Anda di halaman 1dari 23

Praktikum Kimia Anorganik I

Tahun Akademik 2018/2019

PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT

I. TUJUAN
Memahami dan mengetahui pembuatan natrium tiosulfat dan mempelajari sifat-sifat
kimia dari senyawa ini.

II. TEORI
2.1 Tiosulfat
Tiosulfat merupakan senyawa yang larut dalam air, namun tiosulfat dari timbel,
perak, dan barium larut sangat sedikit. Banyak dari tiosulfat ini larut dalam larutan
natrium tiosulfat yang berlebih sehingga dapat membentuk garam kompleks. Untuk
mempelajari reaksi-reaksi ini, digunakan larutan natrium tiosulfat Na2S2O3.5H2O
0,5M [4].
2.1.1 Asam klorida encer
Tidak terjadi perubahan yang tepat dalam keadaan dingin dengan larutan tiosulfat,
namun cairan yang diasamkan itu tepat menjadi keruh karena pemisahan belerang
dan di dalam larutan menghasilkan asam sulfit. Proses pemanaskan larutan dapat
melepaskan belerang dioksida yang dapat dikenali dari baunya dan reaksinya
terhadap kertas saring yang dibasahi larutan kalium dikromat yang telah diasamkan.
Belerang tadi mula-mula membentuk larutan koloidal, yang berangsur-angsur
dikoagulasikan oleh asam bebas. Reaksi-reaksi samping juga terjadi, yang
menimbulkan asam-asam tionat.
S2O32- + 2H+ → S↓ + SO2↑ + H2O (1)
2.1.2 Larutan Iod
Warna dari larutan Iod dihilangkan membentuk n-tetraklorat yang tidak berwarna.
Berikut reaksi yang terjadi:
I2 + 2S2O32- → 2I- + S4O62- (2)
2.1.3 Larutan Barium Klorida
Akan terbentuk endapan putih barium tiosulfat dan larutan yang pekat. Berikut reaksi
yang terjadi:
S2032- + Ba2+ → BaS2O3↓ (3)
Pengendapan dipercepat dengan mengguncangkan dan pengadukan. Kelarutan dari
barium tiosulfat ini adalah 0,5 gL-1 pada 18⁰C [4]
2.2 Natrium Tiosulfat
Natrium tiosulfat umumnya berbentuk pentahidrat dan larutan-larutannya
distandarisasi terhadap sebuah standar primer. Larutan-larutan tersebut tidak stabil

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

pada jangka waktu yang lama, sehingga boraks atau natrium karbonat seringkali
ditambahkan sebagai bahan pengawet.
Iodin mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetrationat yang ditunjukkan oleh reaksi
berikut ini:
I2 + 2S2O32- → 2I- + S4O62- (4)

Reaksinya berjalan cepat, sampai selesai dan tidak ada reaksi samping. Berat
ekivalen dari Na2S2O3.5H2O adalah berat molekularnya 248,17 karena satu elektron
per satu molekul hilang. Jika pH dari larutan di atas 9, tiosulfat teroksidasi secara
parsial menjadi sulfat yang ditunjukkan oleh reaksi berikut:
(5)
4I2 + S2O32- + 5H2O → 8I- + 2SO32- + 10H+
Dalam larutan yang netral atau sedikit alkalin, oksidasi menjadi sulfat tidak
muncul, terutama jika iodin dipergunakan sebagai titran. Banyak agen pengoksidasi
kuat, seperti garam permanganat, garam dikromat dan garam serium(IV),
mengoksidasi tiosulfat menjadi sulfat, namun reaksinya tidak kuantitatif [3].
2.2.1 Standarisasi Larutan-larutan Tiosulfat
Sejumlah substansi dapat dipergunakan sebagai standar-standar primer untuk
larutan tiosulfat. Iodin murni adalah standar yang paling jelas namun jarang
dipergunakan dikarenakan kesulitannya dalam penanganan dan penimbangan yang
lebih sering dipergunakan adalah standar yang terbuat dari suatu agen pengoksidasi
kuat yang akan membebaskan iodin dari iodida, sebuah proses iodometrik [3].
2.2.2 Kalium Dikromat
Senyawa ini bisa didapatkan dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Senyawa ini
mempunyai berat ekivalen yang cukup tinggi, tidak higroskopik, dan padat serta
larutan-larutannya amat stabil. Reaksi dengan iodida dilakukan dalam sekitar 0,2
sampai 0,4M asam dan selesai dalam 5 sampai 10 menit yang ditunjukkan oleh
reaksi berikut:
Cr2O72- + 6I- + 14H+ → 2Cr3+ + 3I2 + 7H2O (6)
Berat ekivalen dari kalium dikromat adalah seperenam dari berat
molekularnya atau 49,03 g/eq. Pada konsentrasi-konsentrasi asam yang lebih besar
dari 0,4M, oksidasi udara dari kalium iodida cukup besar. Untuk memperoleh hasil
terbaik, seporsi kecil natrium bikarbonat atau es kering ditambahkan ke dalam labu
titrasi. Karbon dioksida yang dihasilkan akan menggeser tempat udara, dimana
setelah proses ini campurannya dibiarkan tinggal sampai reaksinya selesai [3].

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

2.2.3 Kalium Iodat dan Kalium Bromat


Kedua garam ini mrngoksidasi iodida secara kuantitatif menjadi iodin dalam larutan
asam yang ditunjukkan oleh reaksi berikut: [3]
IO3- + 5I + 6H+ → 3I2 + 3H2O (7)
(3)
BrO3- + 6I- + 6H+ → 3I2 + Br- + 3H2O (8)
3)
2.3 Titrasi Iodometri dan Iodimetri
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan
standarditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang
tidak dikenal.Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui
secara pasti. Berdasarkankemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan
standar primer dan larutan standarsekunder. Larutan standar primer adalah larutan
standar yang dipersiapkan denganmenimbang dan melarutkan suatu zat tertentu
dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa-volume larutan). Larutan
standar sekunder adalah larutan standar yangdipersiapkan dengan menimbang dan
melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi
diketahui dari hasil standarisasi Iodimetri adalah titrasi dengan larutan standar iodium
(I2).
Iodometri adalah titrasi terhadap iodium yang dibebaskan dari suatu reaksi
redoks, menggunakan larutan standar natrium tiosulfat Na2S2O3. Potensial oksidasi
reaksinya adalah 0,535 volt yang ditunjukkan oleh reaksi berikut:
I2+ 2e → 2I- (9)
Iodium termasuk oksidator lemah dibandingkan kalium permanganat maupun
kaliumdikromat. Beberapa reaksi oksidasinya adalah:
Sn2+ + I2 → Sn4++ 2I- (10)
H2S + I2 → S + 2H+ + 2 I- (11)
2S2O32- + I2 → S4O62- + 2 I- (12)
Jika oksidator kuat ditambahkan ion iodida missal KI berlebihan dalam
suasana asam ataunetral, maka jumlah zat reduktor yang mengalami oksidasi (I 2)
secara kuantitatif dapatditentukan. Dalam hal ini jumlah iodium yang dilepaskan
(yang setara dengan zatoksidator) dititrasi dengan zat standar (reduktor), yang sering
digunakan adalah natriumtiosulfat. Jumlah I2 adalah setara dengan zat oksidator
selama penambahan KI berlebihan.
Beberapa contoh reaksi yang terjadi adalah:
H2O2 + 2H++ 2I → 2H2O + I2 (13)
Cl2+ 2 I- → 2 Cl- + I2 (14)

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

2 Cu2+ + 4 I- → Cu2I2 + I2 (15)


IO3-+ 6 H+ + 2 I-→3 H2O + 3 I2 (16)
IO3- + 6 H+ + 6 I-→3 H2O + 3 I2 (17)
Reaksi yang terjadi pada titrasi dengan tiosulfat adalah:
2 S2O32- + I2 → S4O62- + 2 I- (18)
I2 dapatmembentuk kompleks berwarna biru terhadap amilum.Bila indikator
amilumdigunakan dalam titrasi ini maka titik ekuivalen ditandai dengan hilangnya
warna biru darilarutan. Indikator amilum sebaiknya ditambahkan sesaat sebelum titik
ekivalen terjadi, yaituketika larutan yang dititrasi telah berubah menjadi kuning
jerami. Hal ini dimaksudkan untukmengurangi kesalahan titrasi, sebab kompleks iod
amilum tidak larut secara sempurna dalampelarut air [2].
2.4 Sulfur
Reaksi sulfur dengan ikatan rangkap dua karet alam dan buatan merupakan suatu
proses yang disebut vulkanisasi, dimana proses ini adalah suatu teknik yang penting
dan memungkinkan pembentukan jembatan S antara rantai-rantai karbon, dan
dengan demikian pembentukan tersebut digunakan untuk memperkuat karet.
Semua reaksi S8 harus diawali oleh pembukaan cincin yang menghasilkan
rantai sulfur atau senyawaanrantai. Pada proses ini banyak reaksi yang melibatkan
pereaksi nukleofilik, misalnya ditunjukkan oleh reaksi berikut ini: [1]
S8 + 8CN- → 8SCN- (19)

S8 + 8Na2SO3 → 8Na2S2O3 (20)


S8 + 8Ph3P → 8Ph3PS (21)

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

III PROSEDUR KERJA


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat dan Fungsi
No Alat Fungsi
1. Labu bulat untuk wadah larutan pada saat refluks
2. Pipet gondok untuk memipet larutan dengan tepat
3. Gelas piala untuk wadah zat
4. kaca arloji untuk wadah menimbang
5. Cawan penguap untuk menguapkan larutan atau cairan
6. Tabung reaksi untuk merekasikan zat
7. Kondensor untuk pendingin
8. Buret 50 mL untuk wadah larutan standar sekunder
9. Ice bath untuk pendinginan
10. Termometer untuk mengukur suhu larutan
11. Erlenmeyer untuk wadah saat titrasi
12. Pipet takar untuk memipet larutan pada volume
tertentu

3.1.2 Bahan dan Kegunaan


No. Bahan Kegunaan

1. Natrium sulfit sebagai sumber ion SO32-dan Na+

2. Etanol 95 % sebagai pemutus ikatan S pada


belerang
3. Kalium iodida sebagai sumber I-

4. Belerang sebagai bahan utama atau sumber S2-

5. Akuades sebagai pelarut

6. Kalium iodat sebagai sumber K+

7. Amilum sebagai indicator

8. Asam klorida sebagai penguji keasaman Na2S2O3


hasil sintesis

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Pembuatan Garam Natrium Tiosulfat
Sebanyak 15 gram Na2SO3.7H2O ditimbang dan dilarutkan dalam 30 mL air. Ke
dalam larutan tersebut ditambahkan 15 gram belerang yang terlebih dahulu dijadikan
pasta dengan etanol, lalu dimasukkan batu didih ke dalam labu bulat. Dipasang
pendingin pada labu dan direfluks selama satu jam. Kemudian larutan didinginkan
lalu disaring. Larutan tersebut dimasukkan ke dalam cawan penguap lalu diuapkan
sampai bersisa 25 mL. Setelah itu, larutan yang telah terbentuk kristal didinginkan
kemudian digerus dan dihitung rendemen.

3.2.2 Analisa sifat-sifat natrium tiosulfat


3.2.2.1 Penguraian karena asam
Sebanyak 10 gram Na2S2O3.8H2O ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam gelas
piala 250 mL, dan ditambahkan 100 mL akuades. Kemudian larutan tersebut
dimasukkan ke dalam 4 gelas piala dengan volume masing-masing 30, 20,15, 10 mL
lalu diencerkan sampai 100 mL. Bak berisi air disiapkan dan atur suhunya 20oC, lalu
dimasukkan ke 4 gelas piala ke dalamnya. Kemudian ditunggu beberapa saat
sampai suhu larutan sama dengan suhu air. Hal yang sama dilakukan juga untuk
temperatur 30 dan 35oC. Sementara itu, dibuat larutan HCl 1 N sebanyak 100 mL,
dipipet masing-masing 10 mL dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi. Lalu dituangkan
secara bersamaan ke dalam gelas piala yang berisi larutan natrium tiosulfat. Sambil
dikocok diamati munculnya kekeruhan yang terjadi dan dicatat waktu yang
diperlukan.
3.2.2.2 Cara titrasi
Sebanyak 120 mg KIO3 ditimbang secara teliti dan dilarutkan dalam erlenmeyer 250
mL yang telah berisi 2 g KI dalam 50 mL air. Erlenmeyer digoyangkan agar semua
KIO3 larut. Kemudian ditambahkan 2,5 mL larutan HCl 4 N, maka reaksi akan
berlangsung. Iodium yang terbentuk dititrasi dengan tiosulfat. Setelah itu, dihitung
konsentrasi tiosulfat.

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

3.3 Skema Kerja


3.3.1 Pembuatan Garam Na2S2O3

15 gram Na2S2O3 . 7H2O 15 gram belerang (S)

- dilarutkan dalam 30 mL - ditambahkan etanol


air hingga menjadi pasta

Larutan campuran

- ditambahkan batu didih


- dipanaskan ± 1 jam
- didinginkan dan disaring
Larutan

- diuapkan hingga bersisa 25 mL


- didinginkan dalam es, hingga terbentuk
kristal
Kristal Na2S2O3

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

3.3.2 Analisa sifat-sifat Na2S2O3


3.3.2.1Penguraian Asam

10 gram Na2S2O3 .8H2O

- dimasukkan ke gelas piala


- ditambah 100 mL akuades

Larutan
- dimasukkan ke dalam 2 gelas piala dengan variasi volume 30 mL
- dipanaskan sampai suhu 30°C dan 35°C

Larutan HCl 1 N 100 mL

- dibuat dan dipipet 10 mL


- dimasukkan ketabung reaksi dituang ke gelas piala, dikocok dan diamati
dan dicatat waktu

Hasil

3.3.2.2 Cara Titrasi


120 mg KIO3
- ditimbang dalam Erlenmeyer 250 mL yang sudah berisi 2 g KI dalam 50 mL
air.
- digoyang erlenmeyer
- ditambah 2,5 mL larutan HCl 4 N

Iodium
- dititrasi dengan tiosulfat
- dihitung konsentrasi tiosulfat

Hasil

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

3.4 Skema Alat

1
2
9

9
6
7

Keterangan :
1. Standar
2. Klem
3. Kondensor
4. Labu didih
5. Pemanas
6. Kertas Saring
7. Corong
8. Erlenmeyer
9. Cawan penguap
10. Buret

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

IV DATA DAN PERHITUNGAN


4.1 Data
Masa Na2SO3 = 15 gram
Mr Na2SO3 = 126,04 gram mol-1
Masa belerang = 15 gram
Volume air = 30 mL
Mr Na2S2O3 = 158 gram mol-1
Masa cawan penguap kosong = 45,518 gram
Masa cawan + Na2S2O3 = 55,928 gram
Masa kristal = 10,41 gram

4.2 Reaksi
4.2.1 Reaksi Pembuatan Garam Na2S2O3
Na2SO3 + H2O → 2Na+ + SO32-
S8 + C2H5OH → 8S + C2H5OH
2Na+ + SO32- → Na2S2O3

4.2.2 Reaksi Penguraian Terhadap Asam


S2O32- + 2H+ →S↓ + SO2↑+ H2O

4.2.3 Reaksi Titrasi


I3-+ 2S2O32- → 3I- + S4O62-
S2O32- + I3- → S2O3I- + 2I-
2S2O3I- + I- →S4O62- + I3-
S2O3I- + S2O32- →S4O62- +I-

4.3 Perhitungan
4.3.1 Rendemen Na2S2O3
mol Na2SO3  mol Na2S2O3
1 mol
mol Na2S2O3 = 15 gram x = 0,12 mol
126, 04 gram/mol
1 molNa2 SO3
massa Na2 S2 O3 = 0,12 gram Na2 SO3 x x
126,04 gram Na2 SO3
1 mol Na2 S2 O3 158,1 gramNa2 S2 O3
x
1 mol Na2 SO3 1 mol Na2 S2 O3

= 18,972 gram

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

massa praktikum
Rendemen = x 100 %
massa teori
10,41 gram
= x 100 %
18,97 gram
= 54,87 %
4.3.2 Konsentrasi Na2S2O3
[ KIO3] = mol KIO3 x volume x valensi

0,12 g
= x 0,05 L X 6
214 g/mol

= 0,00016 M

V1 ×N1 = V2 ×N2
5,6 mL ×N1 = 10 mL × 0,00016M
N1 = 0,0014M

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

V. PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


5.1 Pengamatan
5.1.1 Pengamatan Setiap Langkah Kerja
5.1.1.1 Pembuatan Garam Natrium Tiosulfat

No. Cara Kerja dan Reaksi Foto Pengamatan Analisis


1. Sebanyak 15 gram Kristal Na2SO3.7H2O berwarna Na2SO3.7H2O dilarutkan dalam
Na2SO3.7H2O ditimbang dan putih berbentuk serbuk air untuk mengionkan menjadi
dilarutkan dalam 30 mL di ion-ionnya yaitu Na+ dan SO32-
dalam labu 250 mL bertujun agar mudah bereaksi
dengan ion-ion pembentuk
Na2SO3 + H2O → 2Na+ + SO32- natrium tiosulfat lainnya seperti
ion S2-
2. Kemudian ditimbang 15 gram Belerang berwarna kuning, Belerang dijadikan bentuk pasta
belerang lalu ditambahkan terbentuk pasta warna kuning dengan ditambahkan etanol
dengan beberapa tetes etanol bertujuan untuk memutus ikatan
S8 menjadi 8S sehingga sulfur
S8+ C2H5OH → 8S + C2H5OH dapat bereaksi dengan SO32-
dan Na+ membentuk Na2S2O3

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

No. Cara Kerja Foto Pengamatan Analisis


3. Setelah pasta belerang Campuran berwarna Tujuan dari refluks adalah untuk
dibuat, dimasukkan ke kuning menyempurnakan reaksi yang terjadi, dengan
dalam labu didih dan proses refluks dapat menghindari penguapan
ditambah batu didih lalu etanol karena uap yang dihasilkan akan
dilakukan refluks selama 1 didingnkan kembali sehingga dapat masuk ke
jam larutan. Selama proses refluks terjadi
2Na+ + SO32- → Na2S2O3 pemisahan antara belerang dan natrium sulfit.

4. Hasil refluks disaring dan Terbentuk kristal berwarna Sebelum disaring, larutan setelah direfluks
diuapkan dengan cawan putih terlebih dahulu didinginkan agar partikel-partikel
penguap pada pemanas di dalam larutan mengendap. Setelah itu
disaring dengan tujuan untuk mendapatkan
filtrat berupa Na2S2O3. Kemudian filtrat diuapkan
untuk menghilangkan air dan pengotor lain
berupa sisa-sisa etanol yang tidak menguap
pada saat perefluksan tadi agar terbentuk kristal
murni.

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

5.1.1.2 Analisa Sifat-Sifat Natrium Tiosulfat


5.1.1.2.1 Penguraian karena asam

No. Cara Kerja dan Reaksi Foto Pengamatan Analisis


1. Sebanyak 10 gram Larutan berwarna Tujuan dilakukan pengenceran adalah untuk
Na2SO3.7H2O ditimbang dan bening memperkecil konsentrasi sehingga mudah untuk
diencerkan. Dipipet 30, 20, direaksikan
15, dan 10 mL ke dalam 4
gelas piala berbeda dan
diencerkan lagi masing-
masingnya
Na2SO3 + H2O → 2Na+ + SO32-

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

2. Ditambahkan HCl 1N ke Larutan berubah Variasi suhu bertujuan untuk melihat pada waktu
dalam masing-masing gelas menjadi keruh berapa ke-keruhan awal ter-bentuk saat ditambah-
piala dengan suhu yang kekuningan kan HCl. Waktu kekeruhan larutan semakin kecil
berbeda. Kemudian dicatat seiring meningkatnya suhu karena jika suhu
waktu pada saat kekeruhan meningkat energi kinetik juga besar sehingga
terjadi tumbukan yang terjadi besar jadi waktu yang dicapai
Na+ + 2SO32- + 4H+ + Cl-→ untuk mencapai kekeruhan lebih cepat.
NaCl + 2H2S + SO4

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

5.1.1.2.2 Cara Titrasi

No. Cara Kerja Foto Pengamatan Analisis


1. KIO3 ditimbang sebanyak 0,12 gram Larutan berwarna hitam Larutan KIO3 sebagai larutan
dan dilarutkan dalam erlenmeyer standar, sedangkan
yang sudah berisi 2 gram KI dan 50 penambahan KI bertujuan
mL air. untuk pembentuk I-.
I3-+ 2S2O32- → 3I- + S4O62-
S2O32- + I3- → S2O3I- + 2I-
2S2O3I- + I- →S4O62- + I3-
S2O3I- + S2O32- →S4O62- +I-

2. Ditambahkan 25 mL larutan HCl 4N Larutan menjadi warna bening Terjadinya titik akhir titrasi
kemudian dititrasi dengan tiosulfat. ditandai dengan perubahan
warna dari hitam menjadi
bening.

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

5.1.2 Pengamatan Hasil Akhir

No Senyawa dan Struktur Foto Pengamatan Analisis


Kimia Produk
1. Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) - Berbentuk kristal Na2S2O3 yang didapatkan selama praktikum
S padat cukup banyak yaitu sebesar 10,41 gram dengan
O - Berwarna putih nilai rendemen 54,87% artinya keber-hasilan
Na S Na - Mr = 158 g mol-1 dalam sintesis natrium tio-sulfat saat praktikum
O - Bj = 1,67 g cm3 cukup tinggi karena nilai rendemennya diatas
O
- Titik leleh sebesar 50%. Kesalahan yang mungkin terjadi yaitu
48,3⁰C proses refluks yang dilakukan kurang sempurna
- Titik didih sebesar atau ketika proses refluks berlangsung natrium
100⁰C sulfit ada yang menguap sehingga
mempengaruhi hasil akhir.

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

5.2 Pembahasan
Pada percobaan pembuatan Natrium Tiosulfat digunakan bahan dasar berupa
Natrium sulfit dan belerang, prinsip reaksi pada praktikum ini adalah reaksi redoks.
Disini yang mengalami reduksi adalah Iod dan oksidasi dialami oleh sulfit. Metoda
yang digunakan pada percobaan ini adalah refluks dimana pada refluks ini terjadi
pemanasan larutan secara berulang-ulang dengan tujuan mempercepat reaksi dan
rekristalisasi yang bertujuan untuk pengkristalan kembali dimana pada percobaan ini
bahan yang digunakan dalam bentuk kristal maka hasil yang didapatkan juga akan
membentuk kristal kembali.
Natrium tiosulfat diperoleh dengan mereaksikan natrium tiosulfit dengan sulfur.
Sebelumnya natrium tiosulfit dilarutkan dalam air, dengan tujuan agar natrium tiosulfit
terurai menjadi ion-ion penyusunnya yaitu Na+ dan SO32-. Setelah itu dibuat pasta
belerang dengan penambahan etanol terlebih dahulu, agar belerang dapat bereaksi
dengan natrium tiosulfit. Etanol berfungsi untuk memutuskan ikatan S8 menjadi 8S.
Ke dalam larutan ditambahkan batu didih yang bertujuan untuk meratakan panas dan
untuk menghindari terjadinya bumping. Selanjutnya kedua zat ini direfluks selama 1
jam, tujuan dari dilakukan refluks adalah untuk menyempurnakan reaksi, Selama
proses refluks terjadi pemisahan antara belerang dan natrium sulfit.
Setelah proses refluks selama 1 jam, larutan disaring dengan tujuan
mendapatkan filtrat dari larutan tersebut yang berupa natrium tiosulfat dan
memisahkan filtrat dari zat-zat pengotor. Filtrat yang didapatkan tadi diuapkan pada
pemanas dengan wadah cawan porselen. Tujuan penguapan ini untuk menguapkan
etanol yang masih terdapat pada filtrat. Penguapan dilakukan sampai terbentuknya
kristal putih kembali, dan inilah yang disebut proses rekristalisasi, yaitu sampel yang
awalnya berupa kristal dilarutkan lalu dibentuk kembali menjadi kristal.
Massa kristal yang didapatkan setelah dilakukan penimbangan yaitu sebesar
10,41 gram dengan nilai rendemen 54,87%. Nilai rendemen yang didapatkan kecil
dikarenakan pada saat merefluks suhunya lebih dari 70ºC, selain itu juga
dikarenakan saat menyaring larutan masih ada zat yang tertinggal pada ampasnya
karena proses penyaringan menggunakan kertas saring biasa.
Pada analisa sifat dari Natrium Tiosulfat pada penguraian karena asam,
divariasikan volume dari Natrium Tiosulfat dengan volume tertentu ke dalam gelas
piala dan ditambahkan HCl 1N ke masing-masing gelas piala dengan variasi suhu
pemanasan. Tujuan ditambahkan HCl disini untuk menguji apakah yang sudah
terbentuk itu benar-benar natrium tisulfat. Variasi suhu bertujuan untuk melihat pada

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

waktu berapa kekeruhan awal terbentuk saat ditambahkan HCl. Berdasarkan data
yang diperoleh pada volume yang berbeda dengan suhu saat penambahan HCl juga
berbeda, waktu kekeruhan larutan semakin kecil karena jika suhu meningkat energi
kinetik juga besar sehingga tumbukan yang terjadi besar jadi waktu yang dicapai
untuk mencapai kekeruhan lebih cepat.
Pada analisa sifat dari natrium tiosulfat dengan cara titrasi dilakukan dengan
tujuan untuk menentukan konsentrasi dari Tiosulfat. Pada cara titrasi ini larutan KIO 3
yang sudah dicampur dengan larutan KI dalam erlenmeyer ditambah 2,5 mL larutan
HCl 4N, akan terbentuk Iodium yang kemudian dititrasi dengan tiosulfat dengan
indikator amilum untuk mendapatkan konsentrasi natrium tiosulfat. Konsentrasi
natrium tiosulfat sebesar 0,0014M.

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

V. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa prinsip percobaan ini
adalah refluks dan rekristalisasi. Massa Na2SO3 yang diperoleh saat praktikum
sebesar 10,41gram dengan rendemen sebesar 54,87%. Konsentrasi Na2S2O3 yang
didapat ialah 0,0014 mol L-1 dan Na2SO3 ini memiliki sifat yang tidak berbau dan
berwarna putih dalam fasa padatan.
6.2 Saran
Agar praktikum selanjutnya lebih baik disarankan:
1. Lakukan refluks dengan sempurna
2. Lakukan pengenceran dengan tepat
3. Pastikan ketika menguapkan filtrat, Na2S2O3 tidak hangus dan bersih dari air

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

DAFTAR PUSTAKA

1. Cotton dan Wilkinson.: Kimia Anorganik Dasar, UI Press: Jakarta, 1976.

2. Padmaningrum, Regina Tutik.: Titrasi Iodometri, UNY: Yogyakarta, 2008.

3. Underwood.: Analisa Kimia Kuantitatif, Erlangga: Jakarta, 1989.

4. Vogel.: Buku Teks Analisis Kualitatif Makro Dan Semimikro Edisi Kelima Bagian
II, Pt Kalman Pustaka: Jakarta, 1985.

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

LAMPIRAN 1. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM


1. Belerang harus dijadikan dalam bentuk pasta karena jika dalam bentuk padatan
maka akan lambat bereaksi dengan partikel besar,dengan bentuk pasta ukuran
partikel menjadi lebih kecil sehingga lebih mudah bereaksi.
2. Titrasi natrium tiosulfat,reaksinya :
a. Secara langsung
I2 + 2e → 2 I-
2 S2O32- → S4O62- + 2e
b. Secara tidak langsung
IO3- + 6 H+ + 5 e → ½ I2 + 3 H2O
5 I- → 2 ½ I2 + 5e

IO3- + 5 I- + 6H+ → 3 I2 + 3H2O


Selanjutnya I2 dititarsi dengan natrium tiosulfat :
I2 + 2e → 2 I-
2 S2O32- → S4O62- + 2e

I2 + 2 S2O32- → 2 I- + S4O62-

3. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat terlarut yang dapat larut dalam satu liter
pelarut murni.
Larutan jenuh adalah larutan yang hasil kali Kspnya sama dengan hasil kali
konsentrasi ion-ionnya atau larutan dimana zat pelarutnya tepat jenuh pada
melarutkan zat terlarutnya.
Larutan lewat jenuh adalah suatu kondisi dimana pelarut tidak dapat melarutkan
zat terlarut karena kandungan zat terlarut telah melewati larutan jenuh larutan
tersebut.
4. Kelarutan natrium tiosulfat pada suhu 0oC,20,100oC adalah berbanding lurus
dimana kelarutannya akan bertambah dengan naiknya suhu.
5. Reaksi penguraian natrium tiosulfat karena pengaruh asam yaitu :
S2O32- + H+ → H2S2O3
H2S2O3→S + SO3 + H2O
Dalam basa : S2O32- + 2 OH-→ 2 SO42- + H2O

Natrium Tiosulfat
Praktikum Kimia Anorganik I
Tahun Akademik 2018/2019

LAMPIRAN 2. STRUKTUR BAHAN YANG DIGUNAKAN


No. Nama Senyawa dan Rumus Struktur
Rumus Molekul
1. Natrium Tiosulfat S
O
(Na2S2O3) Na S Na
O
O

2. Natrium sulfit (Na2SO3) O O


S
Na Na
O

3. Belerang (S8) S S

S S

S S

S S

4. Etanol (C2H5OH) H H

H C C O H

H H
5. Kalium Iodida (KI) K I
6. Kalium iodat (KIO3) O
K+ O I

7. Akuades (H2O) O
H H

Natrium Tiosulfat

Anda mungkin juga menyukai