Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 4 :

1. DWI NUR MAHARANI 1610533028


2. SARI MARDIANI 1610532035
3. ARFENIA IKLIMAH D.C 1610531032
4. RENDY FARHAN R.P 1610533015

CRITICAL REVIEW : PEMAJAKAN PENGHASILAN LUAR NEGERI


DARI WAJIB PAJAK DALAM NEGERI

Makalah yang disajikan oleh kelompok penyaji sudah baik. Disini, kami hanya
menambah beberapa lagi yaitu :

1. Untuk memperkuat suatu di suatu negara, perusahaan dapat melakukan investasi asing
lansung ( foreign direct investment) dalam bentuk pengoperasian anak perusahaan
( subsidiary company) atau penguasaan atas kepemilikan atau pengendalian perusahaan
afiliasi. Baik pengoperasian agen, kantor perwakilan, kantor cabang atau anak perusahaan
di luar negri akan memberikan penghasilan kepada WPDN sebagai pengusaha atau
investor. ( Gunadi : 2017).
2. penentuan sumber penghasilan di luar negeri lainnya tetap menggunakan prinsip
penentuan sumber pada delapan poin sebelumnya. Kemudian, untuk penghasilan yang
berasal dari trust, penentuan sumber penghasilannya adalah negara tempat trust tersebut
dibentuk atau didirikan. Trust didefinisikan sebagai skema, pengaturan, atau hubungan
berdasarkan perjanjian tertulis. Perjanjian itu antara orang atau badan yang bertindak
selaku pendiri dan pemegang kepemilikan atas suatu harta dengan kewajiban untuk
mengelola harta tersebut untuk kepentingan penerima manfaat.
3. Dalam PMK 198/2018, diatur bahwa penghasilan luar negeri harus digabungkan ke
penghasilan dalam negeri pada tahun perolehan atau tahun diterimanya penghasilan
neto. Adapun tahun pajak diterimanya atau diperolehnya penghasilan dari sumber
penghasilan di luar negeri ditentukan sebagai berikut:
 untuk penghasilan usaha merupakan tahun pajak diperolehnya penghasilan
tersebut;
 dalam hal trust di luar negeri dikenai PPh di tingkat trust merupakan tahun pajak
diperolehnya penghasilan tersebut;
 dalam hal trust di luar negeri tidak dikenai PPh di tingkat trust merupakan tahun
pajak diperolehnya atau diterimanya penghasilan tersebut, tergantung peristiwa
yang terjadi terlebih dahulu;
 untuk penghasilan lainnya merupakan tahun pajak diterimanya penghasilan
tersebut.
4. Selain itu, dalam menghitung penghasilan kena pajak, WPDN tidak dapat
memperhitungkan:
 kerugian usaha dari cabang atau perwakilan di luar negeri, termasuk kerugian
usaha dari cabang atau perwakilan di luar negeri yang diperoleh setelah
memperhitungkan kerugian yang diperoleh dari harta atau kegiatan yang
memiliki hubungan efektif dengan cabang atau perwakilan WPDN di luar
negeri; dan
 kerugian lain yang diderita di luar negeri.. Intinya, semua kerugian yang terjadi
di luar negeri tidak boleh diakui sebagai kerugian di dalam negeri. Selain itu,
tidak ada ketentuan mengenai kompensasi kerugian, sehingga mekanismenya
harus dihitung tahun per tahun.
5. Terkahir, kami akan menambah sedikit, tentang mekanisme pengkreditan pph yang
dibayar di luar negri , yaitu :
 Pajak penghasilan yang dibayar di luar negeri dapat dikreditkan dengan pajak
penghasilan yang terutang di Indonesia.
 Kredit PPh yang dibayarkan di luar negeri dilakukan dalam tahun pajak
digabungkannya penghasilan dari luar negeri tersebut dengan penghasilan di
Indonesia.
 Jumlah besaran PPh 24 yang dapat dikreditkan maksimal adalah sebesar jumlah
yang lebih rendah di antara PPh yang dibayar di luar negeri dan jumlah yang
dihitung menurut perbandingan antara penghasilan luar negeri dan seluruh
penghasilan kena pajak.
 Jika penghasilan luar negeri berasal dari beberapa negara, maka kemudian
penghitungan PPh 24 dilakukan untuk masing-masing negara.
 Penghasilan kena pajak yang dikenakan PPh Final atau penghasilan yang
dikenakan pajak tersendiri tidak dapat digabungkan dengan penghasilan lainnya.
 Ketika jumlah PPh yang dibayarkan di luar negeri melebihi ketentuan PPh 24
yang dapat dikreditkan, maka kelebihan tersebut tidak dapat diperhitungkan pada
tahun mendatang, tidak dibebankan dan tidak direstitusi.
 Pelaksanaan pengkreditan PPh luar negeri harus disampaikan dengan surat
permohonan bersamaan dengan penyampaian SPT Tahunan PPh (dengan
lampiran laporan keuangan dari penghasilan luar negeri, salinan SPT yang
disampaikan di luar negeri dan dokumen pembayaran PPh di luar negeri).
 Atas permohonan wajib pajak yang bersangkutan, pejabat yang berkedudukan
sebagai Kepala KPP dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian lampiran
yang disebutkan sebelumnya dikarenakan alasan di luar kekuasaan wajib pajak.
 Jika terjadi perubahan besarnya penghasilan yang berasal dari luar negeri, maka
wajib pajak harus melakukan pembetulan SPT Tahunan yang dilampirkan.
 Jika pembetulan SPT Tahunan menyebabkan PPh menjadi kurang bayar, maka
nominal kurang bayar tidak akan dikenakan sanksi bunga.
 Ketika pembetulan SPT Tahunan yang dilakukan menyebabkan PPh lebih bayar,
maka kelebihan bisa dikembalikan pada wajib pajak setelah diperhitungkan
dengan utang pajak lainnya.

Anda mungkin juga menyukai