
2) Description of the difference: Describe the difference precisely and include
any additional information necessary to make its effect clear.
3) Remarks: Indicate the reason for the difference or, if the difference is likely
to be eliminated in the future, indicate the date by which conformity with
the ICAO provision may be expected.

GEN 2. TABLES AND CODES


GEN 2.1 Measuring System, Aircraft Markings and Holidays
GEN 2.1.1 Units of Measurement
Description of units of measurement used including table of units of
measurement.
- 76 -

GEN 2.1.2 Temporal Reference System


Description of the temporal reference system (calendar and time system)
employed, together with an indication of whether or not daylight-saving hours
are employed and how the temporal reference system is presented throughout
the AIP.

GEN 2.1.3 Horizontal Reference System


Brief description of the horizontal (geodetic) reference system used, including:
1) Name/designation of the reference system;
2) Identification and parameters of the projection;
3) Identification of the ellipsoid used;
4) Identification of the datum used;
5) Area(s) of application; and
6) An explanation, if applicable, of the asterisk used to identify those
coordinates that do not meet CASR 175 and CASR 139regarding accuracy
requirements.

GEN 2.1.4 Vertical Reference System


Brief description of the vertical reference system used, including:
1) name/designation of the reference system;
2) description of the geoid model used to include the parameters required for
height transformation between the model used and EGM-96; and
3) an explanation, if applicable, of the asterisk used to identify those
elevations/geoid undulations that do not meet CASR 175 and CASR 139
regarding accuracy requirements.

GEN 2.1.5 Aircraft Nationality and Registration Marks


Indication of aircraft nationality and registration marks adopted by the State.

GEN 2.1.6 Public Holidays


A list of public holidays with indication of Services being affected.

GEN 2.2 Abbreviations Used in AIS Publications


A listof alphabetically arranged abbreviations and their respective
significations used by the State in its AIP and in thedistribution of aeronautical
data and aeronautical information with appropriate annotation for those
national abbreviationsthat are different from those contained in the Procedures
- 77 -

for Air Navigation Services — ICAO Abbreviations and Codes(PANS-ABC, Doc


8400).
Note.— A list of alphabetically arranged deflnitions/glossary of terms may also
be added.

GEN 2.3 Chart symbols


A list of chart symbols arranged according to the chart series where symbols
are applied.
The Symbol sheet must portray those symbols used on all chart series
published, with the exception of those included in the legend of a chart.
Note.— The symbol sheet may be printed in a single color.

GEN 2.4 Location Indicators


A list of alphabetically arranged location indicators assigned to the locations of
aeronautical fixed stations to be used forencoding and decoding purposes. An
annotation to locations not connected to the aeronautical fixed Service (AFS)
must beprovided.

GEN 2.5 List of Radio Navigation Aids


A list of radio navigation aids arranged alphabetically, containing:
1) identifier;
2) name of the station;
3) type of facility/aid; and
4) indication whether aid serves en-route (E), aerodrome (A) or dual (AE)
purposes.
This list consists of two tabulations, each containing four columns. Both tables
are in alphabetical order, with one table listing the aids by “identification (ID)”
and the other by “station name”.

GEN 2.6 Conversion of Units of Measurement


Tables for conversion or, alternatively, conversion formulae between:
1) nautical miles and kilometers and vice versa;
2) feet and meters and vice versa;
3) decimal minutes of arc and seconds of arc and vice versa; and
4) other conversions as appropriate.
- 78 -

GEN 2.7 Sunrise/Sunset


Information on the time of sunrise and sunset including :
1) a brief description of criteria used for determination of the timesgiven and
either a simple formula; or
2) table from which times may be calculated for any location within its
territory/area ofresponsibility; or
3) an alphabetical list of locations for which the times are given in a table with
a reference to the related pagein the table; and
4) the sunrise/sunset tables for the selected stations/locations, including:
a) station name;
b) ICAO location indicator;
c) geographical coordinates in degrees and minutes;
d) date(s) for which times are given;
e) time for the beginning of morning civil twilight;
1) time for sunrise;
g) time for sunset; and
h) time for the end of evening civil twilight.

GEN 3. SERVICES
GEN 3.1 A e r o n a u t ic a l information S e rv ic e s
GEN 3.1.1 R e s p o n s ib le S e rv ic e
Description of the aeronautical information Service provided and its major
components, including:
1) Service/unit name;
2) postal address;
3) telephone number;
4) telefax number;
5) e-mail address;
6) AFS address;
7) website address, if available;
8) a statement concerning the ICAO documents on which the Service is based
and a reference to the AIP location where differences, if any, are listed; and
9) an indication if Service is not H24.

GEN 3.1.2 Area of Responsibility


The area of responsibility for the aeronautical information Service.
- 79 -

GEN 3.1.3 Aeronautical publications


1) Description of the elements of the Integrated Aeronautical Information
Package, including:
a) AIP and related amendment Service;
b) AIP Supplements;
c) AIC;
d) NOTAM and pre-flight information bulletins (PIB);
e) checklists and lists of valid NOTAM; and
f) how they may be obtained.
2) An indication of the types of aeronautical information published must be
given, with a brief description of its nature and some details as to the
manner in which the distribution of the documents is made, including the
address(es) of distribution agency(ies), cost of paid subscriptions and the
availability of the amendment Service.
3) The description of the NOTAM Service provided should include, where
applicable, its series classifications and the arrangements for use of the
predetermined distribution system. A tabulation showing the international
exchange of NOTAM may be included.
4) When an AIC is used to promulgate publication prices, that must be
indicated in this section of the AIP.

GEN 3.1.4 AIRAC System


Brief description of the AIRAC system provided including a table of present and
near-future AIRAC dates.

GEN 3.1.5 Pre-flight Information Service at Aerodromes/Heliports


A list of aerodromes/heliports at which pre-flight information is routinely
available, including an indication of relevant:
1) elements of the Integrated Aeronautical Information Packages held;
2) maps and charts held; and
3) general area of coverage of such data.

GEN 3.1.6 Electronic Terrain and Obstacle Data


Details of how electronic terrain and obstacle data may be obtained, containing:
1) name of the individual, Service or organization responsible;
2) Street address and e-mail address of the individual, Service or organization
responsible;
3) telefax number of the individual, service or organization responsible;
- 80 -

4) contact telephone number of the individual, Service or organization


responsible;
5) hours of Service (time period including time zone when contact can be
made);
6) online information that can be used to contact the individual, Service or
organization; and
7) supplemental information, if necessary, on how and when to contact the
individual, Service or organization.

GEN 3.2 Aeronautical Charts


GEN 3.2.1 Responsible Service(s)
Description of service(s) responsible for the production of aeronautical charts,
including:
1) Service name;
2) postal address;
3) telephone number;
4) telefax number;
5) e-mail address;
6) AFS address;
7) website address, if available;
8) a statement concerning the ICAO documents on which the Service is based
and a reference to the AIP location where differences, if any, are listed; and
9) an indication if service is not H24.

GEN 3.2.2 Maintenance of Charts


Brief description of how aeronautical charts are revised and amended.
This should include an explanation of the system used by the State publishing
authority on how amendments or revisions to aeronautical charts are handled,
including details as appropriate on the use of AIC or AIP Supplements for
disseminating corrective data or information concerning the availability of new
maps and charts.

GEN 3.2.3 Purchase Arrangements


Details of how charts may be obtained, containing:
1) service/sales agency(ies);
2) postal address;
3) telephone number;
- 81 -

4) telefax number;
5) e-mail address;
6) AFS address; and
7) website address, if available.

GEN 3.2.4 Aeronautical Chart Series Available


A list of aeronautical chart series available followed by a general description of
each series and an indication of the intended use.

GEN 3.2.5 List of Aeronautical Charts Available


A list of aeronautical charts available, including:
1) title of series;
2) scale of series;
3) name and/or number of each chart or each sheet in a series;
4) price per sheet; and
5) date of latest revision.
The following abbreviations should be used to indicate the chart series:
ADC Aerodrome Chart — ICAO
*ANC/250 Aeronautical Chart 1:250 000
ANC Aeronautical Chart — ICAO 1:500 000
ANCS Aeronautical Navigation Chart — ICAO, Small Scale
AOC Aerodrome Obstacle Chart — ICAO Types A, B and C
*APC Aeronautical Planning Chart
APDC Aircraft Parking/Docking Chart — ICAO
ARC Area Chart
ENRC En-route Chart — ICAO
GMC Aerodrome Ground Movement Chart — ICAO
IAC Instrument Approach Chart — ICAO
PATC Precision Approach Terrain Chart — ICAO
* PC Plotting Chart — ICAO
RMAC Radar Minimum Altitude Chart — ICAO
SID Standard Departure Chart — Instrument (SID) --IC A O
STAR Standard Arrival Chart — Instrument (STAR) — ICAO
VAC Visual Approach Chart — ICAO
WAC World Aeronautical Chart — ICAO 1:1 000 000

* Abbreviations which are different from or not contained in PANS-ABC (Doc


8400).
- 82 -

GEN 3.2.6 Index to the World Aeronautical Chart (WAC) — ICAO


1: 1.000.000
An index chart showing coverage and sheet layout for the WAC 1:1.000.000
produced by a State. If Aeronautical Chart — ICAO 1:500.000 is produced
instead of WAC 1:1.000.000, index charts must be used to indicate coverage
and sheet layout for the Aeronautical Chart — ICAO 1:500.000.
A chart index consisting of a simple outline drawing, portraying the sheet lines
and coverage of chart series, must be included. Such an index, used in
conjunction with the list of aeronautical charts available, will enable the user to
select the specific chart series or sheets in a series that are required.

GEN 3.2.7 Topographical Charts


Details of how topographical charts may be obtained, containing:
1) name of service/sales agency(ies);
2) postal address;
3) telephone number;
4) telefax number;
5) e-mail address;
5) AFS address; and
7) website address, if available.

GEN 3.2.8 Corrections to Charts Not Contained in the AIP


A list of corrections to aeronautical charts not contained in the AIP, or an
indication where such information can be obtained.
If a list is published in the AIP, this should be done in table form, consisting of
three columns:
1) Column 1 should show the identification of the chart.
2) Column 2 indicates the location on the chart where the correction has to be
made.
3) Column 3 contains the precise details of the correction to be made.

GEN 3.3 Air Traffic Services


GEN 3.3.1 Responsible Service
Description of the air traffic Service and its major components, including:
1) Service name;
2) postal address;
3) telephone number;
- 83 -

4) telefax number;
5) e-mail address;
6) AFS address;
7) website address, if available;
8) a statement concerning the ICAO documents on which the Service is based
and a reference to the AIP location where differences, if any, are listed; and
9) an indication if Service is not H24.

GEN 3.3.2 Area of Responsibility


Brief description of area of responsibility for which air traffic Services are
provided.

GEN 3.3.3 Types of Services


Brief description of main types of air traffic Services provided. The description
should include radar Service, when available. Where applicable, reference
should be made to:
1) the existence of designated areas or routes where special procedures are
required in order to eliminate or reduce the need for interception; and
2) the establishment of prohibited, restricted and danger areas.

GEN 3.3.4 Coordination Between the Operator and Air Traffic Services
General conditions under which coordination between the operator and air
traffic Services is affected.

GEN 3.3.5 Minimum Flight Altitude


The criteria used to determine minimum flight altitudes.

GEN 3.3.6 Air Traffic Services Units Address List


A list of air traffic Services units and their addresses arranged alphabetically,
containing:
1) unit name;
2) postal address;
3) telephone number;
4) telefax number;
5) e-mail address;
6) AFS address; and
7) website address, if available.
- 84 -

GEN 3.4 Communication Services


GEN 3.4.1 Responsible Service
Description of the Service responsible for the provision of telecommunication
and navigation facilities, including:
1) Service name;
2) postal address;
3) telephone number;
4) telefax number;
5) e-mail address;
6) AFS address;
7) a statement concerning the ICAO documents on which the Service is based
and a reference to the Al P location where differences, if any, are listed; and
8) an indication if Service is not H24.

GEN 3.4.2 Area of Responsibility


Brief description of area of responsibility for which telecommunication Service is
provided. This may include an indication of the authority responsible for day-
to-day operations.

GEN 3.4.3 Types of Service


Brief description of the main types of Service and facilities provided, including:
1) radio navigation Services;
2) voice and/or data link Services;
3) broadcasting Service;
4) language(s) used; and
5) an indication of where detailed information can be obtained.

GEN 3.4.4 Requirements and Conditions


Brief description concerning the requirements and conditions under which the
communication Service is available.

GEN 3.4.5 Miscellaneous


Any additional information (e.g. selected radio broadcasting stations,
telecommunications diagram).

GEN 3.5 Meteorological Services


GEN 3.5.1 Responsible Service
Brief description of the meteorological Service responsible for the provision of
meteorological information, including:
- 85 -

1) Service name;
Indicate the designated meteorological authority and, if appropriate, the
Service provider(s) to whom provision of the Service has been delegated by
the meteorological authority.
2) postal address;
3) telephone number;
4) telefax number;
5) e-mail address;
6) AFS address, if available;
7) website address, if available;
8) a statement concerning the ICAO documents on which the Service is based
and a reference to the AIP location where differences, if any, are listed; and
9) an indication if Service is not H24.

GEN 3.5.2 Area of Responsibility


Brief description of area and/or air routes for which meteorological Service is
provided.

GEN 3.5.3 Meteorological Observations and Reports


Detailed description of the meteorological observations and reports provided for
international air navigation, including:
1) Station name and ICAO location indicator;
The name (in capitals) of the city or town which the aerodrome serves
should be given, followed by an oblique stroke and the name of the
aerodrome. The ICAO location indicator should also be shown.
2) Type and frequency of observation including an indication of automatic
observing equipment;
Indicate the type of observations made and the frequency with which they
are made, e.g. routine hourly or half-hourly, and special observations. If
available, the automatic observing equipment used should be included.
3) Types of meteorological reports (e.g. METAR) and availability of a trend
forecast;
Indicate the types of meteorological reports (e.g. MET REPORT, SPECIAL,
METAR, SPECI) and availability of trend forecast.
4) Specific type of observation system and number of observation sites used to
observe and report surface wind, visibility, runway visual range, cloud base,
temperature and, where applicable, wind shear (anemometer at intersection
- 86 -

of runways, transmissometer next to touchdown zone, etc.);


5) Hours of operation; and
6) Indication of aeronautical climatological information available.

GEN 3.5.4 Types of Services


Brief description of the main types of Services provided, including details of
briefing, consultation, display of meteorological information, flight
documentation available for operators and flight crew members, and of the
methods and means used for supplying the meteorological information.
Indicate the availability of WAFS products, VAACs and TCACs advisories and
the methods and means used for supplying the meteorological information.
Details concerning the issuance of local forecasts (e.g. TAFs and GAMET
forecasts (if applicable)) and aerodrome and wind shear warnings. The
availability of informationfrom meteorological weather radar and satellites.

GEN 3.5.5 Notification Required from Operators


Minimum amount of advance notice required by the meteorological authority
from operators in respect of briefing,consultation and flight documentation and
other meteorological information they require or change.

GEN 3.5.6 Aircraft Reports


As necessary, requirements of the meteorological authority for the making and
transmission of aircraft reports. This may include cross-references to the listing
of ATS/MET reporting points on routes Crossing FIR/UIR for which the State is
responsible (see Section ENR 3).

GEN 3.5.7 VOLMET Service


Description of VOLMET and/or D-VOLMET Service, including:
1) Name of transmitting station;
List in alphabetical order the names of the stations broadcasting
meteorological information for aircraft in flight by any means including VOR
and TVOR if applicable.
2) Call sign or Identification and abbreviation for the radio communication
emission;
Include the radio call sign or identification assigned to the broadcasting
station and the abbreviation for the type of emission, indicated by the
appropriate ICAO designation (see “Designation of typical radio
communication emissions” in Doc 8400).
- 87 -

3) Frequency or frequencies used for broadcast;


Frequencies in kilohertz (KHZ) and/or megahertz (MHZ).
4) Broadcasting period;
For each broadcast either use CNS to indicate continuous broadcasts (as for
VHF VOLMET broadcasts and VOR broadcasts) or give the minutes past the
hour of the commencement and termination of each broadcast (as for HF
VOLMET broadcasts), e.g. “H + 20 to H + 25”.
5) Hours of Service;
When the broadcasts do not continue throughout the twenty-four hours
(H24), the times given should clearly indicate for each broadcast the time of
the first and last broadcasts in UTC, e.g. “0220-2255”.
6) List of aerodromes/heliports for which reports and/or forecasts are
included;
The aerodromes/heliports and FIRs (where applicable) by location indicator,
for which reports and/ or forecasts are included, listed in the order in which
they occur in the broadcast.
7) Reports, forecasts and SIGMET information included and remarks.
List of the reports and/or forecasts and/or SIGMET information included,
using appropriate terms, e.g. METAR + TREND, to indicate a routine report
in the METAR code form with trend forecast.
Remarks, if any, concerning the information included.

GEN 3.5.8 SIGMET and AIRMET Service


Description of the meteorological watch provided within flight information
regions or control areas for which air traffic Services are provided, including a
list of the meteorological watch offices with:
1) Name of the meteorological watch office and ICAO location indicator;
List in alphabetical order the names of the meteorological watch offices
(MWO). The ICAO location indicator should also be shown.
2) Hours of Service;
The hours of meteorological Service given in UTC and, where applicable, the
meteorological watch office responsible outside these hours.
3) Flight information region(s) or control area(s) served;
Indicate the flight information region(s) (FIR) or control area(s) for which
SIGMET are issued.
4) SIGMET validity periods;
- 88 -

Indicate the type(s) of SIGMET issued, i.e. for subsonic (SIGMET) or


transonic/supersonic (SIGMET SST) cruising levels, and add the periods of
validity (e.g. four to six hours).
5) Specific procedures applied to SIGMET information (e.g. for volcanic ash
and tropical cyclones);
The specific procedures for SIGMET information apply to volcanic ash and
tropical cyclones andshould include an indication of the period of
validityand the Outlook period for SIGMET messages forvolcanic ash clouds
and tropical cyclones.
Details of procedures applied to AIRMET information(in accordance with
relevant regional airnavigation agreements) concerning e.g. FL and FIRor
portion(s) thereof covered, time periods for theissuance, validity period and
exchanges ofmformation should be included.
6) Procedures applied to AIRMET information (in accordance with relevant
regional air navigation agreements);
7) The air traffic Services unit(s) provided with SIGMET and AIRMET
information;
The name of the FIC, ACC and/or RCC provided with SIGMET and AIRMET
information by the meteorological watch office (MWO).
8) Additional information (e.g. concerning any limitation of Service).
This may include telephone numbers of the meteorological watch office
normally providing the Service and of any other meteorological offices
providing Service during periods when that office is closed. Indicate any
limitations of Service and any Service not already listed.

GEN 3.5.9 Other Automated Meteorological Services


Description of available automated Services for the provision of meteorological
information (e. g. automated pre-flight information Service accessible by
telephone and/or Computer modem) including:
1) Service name;
2) Information available;
3) Areas, routes and aerodromes covered; and
4) Telephone and telefax number(s), e-mail address, and, if available, website
address.
If such Services are not available, include NIL under this heading.
- 89 -

GEN 3.6 Search and Rescue


GEN 3.6.1 Responsible service(s)
Brief description of service(s) responsible for the provision of search and rescue,
including:
1) Service /unit name;
2) Postal address;
3) Telephone number;
4) Telefax number;
5) e-mail address;
6) AFS address, if available;
7) Website address, if available; and
8) A statement concerning the ICAO documents on which the Service is based
and a reference to the AIP location where differences, if any, are listed.

GEN 3.6.2 Area of Responsibility


Brief description of area of responsibility within which search and rescue
Services are provided.
Note.— A chart may be included to supplement the description of the area.

GEN 3.6.3 Types of Service


Brief description and geographical portrayal, where appropriate, of the type of
Service and facilities provided including indications where search and rescue
aerial coverage is dependent upon significant deployment of aircraft.
This should include:
1) Whether SAR aircraft are amphibious, land or equipped with floats;
2) The survival aids available, and if they can be dropped;
3) The frequencies on which SAR aircraft, marine craft or ground rescue teams
can communicate; and
4) The homing capabilities of SAR aircraft and marine craft.

GEN 3.6.4 Search and Rescue Agreements


Brief description of search and rescue agreements in force, including provisions
for facilitating entry and departure of other States’ aircraft for search, rescue,
salvage, repair or salvage in connection with lost or damaged aircraft, either
with airborne notification only or after flight plan notification.
A brief summary of the terms of any SAR agreements in force with particular
reference to those permitting over flight by or entry of aircraft of other States,
either with airborne notification only or after flight plan notification. An
- 90 -

indication of the policy towards requests for


entry, for search and rescue purposes, of aircraft, equipment and personnel
from other States, as well as of the authority who would issue instructions as to
the control of such entry, should be given.

GEN 3.6.5 Conditions of Availability


Brief description of provisions for search and rescue, including the general
conditions under which the Service and facilities, including an indication of
whether a facility available for search and rescue is specialized in search and
rescue techniques and functions, or is specially used for other purposes but
adapted for search and rescue purposes by training and equipment, or is only
occasionally available and has no particular training or preparation for search
and rescue work.

GEN 3.6.6 Procedures and Signals Used


Brief description of the procedures and signals employed by rescue aircraft and
a table showing the signals to be used by survivors.
It is intended that this include any procedures, signals or other provisions
enacted in fulfillment of the objectives of CASR Part 176 regarding Search and
Rescue), which need to be known and understood by:
a) Personnel of aircraft in distress and survivors of aircraft accidents;
b) Search and rescue personnel of neighboring States who might be involved in
a SAR incident within the territory of the State concerned;
c) Pilots-in-command observing an accident (see regulation regarding
Operation of Aircraft and Search and Rescue); and
d) Pilots-in-command intercepting a distress call and/or message (see
regulation regarding Search and Rescue).

GEN 4. CHARGES FOR AERODROMES/HELIPORTS AND AIR NAVIGATION


SERVICES
Reference may be made to where details of actual charges may be found, if not
itemized in this section.

GEN 4.1 Aerodrome/Heliport Charges


Brief description of type of charges which may be applicable at
aerodromes/heliports, including:
1) Landing of aircraft;
Indicate the basis of assessment of charges: for example, maximum
- 91 -

certificated gross weight (landing weight, etc.) of aircraft; traffic category


(e.g. commercial, non-commercial, scheduled, nonscheduled, private flying);
aircraft type; airport classification.
Provide a schedule of basic charges and of any additional surcharges such
as may be payable for movements at night or outside of normal operational
hours, or for use of approach, runway or taxiway lighting.
Detail the rules governing the payment of all such charges.
2) Parking, hangar age and long-term storage of aircraft;
Parking. Provide a schedule of charges for parking aircraft in open spaces
and detail the associated rules.
Hangar accommodation. Provide a schedule of charges for housing aircraft
in hangars, indicating any additional charges for heating, etc., and detail
the associated rules.
Storage charges. Indicate the basis of assessment of charges for parking and
for hangar accommodations: for example, maximum certificated gross
weight (landing weight, etc.); space occupied by the aircraft (e.g. length x
wingspan).
3) Passenger Service;
Provide a schedule of any charges and detail the associated rules.
4) Security;
5) Noise-related items;
6) Other (customs, health, immigration, etc.);
In addition to charges, if any, for customs and immigration health Services,
indicate any other charges for the use of airport facilities and Services not
indicated above; for example, terminal charges, ramp charges, incinerator
Service charges, baggage facility charges, porter Service charges, charges on
uplift of fuel and oil.
7) Exemptions/reductions; and
Wherever appropriate, any exemptions, reductions, rebates, contract
arrangements or other preferential terms applying to certain types of
operations should be specifically enumerated.
8) Methods of payment.
Detail the rules associated with the method of payment.
- 92 -

GEN 4.2 Air Navigation Services Charges


Brief description of charges which may be applicable to air navigation Services,
including:
1) Approach control;
2) Route air navigation Services;
3) Cost basis for air navigation Services and exemptions/reductions; and
4) Methods of payment.
Indicate the basis and scale of any charges for the use of air route
navigation facilities and Services, such as communication facilities
navigation aids, air traffic Services and meteorological Services.

PART 2 — EN-ROUTE (ENR)


If an AIP is produced and made available in more than one volume with each
having a separate amendment and supplement Service, a separate preface,
record of AIP Amendments, record of AIP Supplements, checklist of AIP pages
and list of current hand amendments must be included in each volume. In the
case of an AIP being published as one volume, the annotation “not applicable”
must be entered against each of the above subsections.

ENR 0.6 Table of Contents to Part 2


A list of sections and subsections contained in Part 2 — En-route (ENR).
Note.— Subsections may be listed alphabetically.

ENR 1. GENERAL RULES AND PROCEDURES


ENR 1.1 General Rules
The requirement is for publication of the general rules as applied within the
State.
Reference may be made to the applicable ICAO documents or the general rules
as applied within the State may be published in full.

ENR 1.2 Visual Flight Rules


The requirement is for publication of the visual flight rules as applied within
the State.
A complete statement of the applicable visual flight rules should be made.

ENR 1.3 Instrument Flight Rules


The requirement is for publication of the instrument flight rules as applied
within the State.
- 93 -

BNR 1.4 ATS Airspace Classification and Description


ENR 1.4.1 ATS Airspace Classification
The description of ATS airspace classes in the form of the ATS airspace
classification table in CASR 170, Appendix 4,appropriately annotated to
indicate those airspace classes not used by the State.

ENR 1.4.2 ATS Airspace Description


Other ATS airspace descriptions as applicable, including general textual
descriptions.

ENR 1.5 Holding, Approach and Departure Procedures


ENR 1.5.1 General
The requirement is for a statement concerning the criteria on which holding,
approach and departure procedures areestablished. If different from ICAO
provisions, the requirement is for presentation of criteria used in a tabular
form.

ENR 1.5.2 Arriving Flights


The requirement is to present procedures (conventional or area navigation or
both) for arriving flights, which are common to flights into or within the same
type of airspace. If different procedures apply within a terminal airspace, a note
to this effect must be given together with a reference to where the specific
procedures can be found.

ENR 1.5.3 Departing Flights


1) The requirement is to present procedures (conventional or area navigation
or both) for departing flights, which are common to flights departing from
any aerodrome/heliport.
2) Graphic portrayal or description (or combination thereof), where
appropriate, of holding, approach and departure procedures and preferred
or compulsory routings in terminal areas.
3) An area chart may be used to fulfill this requirement.
4) Specific procedures to be used in communication failure situations in
terminal areas are tobe included under this subject.
5) Obstacle clearance criteria related to holding, approach and departure
procedures.
6) Provisions governing the identification of Standard departure and arrival
routes and associated procedures.
- 94 -

7) Where necessary, the diagram or chart should be supplemented by


adequate descriptive text and procedures. Separate diagrams or charts may
be used to show inbound, outbound and transit routings in congested
areas. A Terminal Area Chart — ICAO is that specified in regulation
regarding Aeronautical Chart.

ENR 1.5.4 Other Relevant Information and Procedures


Brief description of additional information, e.g. entry procedures, final approach
alignment, holding procedures and patterns.

ENR 1.6 ATS Surveillance Services and Procedures


ENR 1.6.1 Primary Radar
Description of primary radar Services and procedures, including:
1) Supplementaiy Services;
2) The application of radar control Service;
3) Radar and air-ground communication failure procedures;
4) Voice and CPDLC position reporting requirements; and
5) Graphic portrayal of area of radar coverage.

ENR 1.6.2 Secondary Surveillance Radar (SSR)


Description of secondary surveillance radar (SSR) operating procedures,
including:
1) Emergency procedures;
2) Air-ground communication failure and unlawful interference procedures;
3) The system of SSR code assignment;
4) Voice and CPDLC position reporting requirements; and
5) Graphic portrayal of area of SSR coverage.
Note.— The SSR description is of particular importance in areas or routes
where the possibility of interception exists.

ENR 1.6.3 Automatic Dependent Surveillance — Broadcast (ADS-B)


Description of automatic dependent surveillance — broadcast (ADS-B)
operating procedures, including:
1) emergency procedures;
2) air-ground communication failure and unlawful interference procedures;
3) aircraft identification requirements;
4) voice and CPDLC position reporting requirements; and
5) graphic portrayal of area of ADS-B coverage.
- 95 -

Note.— The ADS-B description is of particular importance in areas or routes


where the possibility of interception exists.

ENR 1.6.4 Other Relevant Information and Procedures


Brief description of additional information and procedures, e.g. radar failure
procedures and transponder failure procedures.

ENR 1.7 Altimeter Setting Procedures


The requirement is for a statement of altimeter setting procedures in use,
containing:
1) Brief introduction with a statement concerning the ICAO documents on
which the procedures are based together with differences to ICAO
provisions, if any;
2) Basic altimeter setting procedures;
3) Description of altimeter setting region(s);
4) Procedures applicable to operators (including pilots); and
5) Table of cruising levels.

ENR 1.8 Regional Supplementary Procedures


The requirement is for presentation of regional supplementary procedures
(SUPPs) affecting the entire area of responsibility, with properly annotated
national differences, if any.
Alternative methods which may be employed are:
1) A repetition of all relevant ICAO material with those portions which
constitute a difference or an addition to the ICAO material differentiated,
e.g., by underlining or use of a different typeface.
2) A listing of any differences from or supplements to the relevant ICAO
documents in sufficient detail or together with explanatory information so
that reference to the ICAO documents would not be necessaiy for complete
understanding of the regulation or procedure.

ENR 1.9 Air Traffic Flow Management and Airspace Management


Brief description of air traffic flow management (ATFM) system and airspace
management, including:
1) ATFM structure, Service area, Service provided, location of unit(s) and hours
of operation;
2) Types of flow messages and descriptions of the formats; and
3) Procedures applicable for departing flights, containing:
- 96 -

a. Service responsible for provision of information on applied ATFM


measures;
b. flight plan requirements; and
c. slot allocations.
4) Information on overall responsibility regarding airspace management within
FIR(s), details of civil/military airspace
5) Allocation and management coordination, structure of manageable airspace
(allocation and changes to allocation) and
6) General operating procedures.

ENR 1.10 Flight Planning


The requirement is to indicate any restriction, limitation or advisory
information related to the flight planning stage which may assist the user in the
presentation of the intended flight operation, including:
1) procedures for the submission of a flight plan;
2) repetitive flight plan system; and
3) changes to the submitted flight plan.

ENR 1.11 Addressing of Flight Plan Messages


The requirement is for an indication, in tabular form, of the addresses allocated
to flight plans, showing:
1) categoiy of flight (IFR, VFR or both);
2) route (into or via FIR and/or TMA); and
3) message address.

ENR 1.12 Interception of Civil Aircraft


The requirement is for a complete statement of interception procedures and
visual signals to be used with a clear indication of whether ICAO provisions are
applied and, if not, that differences exist.
A list of significant differences between national regulations and practices of the
State and related ICAO provisions is found in GEN 1.7.

ENR 1.13 Unlawful Interference


The requirement is for presentation of appropriate procedures to be applied in
case of unlawful interference.
- 97 -

ENR 1.14 Air Traffic Incidents


Description of air traffic incidents reporting system, including:
1) Defmition of air traffic incidents;
2) Use of the “Air Traffic Incident Reporting Form”;
3) Reporting procedures (including in-flight procedures); and
4) Purpose of reporting and handling of the form.
A copy of the “Air Traffic Incident Report Form” (As specified in AC 170-02
regarding Manual of Air Traffic Services Operational Procedures - Appendix 4)
may te included for reference.

ENR 2. AIR TRAFFIC SERVICES AIRSPACE


ENR 2.1 FIR, UIR, TMA and CTA
Detailed description of flight information regions (FIR), upper flight information
regions (UIR), and control areas (CTA) (including specific CTA such as TMA),
including:
1) Name, geographical coordinates in degrees and minutes of the FIR/UIR
lateral limits and in degrees, minutes and seconds of the CTA lateral limits,
vertical limits and class of airspace;
Name and lateral limits. The name of each flight information region, together
with a description of its lateral limits (using the coordinates defining the
area), followed by similar data for associated control areas and/or advisory
airspaces within the FIR. Information concerning the upper airspace (upper
flight information regions and upper control areas) should precede the
entries for the lower airspace. The UIR and FIR should be listed in
alphabetical order, as should any control areas or advisory airspaces
therein.
Vertical limits. The upper and lower limits of flight information regions and
of the control areas as indicated in the Specimen AIP. The upper limit is
placed above the line and the lower limit below the line, using the
abbreviation designating the reference datum, i.e. flight level (FL), ground
(GND), above ground level (AGL) and/or sea level (MSL). Where there is no
upper limit, the abbreviation UNL should be inserted above the line.
Designate the class of controlled and advisory airspace in accordance with
ATS Airspace Classifications.
- 98 -

2) Identification of unit providing the Service;


The name(s) of the unit(s) providing the Service for the airspace indicated in
column 1.

3) Call sign of aeronautical station serving the unit and language(s) used,
specifying the area and conditions, when (OPR HR) and where to be used, if
applicable;

The radiotelephone (RTF) and/or radiotelegraph (RTG) call sign of each unit
given in column 2, followed by an indication of the languages used, in
brackets.

4) Frequencies, and if applicable SATVOICE number, supplemented by


indications for specific purposes;

Indications for specific purposes may be referred to in the remarks column.

5) Remarks.
Control zones around military air bases not otherwise described in the AIP
must be included in this subsection. Where the requirements concerning flight
plans, two-way Communications and position reporting apply to all flights in
order to eliminate or reduce the need for interceptions and/or where the
possibility of interception exists and the maintenance of guard on the VHF
emergency channel 121.5 MHz is required, a statement to this effect must be
included for the relevant area(s) or portion(s) thereof.
A description of designated areas over which the carriage of an emergency
locator transmitter (ELT) is required and where aircraft shall continuously
guard the VHF emergency frequency 121.5 MHz, except for those periods when
aircraft are canying out Communications on other VHF channels or when
airborne equipment limitations or cockpit duties do not permit simultaneous
guarding of two channels.
This required information may be provided by using one or more of the
following methods:
a) by the graphic portrayal of much, if not all, of the required information;
b) by use of a tabular form (see Specimen AIP); and
c) by a combination of the methods described in a) and b).
Where the information is given either in textual form or in tabular form, and the
lateral limits of an FIR and UIR are the same, the coordinates need not be
duplicated for the UIR; a note to the effect that the lateral limits are the same
as for the FIR is sufficient.
- 99 -

Note.— Other types of airspace around civil aerodromes/heliports such as


control zones and aerodrome traffic zones are described in the relevant section
of Part 3 — Aerodromes.

ENR 2.2 Other regulated airspace


Where established, a detailed description of other types of regulated airspace
and airspace classification.

ENR 3. ATS ROUTES


1) This is to include a detailed listing of all ATS routes established within the
territory covered by the AIP whether they form part of ICAO regional air
navigation agreements or are used by domestic traffic only. Where
applicable, a description should be included of the route(s), or portion(s)
thereof, where special procedures are required in order to eliminate or
reduce the need for interception. Also, an indication of the special
procedures concerned should be given. A chart should be used to portray
the ATS route scheme. In preparing the tabular material (reference form
ENR 3.1), a horizontal line should be drawn across the relevant columns
where necessary to indicate the application of the data to one or more
segments of the ATS route. Information relating to upper ATS routes is
listed separately. However, where both the upper and lower ATS routes
follow a similar pattern, it may be practicable to use a combined table.
2) As specified in AC 170-02 regarding Manual of Air Traffic Services
Operational Procedures, when air traffic advisory Service is implemented,
this should normally be considered as a temporary measure only until such
time as it can be replaced by air traffic control Service. Thus, the normal
purpose of an ATS route is to specify a route along which air traffic control
Service is provided. When this is not the case, this shall be indicated in
column 6, using the appropriate letter to indicate Service provided along all
or part of the route.
3) Bearings, tracks and radials are normally magnetic. In areas of high
latitude, where it is determined by the appropriate authority that reference
to Magnetic North is impractical, another suitable reference, i.e. True North
or Grid North, may be used.
4) Changeover points established at the midpoint between two radio navigation
aids, or at the intersection of the two radials in the case of a route which
changes direction between the navigation aids, need not be shown for each
- 100 -

route segment if a general statement regarding their existence is made.

ENR 3.1 Lower ATS Routes


Detailed description of lower ATS routes, including:
1) Route designator, designation of the required communication performance
(RCP) specification(s), navigation specification(s) and/or required
surveillance performance (RSP) specification(s) applicable to a specified
segment(s), names, coded designators or name-codes and the geographical
coordinates in degrees, minutes and seconds of allsignificant points defining
the route including “compulsory” or “on-request” reporting points;
The identification of each route, e.g. A6, should be used and the routes
should be listed in alphabetical, numerical order, A3, G7, G9, etc. In this
same column, indicatethe FIR traversed by the route. Where more than
oneFIR is involved, the common boundary should beshown at the
appropriate location along the track inthe manner indicated in the
Specimen AIP.
Indicate the name, coded designator and geographicalcoordinates of
significant points listed intheir correct sequence in relation to the
track. Significant points comprise compulsory and onrequestreporting
points, points at which a changein track occurs, and points defining
changes inupper or lower limits and minimum flight altitudes. Reporting
points should be identified by use of the
Standard aeronautical chart symbol, i.e.:

A Compulsory

!▲! Compulsory
ATS/MET reporting points
0 On reguest

2) Tracks or VOR radials to the nearest degree, geodesic distance to the


nearest tenth of a kilometer or tenth of a nautical mile between each
successive designated significant point and, in the case of VOR radials,
changeover points;
3) Upper and lower limits or minimum en-route altitudes, to the nearest
higher 50 m or 100 ft, and airspace classification;
4) Lateral limits and minimum obstacle clearance altitudes;
- 101 -

5) Direction of cruising levels;


6) The navigation accuracy requirement for each PBN (RNAV or RNP) route
segment; and
7) Remarks, including an indication of the controlling unit, its operating
channel and, if applicable, its logon address, SATVOICE number, and any
navigation, RCP and RSP specification(s) limitations.

ENR 3.2 Upper ATS Routes


Detailed description of upper ATS routes, including:
1) Route designator, designation of the required communication performance
(RCP) specification(s), navigation specification(s) and/or required
surveillance performance (RSP) specification(s) applicable to a specified
segment(s), names, coded designators or name-codes and the geographical
coordinates in degrees, minutes and seconds of all significant points
defining the route including “compulsory” or “on-request” reporting points;
2) Tracks or VOR radials to the nearest degree, geodesic distance to the
nearest tenth of a kilometer or tenth of a nautical mile between each
successive designated significant point and, in the case of VOR radials,
changeover points;
3) Upper and lower limits and airspace classification;
4) Lateral limits;
5) Direction of cruising levels;
6) The navigation accuracy requirement for each PBN (RNAV or RNP) route
segment; and
7) Remarks, including an indication of the controlling unit, its operating
channel and, if applicable, its logon address,SATVOICE number, and any
navigation, RCP and RSP specification(s) limitations.

ENR 3.3 Area Navigation Routes


Detailed description of PBN (RNAV and RNP) routes, including:
1) Route designator, designation of the required communication performance
(RCP) specification(s), navigationspecification(s) and/or required
surveillance performance (RSP) specification(s) applicable to a specified
segment(s),names, coded designators or name-codes and the geographical
coordinates in degrees, minutes and seconds of allsignificant points defining
the route including “compulsory” or “on-request” reporting points;
- 102 -

2) In respect of waypoints defining an area navigation route, additionally as


applicable:
a) Station identification of the reference VOR/DME;
b) Bearing to the nearest degree and the distance to the nearest tenth of a
kilometer or tenth of a nautical mile from thereference VOR/DME, if the
waypoint is not collocated with it; and
c) Elevation of the transmitting antenna of DME to the nearest 30 m (100
ft);
3) Magnetic bearing to the nearest degree, geodesic distance to the nearest
tenth of a kilometer or tenth of a nautical mile between defined end-points
and distance between each successive designated significant point;
4) Upper and lower limits and airspace classification;
5) Direction of cruising levels;
6) The navigation accuracy requirement for each PBN (RNAV or RNP) route
segment; and
7) Remarks, including an indication of the controlling unit, its operating
channel and, if applicable, its logon address,SATVOICE number, and any
navigation, RCP and RSP specification(s) limitations.

ENR 3.4 Helicopter Routes


Detailed description of helicopter routes, including:
1) Route designator, designation of the required communication performance
(RCP) specification(s), navigation specification(s) and/or required
surveillance performance (RSP) specification(s) applicable to a specified
segment(s), names, coded designators or name-codes and the geographical
coordinates in degrees, minutes and seconds of all significant points
defining the route including “compulsoiy” or “on-request” reporting points;
2) Tracks or VOR radials to the nearest degree, geodesic distance to the
nearest tenth of a kilometer or tenth of a nautical mile between each
successive designated significant point and, in the case of VOR radials,
changeover points;
3) Upper and lower limits and airspace classification;
4) Minimum flight altitudes to the nearest higher 50 m or 100 ft;
5) The navigation accuracy requirement for each PBN (RNAV or RNP) route
segment; and
- 103 -

6) Remarks, including an indication of the controlling unit, its operating


frequency and, if applicable, its logon address, SATVOICE number, and any
navigation, RCP and RSP specification(s) limitations.

ENR 3.5 Other Routes


The requirement is to describe other specifically designated routes which are
compulsory within specified area(s).
Note.— Arrival, transit and departure routes which are specified in connection
with procedures for traffic to and from aerodromes/heliports need not be
described since they are described in the relevant section of Part 3 —
Aerodromes.

ENR 3.6 En-route Holding


The requirement is for a detailed description of en-route holding procedures,
containing:
1) Holding identification (if any) and holding fix (navigation aid) or waypoint
with geographical coordinates in degrees, minutes and seconds;
2) Inbound track;
3) Direction of the procedure turn;
4) Maximum indicated airspeed;
5) Minimum and maximum holding level;
6) Time/distance outbound; and
7) Indication of the controlling unit and its operating frequency.
Note.— Obstacle clearance criteria related to holding procedures are contained
in MOS 173 regarding Standards Applicable to the Provision of Instrument
Flight Procedure Design.

ENR 4. RADIO NAVIGATION AIDS/SYSTEMS


ENR 4.1 Radio Navigation Aids — En-route
A list of stations providing radio navigation Services established for en-route
purposes and arranged alphabetically by name of the station, including:
1) Name of the station and magnetic variation to the nearest degree and for
VOR, station declination to the nearest degree used for technical line-up of
the aid;
2) Identification;
3) Frequency/channel for each element;
4) Hours of operation;
- 104 -

5) Geographical coordinates in degrees, minutes and seconds of the position of


the transmitting antenna;
6) Elevation of the transmitting antenna of DME to the nearest 30 m (100 ft);
and
7) Remarks.
If the operating authority of the facility is other than the designated
governmental agency, the name of the operating authority must be indicated in
the remarks column. Facility coverage must be indicated in the remarks
column.

ENR 4.2 Special Navigation Systems


Description of stations associated with special navigation systems (DECCA,
LORAN, etc.), including:
1) Name of station or chain;
2) Type of Service available (master signal, slave signal, color);
3) Frequency (channel number, basic pulse rate, recurrence rate, as
applicable);
4) Hours of operation;
5) Geographical coordinates in degrees, minutes and seconds of the position of
the transmitting station; and
6) Remarks.
If the operating authority of the facility is other than the designated
governmental agency, the name of the operating authority must be indicated in
the remarks column. Facility coverage must be indicated in the remarks
column.

ENR 4.3 Global Navigation Satellite System (GNSS)


A list and description of elements of the global navigation satellite system
(GNSS) providing the navigation Service established for en-route purposes and
arranged alphabetically by name of the element, including:
1) The name of the GNSS element (GPS, GLONASS, EGNOS, MSAS, WAAS,
etc.);
2) Frequency(ies), as appropriate;
3) Geographical coordinates in degrees, minutes and seconds of the nominal
Service area and coverage area; and
- 105 -

4) Remarks.
If the operating authority of the facility is other than the designated
governmental agency, the name of the operating authority must be indicated in
the remarks column.

ENR 4.4 Name-code designators for signiflcant points


An alphabetically arranged list of name-code designators (five-letter
pronounceable “name-code”) established for signiflcant points at positions not
marked by the site of radio navigation aids, including:
1) Name-code designator;
2) Geographical coordinates in degrees, minutes and seconds of the position;
3) Reference to ATS or other routes where the point is located; and
4) remarks, including supplementary definition of positions where required.

ENR 4.5 Aeronautical Ground Lights — En-route


A list of aeronautical ground lights and other light beacons designating
geographical positions which are selected by the State as being signiflcant,
including:
1) Name of the city or town or other identification of the beacon;
2) Type of beacon and intensity of the light in thousands of candelas;
3) Characteristics of the signal;
4) Operational hours; and
5) Remarks.

ENR 5. NAVIGATION WARNINGS


ENR 5.1 Prohibited, Restricted and Danger Areas
Description, supplemented by graphic portrayal where appropriate, of
prohibited, restricted and danger areas together with information regarding
their establishment and activation, including:
1) Identification, name and geographical coordinates of the lateral limits in
degrees, minutes and seconds if inside and in degrees and minutes if
outside control area/control zone boundaries;
2) Upper and lower limits; and
3) Remarks, including time of activity.
Type of restriction or nature of hazard and risk of interception in the event of
penetration must be indicated in the remarks column.
- 106 -

BNR 5.2 Military Exercise and Training Areas and Air


Defenseldentification Zone (ADIZ)
Description, supplemented by graphic portrayal where appropriate, of
established militaiy training areas and military exercises taking place at regular
intervals, and established air defense identification zone (ADIZ), including:
1) Geographical coordinates of the lateral limits in degrees, minutes and
seconds if inside and in degrees and minutes if outside control area/control
zone boundaries;
2) Upper and lower limits and system and means of activation announcements
together with information pertinent to civil flights and applicable ADIZ
procedures; and
3) Remarks, including time of activity and risk of interception in the event of
penetration of ADIZ.

ENR 5.3 Other activities of a dangerous nature and other potential


hazards
ENR 5.3.1 Other activities of a dangerous nature
Description, supplemented by charts where appropriate, of activities that
constitute a specific or obvious danger to aircraft operation and could affect
flights including:
1) Geographical coordinates in degrees and minutes of center of area and
range of inffuence;
2) Vertical limits;
3) Advisory measures;
4) Authority responsible for the provision of information; and
5) Remarks, including time of activity.

ENR 5.3.2 Other potential hazards


Description, supplemented by charts where appropriate, of other potential
hazards that could affect flights (active volcanoes,nuclear power stations, etc.)
including:
1) Geographical coordinates in degrees and minutes of location of potential
hazard;
2) Vertical limits;
3) Advisory measures;
4) Authority responsible for the provision of information; and
5) Remarks.
- 107 -

ENR 5.4 Air navigation obstacles


list of obstacles affecting air navigation in Area 1 (the entire State territory),
including:
1) Obstacle identification or designation;
2) Type of obstacle;
3) Obstacle position, represented by geographical coordinates in degrees,
minutes and seconds;
4) Obstacle elevation and height to the nearest meter or foot;
5) Type and color of obstacle lighting (if any); and
6) If appropriate, an indication that the list of obstacles is available in
electronic form, and a reference to GEN 3.1.6.

Note 1.— An obstacle whose height above the ground is 100 m and higher is
considered an obstacle for Area 1.

Note 2.— Specifications governing the determination and reporting (accuracy of


field work and data integrity) of positions (latitude and longitude) and
elevations/heights for obstacles in Area 1 are given in CASR Part 175.

ENR 5.5 Aerial sporting and recreational activities


Brief description, supplemented by graphic portrayal where appropriate, of
intensive aerial sporting and recreational activities together with conditions
under which they are carried out, including:
1) Designation and geographical coordinates of the lateral limits in degrees,
minutes and seconds if inside and in degrees and minutes if outside control
area/control zone boundaries;
2) Vertical limits;
3) Operator/user telephone number; and
4) Remarks, including time of activity.
Note.— This paragraph may be subdivided into different sections for each
different categoiy of activity, giving the indicated details in each case.

ENR 5.6 Bird migration and areas with sensitive fauna


Description, supplemented by charts where practicable, of movements of birds
associated with migration, including migration routes and permanent resting
areas and areas with sensitive fauna.
- 108 -

ENR 6. EN-ROUTE CHARTS


The requirement is for the En-route Chart — ICAO and index charts to be
included in this section.

PART 3 — AERODROMES (AD)


If an AIP is produced and made available in more than one volume with each
having a separate amendment and supplement Service, a separate preface,
record of AIP Amendments, record of AIP Supplements, checklist of AIP pages
and list of current hand amendments must be included in each volume. In the
case of an AIP being published as one volume, the annotation “not applicable”
must be entered against each of the above subsections.

AD 0.6 Table of contents to Part 3


A list of sections and subsections contained in Part 3 — Aerodromes (AD).
Note.— Subsections may be listed alphabetically.

AD 1. AERODROMES/HELIPORTS — INTRODUCTION
AD 1.1 Aerodrome/Heliport Availability and Conditions of Use
AD 1.1.1 General Conditions
Brief description of the State’s designated authority responsible for aerodromes
and heliports, including:
1) The general conditions under which aerodromes/heliports and associated
facilities are available for use; and
2) A statement concerning the ICAO documents on which the Services are
based and a reference to the AIP location where differences, if any, are
listed.

AD 1.1.2 Use of Military Air Bases


Regulations and procedures, if any, concerning civil use of militaiy air bases.

AD 1.1.3 Low Visibility Procedures (LVP)


The general conditions under which the low visibility procedures applicable to
Cat II/III operations at aerodromes, if any, areapplied.

AD 1.1.4 Aerodrome Operating Minima


Details of aerodrome operating minima applied by the State.

AD 1.1.5 Other Information


If applicable, other information of a similar nature.
- 109 -

AD 1.2 Rescue and Fire Fighting Services and Snow Plan


AD 1.2.1 Rescue and Fire Fighting Services
Brief description of rules governing the establishment of rescue and fire fighting
Services at aerodromes and heliportsavailable for public use together with an
indication of rescue and fire fighting categories established by a State.
Provide information on the general policy concerning the provision of rescue
and fire fighting Services at each aerodrome/heliport (regular and alternate)
available for public use, determination of the scale of protection, hours of
Service, authority responsible for the Service, and the availability of facilities for
foaming of runways. If applicable, list the aerodromes where such facilities are
available.

AD 1.2.2 Snow Plan


Brief description of general snow plan considerations for aerodromes and
heliports available for public use at which snowconditions are normally liable to
occur, including:
1) Organization of the winter service;
An indication of the authority responsible for snow clearance and for
measuring, improving and reporting pavement conditions.
An indication of the general policy concerning operational priorities
established for the clearance of movement areas.
2) Surveillance of movement areas;
Indicate how surveillance of the movement areas is organized.
3) Measuring methods and measurements taken;
A description of the methods used for measuring the depth and determining
the characteristics of precipitants on movement areas.
A description of the methods used (e.g. equipment and pattern) for surface
friction measurements.
Principles used for the determination of value ofsurface friction.
A table of friction coefficients.
4) Actions taken to maintain the usability of movement areas;
A description of the methods used for clearing snow, slush, ice and
standing water, e.g. plowing, sweeping or blowing, and details of any
Chemical methods employed for clearing movement areas.
Information concerning when and how surface friction will be improved.
General policy concerning coordination between operators, ATC and the
- 110 -

aerodrome authorities to ensure compatibility between efficient snow


clearance procedures and maximum utilization of the aerodrome.
5) System and means of reporting;
Indicate how snow conditions are reported to the responsible authority.
6) The cases of runway closure; and
Indicate the general policy on closure of a runway.
7) Distribution of information about snow conditions.
A short description of the System for distribution of information about snow
conditions (NOTAM, SNOWTAM, updating).
Note. Where different snow plan considerations apply at aerodromes/heliports,
this subparagraph may besubdivided accordingly.

AD 1.3 Index to Aerodromes and Heliports


A list, supplemented by graphic portrayal, of aerodromes and heliports within a
State, including:
1) Aerodrome/heliport name and ICAO location indicator;
The name, in capitals, of the city or town which the aerodrome serves,
followed by an oblique stroke and the name given to the aerodrome by the
State concerned, e.g. GUAYAQUIL/Simon Bolivar, BOSTON/Logan
International, DHAHRAN/Intl, without repeating the name of the city or
town. When the aerodrome is located on an island in a group of islands with
a group name (e.g. French Antilles), the name of that island should be
added in brackets, e.g. FORT-DE-FRANCE/LeLamentin (Martinique). When
the aerodrome is located on an island but serves no particular city or town,
the name of the island should appear in place of a city name, e.g. SAN
ANDRES I./San Andres.
Add the ICAO location indicator following the aerodrome/heliport name.
2) Type of traffic permitted to use the aerodrome/heliport
(international/national, IFR/VFR, scheduled/non-scheduled,general
aviation, military and other); and
Indicate the availability of the aerodrome/heliport for the specific types of
traffic.
3) Reference to AIP, Part 3 subsection in which aerodrome/heliport details are
presented.
- 111 -

AD 1.4 Grouping of Aerodromes and Heliports


Brief description of the criteria applied by the State in grouping
aerodromes/heliports for production/distribution/provision ofinformation
purposes (international/national; primary/secondaiy; major/other;
civil/military; etc.).

AD 1.5 Status of Certification of Aerodromes


A list of aerodromes in the State, indicating the status of certification,
including:
1) Aerodrome name and ICAO location indicator;
2) Date and, if applicable, validity of certification; and
3) Remarks, if any.

AD 2. AERODROMES
Table AD 2 comprises a detailed description of aerodromes for use by scheduled
or non-scheduled, commercial or noncommercial (private) air Services for
traffic, technical or divisionary purposes.
The relevant information must be listed and numbered in the following
sections, subsections and their subdivision.
Note.— **** is to be replaced by the relevant ICAO location indicator.

**** AD 2.1 Aerodrome Location Indicator and Name


The requirement is for the ICAO location indicator assigned to the aerodrome
and the name of aerodrome. An ICAO location indicator must be an integral
part of the referencing system applicable to all subsections in section AD 2.

**** AD 2.2 Aerodrome Geographical and Administrative Data


The requirement is for aerodrome geographical and administrative data,
including:
1) aerodrome reference point (geographical coordinates in degrees, minutes
and seconds) and its site (distance and direction from a prominent point at
the aerodrome such as the aerodrome control tower);
2) direction and distance of aerodrome reference point from the canter of the
city or town which the aerodrome serves;
The distance (km) and direction (true bearing) of the aerodrome (reference
point) from some prominent place within the city or town.
- 112 -

3) Aerodrome elevation to the nearest meter or foot, and reference


temperature;
The official aerodrome elevation to the nearest meter or foot (defined as the
highest point of the landing area.
The aerodrome reference temperature given in degrees Celsius (C), to the
nearest degree.
4) Where appropriate, geoid undulation at the aerodrome elevation position to
the nearest meter or foot;
5) Magnetic variation to the nearest degree, date of information and annual
change;
6) Name of aerodrome operator, address, telephone and telefax numbers, e-
mail address, AFS address and, if available, website address;
7) Types of traffic permitted to use the aerodrome (IFR/VFR); and
8) Remarks.

**** ad 2.3 Operational Hours


Detailed description of the hours of operation of Services at the aerodrome,
including:
1) Aerodrome operator;
2) Customs and immigration;
3) Health and sanitation;
4) Al S briefmg office;
5) ATS reporting office (ARO);
6) MET briefmg office;
7) Air traffic Service;
8) Fuelling;
9) Handling;
10) Security;
11) De-icing; and
12) Remarks.*

**** AD 2.4 Handling Services and Facilities


Detailed description of the handling Services and facilities available at the
aerodrome, including:
- 1 13 -

1) Cargo-handling facilities;
When cargo-handling facilities are limited, the number and types of
equipment and the weightlifting capacity should be indicated (cranes, fork
lifts, conveyor belts, etc.). When the facilities are adequate to meet
anticipated requirements, this may be indicated by a simple statement such
as “All modern facilities handling weights up to ...” (specify).
2) Fuel and oil types;
The grades of fuel and oil available.
3) Fuelling facilities and capacity;
The types of fuelling equipment and Services available and the discharge
capacity of the equipment (litres per second). Where no limitations exist,
State “No limitations”.
4) De-icing facilities;
5) Hangar space for visiting aircraft;
The hangar space available stated either in terms of the numbers of certain
types of aircraft which can be accommodated, or by a listing of the hangars
available and the dimensions of each. Indicate whether the space is heated
or unheated and any other significant information.
6) Repair facilities for visiting aircraft; and
The type of repairs that can be carried out, i.e. major or minor repairs, and
the type of aircraft which can be handled; the availability of spare parts and
the existence of facilities for changing engines.
7) Remarks.

**** AD 2.5 Passenger Facilities


Passenger facilities available at the aerodrome, provided as a brief description
or a reference to other information sources
such as a website, including:
1) Hotel(s) at or in the vicinity of the aerodrome;
The type and extent of overnight accommodation available at the aerodrome
or in the vicinity of the aerodrome. When limited, the available capacity
should be given.
2) Restaurant(s) at or in the vicinity of the aerodrome;
Indicate whether a restaurant is available at the aerodrome or in the vicinity
of the aerodrome, and whether the number of meals which can be served is
limited or unlimited.
- 114 -

3) Transportation possibilities;
Indicate transportation facilities available such as buses, taxis, railway,
helicopter or any other Services available at the aerodrome for the
transportation of passengers to and from the city.
4) Medical facilities;
Indicate medical facilities and Services available at the aerodrome including
first aid treatment, hospital or rest rooms, and ambulance(s). When
significant additional Services are available off the aerodrome, they should
also be listed with an indication of the location and distance from the
aerodrome.
5) Bank and post office at or in the vicinity of the aerodrome;
6) Tourist office; and
7) Remarks.
Any other relevant information not covered under this subsection.

**** AD 2.6 Rescue and fire fighting Services


Detailed description of the rescue and fire fighting Services and equipment
available at the aerodrome, including:
1) Aerodrome category for fire fighting;
Indicate the scale of protection available for the aerodrome.
2) Rescue equipment;
Indicate rescue equipment available on the rescue and fire fighting vehicles
and whether it is in accordance with the aerodrome category for rescue and
fire fighting mentioned under 1).
3) Capability for removal of disabled aircraft; and
The requirement is for an indication of the capability for removal of aircraft
disabled on or adjacent to the movement area. This may be expressed in
terms of the largest type of aircraft which the aerodrome is equipped to
remove.
4) Remarks.
Any other relevant information not covered under this subsection.

**** AD 2.7 Seasonal Availability — Clearing


Detailed description of the equipment and operational priorities established for
the clearance of aerodrome movement areas, including:
- 115 -

1) Type(s) of clearing equipment;


Indicate whether the aerodrome is serviceable during all seasons of the year
and, if not, the periods (months of the year) during which it may be
unserviceable or must be used with caution, indicating the likely cause of
unserviceability and the precautions to be taken. Information relating to
snow removal should include:
a) where no snow removal equipment is required, indicate “Not applicable”;
b) when snow conditions exist but no removal equipment is available,
indicate “None available”; and
c) where snow removal equipment is available, indicate the types of
equipment used.
2) Clearance priorities; and
If clearance of aerodrome movement areas is required, indicate the priorities
with regard to clearing of RWY, TWY and aprons.
3) Remarks.
Any other relevant information not covered under this subsection.

**** AD 2.8 Aprons, Taxiways and Check Locations/Positions Data


Details related to the physical characteristics of aprons, taxiways and
locations/positions of designated checkpoints, including:
1) Designation, surface and strength of aprons;
Indicate type of surface; and the strength of the apron using the aircraft
classification number, pavement classification number (ACN-PCN) method.
2) Designation, width, surface and strength of taxiways;
In addition to the width (in meters) and the type of surface of the taxiways,
indicate its strength by using the ACN-PCN method.
3) Location and elevation to the nearest meter or foot of altimeter checkpoints;
4) Location of VOR checkpoints;
5) Position of INS checkpoints in degrees, minutes, seconds and hundredths of
seconds; and
In many instances the geographical coordinates of aircraft stand at which
aircraft equipped with INS could align and program their equipment
beforedeparture could be given to the accuracy mentionedabove. These
stands could be listed together with theircoordinates, e.g. Stand 1
N522224.62 W0315654.18; Stand 2 N522218.35 W0315654.94.
6) Remarks.
- 116 -

If check locations/positions are presented on an aerodrome chart, a note to


that effect must be provided under this subsection.

If check locations/positions are presented on an aerodrome chart, a note to


that effect must be provided under this subsection.

**** AD 2.9 Surface movement guidance and control system and markings
Brief description of the surface movement guidance and control system and
runway and taxiway markings, including:
1) Use of aircraft stand identification signs, taxiway guide lines and visual
docking/parking guidance system at aircraftstands;
2) Runway and taxiway markings and lights;
3) Stop bars (if any); and
4) Remarks.

**** AD 2.10 Aerodrome Obstacles


Detailed description of obstacles, including:
1) Obstacles in Area 2:
a) Obstacle identification or designation;
b) Type of obstacle;
c) Obstacle position, represented by geographical coordinates in degrees,
minutes, seconds and tenths of seconds;
d) Obstacle elevation and height to the nearest meter or foot;
e) Obstacle marking, and type and color of obstacle lighting (if any);
f) If appropriate, an indication that the list of obstacles is available in
electronic form, and a reference to GEN 3.1.6;and
g) NIL indication, if appropriate.
Where no obstacles exist in the approach and takeoff areas, “NIL” must be
indicated.

Note 1.— Chapter 10, 10.1.1, provides a description of Area 2 while Appendbc 8,
Figure A8-2, contains graphicalillustrations of obstacle data collection surfaces
and criteria used to identify obstacles in Area 2.

Note 2.— Specifications governing the determination and reporting (accuracy of


field work and data integrity) ofpositions (latitude and longitude) and
elevations/heights for obstacles in Area 2 are given in CASR Part 175.
2) The absence of an Area 2 data set for the aerodrome is to be clearly stated
and obstacle data are to be provided for:
- 117 -

a) obstacles that penetrate the obstacle limitation surfaces;


b) obstacles that penetrate the takeoff flight path area obstacle
Identification surface; and
c) other obstacles assessed as being hazardous to air navigation.

3) indication that information on obstacles in Area 3 is not provided, or if


provided:
a) Obstacle identification or designation;
b) Type of obstacle;
c) Obstacle position, represented by geographical coordinates in degrees,
minutes, seconds and tenths of seconds;
d) Obstacle elevation and height to the nearest tenth of a metre or tenth of
a foot;
e) Obstacle marking, and type and colour of obstacle lighting (if any);
f) If appropriate, an indication that the list of obstacles is available in
electronic form, and a reference to GEN 3.1.6;and
g) NIL indication, if appropriate.
Appendix 8, Figure A8-3, contains graphicalillustrations of obstacle data
collection surfaces and criteria used to identify obstacles in Area 3.

Note 2.— Specifications governing the determination and reporting (accuracy of


field work and data integrity) ofpositions (latitude and longitude) and
elevations/heights for obstacles in Area 3 are given in CASR Part 175.

**** AD 2.11 Meteorological Information Provided


Detailed description of meteorological information provided at the aerodrome
and an indication of which meteorologicaloffice is responsible for the Service
enumerated, including:
1) Name of the associated meteorological Office;
2) Hours of Service and, where applicable, the designation of the responsible
meteorological office outside these hours;
3) Office responsible for preparation of TAFs and periods of validity and
interval of issuance of the forecasts;
4) Availability of the trend forecasts for the aerodrome, and interval of
issuance;
The availability of the trend forecast for the aerodrome/heliport and the
interval of issuance must be listed.
5) Information on how briefing and/or consultation is provided;
- 118 -

P = personal consultation
T = telephone
TV = closed circuit television
D = self-briefing display.
6) Types of flight documentation supplied and language(s) used in flight
documentation;
C = charts
CR = cross-sections
PL = abbreviated plain language texts
TB = tabular forms.
Indicate languages used in plain language.
7) Charts and other information displayed or available for briefing or
consultation;
S = surface analysis (current chart)
U = upper air analysis (current chart)
P = prognostic upper air chart
W = significant weather chart
T = tropopause chart.
SWH = significant weather high (chart)
SWM = significant weather medium (chart)
SWL = significant weather low (chart)
8) Supplementary equipment available for providing information on
meteorological conditions, e.g. weather radar andReceiverfor satellite
images;
9) The air traffic Services unit(s) provided with meteorological information e.g.
FIC, ACC and/or RCC.; and
10) Additional information, e.g. concerning any limitation of Service.
Indicate any limitations of Service and any Service not already listed.
As necessary, indicate telephone numbers of the meteorological office
normally providing Service for the aerodrome and any other meteorological
offices providing Service during periods when that office is closed or at
night.

**** AD 2.12 Runway Physical Characteristics


Detailed description of runway physical characteristics, for each runway,
including:
- 119 -

1) Designations;
2) True bearings to one-hundredth of a degree;
3) Dimensions of runways to the nearest meter or foot;
4) Strength of pavement (PCN and associated data) and surface of each
runway and associated stop ways;
Reporting method. The bearing strength of a pavement intended for aircraft
of apron (ramp) mass greater than 5 700 kg (12 500 lb) shall be made
available using the aircraft classification number — pavement classification
number (ACNPCN) method by reporting all of the following information:
a) the pavement classification number (PCN);
b) pavement type for ACN-PCN determination;
c) subgrade strength categoiy;
d) maximum allowable tire pressure category or maximum allowable tire
pressure value; and
e) evaluation method.

The PCN reported shall indicate that an aircraft with an ACN equal to or
less than the reported PCN can operate on the pavement subject to any
limitation on the tire pressure, or aircraft all-up mass for specified aircraft
types. The Standard procedures for determining the ACN of an aircraft are
given in the Aerodrome Design Manual Doc 9157), Part 3.
The following examples illustrate how pavement strength data are reported
under the ACN-PCN method.
Example 1: If the bearing strength of a rigid pavement resting on a medium
strength subgrade has been assessed by technical evaluation to be PCN 80
and there is no tire pressure limitation, then the reported information would
be:
PCN 8 0 / R / B / W / T
Example 2: If the bearing strength of a composite pavement, behaving like a
flexible pavement and resting on a high strength subgrade, has been
assessed by using aircraft experience to be PCN 50 and the maximum tire
pressure allowable is 1.00 MPa (145 psi), then the reported information
would be:
- 120 -

PCN 5 0 / F / A / Y / U
Note.— Composite construction.
The bearing strength of a pavement intended for aircraft of apron (ramp)
mass equal to or less than 5 700 kg (12 500 lb) shall be made available by
reporting the following information:
a) maximum allowable aircraft mass; and
b) maximum allowable tire pressure.
Example: 4 000 kg/0.50 MPa.

5) Geographical coordinates in degrees, minutes, seconds and hundredths of


seconds for each threshold and runway end and,where appropriate, geoid
undulation of:
a. thresholds of a non-precision approach runway to the nearest meter or
foot; and
b. thresholds of a precision approach runway to the nearest tenth of a
meter or tenth of a foot;

6) Elevations of:
a. thresholds of a non-precision approach runway to the nearest meter or
foot; and
b. thresholds and the highest elevation of the touchdown zone of a
precision approach runway to the nearest tenth of a meter or tenth of a
foot;

7) Slope of each runway and associated stop ways;


8) Dimensions of stop way (if any) to the nearest meter or foot;
9) Dimensions of clearway (if any) to the nearest meter or foot;
10) Dimensions of strips;
11) Dimensions of runway end safety areas;
12) Location (which runway end) and description of arresting system (if any);
13) The existence of an obstacle-free zone; and
14) Remarks.

**** AD 2.13 Declared Distances


Detailed description of declared distances to the nearest meter or foot for each
direction of each runway, including:
1) Runway designator;
2) Takeoff run available;
3) Takeoff distance available, and if applicable, alternative reduced declared
- 121 -

distances;
4) Accelerate-stop distance available;
5) Landing distance available; and
6) Remarks, including runway entry or start point where alternative reduced
declared distances have been declared.

If a runway direction cannot be used for takeoff or landing, or both, because it


is operationally forbidden, then this must bedeclared and the words “not
usable” or the abbreviation “NU” entered.

**** AD 2.14 Approach and Runway Lighting


Detailed description of approach and runway lighting, including:
1) Runway designator;
2) Type, length and intensity of approach lighting system;
3) Runway threshold lights, color and wing bars;
4) Type of visual approach slope indicator system;
5) Length of runway touchdown zone lights;
6) Length, spacing, color and intensity of runway center line lights;
7) Length, spacing, color and intensity of runway edge lights;
8) Color of runway end lights and wing bars;
9) Length and color of stop way lights; and
10) Remarks.
This includes the following types of lighting.

Approach lighting:
Simple approach lighting
Precision approach lighting including category
Visual approach slope indicator system
Circling guidance lights
Runway lead-in lighting systems
Runway threshold identification lights

Runway lighting:
Runway edge lights
Runway end lights
Runway threshold lights
Runway center line lights
Runway touchdown zone lights
- 122 -

Fixed distance lights

**** ad 2.15 Other Lighting and Secondary Power Supply


Description of other lighting and secondaiy power supply, including:
1) Location, characteristics and hours of operation of aerodrome
beacon/identification beacon (if any);
2) Location and lighting (if any) of anemometer/landing direction indicator;
3) Taxiway edge and taxiway center line lights;
4) Secondary power supply including switch-over time; and
Indicate whether or not secondaiy power supply is available and give
maximum switch-over times.
5) Remarks.
This may include information on the availability of stopway lights, stop bar s
and clearance bars.
Note 1.— Information relating to stopway is referred to by the designation of the
extremity of the runway from which the take-off run is started.
Note 2.— Information relating to a visual approach slope indicator system
(VASIS) should include type of system, nominal approach slope angle(s) as
specified in regulation regarding Aerodrome and minimum pilot eye-height(s)
over the threshold of the on-slope signal(s) (MEHT). Where an AVASIS or 3-BAR
AVASIS is installed, details of the number and position of the light units should
also be published. Where an AT-VASIS or PAPI is installed, the side of the
runway on which the lights are installed, i.e. left or right, should be published.

**** AD 2.16 Helicopter Landing Area


Detailed description of helicopter landing area provided at the aerodrome,
including:
1) Geographical coordinates in degrees, minutes, seconds and hundredths of
seconds and, where appropriate, geoidundulation of the geometric center of
touchdown and lift-off (TLOF) or of each threshold of final approach and
takeoff(FATO) area:
a) for non-precision approaches, to the nearest meter or foot; and
b) for precision approaches, to the nearest tenth of a meter or tenth of a
foot;
2) TLOF and/or FATO area elevation:
a) for non-precision approaches, to the nearest meter or foot; and
b) for precision approaches, to the nearest tenth of a meter or tenth of a
- 123 -

foot;
3) TLOF and FATO area dimensions to the nearest meter or foot, surface type,
bearing strength and marking;
Indicate the load-bearing area designated for touchdown or lift-off along
with the dimensions, slope (sufficient to prevent water accumulation but
not to exceed 2 per cent in any direction), the surface type (e.g. pavement,
concrete, grass) and associated bearing strength expressed in kilograms.
Indicate the performance class of helicopter the FATO is intended to serve,
its type (surface-level, elevated or helideck), its length, width, slope and
surface type.
4) True bearings to one-hundredth of a degree of FATO;
Where appropriate, the FATO designation number may be added.
5) Declared distances available, to the nearest meter or foot;
An indication of the declared distances, where established, available for
helicopter operations. These should include:
a) take-off distance available (TODAH);
b) rejected take-off distance available (RTODAH); and
c) landing distance available (LDAH).
6) Approach and FATO lighting; and
This should include:
• Aiming point;
• Approach lighting system;
• Final approach and take-off area (FATO);
• Obstacles;
• Taxiway;
• Touchdown and lift-off area (TLOF);
• Visual approach slope indicator system (e.g.PAPI, APAPI, HAPI);
• Winching area.
7) Remarks.

**** ad 2.17 Air Traffic Services Airspace


Detailed description of air traffic Services airspace organized at the aerodrome,
including:
1) Airspace designation and geographical coordinates in degrees, minutes and
seconds of the lateral limits;
2) Vertical limits;
- 124 -

3) Airspace classification;
4) Call sign and language(s) of the air traffic Services unit providing Service;
5) Transition altitude;
6) Hours of applicability; and
7) Remarks.

**** AD 2.18 Air Traffic Services Communication Facilities


Detailed description of air traffic Services communication facilities established
at the aerodrome, including:
1) Service designation;
2) Call sign;
3) Channel(s);
4) SATVOICE number(s), if available;
5) Logon address, as appropriate;
6) Hours of operation; and
7) Remarks.

**** AD 2.19 Radio Navigation and Landing Aids


Detailed description of radio navigation and landing aids associated with the
instrument approach and the terminal area procedures at the aerodrome,
including:
1) Type of aids, magnetic variation to the nearest degree, as appropriate, and
type of supported operation for ILS/MLS, basicGNSS, SBAS and GBAS, and
for VOR/ILS/MLS station declination to the nearest degree used for
technical line-up ofthe aid;
2) Identification, if required;
3) Frequency(ies), channel number(s), Service provider, and reference path
identifier(s) (RPI), as appropriate;
4) Hours of operation, as appropriate;
5) Geographical coordinates in degrees, minutes, seconds and tenths of
seconds of the position of the transmitting antenna,as appropriate;
6) Elevation of the transmitting antenna of DME to the nearest 30 m (100 ft)
and of DME/P to the nearest 3 m (10 ft),elevation of GBAS reference point
to the nearest meter or foot, and the ellipsoid height of the point to the
nearest meter or foot. For SBAS, the ellipsoid height of the landing
threshold point (LTP) or the fictitious threshold point (FTP) to thenearest
meter or foot;
- 125 -

7) Service volume radius from the GBAS reference point to the nearest
kilometer or nautical mile; and
8) Remarks.
When the same aid is used for both en-route and aerodrome purposes, a
description must also be given in section ENR 4. Ifthe GBAS serves more than
one aerodrome, description of the aid must be provided under each aerodrome.
If the operatingauthority of the facility is other than the designated
governmental agency, the name of the operating authority must beindicated in
the remarks column. Facility coverage must be indicated in the remarks
column.

**** AD 2.20 Local Aerodrome Regulations


Detailed description of regulations applicable to the use of the aerodrome,
including the acceptability of training flights, non-radioand micro light aircraft
and similar, and to ground maneuvering and parking but excluding flight
procedures.

**** AD 2.21 Noise Abatement Procedures


Detailed description of noise abatement procedures established at the
aerodrome.*

**** AD 2.22 Flight Procedures


Detailed description of the conditions and flight procedures, including radar
and/or ADS-B procedures, established on the basis of airspace organization at
the aerodrome. When established, detailed description of the low visibility
procedures at the aerodrome, including:
1) Runway(s) and associated equipment authorized for use under low visibility
procedures;
2) Defined meteorological conditions under which initiation, use and
termination of low visibility procedures would be made;
3) Description of ground marking/lighting for use under low visibility
procedures; and
4) Remarks.
- 126 -

**** AD 2.23 Additional Information


Additional information at the aerodrome, such as an indication of bird
concentrations at the aerodrome, together with an indication of significant daily
movement between resting and feeding areas, to the extent practicable.

**** AD 2.24 Charts Related to an Aerodrome


The requirement is for charts related to an aerodrome to be included in the
following order:
1) Aerodrome/Heliport Chart — ICAO;
2) Aircraft Parking/Docking Chart — ICAO;
3) Aerodrome Ground Movement Chart — ICAO;
4) Aerodrome Obstacle Chart — ICAO Type A (for each runway);
5) Aerodrome Terrain and Obstacle Chart — ICAO (Electronic);
6) Precision Approach Terrain Chart — ICAO (precision approach Cat II and III
runways);
7) Area Chart — ICAO (departure and transit routes);
8) Standard Departure Chart — Instrument — ICAO;
9) Area Chart — ICAO (arrival and transit routes);
10) Standard Arrival Chart — Instrument — ICAO;
11) ATC Surveillance Minimum Altitude Chart — ICAO;
12) Instrument Approach Chart — ICAO (for each runway and procedure type);
13) Visual Approach Chart — ICAO; and
14) Bird concentrations in the vicinity of the aerodrome.

If some of the charts are not produced, a statement to this effect must be given
in section GEN 3.2, Aeronautical charts.

Note.— A page pocket may be used in the AIP to include the Aerodrome Terrain
and Obstacle Chart — ICAO (Electronic) on appropriate electronic
media.

AD 3. HELIPORTS
When a helicopter landing area is provided at the aerodrome, associated data
must be listed only under **** AD 2.16.
AD 3 comprises a detailed description of heliports designated for use by
helicopters engaged in international civil aviation operations. Normally,
heliports are designated as such by the controlling State under Article 68 of the
Convention. The lack of any formal designation of a heliport should not,
- 127 -

however, preclude the entry of required information. In this context, entries are
left to the discretion of the authorities concerned.
For the format, please see the Specimen AIP in Part 3, Section AD 3.
The relevant information must be listed and numbered inthe following sections,
subsections and their subdivisions.
Note.— The aerodrome/heliport information is provided in accordance with the
grouping of aerodromes/heliports as indicated under AD 1.4.
Note.— **** is to be replaced by therelevant ICAO location indicator.

**** AD 3.1 Heliport Location Indicator and Name


The requirement is for the ICAO location indicator assigned to the heliport and
the name of heliport. An ICAO locationindicator must be an integral part of the
referencing system applicable to all subsections in section AD 3.

**** aD 3.2 Heliport Geographical and Administrative Data


The requirement is for heliport geographical and administrative data, including:
1) Heliport reference point (geographical coordinates in degrees, minutes and
seconds) and its site;
The position of the heliport reference point given in terms of the nearest
second of latitude and longitude.
2) Direction and distance of heliport reference point from the center of the city
or town which the heliport serves;
The distance (km) and direction (true bearing) of the aerodrome (reference
point) from some prominent place within the city or town.
3) Heliport elevation to the nearest meter or foot, and reference temperature;
The official heliport elevation to the nearest meter or foot (defined as the
highest point of the landing area).
The heliport reference temperature given in degrees Celsius (C), to the
nearest degree.
4) Where appropriate, geoid undulation at the heliport elevation position to the
nearest meter or foot;
5) Magnetic variation to the nearest degree, date of information and annual
change;
6) Name of heliport operator, address, telephone and telefax numbers, e-mail
address, AFS address and, if available, websiteaddress;
- 128 -

7) Types of traffic permitted to use the heliport (IFR/VFR); and


8) Remarks.

**** AD 3.3 Operational Hours


Detailed description of the hours of operation of Services at the heliport,
including:
1) Heliport operator;
2) Customs and immigration;
3) Health and sanitation;
4) Al S briefing office;
5) ATS reporting office (ARO);
6) MET briefing office;
7) Air Traffic Service;
8) Fuelling;
9) Handling;
10) Security;
11) De-icing; and
12) Remarks.*

**** AD 3.4 Handling Services and Facilities


Detailed description of the handling Services and facilities available at the
heliport, including:
1) Cargo-handling facilities;
When cargo-handling facilities are limited, the number and types of
equipment and the weightlifting capacity should be indicated (cranes, fork
lifts, conveyor belts, etc.). When the facilities are adequate to meet
anticipated requirements, this may be indicated by a simple statement such
as “Ali modern facilities handling weights up to ...” (specify). Indicate the
distance (km) and location of the nearest railway siding, if appropriate.
2) Fuel and oil types;
The grades of fuel which are available to visiting helicopters, with piston-
engine grades shown first, followed by turbine-engine fuels, when
applicable.
The grades of oil available to visiting helicopters.
3) Fueling facilities and capacity;
The types of fuelling equipment available and the discharge capacity of each
(liters per second).
- 129 -

Any prior notification required (PN), if applicable.


Where no limitations exist, State “No limitations” .
4) De-icing facilities;
5) Hangar space for visiting helicopter;
The hangar space available stated either in terms of the numbers of certain
types of aircraft which can be accommodated, or by a listing of the hangars
available and the dimensions of each. The door opening of each should also
be given. Indicate whether the space is heated or unheated and any other
significant information.
6) Repair facilities for visiting helicopter; and
The type of repairs that can be carried out, i.e. major or minor repairs, and
the type of aircraft which can be handled; the availability of spare parts and
the existence of facilities for changing engines.
7) Remarks.

**** AD 3.5 Passenger Facilities


Passenger facilities available at the heliport, provided as a brief description or
as a reference to other information sourcessuch as a website, including:
1) Hotel(s) at or in the vicinity of the heliport;
The type and extent of overnight accommodation available at the heliport or
in the vicinity of the heliport. When limited, the available capacity should be
given.
2) Restaurant(s) at or in the vicinity of the heliport;
Indicate whether a restaurant is available at the heliport or in the vicinity of
the heliport, and whether the number of meals which can be served is
limited.
3) Transportation possibilities;
Indicate transportation facilities available such as buses, taxis, railway, or
any other Services availableat the heliport for the transportation of
passengersto and from the city.
4) Medical facilities;
Indicate medical facilities and Services available at the heliport including
first aid treatment, hospital or rest rooms, and ambulance(s). When
significant additional Services are available off the heliport, they should also
be listed with an indication of the location and distance from the heliport.
5) Bank and post office at or in the vicinity of the heliport;
- 130 -

6) Tourist office; and


7) Remarks.

**** AD 3.6 Rescue and Fire Fighting Services


Detailed description of the rescue and fire fighting Services and equipment
available at the heliport, including:
1) Heliport category for fire fighting;
Indicate the scale of protection available for the heliport.
2) Rescue equipment;
Indicate the rescue equipment available and whether it is in accordance
with the aerodrome category for rescue and fire fighting mentioned under

1 ).

3) Capability for removal of disabled helicopter; and


The requirement is for an indication of the capability for removal of
helicopters disabled on or adjacent to the movement area. This may be
expressed in terms of the largest type of helicopter which the aerodrome is
equipped to remove.
4) Remarks.
Any other relevant information not covered under this subsection.

**** ad 3.7 Seasonal Availability — Clearing


Detailed description of the equipment and operational priorities established for
the clearance of heliport movement areas,including:
1) Type(s) of clearing equipment;
Indicate whether the heliport is serviceable during all seasons of the year
and, if not, the periods (months of the year) during which it may be
unserviceable or must be used with caution, indicating the likely cause of
unserviceability and the precautions to be taken. If a special Service
providing information relating to the condition and serviceability of the
heliport alighting area exists, the type of Service should be indicated.
Information relating to snow removal should include:
a. where no snow removal equipment is required, indicate “Not applicable”;
b. when snow conditions exist but no removal equipment is available,
indicate “None available”; and
c. where snow removal equipment is available, indicate the types of
equipment used.
- 131 -

2) Clearance priorities; and


3) Remarks.

**** AD 3.8 Aprons, Taxiways and Check Locations/Positions Data


Details related to the physical characteristics of aprons, taxiways and
locations/positions of designated checkpoints, including:
1) Designation, surface and strength of aprons and helicopter stands;
Where available, indicate the general dimensions of the apron, its surface
type, strength and any associated helicopter stands;
2) Designation, width and surface type of helicopter ground taxiways;
The availability of ground taxiways or defined paths on the surface for the
air taxiing or air transiting of helicopters should be indicated along with the
width and surface type, as appropriate;
3) Width and designation of helicopter air taxiway and air transit route;
4) Location and elevation to the nearest meter or foot of altimeter checkpoints;
5) Location of VOR checkpoints;
6) Position of INS checkpoints in degrees, minutes, seconds and hundredths of
seconds
The geographical coordinates of aircraft stand at which aircraft equipped
with INS could align and program their equipment before departure must be
given to an accuracy of at least one-hundredth of a second. These stands
should be listed together with their coordinates, e.g. Stand 1 N522224.42
W0315654.19; Stand 2 N522218.53 W0315654.49;
7) Remarks.
If check locations/positions are presented on a heliport chart, a note to that
effect must be provided under this subsection.

**** AD 3.9 Markings and Markers


Brief description of final approach and takeoff area and taxiway markings and
markers, including:
1) Final approach and takeoff markings;
2) Taxiway markings, air taxiway markers and air transit route markers; and
a) Visual aids to location and indicators:
• Heliport beacon;
• Heliport identification;
• Heliport name - specify if lighted (LGTD);
• Wind direction indicator.
- 132 -

b) Marking aids:
• Aiming point;
• Air taxiway;
• Final approach and take-off area (FATO);
• Final approach and take-off area designation;
• Helideck obstacle-free sector;
• Maximum allowable mass (elevated heliport or helideck only;
• Obstacle;
• Touchdown;
• Touchdown and lift-off area (TLOF);
• Winching area.

3) Remarks.

**** AD 3.10 Heliport Obstacles


Detailed description of obstacles, including:
1) Obstacle identification or designation;
2) Type of obstacle;
3) Obstacle position, represented by geographical coordinates in degrees,
minutes, seconds and tenths of seconds;
4) Obstacle elevation and height to the nearest meter or foot;
5) Obstacle marking, and type and color of obstacle lighting (if any);
6) If appropriate, an indication that the list of obstacles is available in
electronic form, and a reference to GEN 3.1.6; and
7) NIL indication, if appropriate.

**** AD 3.11 Meteorological Information Provided


Detailed description of meteorological information provided at the heliport and
an indication of which meteorological officeis responsible for the Service
enumerated, including:
1) Name of the associated meteorological office;
2) Hours of Service and, where applicable, the designation of the responsible
meteorological office outside these hours;
3) Office responsible for preparation of TAFs, and periods of validity and
interval of issuance of the forecasts;
4) Availability of the trend forecasts for the heliport, and interval of issuance;
5) Information on how briefing and/or consultation is provided, using:
- 133 -

P = personal consultation
T = telephone
TV = closed circuit television
D = self-briefmg display.
6) Type of flight documentation supplied and language(s) used in flight
documentation, e.g.:
C = charts
CR = cross-sections
PL = abbreviated plain language texts
TB = tabular forms.
Indicate languages used in plain language.
7) Charts and other information displayed or available for briefing or
consultation, using the following abbreviations:
S = surface analysis (current chart)
U = upper air analysis (current chart)
P = prognostic upper air chart
W = significant weather chart
T = tropopause chart
8) Supplementary equipment available for providing information on
meteorological conditions, e.g. weather radar andreceiver for satellite
images;
9) The air traffic Services unit(s) provided with meteorological information e.g.
FIC, ACC and/or RCC.; and
10) Additional information, e.g. concerning any limitation of Service.
Indicate any limitations of Service and any service not already listed.

As necessary, indicate telephone numbers of the meteorological office


normally providing service for the aerodrome and any other meteorological
offices providing service during periods when that office is closed or at
night.

**** AD 3.12 Heliport Data


Detailed description of heliport dimensions and related information, including:
1) Heliport type — surface-level, elevated or helideck;
Indicate whether the heliport is located at ground or water level, or on a
raised structure on land, or on a floating or fixed off-shore structure.
- 134 -

2) Touchdown and lift-off (TLOF) area dimensions to the nearest meter or foot;
Indicate the dimensions to the nearest meter or foot of the load-bearing area
designated for touchdown or lift-off.
3) True bearings to one-hundredth of a degree of final approach and takeoff
(FATO) area;
Add the FATO designation number (where appropriate).
4) Dimensions to the nearest meter or foot of FATO, and surface type;
Indicate the performance class of helicopter the FATO is intended to serve,
its type (surface-level, elevated or helideck), its length, width, slope and
surface type.
5) Surface and bearing strength in tones (1000 kg) of TLOF;
Indicate the surface type (e.g. pavement, concrete, grass) and associated
bearing strength expressed in 1000 kilograms.
6) Geographical coordinates in degrees, minutes, seconds and hundredths of
seconds and, where appropriate, geoidundulation of the geometric center of
TLOF or of each threshold of FATO:
a) for non-precision approaches, to the nearest meter or foot; and
b) for precision approaches, to the nearest tenth of a meter or tenth of a
foot;
7) TLOF and/or FATO slope and elevation:
a) for non-precision approaches, to the nearest meter or foot; and
b) for precision approaches, to the nearest tenth of a meter or tenth of a
foot;
The slope should be sufficient to prevent water accumulation but not
exceed 2 per cent in anydirection.
8) Dimensions of safety area;
Indicate the safety area surrounding the FATO which is free of obstacles,
except for those required for air navigation purposes, including the
dimensions and surface type.
9) Dimensions, to the nearest meter or foot, of helicopter clearway;
The requirement is only relevant to surface-level heliports. Where provided,
the dimensions and ground profile should be indicated.
10) The existence of an obstacle-free sector; and
11) Remarks.
- 135 -

**** AD 3.13 Declared Distances


Detailed description of declared distances to the nearest metre or foot, where
relevant for a heliport, including:
1) Takeoff distance available, and if applicable, alternative reduced declared
distances;
2) Rejected takeoff distance available;
3) Landing distance available; and
4) Remarks, including entry or start point where alternative reduced declared
distances have been declared.

**** AD 3.14 Approach and FATO Lighting


Detailed description of approach and FATO lighting, including:
1) Type, length and intensity of approach lighting system;
2) Type of visual approach slope indicator system;
3) Characteristics and location of FATO area lights;
4) Characteristics and location of aiming point lights;
5) Characteristics and location of TLOF lighting system; and
5) Remarks.

**** AD 3.15 Other Lighting and Secondary Power Supply


Description of other lighting and secondary power supply, including:
1) Location, characteristics and hours of operation of heliport beacon;
2) Location and lighting of wind direction indicator (WDI);
3) Taxiway edge and taxiway center line lights;
4) Secondary power supply including switch-over time; and
5) Remarks.

**** AD 3.16 Air Traffic Services Airspace


Detailed description of air traffic Services airspace organized at the heliport,
including:
1) Airspace designation and geographical coordinates in degrees, minutes and
seconds of the lateral limits;
2) Vertical limits;
3) Airspace classification;
4) Call sign and language(s) of air traffic Services unit providing Service;
5) Transition altitude;
6) Hours of applicability; and
- 136 -

7) Remarks.

**** AD 3.17 Air Traffic Services Communication Facilities


Detailed description of air traffic Services communication facilities established
at the heliport, including:
1) Service designation;
2) Call sign;
3) Frequency(ies);
4) Hours of operation; and
5) Remarks.

**** AD 3.18 Radio Navigation and Landing Aids


Detailed description of radio navigation and landing aids associated with the
instrument approach and the terminal area procedures at the heliport,
including:
1) Type of aids, magnetic variation to the nearest degree, as appropriate, and
type of supported operation for ILS/MLS, basic GNSS, SBAS and GBAS,
and for VOR/ILS/MLS station declination to the nearest degree used for
technical line-up of the aid;
2) Identification, if required;
3) Frequency(ies), as appropriate;
4) Hours of operation, as appropriate;
5) Geographical coordinates in degrees, minutes, seconds and tenths of
seconds of the position of the transmitting antenna, as appropriate;
6) Elevation of the transmitting antenna of DME to the nearest 30 m (100 ft)
and of DME/P to the nearest 3 m (10 ft); and
7) Remarks.

When the same aid is used for both en-route and heliport purposes, a
description must also be given in section ENR 4. If the GBAS serves more than
one heliport, description of the aid must be provided under each heliport. If the
operating authority of the facility is other than the designated governmental
agency, the name of the operating authority must be indicated in the remarks
column. Facility coverage must be indicated in the remarks column.
- 137 -

**** ad 3.19 Local Heliport Regulations


Detailed description of regulations applicable to the use of the heliport,
including the acceptability of training flights, non-radio and micro light aircraft
and similar, and to ground maneuvering and parking but excluding flight
procedures.

**** AD 3.20 Noise Abatement Procedures


Detailed description of noise abatement procedures established at the heliport.

**** AD 3.21 Flight Procedures


Detailed description of the conditions and flight procedures, including radar
and/or ADS-B procedures, established on the basis of airspace organization
established at the heliport. When established, detailed description of the low
visibility procedures at the heliport, including:
1) Touchdown and lift-off (TLOF) area(s) and associated equipment authorized
for use under low visibility procedures;
2) Defmed meteorological conditions under which initiation, use and
termination of low visibility procedures would be made;
3) Description of ground marking/lighting for use under low visibility
procedures; and
4) Remarks.

**** AD 3.22 Additional Information


Additional information about the heliport, such as an indication of bird
concentrations at the heliport, together with an indication of significant daily
movement between resting and feeding areas, to the extent practicable.

**** AD 3.23 Charts Related to a Heliport


The requirement is for charts related to a heliport to be included in the
following order:
1) Aerodrome/Heliport Chart — ICAO;
2) Area Chart — ICAO (departure and transit routes);
3) Standard Departure Chart — Instrument — ICAO;
4) Area Chart — ICAO (arrival and transit routes);
5) Standard Arrival Chart — Instrument — ICAO;
6) ATC Surveillance Minimum Altitude Chart — ICAO;
7) Instrument Approach Chart — ICAO (for each procedure type);
- 138 -

8) Visual Approach Chart — ICAO; and


9) Bird concentrations in the vicinity of heliport.

If some of the charts are not produced, a statement to this effect must be given
in section GEN 3.2, Aeronautical charts.

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARYA SUMADI

Salinan sesuai dengan aslinya

BIRO HUKUM,

ADJI H., SH, DESS


Utama Madya (IV/d)
NIP. 19651023 199203 1 003
- 139 -

TAMBAHAN (APPENDIX) D

INFORMASI YANG DIPUBLIKASIKAN MELALUI AIRAC

BAGIAN 1

1. Penetapan, penghapusan, dan perencanaan perubahan penting (termasuk


operasi percobaan) untuk:
1.1 Batas (horizontal dan vertical), peraturan dan prosedur yang dapat
diterapkan untuk:
a) Flight Information Region (FIR);
b) Control area;
c) Control zones;
d) Advisory area;
e) Rute ATS;
f) Kawasan berbahaya, terbatas dan terlarang yang permanen
(termasuk tipe dan periode aktifitas apabila diketahui) dan ADIZ;
g) Area atau rute permanen atau sebagian daripadanya dimana
terdapat kemungkinan adanya perpotongan.
1.2 Posisi, frekuensi, call sign yang diketahui mengalami gangguan dan
periode perawatan alat bantu radio navigasi dan fasilitas komunikasi.
1.3 Prosedur terkait dengan Holding, approach, arriual dan departure serta
prosedur terkait dengan pengurangan kebisingan ataupun prosedur
lain yang berhubungan dengan pelayanan lalu lintas penerbangan.
1.4 Tingkat transisi, ketinggian transisi dan ketinggian minimum sektor.
1.5 Prosedur dan fasilitas meteorologi (termasuk penyiaran)
1.6 Runway dan stop way.
1.7 Taxiway dan apron.
1.8 Prosedur operasi bandar udara (termasuk prosedur visibilitas
minimum).
- 140 -

1.9 Pendekatan dan pencahayaan runway.


1.10 Operasi minimum bandar udara.

BAGIAN 2
2. Perubahan penting terkait dengan penetapan, penghapusan dan
perencanaan yang meliputi:
2.1 Posisi, ketinggian dan penerangan obstacle yang berpengaruh terhadap
pelayanan navigasi penerbangan.
2.2 Jam pelayanan bandar udara, fasilitas dan pelayanan navigasi
penerbangan.
2.3 Pelayanan bea cukai, imigrasi dan kesehatan.
2.4 Area berbahaya, terlarang dan terbatas sementara dan bahaya yang
berpengaruh terhadap navigasi, latihan militer dan massa pergerakan
pesawat.
2.5 Area atau rute sementara atau sebagian daripadanya dimana terdapat
kemungkinan adanya perpotongan.

BAGIAN 3
3. Pendirian suatu, dan perencanaan perubahan besar:
3.1 Bandar udara internasional baru untuk operasi IFR.
3.2 Runway baru untuk operasi IFR pada bandar udara internasional.
3.3 Desain dan struktur dari rute pelayanan lalu lintas penerbangan.
3.4 Desain dan struktur dari serangkaian prosedur terminal (termasuk
perubahan prosedur dikarenakan perubahan variasi magnetis).
- 141 -

3.5 Keadaan yang tercantum dalam Bagian 1 jika berdampak kepada


seluruh Negara atau sebagian besar daripadanya atau jika diperlukan
koordinasi lintas-perbatasan.

Putrilcatlon ctate Putri caflon date Latest Ciil-0fT FMS Dellvery ETtecUve
fmajcf charKjes) (normal) detivery dale date data to date
pradutctofi opefaflor

Gambar 3-1. Siklus Pemrosesan Database Navigasi Penerbangan

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARYA SUMADI

dengan aslinya
HUKUM

DJI H.. SH. DESS


Utama Madya (IV/d) f

1022 199203 1 001


142 -

TAMBAHAN (APPENDIX) E

N O T AM
1. FORMAT NOTAM

Indikator Prioritas

Alamat

4=
Tanggal & Waktu pengisian

Pengirim 4=
I
<= Seri, Nomor dan Identifikasi Berita
NOTAM Baru

............................................ NOTAMN
NOTAM Pengganti NOTAM (seri dan nomor/tahun)

Sebelumnya ............................................NOTAMR.................................................................
(seri dan nomor/tahun) (seri dan nomor/tahun NOTAM yang diganti)

...................................... NOTAMC........................................................................
NOTAM Pencabutan NOTAM (seri dan nomor/tahun) ((seri dan nomor/tahun NOTAM yang dicabut) 4=
Sebelumnya

Pembagian Kualifikasi
Kode Jenis Batas Batas
FIR Penujuan Lingkup Koordinat, Radius
NOTAM Lalu Lintas Bawah Atas

/ Q / / / / /
Q)
.
m
a

Identifikasi lokasi ruang udara atau bandar udara dimana informasi


disampaikan dalam NOTAM ini.

Masa Berlaku

Mulai (tanggal & waktu) B)

s/d (PERM atau tanggal & EST*


C)
waktu) PERM*
<=
Jadwal (bila ada atau D)
diperlukan)

4=
Teks NOTAM; Bahasa Singkat (menggunakan singkatan ICAO)

E)

Batas Bawah
F)

Batas Atas G)

)<=
Tanda Tangan
- 143 -

2. KETERANGAN PENGISIAN NOTAM

1. Umum
Kualifikasi (Item Q) dan semua pengidentifikasi (Item A) hingga G) inklusif)
masing-masing diikuti oleh kurung tutup, seperti yang ditunjukkan dalam
format, akan dikirimkan kecuali tidak ada entri yang dibuat terhadap
identifikasi tertentu.

2. Penomoran NOTAM
Setiap NOTAM harus dialokasikan dengan serangkaian identifikasi yang
terdiri dari huruf dan empat digit angka diikuti dengan garis miring dan
dua digit nomor untuk tahun (misalnya A0023/18). Penomoran setiap Seri
NOTAM akan dimulai pada 1 Januari dengan Nomor urut 0001.

3. Q Line
Q) line dibagi menjadi delapan bagian, masing-masing dipisahkan oleh
garis miring. Penjelasan setiap bagian tersebut meliputi:
a. Flight Information Region (FIR)
Jika subjek informasi terletak secara geografis dalam satu FIR,
indikator yang digunakan adalah FIR negara terkait. Ketika sebuah
bandar udara terletak dalam FIR negara bagian lain di atasnya, bidang
pertama dari Item Q) harus berisi kode untuk FIR di atasnya (mis. Q)
LFRR /...A) EGJJ).
Jika subjek informasi terletak secara geografis dalam lebih dari satu
FIR, bidang FIR harus terdiri dari huruf kebangsaan Negara ICAO
dimana NOTAM tersebut berasal diikuti oleh penggunaan "XX".
(Indikator lokasi dari FIR di atasnya tidak akan digunakan). Indikator
lokasi dari FIR yang bersangkutan kemudian akan dijabarkan pada
Item A) dimana menunjukkan pihak yang bertanggung jawwab dalam
penyediaan pellayanan navigasi di lebih dari satu negara.

b. Kode NOTAM
Kode NOTAM terdiri dari lima huruf, dimana huruf pertama selalu
menunjukkan kode huruf Q. Huruf kedua dan ketiga mengidentifikasi
subjek, serta huruf keempat dan kelima menunjukkan status atau
kondisi subjek yang dilaporkan. Kode dua huruf untuk subjek dan
kondisi adalah yang tercantum dalam PANS-ABC (Doc 8400). Untuk
kombinasi huruf kedua dan ketiga, dan keempat dan kelima,
- 144 -

menggunakan acuan pada ICAO Doc 8400 ICAO Abbreviation and Code
dan ICAO Doc 8126 AIS Manual dengan menggunakan kombinasi
sebagai berikut:
a) Jika subjek tidak terdaftar dalam NOTAM Code (Doc 8400) atau
dalam Kriteria Pemilihan NOTAM (Doc 8126), masukkan "XX"
sebagai huruf kedua dan ketiga (misalnya QXXAK);
b) Jika kondisi subjek tidak terdaftar dalam NOTAM Code (Doc 8400)
atau dalam Kriteria Pemilihan NOTAM (Doc 8126), masukkan "XX"
sebagai huruf keempat dan kelima (misalnya QFAXX);
c) Ketika NOTAM yang memuat informasi penting secara operasional
dikeluarkan sesuai dengan Tambahan (Appendvc) C dan ketika itu
digunakan untuk menginformasikan adanya AIRAC AIP Amandemen
atau Suplemen, masukkan "TT" sebagai huruf keempat dan kelima
dari NOTAM Code;
d) Ketika NOTAM dikeluarkan berisi daftar periksa NOTAM yang valid
(Checklist) masukkan “KKKK” sebagai huruf kedua, ketiga, keempat
dan kelima; dan
e) Huruf keempat dan kelima NOTAM Code berikut ini akan digunakan
dalam pembatalan NOTAM:
AK = RESUMED NORMAL OPERATION
AL = OPERATIVE (OR RE-OPERATIVE) SUBJECT TO PREVIOUSLY
PUBLISHED LIMITATIONS/CONDITIONS
AO = OPERATIONAL
CC = COMPLETED
CN = CANCELLED
HV = WORK COMPLETED
XX = PLAIN LANGUAGE

Catatan 1:
Q — AO = OPERATIONAL digunakan untuk NOTAM cancellation;
Q — CS = INSTALLED digunakan untuk memberitahukan bahwa
peralatan baru atau layanan sedang di instal.
Catatan 2 :
Q — CN = CANCELLED digunakan untuk membatalkan kegiatan
yang direncanakan, Contoh yaitu peringatan navigasi;
Q — HV = WORK COMPLETED digunakan untuk membatalkan
pekerjaan yang sedang berjalan.
- 145 -

c. Traffic
I = IFR
V = VFR
K = untuk NOTAM Checklist
Catatan: Tergantung pada subjek dan kondisi NOTAM, TRAFFIC dapat
berisi kualifikasi gabungan. Panduan mengenai kombinasi
kualifikasi TRAFFIC dengan subjek dan kondisi sesuai
dengan Kriteria Pemilihan NOTAM terdapat dalam MOS
Produk.
d. Purpose
N = NOTAM dipilih untuk perhatikan segera dari operator pesawat
B = NOTAM dipilih untuk dimasukan dalam PIB
O = NOTAM berkaitan dengan operasi penerbangan
M = Miscellaneous NOTAM; bukan merupakan bahan untuk briefing,
tetapi dapat disampaikan berdasarkan permintaan
K = Checklist NOTAM
Catatan: Tergantung pada subjek dan kondisi NOTAM, PURPOSE
dapat berisi kualifikasi gabungan BO atau NBO. Panduan
mengenai kombinasi dari PURPOSE dengan subjek dan
kondisi di sesuai dengan Kriteria Pemilihan NOTAM terdapat
dalam MOS Produk.
e. Scope
A = Aerodrome
E = En-route
W = Navigation Warning
K = Checklist NOTAM
Catatan: Tergantung pada subjek dan kondisi NOTAM, SCOPE dapat
berisi kualifikasi gabungan SCOPE. Panduan mengenai
kombinasi dari PURPOSE dengan subjek dan kondisi
disesuai dengan Kriteria Pemilihan NOTAM terdapat dalam
MOS Produk. Jika subjek berisi AE, indikator lokasi bandar
udara harus dituliskan dalam item A).

f. Lower/ Upper
Batas Lower dan Upper harus dituliskan dalam Flight Levels (FL) dan
harus dituliskan dengan batas vertikal yang aktual dari area. Pada
Navigation Warning dan Airspace Restriction, nilai yang dimasukan
harus ssama dengan nilai yang ditulis pada item F) dan G). Jika subjek
tidak memiliki informasi ketinggian yang spesifik, masukan “000” untuk
LOWER dan “999” untuk UPPER sebagai nilai default.
- 146 -

g. Koordinat dan Radius


Garis lintang dan garis bujur dinyatakan dalam derajat menit detik
dengan akurasi 1 (satu) menit dan disertakan dengan nilai radius yang
dijelaskan dalam satuan NM. Radius yang digunakan harus mencakup
seluruh wilayah yang terdampak NOTAM tersebut. Jika NOTAM
berdampak pada wilayah FIR/UIR atau lebih dari satu FIR/UIR, makan
nilai radius ditulis '999'.

4. ITEMA)
Menunjukkan Location Indicator dari bandar udara atau FIR dimana
fasilitas, ruang udara atau kondisi dari informasi yang dilaporkan tersebut
berasal. Penggunaan lebig dari satu FIR/UIR simungkinkan ketika
diperlukan. Jika tidak terdapat Location Indicator yang sesuai, maka dapat
menggunakan “XX” pada huruf ke 3 dan ke 4 dimana huruf ke-1 dan ke-2
menunjukkan kode nasional negara tersebut dan tetap dijelaskan pada
Item E) dengan Bahasa yang sederhana.
Jika informasi tersebut terkait dengan GNSS, penggunaan Location
Indicator merupakan dimana Bagian atau keseluruhan dari elemen GNSS
tersebut ditempatkan.

5. ITEM B)
Untuk data waktu menggunakn keterangan tahun, bulan, hari, jam dan
menit dalam UTC. Data waktu yang diisi merupakan informasi kapan
NOTAM tersebut mulai berlaku. Untuk NOTAM R dan NOTAM C data waktu
merupakan informasi kapan NOTAM tersebut dikirimkan. Awal hari
ditunjukkan dengan “0000”.

6. ITEM C)
Menunjukkan akhir dari durasi NOTAM, untuk akhir dari hari
menggunakan 2359 tidak menggunakan 2400. Jika informasi tersebut
belum jelas jangka waktunya maka dapat digunakan singkatan “EST”
(Estimate). Setiap NOTAM dengan EST harus dibatalkan atau diperbaharui
sebelum waktu yang ditunjukkan pada Item C) tersebut. Dapat pula
digunakan singkatan “PERM” (Permanent) jika informasi tersebut bersifat
permanen /tetap.
- 147 -

7. ITEM D)

Jika informasi pada NOTAM berlangsung pada waktu tertentu dari waktu
yang telah dijelaskan pada Item B) dan Item C) maka penjelesan waktu
tersebut dijabarkan di ITEM D). Jika informasi pada Item D) melebihi 200
karakter, maka harus dibuatkan NOTAM yang berurutan untuk
mengakomodir informasi tersebut.

8. ITEM E)

Menjelaskan kode NOTAM yang digunakan dengan menggunakan ICAO


abbreviations, indikator, pengidentifikasian, designators, call signs,
frekuensi, gambar dan bahasa yang sederhana. Isi NOTAM dijelaskan
dengan menggunakan Bahasa Inggris dan dijelaskan secara sederhana.
Informasi pada NOTAM harus jelas karena akan digunakan pada PIB.
Terkait dengan NOTAMC, NOTAM yang di cancel harus ikut dicantumkan
agar jelas informasinya.

9. ITEM F) DAN G)

Item ini umumnya digunakan pada informasi terkait dengan peringatan


terhadap pelayanan navigasi atau pembatasan pada ruang udara dan
biasanya digunakan sebagai input pada PIB. Informasi ketinggian
terrendah dan tertinggi dari aktifitas atau pembatasa tersebut harus
dijelaskan secara jelas. Singkatan GND atau SFC digunakan pada item F)
untuk menunjukkan informasi dasar ketinggian (ground atau surface).
Singkatan UNL digunakan pada item G) untuk menjukkan ketinggian yang
tidak terhingga.

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARYA SUMADI


dengan aslinya
HUKUM
\

DJI H.. SH. DESS


Utama Madya (IV/d)
1022 199203 1 001
- 148 -

TAMBAHAN (APPENDIX) F

ASHTAM

1. FORMAT ASHTAM
(A w ala n (IN D IK A T O R
(IN D IK A T O R A L A M A T (S )) *1
K o m u n ik a s i P R IO R IT A S )

P e n g irim a n (T A N G G A L D A N W A K T U
(IN D IK A T O R P E N G IR IM )
B erita) P E N G IR IM A N )

(A w alan (IN D IK A T O R T A N G G A L DAN W A K TU (K E L O M P O K


(V A *2 N O M O R S E R I)
s in g k a t L O K A S I) P E N D IS T R IB U S IA N P IL IH A N )
be rita ) V | A ’2 | '2

A S H T A M (N O M O R S E R I P E N E R B IT A N )

(W IL A Y A H F IR Y A N G T E R D A M P A K ) A)

(T A N G G A L D A N W A K T U E R U P S I ( U T C ) ) B)

(N A M A D A N N O M O R G U N U N G ) C)
(K O O R D IN A T G U N U N G A T A U A R A H D A R I D A N J A R A K D A R I A L A T B A N T U N A V IG A S I) D)

(T IN G K A T A N B A H A Y A D A N K O D E W A R N A , T E R M A S U K T IN G K A T A N B A H A Y A D A N K O D E
W A R N A SE BE LU M N Y A ) 3 E)

(E K S IS T E N S I A W A N D E B U D A N P E N G E M B A N G A N N Y A S E C A R A H O R IS O N T A L D A N
V E R T IK A L )4 F)
(A R A H P E R G E R A K A N A W A N D E B U )4 G)
(R U T E A T A U B A G IA N D A R I R U T E LA L U L IN T A S P E N E R B A N G A N D A N K E T IN G G IA N Y A N G
TERDAM PAK) H)

(P E N U T U P A N R U A N G U D A R A D A N /A T A U R U T E A T A U B A G IA N D A R I R U T E LA LU L IN T A S
P E N E R B A N G A N , S E R T A A L T E R N A T IF R U T E Y A N G T E R S E D IA ) D

(S U M B E R IN F O R M A S I ) J)
(C A T A T A N /K E T E R A N G A N S IN G K A T ) K)

CATATAN:
1. L ih a t ju g a T a m b a h a n (A p p e n d ix ) G m e n g e n a i a la m a t in d ik a to r ya n g d ig u n a k a n d a la m sis te m d is trib u s i ya n g te la h
d ite n tu ka n .
2. *M a s u k a n IC A O n a tio n a lity le tte r yang te rd a p a t d a la m d o ku m e n IC A O 79 1 0, B a g ia n 2.
3. D iisi se s u a i k e te n tu a n 3 .5
4. R e k o m e n d a s i k e b e ra d a a n ,lu a s dan p e rg e ra k a n aw an abu v u lk a n ik G ) and H) d a p a t d ip e ro le h d a ri D arw in V o lca n ic A sh
A d v is o ry C e n tre (s ) y a n g b e rta n g g u n g ja w a b u n tuk F IR Indonesia.
5. Item ju d u l d a la m ta n d a k u ru n g ( ) tid a k akan d itra n sm isika n .
- 149 -

2. INSTRUKSI UNTUK MENGISI FORMAT ASHTAM


1. Umum
1.1 ASHTAM memberikan informasi status aktifitas gunung berapi
apabila terjadi perubahan aktifitas, atau dibutuhkan untuk operasi
yang penting. Informasi ini diberikan dengan menggunakan kode
warna yang menunjukan tingkat aktifitas gunung berapi yang
ditunjukan pada bagian 3.5 di bawah ini.
1.2 Pada saat erupsi gunung berapi menghasilkan awan abu yang
berpengarh pada operasional penting, lokasi, tanggal dan waktu
erupsi vulkanik dan/atau jangkauan awan abu vulkanik secara
horizontal dan vertikal, termasuk arah gerakan, tingkat
penerbangan dan rute atau bagian dari rute yang dapat
terpengaruh.
1.3 Penerbitan ASHTAM yang memberikan informasi tentang letusan
gunung berapi, tidak boleh tertunda sampai informasi lengkap dari
item A) sampai K) tersedia dan harus segera diterbikan setelah
menerima pemberitahuan bahwa letusan telah terjadi atau
diperkirakan akan terjadi, atau perubahan status aktivitas gunung
berapi yang signifikan secara operasional telah terjadi atau
diperkirakan akan terjadi, atau awan abu dilaporkan terjadi.
Dalam kasus letusan yang diharapkan, dan karenanya tidak ada
awan abu yang terlihat pada saat itu, item A) sampai E) harus
selesai dan item F) sampai I) ditunjukkan sebagai "tidak berlaku".
1.4 Masa berlaku maksimum ASHTAM adalah 24 jam. ASHTAM baru
harus dikeluarkan setiap kali terjadi perubahan tingkat
kewaspadaan.

2. Singkatan Judul
2.1 Setelah header komunikasi AFTN, judul singkatan "TT AA iiii CCCC
MMYYGGgg (BBB)" disertakan untuk mempermudah pengolahan
otomatis pesan ASHTAM di database komputer. Penjelasan dari
simbol tersebut adalah:
TT = penunjukkan data untuk untuk ASHTAM = VA;
AA = penunjuk geografis untuk Negara, misalnya WR, WI, WI
untuk Indonesia (mengacu pada ICAO Doc 7910 Pari 2,
Index to Nationality Letters for Location Indicators);
iiii = Nomor seri ASHTAM dalam kelompok 4 (empat) digit;
- 150 -

CCCC = indicator lokasi empat huruf FIR yang terkena dampak


(mengacu oada ICAO Doc 7910 Part 5, Address of Center
in Charge of FIR/ UIR)\
MMYYGGgg = tanggal/waktu laporan, dimana:
MM = bulan, contoh Januari = 01, Desember =12
YY = hari dalam bulan
GGgg = waktu dalam jam (GG) dan menit (gg) UTC;

(BBB) = Kelompok pilihan untuk koreksi ke pesan ASHTAM yang


sebelumnya disebarluaskan dengan nomor seri yang
sama = COR.
Catatan. Kurung di (BBB) digunakan untuk
menunjukkan bahwa grup ini bersifat opsional.
Contoh:
Singkatan judul untuk ASHTAM pada Ujung Pandang FIR, yang
dilaporkan pada 19 November pukul 0620 UTC.
VAWR0001 WAAF 11190620

3. Isi ASHTAM
3.1 Item A - FIR yang terpengaruh, dengan menggunakan bahasa
sederhana dan kode indikator lokasi pada judul, contoh “Ujung
Pandang FIR”.
3.2 Item B - Tanggal dan waktu (UTC) letusan pertama.
3.3 Item C - Nama dan nomor gunung berapi sebagaimana terdapat
dalam ICAO Manual on Volcanic Ash, Radioactive Material and Toxic
Chemical Clouds (Doc.9691), Appendvc E, dan dalam peta dunia
mengenai gunung berapi dan prinsip utama aeronautika.
3.4 Item D - Garis lintang/bujur gunung berapi dalam derajat penuh
atau radial dan jarak gunung berapi dari alat bantu navigasi
(sebagaimana tercantum dalam ICAO Manual on Volcanic, Ash,
Radioactive Material dan Toxic Chemical Clouds (Doc.9691),
Appendvc E, dan dalam peta dunia mengenai gunung berapi dan
prinsip utama aeronautika).
3.5 Item E - Kode warna untuk tingkatan peringatan yang
mengindikasikan aktifi tas gunung berapi, termasuk tingkatan kode
warna sebelumnya sebagai berikut:
- 151 -

Tingkatan
dari Tanda
Kode Status dari Aktifitas Gunung Berapi
Kode
Warna
Tanda Letusan gunung berapi sedang berlangsung, dimana
Merah abu/awan dilaporkan berada di atas ketinggian FL250
atau gunung berapi berbahaya dengan letusan yang
diperkirakan awan/abu akan membesar meningkat
diatas FL 250.
Tanda Letusan gunung berapi sedang berlangsung namun abu
Oranye membesar /awan tidak mencapai atau diperkirakan
mencapai FL250 atau gunung berapi berbahaya, dimana
letusan mungkin terjadi tetapi diperkirakan abu/ awan
tidak membesar atau mencapai FL250.
Tanda Gunung berapi diidentifikasi aktif dari waktu ke waktu
Kuning dan aktivitas gunung berapi telah meningkat secara
signifikan, status gunung berapi saat ini tidak berbahaya
tetapi harus tetap waspada atau setelah proses erupsi
(perubahan tanda menjadi kuning dari merah atau
orange) kegiatan gunung berapi sudah berkurang secara
signifikan tetapi harus tetap waspada.

Tanda Aktivitas vulkanik dianggap telah berhenti dan gunung


Hijau berapi kembali ke keadaan normalnya.

3.6 Item F - Jika dilaporkan terdapat awan abu vulkanik yang


berpengaruh terhadap operasional penting, tunjukan perpanjangan
horizontal dan ketinggian dasar/puncak dari awan abu
menggunakan garis lintang/bujur (dalam derajat penuh) dan
ketinggian dalam ribuan meter (kaki) dan radial dan jarak dari
sumber gunung berapi. Informasi awal dapat menggunakan
laporan yang bersumber dari satelit/pesawat yang sedang
mengudara, tetapi untuk informasi selanjutnya yang lebih jelas
dapat diperoleh dari kantor pengawas meteorologi dan/atau pusat
informasi asap/abu vulkanik.
- 152 -

3.7 Item G - Mengindikasikan perkiraan arah pergerakan awan abu


vulkanik pada tingkatan tertentu berdasarkan informasi yang
didapat kantor pengawas meteorology dan/atau pusat informasi
asap/abu vulkanik.
3.8 Item H - Mengindikasikan rute udara atau bagian dari rute
penerbangan dan ketinggian terbang (Flight Level) yang
terpengaruh, atau yang diperkirakan akan terpengaruh.
3.9 Item I - Mengindikasikan penutupan ruang udara, rute
penerbangan atau sebagian dari rute penerbangan, dan
ketersediaan rute alternative.
3.10 Item J - Sumber informasi, seperti “laporan udara khusus” atau
"instansi vulkanologi”, dll. Sumber informasi harus selalu
dicantumkan, apakah letusan telah terjadi atau adanya laporan
awan abu vulkanik, atau tidak.
3.11 Item K - Informasi tambahan yang berpengaruh secara operasional
dan menggunakan bahasa yang sederhana.

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARYA SUMADI


- 153 -

TAMBAHAN (APPENDIX) G

SNOWTAM

1. FORMAT SNOWTAM
(IN D IK A TO R PRIORITAS) (A LA M A T ) 3=
(C O M
<E
H ead in g ) (TA N G G A L DAN W A K TU (IN D IKATO R ORIGIN)
PENGISIAN)
(a b b re v ia te d (S W A A * SERIAL N U M B E R ) (LOCATION T A N G G A L /W A K T U (O P TIO N A L GROUP)

111 III*
H e a d in g ) INDICATOR) PENGAM ATAN
S | W | * | * |

SNO W TAM 1 (S erial n u m b e r)


(IN D IKATO R LOKASI BA N D AR A ) A) — *►
(TANG GAL DAN W A K TU P E N G A M A T A N (W A K TU D A LA M UTC) B) --------
(R U N W A Y DESIGNATOR) C) --------
(PANJANG RWY YANG TERSEDIA, JIKA KURANG DARI PANJANG RWY YANG TELAH DIPUBLIKASI (m )) D) ------*►
(LEBAR RWY YANG TERSEDIA, JIKA KURANG DARI LEBAR RWY YANG TELAH DIPUBLIKASI (m ; jik a d iim b a n g i k ir i E) --------
a ta u k a n a n d a r i g a ris te n g a h ta m b a h k a n " L " a ta u "R "))

(DEPOSIT DARI KESELURUHAN TO TAL PANJANG R U N W A Y F) — ♦


(d ia m a ti d a ri s e tia p s e p e rtig a d a ri ru n w a y , d im u la i d a ri th re s h o ld y a n g m e m ilik i n o m o r d e s ig n a to r te rk e c il)
N I L - BERSIH DAN KERING
1 — LEM BAB
2 — BASAH a ta u g e n a n g a n a ir
3 — R IM E OR FROST COVERED (k e d a la m a n n o rm a ln y a k u ra n g d a r i l m m )
4 — SALJU KERING
5 - SALJU BASAH
6 — LU M P U R SA U U
7 - ES
8 — S A U U PADAT A T A U G U LU N G A N
9 - FROZEN RUTS OR RIDGES)
(RATA-RATA KE D A LA M A N (m m ) U N T U K SETIAP SEPERTIGA DARI TO TAL PANJANG RW Y) G) --------
(PENGUKURAN GESEKAN PA D A SETIAP SEPERTIGA DARI RW Y DAN ALAT PENGUKUR GESEKAN) H) — ►
KOEFISIEN PENGUKURAN A T A U PER H ITU N GAN ATAU PERKIRAAN GESEKAN PE R M U KAA N
0 .4 0 a n d a b o v e BAIK — 5
0 .3 9 s a m p a i 0 .3 6 S E D AN G /B AIK — 4
0 .3 5 s a m p a i 0 .3 0 SEDANG — 3
0 .2 9 s a m p a i 0 .2 6 SE D AN G /K U R AN G — 2
0 .2 5 d a n d ib a w a h KURANG — 1
9 — T id a k d a p a t d ia n d a lk a n UNRELIABLE — 9
(k e tik a m e n g g u n a k a n k o e fis ie n p e n g u k u ra n , g u n a k a n d u a d ig it d a la m p e n g a m a ta n , d iik u t i s in g k a ta n d a r i a la t
p e n g u k u r g e s e k a n y a n g d ig u n a k a n , k e tik a m e n g g u n a k a n p e rk ira a n , g u n a k a n d ig it tu n g g a l)
(CRITICAL SN O W BAN KS (jik a a d a , m a s u k a n k e tin g g ia n ( c m ) / ja r a k d a r i e d g e R W Y (m ) d iik u t i d e n g a n "L ", "R " J) ------*
a ta u " L R "jik a te rs e d ia ))
(LA M P U R U N W A Y (jik a p u d a r, m a s u k a n "YES" d iik u ti d e n g a n "L", "R " a ta u k e d u a n y a " L R " jik a d ig u n a k a n )) K) — ^
(FURTHER CLEARANCE ( jik a d ire n c a n a k a n , m a s u k a n p a n ja n g ( m ) /le b a r ( m ) y a n g a k a n d ib e rs ih k a n a ta u jik a L) — ^
s e lu ru h d im e n s i, m a s u k a n "T O T A L "))
(FURTHER CLEARANCE EXPECTED TO BE COMPLETED B Y ........(UTC)) M) ------

(TA XIW AY (jik a tid a k a d a T W Y y a n g te p a t te rs e d ia , m a s u k a n "N O ")) N) ------►

(TA XIW AY SNO W BAN K S (jik a le b ih d a r i 6 0 cm , m a s u k a n "YES" ik u ti d e n g a n ja r a k te rp is a h , m )) P) ----- >-

(APRON (jik a tid a k d a p a t d ig u n a k a n m a s u k a n "N O ")) R) ------*

(RENCANA P E N G A M A T A N / PENGUKURAN SELANJUTNYA U NTUK) ( b u la n /h a r i/ja m d a la m UTC) s) — *■

(KETERANGAN DALAM BAH ASA SEDERHANA D AN JELAS ( te rm a s u k c a k u p a n k o n ta m in a n dan in fo rm a s i T) —


o p e ra s io n a l p e n tin g la in n y a , m is a ln y a p e n g a m p la s a n , d e -ic in g ))

C a ta ta n :
1. * M a s u k a n ICAO n a tio n a lity le tte rs y a n g te rc a n tu m d a la m ICAO d o k u m e n 7 9 1 0 , B agian 2;
2. In fo rm a s i pada RW Y la in , u la n g i d a ri C s a m p a i P;
3. Kata d a la m ta n d a k u ru n g ( ) tid a k d i tra n s m is ik a n .
- 154 -

2. INSTRUKSI UNTUK MENGISI FORMAT SNOWTAM


2.1. Umum
a) Ketika melaporkan pada lebih dari satu runway, ulangi Item B
sampai dengan P.
b) Semua Item bersama dengan indikatornya harus dituliskan secara
lengkap, di mana tidak ada informasi yang dimasukkan.
c) Satuan metrik harus digunakan dan unit pengukuran tidak
dilaporkan.
d) Validitas maksimum SNOWTAM adalah 24 jam. SNOWTAM baru
harus dikeluarkan setiap kali ada perubahan kondisi yang
signifikan. Perubahan berikut yang berkaitan dengan kondisi
runway dianggap signifikan meliputi:
1) perubahan koefisien gesekan sekitar 0,05;
2) perubahan kedalaman deposit lebih besar dari yang berikut:
20 mm untuk salju kering, 10 mm untuk salju basah, 3 mm
untuk lumpur;
3) perubahan dalam ukuran panjang atau lebar runway 10 persen
atau lebih;
4) setiap perubahan dalam jenis deposit atau cakupan yang
memerlukan reklasifikasi dalam Item F atau T dari
SNOWTAM;
5) ketika tumpukan salju yang kritis ada di salah satu atau kedua
sisi landasan, setiap perubahan ketinggian atau jarak dari garis
tengah;
6) setiap perubahan dalam pencahayaan runway yang disebabkan
oleh mengaburnya cahaya lampu;
7) kondisi lain yang diketahui signifikan menurut pengalaman
atau keadaan setempat.
e) Judul singkat “TTAAiiii CCCC MMYYGGgg (BBB)” disertakan untuk
memfasilitasi pemrosesan pesan otomatis terkait SNOWTAM pada
database komputer. Penjelasan dari simbol-simbol ini adalah:
TT = penunjukan data untuk SNOWTAM = SW
AA = penunjuk geografis untuk Negara, misalnya LF = FRANCE,
EG = Inggris Raya (mengacu pada ICAO Doc 7910 Part 2,
Index to Nationality Letters for Location Indicators)
iiii = nomor seri SNOWTAM dalam kelompok empat digit
- 155 -

CCCC = indikator lokasi empat huruf dari aerodrome yang


merujuk SNOWTAM (lihat Location IncLicators (Doc 7910))
MMYYGGgg = tanggal/waktu pengamatan/pengukuran, dimana:
MM = bulan, mis. Januari = 01, Desember =12
YY = hari dalam sebulan
GGgg = waktu dalam jam (GG) dan menit (gg) UTC
(BBB) = grup opsional untuk: Koreksi ke pesan SNOWTAM yang
sebelumnya disebarluaskan dengan nomor seri yang sama
= COR.
Catatan 1 : Kurung dalam (BBB) digunakan untuk menunjukkan
bahwa grup ini opsional.
Catatan 2 : Ketika melaporkan lebih dari satu runway dan
tanggal/waktu pengamatan/pengukuran individual
ditunjukkan oleh Item B) yang diulang, tanggal/waktu
pengamatan /pengukuran terakhir dimasukkan dalam
judul yang disingkat (MMYYGGgg).
Contoh:
Judul singkat SNOWTAM No. 149 dari Zurich,
pengukuran/pengamatan 7 November pada 0620 UTC:
SWLS0149 LSZH 11070620
Catatan : Kelompok informasi dipisahkan oleh spasi, seperti yang
digambarkan di atas.

f) Teks "SNOWTAM" dalam Format dan Nomor Seri SNOWTAM pada


kelompok empat digit harus dipisahkan oleh spasi, misalnya:
SNOWTAM 0124.
g) Untuk keperluan pembacaan pesan SNOWTAM, sertakan umpan
baris setelah nomor seri SNOWTAM, setelah Item A, setelah item
terakhir mengacu pada landasan (mis. Item P) dan setelah Item S.
2.2. Item A - Indikator lokasi bandar udara (menggunakan empat huruf).
2.3. Item B - Kelompok waktu yang terdiri dari bulan, hari, jam dan menit
dalam UTC yang menunjukkan waktu pengamatan dan item
ini harus selalu diisi dengan jelas.
2.4. Item C - Penunjuk arah runway dengan nomor terrendah.
2.5. Item D - Panjang runway yang dibersihkan dalam meter, jika kurang
dari panjang yang dipublikasikan (lihat Item T pada pelaporan
pada bagian runway tidak dibersihkan).
- 156 -

2.6. Item E - Lebar runway yang dibersihkan dalam meter, jika kurang dari
lebar yang dipublikasikan; jika diimbangi kiri atau kanan dari garis
tengah, tambahkan (tanpa spasi) "L" atau "R”, seperti yang dilihat dari
ambang memiliki nomor penunjukan runway yang lebih rendah.
2.7. Item F - Deposit lebih dari total panjang landasan sebagaimana
dijelaskan dalam Format SNOWTAM. Kombinasi yang cocok dari
angka-angka ini dapat digunakan untuk menunjukkan berbagai
kondisi di atas segmen runway. Jika lebih dari satu deposit hadir
di bagian yang sama dari landasan pacu, mereka harus dilaporkan
secara berurutan dari atas (paling dekat ke langit) ke bawah (paling
dekat ke landasan pacu). Drifts, kedalaman deposito yang jauh lebih
besar dari nilai rata-rata atau karakteristik signifikan lainnya dari
deposit dapat dilaporkan dalam Item T dalam bahasa sederhana. Nilai
untuk setiap sepertiga dari runway harus dipisahkan oleh stroke
oblique (/), tanpa spasi antara nilai setoran dan stroke oblik, misalnya:
47/47/47.
Catatan. Definisi untuk berbagai jenis salju diberikan di bagian akhir
Apendiks ini.
2.8. Item G - Kedalaman rata-rata dalam milimeter deposit untuk setiap
sepertiga dari total panjang landasan, atau "XX" jika tidak dapat
diukur atau secara operasional tidak signifikan. Penilaian harus
dilakukan ke akurasi 20 mm untuk salju kering, 10 mm untuk salju
basah dan 3 mm untuk lumpur. Nilai untuk masing-masing sepertiga
landasan harus dipisahkan oleh garis miring (/), tanpa spasi antara
nilai-nilai dan garis miring, misalnya: 20/20/20.
2.9. Item H - Perkiraan gesekan permukaan pada setiap sepertiga dari
runway (satu digit) dalam urutan dari threshold memiliki nomor
penunjukan runway yang lebih rendah.
Perangkat pengukuran gesekan dapat digunakan sebagai bagian dari
penilaian permukaan landasan keseluruhan. Beberapa Negara
mungkin telah mengembangkan prosedur untuk penilaian permukaan
landasan yang mungkin termasuk penggunaan informasi yang
diperoleh dari alat pengukur gesekan dan pelaporan nilai-nilai
kuantitatif. Dalam kasus seperti itu, prosedur ini harus dipublikasikan
dalam Al P dan pelaporan yang dibuat dalam Item (T) dari format
SNOWTAM. Nilai untuk setiap sepertiga dari runway dipisahkan oleh
garis miring (/), tanpa spasi antara nilai-nilai dan garis miring,
- 157 -

contoh: 5/5/5.
2.10. Item J - Tumpukan salju yang kritikal. Jika tinggi yang dimasukan
dalam sentimeter dan jarak dari tepi runway dalam meter, diikuti
(tanpa spasi) oleh sisi kiri ("L") atau kanan ("R") atau kedua sisi ("LR"),
seperti yang dilihat dari ambang memiliki nomor peruntukan runway
bawah.
2.11. Item K - Jika lampu runway dikaburkan, masukkan "YES" diikuti
(tanpa spasi) oleh "L", "R" atau keduanya "LR", seperti yang dilihat dari
ambang memiliki nomor peruntukan runway yang lebih rendah.
2.12. Item L - Ketika clearance lebih lanjut akan dilakukan, masukkan
panjang dan lebar runway atau "TOTAL" jika runway akan
dikosongkan ke dimensi penuh.
2.13. Item M - Menjelaskan waktu selesai SNOWTAM yang ditujukan dalam
UTC.
2.14. Item N - Kode (dan kombinasi kode) untuk Item F dapat digunakan
untuk menggambarkan kondisi taxiway, masukkan "TIDAK" jika tidak
ada taxiway i/ang melayani landasan terkait yang tersedia.
2.15. Item P - Jika tinggi tumpukan salju lebih tinggi dari 60 cm, masukkan
"YA" diikuti oleh jarak lateral yang memisahkan tumpukan salju (jarak
antara) dalam meter.
2.16. Item R - Kode (dan kombinasi kode) untuk Item F dapat digunakan
untuk menggambarkan kondisi apron, masukkan "TIDAK" jika apron
tidak dapat digunakan.
2.17. Item S - Masukkan waktu yang diantisipasi untuk observasi/
pengukuran berikutnya dalam UTC.
2.18. Item T -Menjelaskan dalam bahasa sederhana informasi yang secara
operasional signifikan tetapi selalu laporkan pada panjang landasan
yang tidak jelas (Item D) dan tingkat kontaminasi runway (Item F)
untuk setiap sepertiga dari runway (jika sesuai) sesuai dengan skala
berikut:

Tingkat Kontaminasi 10% - Jika tingkat runway yang


terkontaminasi 10% atau kurang.
Tingkat Kontaminasi 25% - Jika tingkat runway yang
terkontaminasi 11% - 25%.
Tingkat Kontaminasi 50% - Jika tingkat runway yang
terkontaminasi 26% - 50%.
Tingkat Kontaminasi 100% - Jika tingkat runway yang
terkontaminasi 51% - 100%.
- 158 -

3. DEFINISI BERBAGAI JENIS SALJU


1. Lumpur Salju.
Air-jenuh salju yang dengan gerakan menepuk tumit-dan-kaki terhadap
tanah akan mengungsi dengan memerciki; berat jenis: 0,5 hingga 0,8.
Catatan. Kombinasi es, salju, dan/atau genangan air dapat, terutama
ketika hujan, hujan dan salju, atau salju turun, menghasilkan
zat dengan gravitasi spesifik lebih dari 0,8. Zat-zat ini, karena
kandungan air/esnya yang tinggi, akan memiliki penampilan
yang transparan dan tidak berawan, dan pada gravitas
spesifik yang lebih tinggi, akan mudah dibedakan dari
lumpur.
2. Salju (di tanah)
a) Salju kering
Salju yang dapat ditiup jika longgar atau, jika dipadatkan dengan
tangan, akan hancur lagi setelah dilepaskan,= gravitasi spesifik:
hingga tetapi tidak termasuk 0,35.
b) Salju basah
Salju yang jika dipadatkan dengan tangan, akan saling menempel
dan cenderung membentuk bola salju, berat jenis: 0,35 hingga
tetapi tidak termasuk 0,5.
c) Salju yang dipadatkan
Salju yang telah dikompresi menjadi massa padat yang tahan
kompresi lebih lanjut dan akan terus bersama atau pecah menjadi
benjolan jika diangkat, berat jenis: 0,5 dan lebih.

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARYA SUMADI


- 159 -

TAMBAHAN (APPENDIX) H

PREDETERMINED DISTRIBUTION SYSTEM FOR NOTAM

1. Sistem distribusi yang ditentukan dalam pendistribusian NOTAM


(termasuk SNOWTAM dan ASHTAM) yang masuk melalui AFS langsung ke
alamat yang ditunjuk yang telah ditentukan oleh negara penerima dan
ditujukan secara bersamaan ke kantor NOTAM internasional untuk
tujuan pemeriksaan dan pengendalian.

2. Indikator penerima untuk alamat yang ditunjuk adalah sebagai berikut:


a. Huruf pertama dan kedua:
Dua huruf pertama dari indikator lokasi untuk pusat komunikasi
AFS yang terkait dengan kantor NOTAM internasional negara
penerima.
b. Huruf ketiga dan keempat:
Huruf "ZZ" menunjukkan persyaratan untuk distribusi khusus.
c. Huruf Kelima:
Huruf kelima membedakan antara NOTAM (huruf "N"), SNOWTAM
(huruf "S"), dan ASHTAM (huruf "V").
d. Huruf keenam dan ketujuh:
Huruf keenam dan ketujuh, masing-masing diambil dari seri A
sampai Z dan menunjukkan daftar distribusi nasional dan/atau
internasional yang akan digunakan oleh pusat AFS penerima.
Catatan : Huruf kelima, enam dan tujuh menggantikan tiga huruf
YNY, dimana dalam sistem distribusi normal,
menunjukkan kantor NOTAM internasional,
e. Huruf kedelapan:
Huruf kedelapan adalah huruf pengisi “X” untuk melengkapi indikator
penerima alamat delapan huruf.
- 160 -

3. Direktur Jenderal harus memberikan informasi terkait dengan huruf


ke-enam dan ke-tujuh kepada negara-negara yang terkait dengan proses
pertukaran NOTAM dan harus menjamin bahwa pengalamatan untuk
pertukaran NOTAM sudah tepat.

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARYA SUMADI

dengan aslinya
HUKUM

DJI H.. SH. DESS


Madya (IV/d)
1022 199203 1 001

Anda mungkin juga menyukai