AKADEMI TNI
BAHAN AJAR
Tentang
Untuk
BAB I
PENGANTAR
1. UMUM
a. Buku ajar UU Kepolisian ini untuk Taruna Akpol memuat pengetahuan
yang berfokus kepada pengertian dan pemahaman dimana UU Polri
sebagai sumber /dasar hukum setiap anggota Polri dalam melaksanakan
tugasnya.
b. Landasan formal bagi reformasi Polri adalah
1) Instruksi Presiden No.2 tahun 1999 tentang Langkah Kebijakan
dalam Rangka Pemisahan Polri dari ABRI.
2) Kepres No.89 tahun 2000 tentang Kedudukan Polri Dinyatakan
bahwa PolrIi berkedudukan Iangsung dibawah Presiden.
3) Tap MPR No. VI / MPR/ 2000 tentang Pemisahan TNI dan Polri
4) Tap MPR No. VII / MPR / 2000 tentang Peran TNI dan Polri
c. UU No.2 tahun 2002 ini terdiri dari 9 bab dan 45 pasal sbb :
BAB I : Ketentuan Umum ( pasal 1 s/d pasal 5 )
BAB II : Susunan dan Kedudukan Polri ( pasal 6 s/d pasal 12 )
BAB III : Tugas dan wewenang ( pasal 13 s/d pasal 9)
BAB IV : Anggota Polri ( pasal 20 s/d pasal 30 )
BAB V : Pembinaan Profesi ( pasal 31 s/d pasal 36 )
BAB VI : Lembaga Kepolisian Nasional ( pasal 37 s/d psl 40 )
BAB VII : Bantuan Hubungan dan Kerjasama ( pasal 41 s/d 42 )
BAB VIII : Ketentuan Peralihan ( pasal 43 )
BAB IX : Ketentuan Penutup ( pasal 44 s/d pasal 45 )
c. Namun demikian selama puluhan tahun dalam naungan orde lama dan
orde baru, Polri tidak dapat berkembang menurut kodrat dan hakekat
fungsinya secara profesional dan mandiri karena selama itu Polri
berada dalam nuansa politik, hukum dan ketatanegaraan yang
tidak kondusif. Penegakan hukum tenggelam dalam supremasi
politik dan kekuasaan sehingga penampilan Polri dalam
penegakan hukum sering kali dikalahkan oleh kepentingan politik
dan kekuasaan serta jauh dari harapan terwujudnya supremasi
hukum dan keadilan.
Argumentasi Sosiologis :
Pada dasarnya Kamdagri harus terus menerus dijaga
dan dipelihara. Secara umum penyelenggaraannya
dilaksanakan oleh organ Kepolisian yang dalam hal ini di
Indonesia dipertanggungjawabkan kepada Polri. Untuk
melaksanakan tugas itu Polri dibantu oleh unsur-unsur
pengemban fungsi Kepolisian Iainnya dan masyarakat serta
tetap menjunjung tinggi HAM.
Argumentasi Politis :
Tuntutan reformasi yang melahirkan keputusan politik
untuk menyempurnakan sistem ketatanegaraan antara lain
mengharuskan adanya pemisahan kelembagaan TNI dan
Pulri sesuai dengan fungsi dan perannya, oleh karena Au
perlu pula dijabarkan dalam UU Polri.
d. Bahwa UU No. 28 tahun 1997 tentang Kepolisian NKRI
sudah tidak memadai dan perlu diganti untuk disesuaikan
dengan pertumbuhan dan perkembangan serta
ketatanegaraan RI.
Argumentasi Sosiologis :
UU No. 28 tahun 1997 tentang Polri sudah tidak
sesuai dengan perubahan paradigma baru yaitu pemisahan
kelembagaan TNI dan Polri sesuai dengan fungsi dan
perannya dan tuntutan reformasi yang merupakan harapan
masyarakat sehingga perlu dirubah menjadi UU yang Iebih
sesuai dan memenuhi harapan.
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, b, c dan d, perlu dibentuk UU tentang
Kepolisian Negara RI.
Argumentasi Yuridis :
UUD 1945 pasal 30 ayat (2) dan ayat (4) ;
TAP MPR RI No. VI / MPR / 2000 tentang Pemisahan TNI
dan Polri
TAP MPR RI No. VII / MPR / 2000 tentang Peran TNI dan
Peran Polri.
3.2 Mengingat
a. Pasal 5 ayat (1), pasal 20 ayat (2), dan pasal 27 ayat (1) UUD
1945
Argumentasi :
Konsiderans "Mengingat" mempunyai arti bahwa
9
b. Pertimbangan Sosiologis
Dalam perkembangan selanjutnya masyarakat sangat
mendambakan sosok Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
sempurna dalam artian memiliki dedikasi, intelektualitas,
profesionalisme dan integritas yang dapat diandalkan.
10
c. Pertimbangan Yuridis
Kebutuhan pembentukkan Undang-undang Kepolisian
Negara Republik Indonesia sangat mendesak karena Polri
akan melepaskan diri dan ABRI secara total dalam rangka
Polri Mandiri.
Untuk itu Undang-undang No. 28 Tahun 1997 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia perlu diganti agar
mendukung pelaksanaan tugas dan wewenang serta hak dan
tanggung jawab Kepolisian Negara Republik Indonesia. Sejalan
dengan amanat TAP MPR No. VI MPR/2000 tentang
Pemisahan TNI dan Polri dan TAP MPR No. VII/MPR/2000
tentang Peran TNI dan Peran Polri.
dalam buku.
e. Fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia
Fungsi Kepolisian meliputi dimensi yuridis dan sosiologis, yang
pada dasamya adalah fungsi penegakan hukum yang melekat
pada fungsi pemerintah negara dan dibentuk pula oleh
pertumbuhan, dan perkembangan dalam tata kehidupan
masyarakat itu sendiri.
f. Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia
Dalam merumuskan tugas Polri, harus memperhatikan
kedudukan Polri sebagai alat negara, fungsi Polri, tujuan
Polri dan peraturan perundang-undangan Iainnya yang
mengatur tugas Polri.
Azas-azas Pelaksanaan Tugas
1) Azas Legalitas : sesuai dasar hukum, demi kepastian
Hukum.
2) Azas Kewajiban : Diskresi Kepolisian dalam rangka
menjamin tibtram masyarakat.
3) Azas Partisipasi : parmas dan pam swakarsa.
4) Azas Preventif : mengutamakan pencegahan dari pada
penindakan.
BAB II
TENTANG
1. KETENTUAN UMUM
a. Dalam memahami isi pasal – pasal dalam UU No 2 tahun 2002,
terdapat banyak kata yang sering ditemukan. Defenisi dari kata-kata
atau istilah atau sebutan dimaksud bisa dilihat pada BAB I Pasal 1
angka 1 sampai dengan angka 14.
b. Makna dari Fungsi Kepolisian dan Pengemban Fungsi Kepolisian
diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 3
c. Tujuan dan Peran POLRI diatur dalam pasal 4 dan pasal 5
4. PEMBINAAN PROFESI
Pembinaan Profesi bagi seluruh anggota Polri diatur dalam pasal 31
sampai dengan pasal 36 UU No 2 tahun 2002, dan pasal-pasal tersebut
mengatur secara tegas hal-hal sebagai berikut :
a. Pasal 31 : Pejabat Polri dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya harus memiliki kemampuan profesi.
b. Pasal 32 : Pembinaan kemampuan profesi pejabat Polri
diselenggarakan melalui pembinaan etika profesi dan
pengembangan pengetahuan serta pengalamannya dibidang teknis
20
b. Kerja sama :
22