Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH TENTANG KOMPOS DAN SANITARI LANDFILL

REGULER 2 / SEMESTER 4

KELOMPOK 2 :

1. Muhammad Iqbal Akbar (1813451051)


2. Rima Oktavia (1813451055)
3. Luthfi Zalfa Ismail (1813451061)
4. SherlyNovinda (1813451066)
5. Dian Anjarwati (1813451075)
6. Yasmin Putri Zahwa (1813451076)
7. Rizka Fajrin Utami (1813451089)
8. Clarisa Violeta (1813451090)
9. Theresia Ayu Fanella (1813451094)
10. Jasmine Rizky O.L.S.L (1813451095)
11. Afrido Nanda Setiawan (1813451099)
12. Akmal Alfaridho (18134510100)

PRODI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN


JURUSAN SANITASI LINGKUNGAN
POLTEKKES TANJUNGKARANG
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


a. Kompos :
Sampah merupakan sisa-sisa aktivitas makhluk hidup yang indentik dengan
bahan buangan yang tidak memiliki nilai, kotor, kumuh, dan bau. Sampah organik
seperti dedaunan yang berasal dari taman, jerami, rerumputan, dan sisa-sisa sayur, buah,
yang berasal dari aktivitas rumah tangga dan pasar (sampah domestik) memang sering
menimbulkan berbagai masalah. Baik itu masalah keindahan dan kenyamanan maupun
masalah kesehatan manusia, baik dalam lingkup individu, keluarga, maupun
masyarakat.Masalah-masalah seperti timbulnya bau tak sedap maupun berbagai
penyakit tentu membawa kerugian bagi manusia maupun lingkungan disekitarnya, baik
meteri maupun psikis. Melihat fakta tersebut, tentu perlu adanya suatu tindakan guna
meminimalkan dampak negatif yang timbul dan berupaya meningkatkan
semaksimalmungkin dampak positifnya.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meminimalkan dampak negatif yang
ditimbulkan sampah organik domestik adalah mengolah sampah tersebut menjadi
kompos secara konvensional dengan penambahan organik agen (serbuk gergaji) dan
bakteri yang berfungsi mendegradasi sampah-sampah organik dan manambah unsur
hara dalam kompos sehingga menghasilkan produk yang bernilai lebih, baik dari segi
nilai ekonomi yaitu memiliki suplemen bagi tanaman.
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-
bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam
mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik.
Kompos sendiri dapat dibat dari sampah organik seperti dedaunan yang berasal dari
taman, jerami, rerumputan, dan sisasisa sayur, buah, yang berasal dari aktivitas rumah
tangga dan pasar (sampah domestik) Kompos yang kami buat yaitu dari sampah-
sampah pasar baik sampah kering maupun sampah basah dimana semua bahan
memiliki kandungan unsur hara tinggi bagi tanaman, khususnya unsur makro N, P, dan
K. Kompos yang berasal dari bahan organik tersebut dapat membantu memperbaiki
sifat fisika, kimia, maupun biologi tanah sehingga kesuburan tanah tetap terjaga serta
ketersediaan haranya pun terjamin. Apalagi kompos dapat dibuat sendiri dari bahan-
bahan yang mudah ditemukan, sehingga tidak memerlukan biaya banyak dalam
pembuatannya.
Dalam melakukan teknik pengomposan, ada berbagai hal yang perlu diperhatikan
agar proses pengomposan berjalan dengan cepat sehingga masa panen relatif singkat
dan cepat. Hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah proses pencacahan yang
sebisa mungkin halus sehingga mudah di dekomposisi, kelembaban dan aerasi yang
mendukung kerja mikroorganisme, maupun kadar karbon dan nitrogen yang ideal.

b. Sanitary Landfill

Pemusnahan sampah dengan metode Sanitary Landfill adalah


membuang dan menumpuk sampah ke suatu lokasi yang cekung, memadatkan
sampah tersebut kemudian menutupnya dengan tanah. Metode ini dapat
menghilangkan polusi udara.

            Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik


industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di
sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air
kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik
lainnya (grey water). Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang
seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia
Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas
tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan
terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan
terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah
tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
BAB II
ISI
2.1.  Definisi Sanitary Landfill
Sistem sanitary landfill merupakan sarana pengurugan sampah ke lingkungan
yang disiapkan dan dioperasikan secara sistematis. Ada proses penyebaran dan
pemadatan sampah pada area pengurugan dan penutupan sampah setiap hari.
Penutupan sel sampah dengan tanah penutup juga dilakukan setiap hari. Metode
ini merupakan metode standar yang dipakai secara internasional. Untuk
meminimalkan potensi gangguan timbul, maka penutupan sampah dilakukan
setiap hari. Namun, untuk menerapkannya diperlukan penyediaan prasarana dan
sarana yang cukup mahal. Di Indonesia, metode sanitary landfilled dianjurkan
untuk diterapkan di kota besar dan metropolitan.
Secara umum Sanitary Landfill terdiri atas elemen sebagai berikut :
1)      Lining System
Berguna untuk mencegah atau mengurangi kebocoran leachate ke dalam
tanah yang akhirnya bisa mencemari air tanah. Biasanya Lining System terbuat
dari compacted clay, geomembran, atau campuran tanah dengan bentonite.
2)      Leachate Collection System
Dibuat di atas Lining system dan berguna untuk mengumpulkan leachate
dan memompa ke luar sebelum leachate menggenang di lining system yang
akhirnya akan menyerap ke dalam tanah. Leachate yang dipompa keluar
melalui sumur yang disebut Leachate Extraction System.
3)      Cover atau cap system
Berguna untuk mengurangi cairan akibat hujan yang masuk kedalam
landfill. Dengan berkurangnya cairan yang masuk akan mengurangi leachate.
4)      Gas ventilation System
Berguna untuk mengendalikan aliran dan konsentrasi di dalam dengan
demikian mengurangi risiko gas mengalir di dalam tanah tanpa terkendali yang
akhirnya dapat menimbulkan peledakan. 
5)      Monitoring system
Bisa dibuat di dalam atau di luar landfill sebagai peringatan dini kalau
terjadi kebocoran atau bahaya kontaminasi di lingkungan sekitar. 
Salah satu masalah terbesar dengan sanitary landfill adalah bahaya lingkungan.
Sebagai bahan dalam lapisan sampah dipadatkan memecah, mereka menghasilkan
gas, termasuk metana yang mudah terbakar. Namun gas metana yang dihasilkan
melalui teknik sanitary landfill dapat dimanfaatkan untuk sumber listrik yang dapat
dialirkan kerumah-rumah penduduk.
Tempat pembuangan sampah juga menghasilkan lindi, lindi adalah cairan yang
dihasilkan sebagai akibat dari perkolasi air atau cairan lain melalui sampah, dan
kompresi dari limbah. Lindi dianggap cairan terkontaminasi, karena banyak
mengandung bahan terlarut dan tersuspensi. Lindi merupakan bahan-bahan yang
dapat merusak lingkungan alam jika mereka berakhir di meja air. Namun air sampah
atau air lindi mempunyai manfaat yaitu dapat diolah menjadi pupuk cair. Manajemen
yang baik teknik yang dapat membatasi dampak negatif dari lindi pada tanah dan air
permukaan termasuk kontrol produksi lindi dan debit dari TPA, dan koleksi air lindi
dengan perlakuan final dan / atau pembuangan. 

Anda mungkin juga menyukai