Anda di halaman 1dari 3

BERSIKAP POSITIF BERSIFAT EMPATI

Ada sebuah kisah dari kakek yang hidup Sebutir Nasi dan Nasi Basi, Belajar Empati dari
sederhana di sebuah kampung yang bersahaja. Seorang Ibu Miskin
Suatu sore, si kakek mendapati pohon pepaya
depan rumah telah berbuah. Meski baru dua Ketika kita berhenti makan, seringkah kita
buah, tapi sudah menguning dan siap panen. menyisakan nasi di piring? Jangankan banyak.
Ia berencana memetik buah itu keesokan Sebutirpun saya sarankan sebaiknya kita
harinya. Namun saat pagi menjelang ia
habiskan. Usahakan jangan sampai ada sisa
mendapati satu buah pepaya telah hilang dicuri
orang. sebutir pun di piring. Jadikan piring mengkilat
Si kakek begitu sedih, hingga istrinya merasa dan licin.Mungkin ada yang bertanya, buat apa
heran. “Hanya karena sebuah pepaya saja menghabiskan sebutir nasi? kan tidak kenyang
engkau sampai begitu murung,” kata sang istri. juga? Sederhana saja saya akan
“Bukan itu yang aku sedihkan,” jawab si kakek. menjawab. Pertama, Persoalannya bukan
“Aku kepikiran betapa sulitnya orang itu untuk mengenyangkan atau tidak. Sebutir nasi pun
mengambil pepaya kita. Ia harus sembunyi-
adalah rizki Tuhan. Ia sampai di piring kita
sembunyi di tengah malam, agar tidak ketahuan.
Belum lagi masih harus memanjatnya untuk bisa melalui proses panjang. Melibatkan banyak
memetiknya.” orang sejak disemai, ditanam, dipupuk, dipanen,
“Dari itu aku akan pinjam tangga untuk ditaruh digiling, dimasak hingga ahirnya sampai ke
di bawah pohon pepaya kita. Mudah-mudahan piring kita. Tidak mudah bukan, nasi sampai di
dia datang lagi malam ini dan tidak kesulitan piring kita?
mengambil yang satu lagi,” tambah Si Kakek.
Itu juga alasannya, kenapa orang tua di
kampung, banyak ‘menjilati’ tangannya yang
Namun… Ketika pagi tiba, pepaya masih tetap
ada dan tangga pun tidak bergeser sama sekali. penuh butiran nasi ketika selesai makan.
Ia mencoba bersabar dan berharap pencuri itu Mungkin sementara orang malu atau jijik
akan muncul malam ini. Tapi tetap saja buah melakukannya. Tetapi orang kampung
pepaya itu masih di tempatnya. melakukannya sebagai wujud dari sikap mereka
Di sore harinya, si kakek kedatangan tamu yang mensyukuri rizki Tuhan. Apalagi mereka petani
menenteng duah buah pepaya besar di yang tahu persis bagaimana sulitnya
tangannya. Tamu tersebut tidak dikenalnya.
menghasilkan butiran nasi.
Namun saat tamu sudah hendak pulang, ia
dengan amat menyesal mengaku sebagai pencuri
Kedua, yang lebih penting dengan
pepaya si kakek.
“Kek, sebenarnya saya ingin mencuri lagi menghabiskan sebutir nasi hakikatnya kita
pepaya yang tersisa. Tapi, saat saya menemukan belajar berempati. Di saat warga miskin sulit
ada tangga di sana, saya jadi tersadar. Sejak saat makan nasi, kita tentu tidak etis menyiakan-
itu saya bertekad untuk tidak mencuri lagi. Jadi nyiakannya. Secara tidak langsung, menyisakan
ini saya kembalikan pepaya Anda untuk nasi di piring, sama saja kita melakukan
menebus kesalahan saya dan saya hadiahkan pelecehan terhadap kehormatan warga
satu yang baru beli untuk kakek,” kata tamu itu.
miskin. Meski kita tidak bisa membantunya,
Nah, sahabat ESQ pelajaran apa yang bisa Anda
petik dari kisah singkat di atas. Mungkin saja setidaknya kita belajar menajamkan kepekaan
Anda menemukan indahnya keikhlasan dan nurani dengan berempati kepadanya.Terus
kebajikan. Namun satu yang penting ialah terang makna sebutir nasi mulai mengganggu
bagaimana pemikiran positif atau sudut pandang pikiran saya selesai menerima telpon seorang
positif membawa dampak positif yang jauh lebih teman kemarin. Secara empatik, teman saya
indah. bercerita tentang warga miskin desa yang
ditemuinya. Sebuah cerita yang menjadi penguat
Intinya, jika Anda merespon situasi, masalah
dan kondisi apapun secara positif, maka dari tulisan bahwa 2/3 penduduk miskin ada di
hasilnya akan positif. Begitu juga sebaliknya. pedesaan.Angka Kemiskinan Turun Tapi
Hasil itu bisa berupa perasaan damai, bahagia, Lambat Sekali ).
atau hadiah-hadiah tak terduga dari Tuhan untuk
Anda. Ceritanya begini. Seorang ibu muda, 22 tahun,
terpaksa membesarkan anak tunggalnya sendiri
karena suaminya bekerja sebagai kuli bangunan
di Jakarta. Di samping anak, ia juga
menanggung hidup ayahnya yang sakit-sakitan.
Ibu muda ini bekerja banting tulang, karena Ditengah-tengah kebingunan ahmad,adik dan
suaminya tidak bisa mengirim uang. Sampai ustadz, tiba-tiba ibunya ahmad mengeluh,
detik ini, hasil bekerja suami hanya cukup untuk ahmad segera mendudukan ibunya
disebuah emperan gubuk dipinggir
bertahan hidup di Jakarta.Suatu hari teman saya
sungai,namun ibunya sudah keburu pingsan,
ketemu sama ibu ini. Setelah basa-basi, di akhir ahmad sangat kwatir,apalagi ketika diraba
pembicaraan ibu muda ini menitip pesan sama dahinya, panasnya kembali naik.
teman saya, “ jika mas punya nasi basi, jangan "ustadz, tolong jaga adik saya " ucap ahmad
dibuang. mas tak perlu malu, kasihkan saja sama sambil bergegas menggendong ibunya sambil
saya”. berjalan kearah sungai yang sedang meluap.
"kamu mau kemana?"
Tentu teman saya tertegun. Tak percaya. "saya harus segera sampai ditempat tabib,ibu
Bagaimana mungkin nasi basi akan dimakan? sudah sangat parah sakitnya"
Ketika menelpon kepada saya, ia bilang, “Rik "sungainya masih banjir,belum ada perahu yang
mau menyeberangkan kita"
…begitu berharganya nasi. Sejak detik itu saya
"kalau menunggu banjir surut,saya kwatir ibu
berjanji, ketika makan tak akan membiarkan sduah tidak kuat"
sebutir pun nasi tersisa di piring saya”.Saya "lha terus kamu mau lewat mana?"
bahagia karena teman saya suka berbagi. "saya akan berjalan lewat sungai ini?"
Bersama istrinya ia sering mengantar nasi "jangan nekad ahmad,tunggulah
lengkap dengan lauknya kerumah ibu muda sebentar,semoga banjirnya segera surut"
miskin itu. Tentu yang diantar bukan nasi basi. "ustadz,jum'at kemarin kan ustadz pernah
bilang,kalimat basmallah itu mengandung
PATUH KEPADA ORANG TUA banyak manfaat, saya akan praktekkan"
Selesai berkata demikian, ahmad membaca
Dulu saat masih kanak-kanak, ketika ngaji basmallah 10 kali,lalu dengan percaya diri
kitab akhlaq lil banin (budi pekerti untuk anak- ahmad melenggang, berjalan diatas air
anak),ustadz pernah bercerita, "jaman dahulu sungi,subhanalloh !!!! ahmad dan ibunya tidak
kala, ada seorang anak yang sangat patuh tenggelam,mereka seperti berjalan layaknya
kepada ibunya,anak itu bernama ahmad,usianya ditanah.
baru 12 tahun, selepas kepergian ayahnya yang Diantara ta'jub,dan penasaran sang ustadz
wafat saat ahmad beranjak usia 3 tahun, praktis mencoba meniru ahmad, ia
ahmad menjadi tulang punggung keluarganya, ia membaca basmallah 10 kali,terus kakinya
hidup bertiga dengan ibu dan adik dicelupkan ke sungai,maksudnya mau berjalan
perempuannya yang berusia 2 tahun dibawah diatas air seperti ahmad,namun ternyata kakinya
ahmad.Ahmad sangat berbakti kepada ibunya,ia masuk kedalam air,ustadz tidak bisa berjaan
juga rajin belajar setiap sore disebuah madrasah. diatas air seperti ahmad yang menggendong
Di madrasah ahmad juga terbilang murid yang ibunya.
rajin dan sagat menghormati gurunya. Ustadz benar-benar heran,padahal yang member
Suatu hari ibunya ahmad sakit, karena sakitnya tahu soal kelebihan-kelebihan
sudah parah, sore itu ahmad dating basmallah,diantaranya,jika mau memulai suatu
ke madrasah, tapi tidak untuk belajar seperti pekerjaan dahului dengan membaca
biasanya, melainkan dia pamit kepada basmallah,maka pekerjaan itu akan
gurunya,hari itu dia ijin tidak masuk karena mau disempurnakan oleh Alloh. "Kenapa ahmad
memeriksakan ibunya ke seorang tabib di kota. bisa,koq saya tidak?" begitu pertanyaan ustadz
Mendengar ibunya ahmad sakit, sehabis didalam hatinya.
mengajar sang ustadz buru-buru ke rumah Entah apa cerita semacam itu benar-benar
ahmad, namun nampaknya ustadz terlambat, ada,tapi yang pasti kalimat basmallah adalah
ahmad sudah keluar dari rumahnya, mereka sebuah kalimat yang menjadi ummul
berpapasan ditengah jalan menuju rumah fatihah,mungkin bukan haya karena kalimat
ahmad, sang ustadz ta'jub, dilihatnya ahmad basmallah yang dibaca ahmad,tapi bisa saja itu
menggendong ibunya, sementara adik ma'unah (pertolongan ALLOH) yang diberikan
perempuannya berjalan dibelakang sambil kepada ahmad karena baktinya kepada ibu dan
membawa segala keperluan ibunya. Ustadz gurunya. Wallahu a'lam (hanya Alloh yang
memutuskan untuk menemani mereka berobat lebih tahu).(zid)
ke tabib. Hikmah yang bisa dipetik :
Kota yang dituju dimana tabib itu berpraktek  Berbakti kepada orang tua dan guru akan
jauhnya kira-kira 5 kilo meter, dan harus membawa berkah,memudahkan
menyeberangi sungai, hari itu hujan lebat baru urusan,dianugerahi nikmat yang lebih dari
saja usai, sungai meluap,tak ada perahu yang Alloh.
berani beroperasi, satu-satunya jembatan  Seorang guru tidak selalu diatas muridnya,ilmu
jaraknya 10 KM dari tempat penyeberangan itu. dan kelebihan itu merupakan anugerah,Alloh
akan memberikan anugerah-Nya kepada orang- kesautuan kita supaya kita hidup dalam suasana
orang yang dikehendaki-Nya. yang nyaman, aman, dan tentram”. “kalian
 Keyakinan (iman) adalah sumber kekuatan dan paham ?” tanya bu Tuti, “paham Bu” jawab
kebahagiaan.
murid-murid.
Setelah lama belajar, tak terasa bel berbunyi
Kerukunan Dan Toleransi Beragama
pertanda jam istirahat sudah tiba. “Demikian
pelajaran kita hari ini, ibu harap kalian
Pagi itu udara masih dingin, butiran-butiran air
mengulanginya di rumah” ucap bu Tuti, “iya
masih turun dari langit sejak subuh tadi. Rizky
Bu” jawab murid-murid.
seorang anak yang terlahir di lingkungan orang-
Beberapa waktu kemudin bel pertanda pulang
orang yang taat berbidah, bapaknya adalah
sekolah berbunyi, Rizky pun pulang bersama
seorang ustandz sedangkan ibunya adalah
dengan sahabatnya Putu. Ditengah perjalanan
serang perempua yang sholehah.
mereka melihat 2 anak yang sedang berkelahi.
Sejak kecil Rizky diajarkan untuk taat kepada
Kemudian mereka kesana dan memisahkan 2
agama, orang tua, dan orang-orang disekitarnya.
anak yang berkelahi tersebut. Setelah suasana
Rizky juga diajarkan untuk dapat bertoleransi
reda, Rizky bertanya kepada 2 anak tersebut
kepada orang-orang yang berbada dengannya,
kenapa mereka bisa berkelahi. Ternyata mereka
baik beda agama, suku, bahasa, ataupun ras.
berkelahi karena masalah perbedaan agama.
Esok harinya rizky bersiap untuk sekolah. Tak
“jangan kalian permasalahkan perbedaan
lupa ia pamit dan mencuium tangan kedua orang
dianatara kita, walaupun kita berbeda agama
tuanya kemudian berangkat ke sekolah. Tibanya
tapi apa salahnya bagi kita untuk saling
di sekolah, ia betemu dengan teman dekatnya
menghargai perbedaan tersebut. Marilah kita
yaitu Putu. “tugas kamu sudah jadi gak?” tanya
tumbuhkan rasa toleransi supaya kita hidup
Rizky. “sudah ky, kalo kamu”jawab Putu.
damai. Tuhan tetaplah satu cuman cara kita
“sudah juga”jawab Rizky.
menyembah-Nya itu yang berbeda, tujuan kita
Bel berbunyi tanda dimulainya proes
tetaplah sama yaitu untuk mendapatkan
pembelajaran, para siswa kemudian masuk
keridhoan-Nya” ucap Rizky pada 2 anak
kedalam kelas untuk mengikuti pelajaran. Ibu
tersebut. Setelah mendengar penjelasan Rizky,
tuti selaku guru PKN di sekolah tempat Rizky
kedua anak terebut saling berjabat tangan dan
sekolah membuka pelajaran pertama pada hari
memaafkan satu sama lain. Akhirny mereka
ini. “Selamat pagi anak-anak, bagaimana kabar
berempat berteman walaupun dianatara mereka
kalian ? semoga kalian baik-baik saja” ucap bu
ada perbedaan yaitu perbedaan agama
Tuti. “Tugas kalian sudah jadi” tanya bu Tuti,
“udah Bu!” jawab murid-murid, “bagus anak-
anak, silahkan dikumpulkan di mejanya Ibu.
Hari ini kita akan membahas pelajaran tentang
toleransi antar-agama, silahkan buka buku
kalian halaman 19 sambiln ibu ngoreksi
pekerjaan kalian” ucap bu Tuti.
Setelah para siswa selesai membaca buku, ada
salah seorang murid bertanya kepada bu Tuti,
“Bu, kenapa diantara kita harus ada perbedaan”,
bu Tuti tersenyum mendengar pertanyaan itu
kemudian menjawab “Tuhan menciptkan
makhluk pasti mempunyai tujuan, walaupun
dengan banyak perbedaan diantara makhluk itu.
Seperti halnya manusia, di dunia ini terdapat
banyak ras, ethnis, agama, suku maupun bahasa.
Itu di ciptakan dengan tujuan supaya kita saling
menghargai dan bisa bertoleransi dengan
perbedaan tersebut. Perbedaan bukan untuk kita
jadikan alasan untuk saling memusuhi dan
membenci satu sama lain, melainkan dengan
perbedaan itu kita bisa saling melengkapi,
sesuatu yang dapat menguatkan persatuan dan

Anda mungkin juga menyukai