Anda di halaman 1dari 3

Judul Buku : Ratu Roti Cane

Penulis : Ahmad Din

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Jenis Buku : Novel Anak

ISBN : 978-979-22-6917-8

Halaman : 135 halaman

Ukuran : 18X12cm

Berat : 100gr

Harga : Rp33.000,00

Bukannya tidak bersyukur, hanya saja Salwa kadang bete punya orangtua penjual roti cane. Selain
"berbeda", menurutnya profesi yang satu ini sama sekali enggak gaul. Enggak seperti dokter, misalnya profesi
ayah Irma, teman sekolahnya. Profesi sang ayah yang bergengsi itu memungkinkan Irma pergi ke mana pun
naik mobil mewah. Mau ini-itu tinggal minta. Di mata Salwa, hidup Irma bak putri raja.
Karena itu, saat tahu Irma iri kepadanya, Salwa heran luar biasa. Mengapa gadis yang punya segalanya itu
malah dengki kepadanya yang lebih sering dalam keadaan "tidak punya" daripada "punya"? Hinaan-hinaan
Irma sempat membuat Salwa yang minder semakin tidak percaya diri.
Bak roda yang berputarkadang di atas, kadang di bawahkehidupan Salwa dan keluarganya tiba-tiba berubah.
Apa yang terjadi? Bagaimana nasib usaha orangtuanya? Berhasilkah Salwa menemukan senjata ampuh untuk
mematahkan gangguan-gangguan Irma? Apa pula hubungannya dengan "Ratu Roti Cane"?

Buku “Ratu Roti Cane’ ini meceritakn tentang kehidupan Salwa sebagai anak penjual roti cane di
tengah perkotaan.namun, meskipun pekerjaan orang tuanya sangat sederhana tidak membuat Salwa patah
semangat ketika menempuh pendidikan. Nyatanya Salwa bisa mendapatkan nilai terbaik ketika UASBN
berlangsung.

Di pagi hari yang cerah Salwa memulai hari dengan Sholat Subuh dan tidak lupa dia menyelipkan doa
agar dimudahkan ketika dia mendaftar SMP. Ya, hari ini adalah hari dimana Salwa akan mendaftar ke SMP yang
dia inginkan. Dia berangkat sendiri tanpa kedua orang tuanya, karena mereka harus membuka warung untuk
pagi ini namun semangat dan senyumnya tidak luntur begitu saja. Salwa berhasil mendaftar tanpa halangan
suatu apapun dan dia terdafar di kelaa 1A.

Bu Shinta adalah guru Salwa yang mendapatkan penghargaan Guru paling Tepat Waktu selama dua
tahun di sekolah sehingga Bu Shinta bergegas menuju kelas Salwa karena akan memberikan tugas. Pada hari itu
Bu Shinta memberikan tugas kepada siswa kelas 1A untuk membuat tugas folio berjudul ‘Pekerjaan Ayah dan
Ibu Saya’. Pekerjaan itu Bu Shinta berikan untuk mengisi waktu anak –anak selama libur 2 minggu.

Karena pekerjaan orang tua Salwa yang hanya penjual roti cane, membuat Salwa merasa malu karena
pekerjaan orang tuanya hanya dipandang sebelah mata oleh teman-teman Salwa sehingga menyebabkan Salwa
diam di kamar dan tidak ceria seperti biasanya.Ibu yang paham akan perasaan Salwa mencoba mnjelaskan
bagaimana usaha mereka rintis berdua sejak awal, hal itu membuat Salwa paham akan mulia nya pekerjaan
orang tuanya.

Di ruang konseling Salwa dan Alya menceritakan perbedaan keluarga mereka. Salwa yang sedih dan
malu karena orang tuanya penjual roti canai dan Alya yang sedih karena harus setiap hari ditinggal oleh kedua
orang tuanya. Ya, kedua orang tua Alya adalah pekerja kantoran. Selesai bercerita, mereka pulang dan di
perjalanan menemukan anjing yang sedang kelaparan. Mereka dengan sangat takut melewati anjing tersebut
sambil merapalkan doa yang muncul di kepala mereka.

Hari libur telah datang Salwa dan kakaknya Riyana mengawali hari libur mereka dengan membantu
kedua orang tua mereka di warung untuk melayani pelanggan roti canai. Salwa sudah menerima pekerjaan
orang tuanya tanpa rasa malu sedikitpun dengan bantuan guru BK di sekolah. Salwa melayani pelangga mereka
dengan ramah dan sangat murah senyum

Liburan sudah mulai usai, Salwa segera menyelesaikan tugas dari Bu Shinta. Di dalam tugasnya dia
menuliskan bagaimana Salwa dan keluarga menjual roti canai dengan sangat bhagia dan penuh cinta. Tidak
lupa dia menambahkan resep roti canai dalam tugasnya agar guru dan teman-temanya bias mencoba roti canai
tanpa harus membeli di warung milik Salwa.

Saat itu sedang diadakan pasar malam didekat empat tinggal Salwa. Bu Ailin ibu Salwa berinisiatif
untuk membuka tenda roti canai di pasar malam. Tenda pun di dirikan untuk menjual roti canai disana.
Kemudian seorang ibu-ibu berparas sangat menawan mnghampiri mereka untuk membeli roti canai namun
untuk dibaw keluar kota. Namun tidak bias karena roti canai tidak bertahan lebih dari 24 jam karena tanpa
pengawet dan belum ada kemasan yang pas untuk itu.

Kemudian Bu Ailin mendapatkan solusi dari pelanggan tersebut untuk mengadakan roti canai dalam
bentuk beku dan dikemas dalam kemasan kedap udara. Akhirnya hal itu Bu Ailin coba dan dapat meningkatkan
penjualan roti canai.

Kelebihan buku ini adalah buku ini sangat pas untuk dibaca oleh kalangan anak-anak hingga remaja
karena bahasanya yang ringan dan mudah dipahamai. Dengan sedikit sentukan gambar animasi di dalamnya
membuat anak-anak berimajinasi lebih bebas. Halaman yang tidak begitu banyak membuat buku tidak terlalu
tebal sehingga meningkatkan minat anak untuk membeli buku ini sehingga menambah keuntungan produsen.
Sampul yang menarik juga membuat mata anak tertarik untuk membacanya. Di tuliskannya resep-reep di
dalamnya membuat pembaca merasakan hal-hal yang berada dalam novel. Harga yang sudah cukup terjangkau
cukup untuk sebuah novel anak.

Kekurangan novel ini adalah kurangnya kejelasan pada konflik yang terjadi sehingga pembaca merasa
konflik yang terjadi belum mencapai klimaks. Namun mungkin itu tidak begitu berpengaruh pada novel karena
tujuan pembaca nya adalah anak-anak.

PUSPITANING RANI/29/XI MIPA 4

Anda mungkin juga menyukai