Jurnal 1 (STM)
Breaking the Silos of Discipline for Integrated Student Learning: A Global STEM Course's
Curriculum Development
Shirey, Katherine
a. Latar belakang
Teknik secara tradisional telah diajarkan di pendidikan tinggi. banyak diantaranya
lulusan teknik pendidikan yang lebih tinggi yang tidak memahami bagaimana konten
matematika dan sains terhubung ke praktik Teknik. Next Generation Science Standards
(NGSS) menekankan bahwa praktik desain teknik dan konten sains harus dipelajari secara
bersamaan, dan dapat dikembangkan ketika digunakan di kelas untuk membantu siswa
memperoleh dan terapkan ilmu pengetahuan. namun pada faktanya seringkali, guru yang
berspesialisasi dalam sains atau matematika bukanlah spesialis dalam pendidikan teknik atau
teknologi, sehingga pengajaran STEM yang saling silang dapat mengakibatkan satu atau
lebih aspek dari upaya STEM diminimalkan. Misalnya, konten sains dapat diminimalkan
atau penalaran matematis.[4]
b. Permasalahan yang diteliti
meneliti kesulitan merancang kurikulum terintegrasi STEM, berfokus terutama pada
pemisahan antara disiplin ilmu dan teknik, dan mendokumentasikan bagaimana kurikulum
kursus STEM mengatasi disiplin, memberikan pengalaman STEM yang dapat
diinterintegrasi untuk siswa menggunakan system Global STEM
c. Metode
Metode penelitian adalah dengan metode eksperimen dimana siswa diberi tindakan
berupa suatu perencanaan pembelajaran yang dilakukan siswa sekitar enam minggu.
pertanyaan penting untuk unit mereka, target pembelajaran setiap hari, dan rencana harian
untuk pengajaran
d. Data
Dari pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan Global STEM siswa dapat
mengintegrasikan antara teknologi dan dan teknik terhadap ilmu sains dan matematika
pembelajaran dalam tantangan mikroskop, siswa belajar tentang skala patogen dan fungsinya
dalam ekosistem dalam instruksi sains mereka; mereka kemudian menggunakan
pengetahuan itu sebagai titik awal untuk menentukan perbesaran mikroskop yang mereka
rancang. Pada saat yang sama, siswa belajar tentang geometri dan rasio yang berkaitan
dengan magnifikasi, sudut, dan segitiga dalam diagram sinar untuk mendokumentasikan
desain mikroskop mereka dengan tepat, dan belajar tentang teknik analisis data untuk
mengevaluasi efektivitas desain mereka dan membuat modifikasi. Di kelas teknologi, siswa
e. Analisis
Setelah diterima melalui instrumen yang disebutkan sebelumnya, data kemudian
diproses menggunakan Analisa komparatif deskriptif berdasarkan aspek yang dinilai
f. Kesimpulan
Kursus Global STEM Challenges menunjukkan solusi potensial untuk bagaimana
menghubungkan materi matematika, sains, dan teknologi yang terisolasi secara tradisional
dengan melibatkan diri dalam tantangan desain teknik.
Aspek STEM
Sains (S) : sebagai topik utama dalam materi yang diajarkan dengan menggunakan
pembelajaran Global STEM Challenges dalam hal ini contohnya adalah
fotosintesis, energi dan lensa
Teknologi (T) : berupa alat bantu siswa dalam proses pembelajaran dalam hal ini
contohnya adalah pembuatan rancangan gambar dengan bantuan
computer, pemodelan virtual 3D,
Teknik (E) : merancang teknologi misalkan keterampilan pemodelan kayu
Matematika (M) : menentuka bagaimana skala, proporsi, besar sudut dalam membuat suatu
produk
Jurnal 5 (STEAM)
Implementation of STEAM Education to Improve Mastery Concept
a. Latar belakang
Sains Teknologi Rekayasa Seni Matematika (STEAM) adalah perpanjangan dari
Sains Teknologi Rekayasa Matematika (STEM), dengan memasukkan elemen Seni dalam
bentuk mengkomunikasikan gagasan sains melalui informasi visual yang memuat konsep
sains yang dipadukan dengan gambar, teks, dan lain-lain Melalui STEAM, peserta didik tidak
hanya memperkuat pembelajaran mereka di semua disiplin ilmu, tetapi melalui disiplin
peserta didik juga mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi dan membuat koneksi
antara seni, musik, sains, dan lainnya. Pentingnya penerapan STEAM dalam pembelajaran
yang menjadi latar belakang peneliti melakukan penelitian mengenai STEM di lingkup
pembelajaran siswa[5].
b. Permasalahan
Sebuah studi tentang penerapkan pendekatan STEAM dalam pembelajaran dengan
Theme Water and Us untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep sains siswa SMP.
c. Metode
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah pra-eksperimental dengan desain
penelitian pretest-posttest one group.
d. Data
Ada peningkatan skor rata-rata pada hasil posttest dibandingkan dengan hasil
pretest. Besarnya peningkatan ini dapat dilihat dari hasil gain yang dinormalisasi dari <g>
= 0,46 dalam kategori sedang . Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan STEAM
pada tema air dan kita dapat meningkatkan penguasaan konsep peserta didik
e. Cara memperoleh data
Sebelum menerapkan pendekatan STEAM, peserta didik diberikan tes sehubungan
dengan penguasaan konsep (pre-test) untuk melihat kemampuan peserta didik
penguasaan awal konsep sebelum pendekatan STEAM diterapkan. Setelah penerapan
STEAM, para siswa diberi konsep (post-test) untuk melihat kemampuan penguasaan
konsep setelah penerapan STEAM
f. Analisis
setelah diterima melalui data penilaian terhadap siswa, data kemudian diproses
menggunakan kriteria persentase n-gain pada tes dan menganalisis hasil pretest dan posttest
siswa
g. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan pendekatan STEAM pada tema “water
and us” dapat meningkatkan penguasaan konsep peserta didik
h. Aspek STEAM
Sains (S) : sebagai materi utama yang diajarkan dalam pembelajaran berupa
fenomena alam air
Teknologi (T) : berupa alat yang sederhana untuk mengukur curah hujan.
Teknik (E) : siswa membuat desain produk untuk mengatasi polusi air
Seni (A) : menerapakan unsur-unsur seperti tulisan atau gambar dan menanamkan
kesadaran akan pentingnya air bagi kehidupan
Matematika (M) : siswa melakukan pengukuran curah hujan.
Jurnal 6 (STEAM)
Case Studies on the Transfer of Knowledge within the interdisciplinary STEAM curricula
construct
Fattal, Laura
a. Latar belakang
Dengan semakin berkembangnya penelitian dan perhatian pada integrasi seni dan
pengembangan kurikulum STEAM, menuntut guru dalam jabatan, yang merupakan siswa
dalam kursus tersebut, untuk menjadi guru yang mengintegrasikan senin dalam pengajaran
dan pembelajara. Hal ini lah yang menjadi latar belakang diadakannya studi kasus mengenai
pembelajaran STEAM yang dilakukan di kelas[6]
b. Permasalahan
Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah mengenai studi kasus mengenai
pemikiran dalam kurikulum STEAM
c. Metode
Menggunakan strategi tanya jawab tingkat tinggi yang ditanamkan dalam wawancara
dan survei
d. Data
Data yang diperoleh berdasarkan studi kasus tersebut adalah dalam kurikulum STEAM
strategi bertanya yang cerdik dan bertarget guru memajukan pemahaman siswa dan siswa
tentang pemikiran lintas / disiplin. Rubrik yang setara untuk proyek kelas ini dapat
menilai kemampuan siswa menyelesaikan proyek, dan kebutuhan untuk menguji desain
yang dibuat. Dalam kontruksi pembelajaran STEAM aspek seni sangat diperlukan.
Aspek dunia nyata yang diterapkan dapat menjadi katalisator pembelajaran dalam
kurikulum STEAM. Dari data yang diperoleh upaya guru diperlukan agar siswa dapat
mengintegrasikan antardisiplin ilmu
Cara memperoleh data
Dengan mengembangkan pertanyaan yang sesuai dengan usia, tingkatan untuk mengevaluasi
mengenai diskusi tentang pengetahuan yang sedang diajarkan. Serta mengumpulkan data
melalui kuisioner
e. Kesimpulan
Seni dan teknologi dapat dipahami sebagai alat dalam transfer pengetahuan. Ketika siswa
dapat mengenali keterkaitan disiplin ilmu, itu akan memperbaiki pengetahuan
konseptual dalam menghadapi dan memahami isu-isu ekonomi, lingkungan dan
kemanusiaan.
Aspek STEAM
Sains (S) : sebagai bahan utama yang diajarkan salah satunya dalam bentuk materi
lintasan parabola
Teknologi (T) : berupa alat untuk membuat sebuah produk berupa roket air
Teknik (E) : merancang alat untuk membuat suatu produk
Seni (A) : siswa harus menggambar jalur penerbangan dan membuat model jalur
penerbangan 3d serta memiliki bentuk yang simetris
Matematika (M) : proses penghitungan secara matematis agar hambatan udara dapat
diminimalkan, ketinggian roket dan jenis sirip untuk menstabilkan jalur penerbangan
Jurnal 7 (STREAM)
a. Latar belakang:
Latar belakang diadakannya penelitian ini adalah karena melihat suatu keadaan dimana
terdapat siswa yang merasa tidak pandai dalam belajar sehingga mendorong perencanaan
suatu program pembelajaran yang mengubah system sehingga berpotensi meningkatkan
kemampuan siswa[7]
b. Permasalahan
permasalahan yang diteliti dalam hal ini adalah penerapan program STREAM (science,
technology, reading, engineering, art, mathematic) dengan menggunakan pembelajaran
berbasis proyek (PBL) didalam lingkup belajar siswa.
c. Metode
Metode yang dilakukan adalah pemberian tes pada siswa kelas control dan kelas
perlakuan
d. Data
program STREAM memiliki efek positif, sebagaimana dibuktikan oleh siswa yang
tumbuh secara akademis di berbagai bidang. STREAM kelas tujuh mendapat skor
signifikan lebih tinggi pada Tes Kemajuan Pendidikan Siswa Michigan (M-STEP) dalam
sains ( t = 2,68, p = 0,008) dan serupa dengan rekan-rekan mereka dalam seni bahasa
( t = 1.95, p = .053) dan matematika ( t = 0.19, p=, 853).
e. Cara memperoleh data
Cara memperoleh data pada penelitian ini adalah dengan memberikan tes pada siswa
yang diberi perlakuan berupa pembelajaran STREAM dan siswa yang tidak diberi
perlakuan STREAM
f. Analisis
Pada jurnal terebut tidak dijelaskan secara eksplisit mengenai analisis apa yang
digunakan, namun berdasarkan hasil data yang diperoleh menurut saya analisis yang
dilakukan adalah dengan menggunakan analisis Uji T.
g. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan adanya program pembelajaran STREAM ini
membawa efek positif terhadap kemampuan siswa dan diharapkan banyak wilayah yang
menawarkan program STREAM ini di wilayahnya, karena seperti yang diketahui bahwa
dengan adanya program STREAM menunjukkan adanya harapan terhadap dalam
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang relevan
h. Aspek STREAM
Sains (S) : sebagai materi/konsep yang diajarkan terhadap siswa yakni materi
mengenai pencemaran sungai .
Teknologi (T) : pemanfaatan teknologi seperti halnya computer dan mikroskop untuk
membantu kegiatan siswa
Membaca (R) : aspek membaca ini dapat dilihat ketika siswa ditugaskan untuk
mengeksplor mengenai arah proyek yang sedang dikerjakan sebagai solusi
dalam permasalahan permasalahan pencemaran sungai
Teknik (E) : merancang teknologi (alat/wadah) untuk membuat suatu produk
Seni (A) : memperhatikan rancangan proyek yang menarik namun tetap dapat
menyelesaikan permasalahan pencemaran sungai
Matematika (M) : menentukan jumlah dan komposisi alat dan ukuran bahan, yang
digunakan dalam proyek
Masyarakat (M): permasalahan yang diambil berupa permasalahan yang terdapat di
masyarakat sekitar yakni tentang limpasan pupuk ke daerah aliran sungai setempat
Jurnal 8 (STREAM)
f. Analisis
Setelah diterima melalui instrumen yang disebutkan sebelumnya, data kemudian
diproses menggunakan kriteria persentase n-gain pada tes dan menganalisis hasil wawancara
siswa.
g. Kesimpulan
Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa dapat mengikuti tahap kuliah karena tugas yang
berulang dan terus menerus. Kendala yang ditemukan adalah dalam mengelola tugas dalam
waktu kuliah dan kurang mengeksplorasi aspek keagamaan.
h. Aspek STREAM
Sains (S) : sebagai bahan utama dalam bentuk konten bioteknologi.
Teknologi (T) : berupa alat (wadah/tempat) untuk membuat sebuah produk
Agama (R) : sebagai jalan kompetensi spiritual dan “Wahyu Memandu Ilmu”
paradigma.
Teknik (E) : merancang teknologi (alat/wadah) untuk membuat suatu produk
Seni (A) : memperhatikan inovasi dan kreativitas produk dan kemasan
Matematika (M) : menentuka jumlah alat dan ukuran bahan, komposisi bahan, serta
anggaran untuk produksi produk.
Daftar Pustaka
[1] Irfandi, P. Bundu, and A. Syamsuddin, “The implementation of society technology
science (STM) approach and the effect on scientific attitudes of class v students of
elementary school in science learning,” Int. J. Sci. Technol. Res., vol. 8, no. 12, pp. 3436–
3440, 2019.
[2] C. Bettencourt, J. L. Velho, and P. A. Almeida, “Biology teachers’ perceptions about
Science-Technology-Society (STS) education,” Procedia - Soc. Behav. Sci., vol. 15, pp.
3148–3152, 2011, doi: 10.1016/j.sbspro.2011.04.262.
[3] L. D. English, “STEM education K-12: perspectives on integration,” Int. J. STEM Educ.,
vol. 3, no. 1, pp. 1–8, 2016, doi: 10.1186/s40594-016-0036-1.
[4] K. Shirey, “Breaking the Silos of Discipline for Integrated Student Learning: A Global
STEM Course’s Curriculum Development,” Engineering, vol. 4, no. 2, pp. 170–174,
2018, doi: 10.1016/j.eng.2018.03.006.
[5] W. Liliawati, H. Rusnayati, Purwanto, and G. Aristantia, “Implementation of STEAM
Education to Improve Mastery Concept,” IOP Conf. Ser. Mater. Sci. Eng., vol. 288, no. 1,
2018, doi: 10.1088/1757-899X/288/1/012148.
[6] L. Fattal, “Case Studies on the Transfer of Knowledge within the interdisciplinary
STEAM curricula construct,” Steam, vol. 4, no. 1, pp. 1–8, 2019, doi:
10.5642/steam.20190401.02.
[7] C. J. Kruger, S. C. Scogin, and R. E. Jekkals, “The STREAM Program: Project-Based
Learning in an Outdoor Context,” Kappa Delta Pi Rec., vol. 55, no. 2, pp. 85–88, 2019,
doi: 10.1080/00228958.2019.1580987.
[8] T. W. Agustina, N. Rustaman, R. Riandi, and W. Purwianingsih, “Traditional
Biotechnology Content as a Media in Engaging Students with System Thinking Skills,”
Sci. Educ., vol. 7, no. 2, p. 197, 2019, doi: 10.24235/sc.educatia.v7i2.3099.