Anda di halaman 1dari 59

KOMITE PPI RSUP SANGLAH DENPASAR

LATAR BELAKANG

 Infeksi adalah suatu proses interaksi antara


mikroorganisme dengan manusia yang rentan,
sehingga berkembang biak dan menyebabkan
seseorang menjadi sakit.
 Mikroorganisme dapat berupa virus, jamur dan
parasit.
 Infeksi nosokomial sekarang dikenal dg HAIs
(Healthcare associated infections) adalah infeksi
yang diperoleh terkait layanan kesehatan di
fasyankes yg terjadi setelah 48 jam
2
david@infection_control_committee
LATAR BELAKANG

 Pe ↑↑ kasus Infeksi (new emerging, emerging & re-


emerging diseases), Wabah / KLB.

 RS & Fas YanKes lain hrs dpt beri Yan yg bermutu,


akuntabel, transparan thdp masy, khususnya thdp
jaminan keselamat pasien (patient safety).

 Perlu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,


pembinaan  upaya menekan kejadian inf.

 Rekomendasi acuan pd Pedoman Manajerial PPI


yg keluarkan oleh DepKes (2007)
3
david@infection_control_committee
Chain of infection
(Rantai Infeksi)
Infectious
agent

Susceptible Reservoir
host Host

Portal of
entry Portal of
exit
Route of
transmission

david@infection_control_committee 4
SUMBER INFEKSI

Endogenous Exogenous

Self infection Cross infection

HAIs

Autogenous Environmental

5
david@Infection_Prevention_control
_nurse
SUMBER INFEKSI

 Pasien
 Petugas Kesehatan (Medis, paramedis,
dll. )
 Alat-alat yang yang dipakai ( alat
medis, linen, dll. )
 Lingkungan

6
david@infection_control_committee
Route of transmission
Jalur Kontak :
o Langsung (paling sering) : kontak fisik antara pejamu dan
pusat infeksi  tangan
o Tak langsung : alat medis dan darah.

Jalur Droplet :
Droplet adalah partikel yang keluar (>5 µ) dari saluran
pernafasan dengan batuk, bersin atau bronkoskopi.

Jalur Udara
partikel dengan ukuran  5  yang dapat tinggal di udara
dalam waktu yang lama dan peredarannya lebih dari beberapa
meter, lebih banyak dipengaruhi oleh gelombang udara
dengan gravitasi. 7
david@infection_control_committee
Why Infection Control?

 Healthcare associated infections are a common


problem—prevalence about 9%

 Healthcare associated infections contribute to


AMR
 Overuse of antimicrobials (development)
 Poor infection control practices (spread)

david@infection_control_committee 8
Why Infection Control?

 Healthcare associated infections increase the cost


of health care
 World Bank studies have shown that two-thirds of
developing countries spend more than 50% of their
health care budgets on hospitals

 Effective IC programs are beneficial


 They decrease spread of nosocomial infections,
morbidity, mortality, and health care costs

david@infection_control_committee 9
Epidemiology of Nosocomial Infections

 Most common sites for nosocomial


infections
 Surgical incisions
 Urinary tract (i.e., catheter-related)
 Lower respiratory tract
 Bloodstream (i.e., catheter-related)

david@infection_control_committee 10
Breaking the chain of infection
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

MEMUTUS
RANTAI PENULARAN PENYAKIT INFEKSI

KEWASPADAAN ISOLASI
( Isolation Precautions )

david@infection_control_committee 11
KEWASPADAAN ISOLASI
( isolation precautions )
 Standard Precautions /Kewaspadaan Standar
berlaku untuk semua pasien, kemungkinan / tanpa
terbukti infeksi, setiap waktu di semua yankes
mrp gabungan dari
Universal Precautions/Kewaspadaan Universal
Body Substance Isolation/Isolasi duh tubuh

 Transmission-based precautions/
Kewaspadaan berbasis transmisi
dipakai bila pasien terbukti infeksi/diduga infeksi
dilaksanakan sebagai tambahan Kewaspadaan Standard
david@infection_control_committee 12
 KEBERSIHAN TANGAN
 PENGGUNAAN APD
 PENGENDALIAN LINGKUNGAN
 PENGELOLAAN LIMBAH DAN BENDA TAJAM
 PENGELOLAAN PERALATAN
 PENGELOLAAN LINEN
 PENYUNTIKAN YANG AMAN
 PENEMPATAN PASIEN
 KEBERSIHAN/ETIKA BATUK
 KESEHATAN KARYAWAN
 PRAKTEK LUMBAL FUNGSI
13
david@infection_control_committee
 3 kewaspadaan
 kewaspadaan Transmisi mll kontak (contact
Precaution)
 kewaspadaan Transmisi mll droplet (droplet
Precaution)
 kewaspadaan Transmisi mll Udara (Airborne
Precaution)

 Dapat terjadi kombinasi transmisi,


mis: Varicella (kontak dan airborne )

14
david@Infection_Prevention_control
_nurse
Prinsip :
Semua darah dan cairan
tubuh dari semua pasien
diperlakukan infeksius
(Kecuali keringat)

david@infection_control_committee 15
KEWASPADAAN STANDAR

1. KEBERSIHAN TANGAN (Hand Hygiene)

16
david@infection_control_committee
Kapan melakukan HH….???

17
david@infection_control_committee
Metode Hand Hygiene

Dg larutan berbasis alcohol Dg sabun di bawah air mengalir


= Handrub = Handwash
= 20-30 detik = 40-60 detik
= bila tangan tidak tampak kotor = bila tangan tampak kotor, risiko
terontaminasi cairan tubuh
pasien, setelah menggunakan
sarung tangan

18
david@infection_control_committee
Siapa yang wajib melakukan kebersihan
tangan…??
• Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien
seperti: dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya
(fisioterapi, teknisi)

• Setiap orang yang ada kontak dengan pasien, meskipun


tidak langsung seperti : ahli gizi, farmasi dan petugas
laboratorium

• Setiap personil yang berkontribusi dengan prosedur


yang dilakukan terhadap pasien

• Setiap orang yang bekerja & berada di rumah sakit

david@infection_control_committee 19
4-19
SNARS edisi 1
Standar PPI.9
Kebersihan tangan menggunakan sabun, dan desinfektan
adalah sarana efektif untuk mencegah dan mengendalikan
infeksi
Elemen Penilaian PPI. 9
1. Rumah sakit menetapkan regulasi tentang hand hygiene
yang mencakup kapan, dimana dan bagaimana melakukan
cuci tangan dengan sabun (hand wash) dan atau dengan
disinfektan (hand rub) serta ketersediaan fasilitas hand
hygiene. (R)
2. Sabun, disinfektan, tissu /handuk sekali pakai tersedia di
tempat cuci tangan dan tempat melakukan disinfeksi
tangan. (W,O)
3. Hand hygiene sudah dilaksanakan dengan baik. (S,O)
4. Ada bukti pelaksanaan pelatihan hand hygiene kepada
semua pegawai termasuk tenaga kontrak (D,W)

david@infection_control_committee 20
david@infection_control_committee 21
david@infection_control_committee 22
X david@infection_control_committee 23
2. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

• Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau


peralatan yang di pakai petugas untuk
memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia,
biologi/bahan infeksius.

Tujuan :
Melindungi kulit dan selaput lendir
petugas dari resiko pajanan darah, semua
jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta,
kulit yang tidak utuh dan selaput lendir
pasien atau sebaliknya

24
david@infection_control_committee
Key point

 APD mrp bag integral dari standard precaution, tetapi


sering digunakan dengan tidak benar

 Pemilihan APD harus didasarkan pada penilaian risiko


(risk assesment) : risiko transmisi mikroorganisme ke
pasien atau tenaga kesehatan, dan risiko kontaminasi
dengan darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi atau
paparan bahan kimia (Wiley Blackwell, 2013)

david@infection_control_committee 25
SNARS edisi 1
Standar PPI.9.1
Sarung tangan, masker, pelindung mata, alat pelindung diri
lainnya, tersedia dan digunakan secara tepat apabila
disyaratkan

Elemen Penilaian PPI.9.1


1. Rumah sakit menetapkan regulasi tentang penggunaan alat pelindung
diri, tempat yang harus menyediakan alat pelindung diri dan pelatihan
cara memakainya. (R)
2. Alat pelindung diri sudah digunakan secara tepat dan benar. (O,W)
3. Ketersediaan alat pelindung diri sudah cukup sesuai dengan regulasi.
(O)
4. Ada bukti pelaksanaan pelatihan penggunaan alat pelindung diri kepada
semua pegawai termasuk tenaga kontrak (D,W)

david@infection_control_committee 26
Jenis APD

Masker

Gawn
Both

Topi/ Penutup
Kepala
Jenis APD

Faceshield

Sarung Tangan

Goggles
Covershoes
Personal Protective Equipment • Gloves – Use when touching blood, body fluids,
secretions, excretions, contaminated items; for touching
mucus membranes and nonintact skin.

• Gowns – Use during procedures and patient care


activities when contact of clothing/ exposed skin with
(PPE)

blood/body fluids, secretions, or excretions is


anticipated.

• Mask, goggles or face shield – Use during patient


care activities likely to generate splashes or sprays of
blood, body fluids, secretions, or excretions
david@infection_control_committee 30
PENGGUNAAN SARUNG TANGAN YANG SALAH

7
Di ruang isolasi (airborne diseases)
• Masker bedah/medik : pasien
• Respirator Partikulat (N95) : petugas
• Fit testing sebelum digunakan

DAVI BALI 10
D
PENGGUNAAN MASKER YANG SALAH
Pelindung Kaki

 Melindungi kaki dari cedera akibat benda


tajam atau benda berat yang mungkin jatuh
secara tidak sengaja ke atas kaki.
 Sandal, sandal jepit atau sepatu yang
terbuat dari bahan lunak (kain) tidak
boleh dikenakan.
 Sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup
memberikan lebih banyak perlindungan,
tetapi harus dijaga tetap bersih dan bebas
kontaminasi darah atau tumpahan cairan
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
 Alat pelindung sebaiknya SELALU tersedia disetiap ruangan
dalam keadaan siap pakai
 Umumnya sekali pakai atau dipakai terpisah untuk setiap
pasien
 Setiap alat pelindung terkontaminasi harus disingkirkan
dan segera diganti
 Alat kotor ditempatkan dalam tempat penampungan
sementara tanpa mencemari lingkungan
 Alat tersebut diproses dengan dekontaminasi, pencucian
dan sterilisasi atau dibuang.

DAVID@IPCN OF IC COMMITTEE SGH BA 15


LI
Tempatkan pasien sedemikian rupa, dengan
jarak minimal 1 m, untuk memudahkan
pergerakan petugas (ideal : 1,8 m)

Penempatan Tempatkan pasien non infeksius di semua


pasien ruang perawatan

Tempatkan pasien infeksius, berdasarkan


transmisi infeksi, jika tidak memungkinkan
lakukan kohorting

Tempatkan pasien tersendiri jika tidak


dapat menjaga kebersihan diri sendiri

david@infection_control_committee 37
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Bersihkan dan disinfeksi permukaan lingkungan di area


pelayanan
 Lakukan pembersihan dua kali sehari atau bila kotor 
buat jdwl pembersihan
 Pilih disinfektan yang terdaftar dan gunakan sesuai
petunjuk pabrik misal natrium hipoklorit
 Tidak direkomendasikan dg sinar UV atau fogging
 Tidak direkomendasi memakai kemoceng, sapu ijuk
dekontaminasi dg lap, menyapu dg mop

38
david@infection_control_committee
Memisahkan limbah infeksius dan non infeksius
 Limbah Infeksius: limbah yang terkontaminasi
dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi,
kecuali keringat
 Limbah non infeksius: limbah yang tidak

X
terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh
 Limbah padat infeksius ke kantong plastik
kuning dan limbah padat non infeksius ke
kantong plastik hitam
 Limbah jarum dan benda tajam lainnya ke
wadah tahan tusuk dan tahan air
 Limbah cair infeksius ke saluran khusus (IPAL)
 Kontainer limbah tertutup, sebaiknya membuka
menggunakan injakan kaki
39
david@infection_control_committee
Kuning : sampah Infeksius
Hitam : non infeksius/
domestik
Merah : Radioaktif
Ungu : Cytotoksik
Tajam : sharpbox/safety box

Wadah sampah tajam


• Tahan bocor dan tusukan
• Dibuang setelah terisi 3/4
bagian

40
david@infection_control_committee
 Memisahkan linen kotor
terkontaminasi
darah/cairan tubuh dg linen

X
tidak terkontaminasi APD
 Tidak meletakkan linen di
lantai
 Membawa linen
kotor/bersih dalam keadaan
tertutup dg troly berbeda
 Alur transportasi linen
bersih dan kotor
dibedakan/terpisah
 Penyimpanan linen di lemari
tertutup, linen di packing
plastik 41
david@infection_control_committee
PENANGANAN LINEN DI RUANGAN
Tidak menyeret linen kotor di lantai
Tidak meletakkan linen kotor di atas kursi atau
meja pasien
Tidak mengibas – ngibaskan linen
Pisahkan ruangan linen bersih dan linen kotor

X
david@infection_control_committee 42
Pengelolaan Peralatan Perawatan Pasien
 Disposible, setelah dipakai buang
 Reuseable, setelah dipakai dilakukan
dekontaminasi yang meliputi pembersihan,
disinfeksi, sterilisasi
 Peralatan Kritikal dilakukan sterilisasi
 Semi Kritikal dilakukan disinfeksi tingkat tinggi
 Non Kritikal dilakukan pembersihan, jika
terkontaminasi darah atau cairan tubuh
disinfeksi

Spaulding
Criteria
43
david@infection_control_committee
 Tidak memakai ulang jarum
suntik

X
 Upayakan tidak memakai obat-
obat/cairan multidose
 Pertahankan teknik aseptik dan
antiseptik pada pemberian
suntikan
 Segera buang jarum suntik
habis pakai
 Tidak melakukan recapping
jarum suntik habis pakai

44
david@infection_control_committee
Penanganan benda tajam
 Jangan recapping jarum bekas pakai
 Jangan mematahkan jarum,
melepaskan, membengkokkan jarum
bekas pakai.

X
X
45
david@infection_control_committee
• Ada pemeriksaan kesehatan secara regular
untuk yang berisiko infeksi
• Pemberian immunisasi Hepatitis pada tempat
yang berisiko
• Ada flow chart pada petugas kesehatan jika
terjadi luka tusuk jarum atau benda tajam
lainnya Alur
• APD selalu tersedia

46
david@infection_control_committee
– Pakai tisu, buang ke tempat sampah
(kuning) bila telah terkena sekret saluran
napas
– Menutup mulut & hidung saat batuk/
bersin dg melipat siku/lengan bag. dalam
– Lakukan cuci tangan dengan sabun
/antiseptik & air mengalir, alkohol
handrub setelah kontak dengan sekret

47
david@infection_control_committee
ETIKA BATUK

david@infection_control_committee 48
GUNAKAN CARA YANG BENAR

david@infection_control_committee 49
david@infection_control_committee 50
Pencegahan infeksi prosedur Lumbal
Punctie

 Masker harus dipakai klinisi


saat melakukan lumbal
pungsi, anaestesi spinal
/epidural/pasang kateter vena
sentral
 Cegah droplet flora
orofaring, dapat
menimbulkan meningitis
bakterial
david@infection_control_committee 51
– Kontak langsung:
 pasien – petugas atau pasien – pasien

– Kontak tidak langsung:


 Pasien/petugas – benda tercemar

 Kontak: terbanyak karena tangan petugas, peralatan pasien,


mainan anak,alat diagnostik

 Mikroorganisme : MDRO, MRSA,VRE,resisten E coli ISK,diare


karena suspek Clostridium difficile,norovirus,RSV,
Pseudomonas aeruginosa,Herpes simplex virus

david@infection_control_committee 52
 Gunakan APD : sarung tangan, gaun
Lepaskan gaun sebelum
meninggalkan ruangan

 Minimalisasi gerak/transport pasien


 Kontrol lingkungan:cleaning & disinfeksi
permukaan terkontaminasi
 Ruang terpisah/tersendiri
 Bila tidak mungkin : TT berjarak > 1m atau
kohorting, intervensi paling terakhir

david@infection_control_committee 53
 Penyakit menular lewat droplet batuk, bersin
dan berbicara (droplet kecil dan droplet besar)
 Droplet:
◦ Percikan >5µm melayang di udara jatuh
mengenai mukosa mata, hidung atau mulut
orang tanpa pelindung dan akan jatuh pada
jarak < 1m
◦ Prosedur yang dapat menimbulkan aerosol mis
suction, bronkoskopi,nebulising,intubasi
 Mikroorganisme: B pertussis,meningococcus,Avian
Influenza, Streptococcus grup A, Adenovirus,
H1N1
david@infection_control_committee 54
 Tempatkan pasien di kamar tersendiri atau dengan
pasien infeksi /terkolonisasi yg sama bila tidak
memungkinkan dan beri jarak antar pasien >1m

 Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan,


pintu boleh terbuka

 Gunakan masker bedah dalam jarak 1 m dari pasien

 Pemindahan pasien :
Minimalisasi transportasi pasien, pasangkan masker
pada pasien saat proses pemindahan

david@infection_control_committee 55
 Partikel kecil < 5µm mengandung mikroba melayang/menetap
di udara beberapa jam, ditransfer sebagai aerosol melalui
aliran udara dalam ruangan /jarak lebih jauh dari 2 m

 Menyebar lewat batuk, bersin, berbicara, intubasi,


suction,bronkoskopi

 Mikroorganisme : Mycobacterium TB, Campak, Varicella,


Aspergillus sp, tindakan yang menimbulkan aerosol pada
suspek TB,SARS (intubasi,suction, bronkoskopi)

david@infection_control_committee 56
 APD
 masker bedah ( pasien )
 respirator partikulat / N-95
(petugas )
 sarung tangan, gaun/apron
(b/kontaminasi cairan tubuh pasien)

 Cuci tangan: ‘wash in wash out’(WIWA)


 Penempatan pasien: HARUS di ruang
tersendiri

david@infection_control_committee 57
 Pengendalian lingkungan:
o Sistem ventilasi :
 Ruangan tekanan negatif :
• pintu & jendela tertutup rapat
• Sirkulasi udara dari luar ke dalam
• menggunakan HEPA filter
 Ruangan ventilasi alami ;
• Pintu dan jendela terbuka lebar
• Sirkulasi udara dari dalam ke luar
• Bisa ditambahkan standing van ke arah
jendela.
 Proteksi transport pasien
david@infection_control_committee 58
59

Anda mungkin juga menyukai