Anda di halaman 1dari 10

e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN : 2301-8402 1

Kajian Perencanaan Energi Listrik di Wilayah


Kabupaten Sorong Menggunakan Perangkat
Lunak LEAP
E.H Tampubolon , H. Tumaliang, M. S Rumbayan
Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115,Email :
erictampubolon@engineer.com

Abstract Dari penelitian ini dihasilkan gambaran dan masukan bagi


Act No. 30 Year 2009 on Electricity in Chapter VI mandate that Pemerintah Kabupaten Sorong dalam pengambilan kebijakan
local goverments must develop the General Plan of Regional bidang energi pada khususnya dan perencanaan pembangunan
Electricity. This study aims to predict the level of consumption kewilayahan pada umumnya..
(demand) of electricity in 2013 to 2020 per sector tariffs for Sorong
regency. Additionally it also calculated the amount of electrical Kata kunci :
energy customers Sorong regency and elasticity. The data needed energi listrik, elastisitas energi, intensitas energi, LEAP
include PLN data about the number of customers and consumption
of energy in each sector 2007-2012 period, Gross Domestic Product
data (GDP) of Sorong regency, as well as some other data that I. PENDAHULUAN
support.
Processing of the data to predict the level of consumption of
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi umumnya di dukung
electrical energy using software LEAP (Long-range Energy
Alternatives Planning System). Demand is calculated based on the
oleh pergeseran struktur ekonomi dari sektor pertanian ke
amount of activity and the amount of electrical energy consumption sektor industri dan jasa. Oleh karena itu, pemerintah di
of electrical energy consumption per activity (energy intensity). In beberapa negara berusaha mendorong agar sektor industri dan
2013 as the base year calculation. The results obtained from the jasa berkembang dengan baik. Faktor utama yang menunjang
electrical energy demand forecast in 2012-2030 showed a positive pertumbuhan sektor industri dan jasa tersebut adalah
number that is increased from 2.5 MW to 38.1 MW. The rate of ketersediaan energi yang cukup dari waktu ke waktu. Ini
growth - average is 17,4% annually. berarti peran energi sangat penting dalam mendukung proses
This research expected to provide input for the local Goverment industrialisasi.
of Sorong District in the energy policy in particulary and regional Kecukupan pasokan tenaga listrik diukur dengan melihat
development planning in general.
kemampuan pasokan daya listrik pada saat beban puncak. Hal
Keyword : ini mengingat sifat tenaga listrik yang tidak dapat disimpan,
electricity, energy elasticity, energy intensity, LEAP sehingga kebutuhan suatu saat harus dipasok saat itu juga.
Disamping itu, kebutuhan tenaga listrik bersifat acak dan
Abstrak dinamis sehingga diperlukan strategi perkiraan pertumbuhan
Undang – undang No. 30 Tahun 2009 tentang beban dan penyediaan daya yang terdistribusi sesuai dengan
ketenagalistrikan dalam Bab VI pasal 7 mengamanatkan bahwa dinamika kebutuhan beban.
Pemerintah Daerah wajib menyusun Rencana Umum Dari sisi pasokan, hal-hal yang mempengaruhi besarnya
Ketenagalistrikan Daerah. Penelitian ini bertujuan untuk pasokan ini antara lain pemeliharaan, variasi musim,
memprediksikan besarnya tingkat konsumsi (permintaan) energi
listrik tahun 2013 hingga 2020 per sektor tarif untuk Kabupaten
perbaikan instalasi, keandalan transmisi dan distribusi.
Sorong. Selain itu dihitung pula jumlah pelanggan energi listrik Pemeliharaan pembangkit harus diatur sedemikian rupa
Kabupaten Sorong dan elastisitas. Data – data yang diperlukan sehingga cadangan daya dapat merata sepanjang waktu.
antara lain data PLN tentang jumlah pelanggan dan konsumsi Disamping dari sisi pasokan, kecukupan pasokan daya juga
energinya di masing – masing sektor periode 2007-2012, data sangat ditentukan oleh pertumbuhan beban yang terus-
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sorong, serta menerus naik setiap tahunnya. Perusahaan listrik harus
beberapa data lainnya yang mendukung. mengantisipasi pemenuhan pertumbuhan beban antara lain
Pengolahan data untuk memprediksi tingkat konsumsi energi dengan cara melakukan investasi pembangkit baru.
listrik menggunakan perangkat lunak LEAP (Long-range Energy Dalam sistem kelistrikan prediksi atau ramalan sangat
Alternatives Planning System). Permintaan dihitung berdasarkan
besarnya aktivitas pemakaian energi listrik dan besarnya
dibutuhkan untuk memperkirakan dengan tepat seberapa besar
pemakaian energi listrik per aktivitas (intensitas energi). Tahun daya listrik yang dibutuhkan untuk melayani beban dan
2013 sebagai tahun dasar perhitungan. Hasil yang diperoleh dari kebutuhan energi dalam distribusi energi listrik. karena selain
prediksi permintaan energi listrik pada tahun 2013-2030 faktor teknis, faktor ekonomi juga merupakan faktor
menunjukkan angka yang positif yaitu meningkat dari 2,5 MW terpenting yang perlu diperhitungkan.
menjadi 38,1 MW. Pertumbuhan rata – rata setiap tahunnya
adalah 15,9 %.
e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN : 2301-8402 2

II. LANDASAN TEORI Perencanaan pengembangan sistem transmisi dan distribusi


hendaknya dilakukan selaras dengan keseimbangan antara
A. Perencanaan kebutuhan dan kapasitas, berdasar pada kriteria perencanaan
Dalam kehidupan ada berbagai alternatif atau pilihan. yang digunakan.
Perencanaan dibuat untuk membantu memilih alternaif yang Setelah dibuat peramalan kebutuhan energi listrik suatu
paling baik dan paling efisien. Jadi perencanaan merupakan sistem tertentu, di susun peramalan beban gardu induk yang
kumpulan dari pengambilan keputusan. Perencanaan memberi informasi pertumbuhan beban sesuai lokasi geografis
ketenagalistrikan merupakan suatu proses multidisiplin yang gardu induk, dapat berupa penambahan kapasitas trafo atau
komprehensif dan berpedoman pada doktrin – doktrin pembuatan gardu induk baru, berikut kebutuhan fasilitas
perencanaan tertentu. jaringan transmisi dan distribusinya.
Rencana kebijakan bidang ketenagalistrikan dituangkan
dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) Tujuan Perencanaan Ketenagalistrikan
dan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD). Perencanaan merupakan awal dari pengembangan sistem
Dalam melakukan penyusunan RUKD harus tenaga listrik, jadi sangat diharapkan dari perencanaan ini
mempertimbangkan RUKN dan disusun sesuai pedoman yang dapat memenuhi beberapa hal dibawah ini.
dikeluarkan oleh Pemerintah. Kebutuhan kapasitas dan tenaga listrik setiap tahun dengan
tingkat keandalan yang diinginkan.
Asas Perencanaan Ketenagalistrikan Tercapainya bauran bahan bakar yang lebih baik,
Perencanaan ketenagalistrikan berpedoman pada asas dicerminkan oleh pengurangan penggunaan bahan bakar
biaya terendah (least cost), perencanaan ketenagalistrikan minyak hingga kontribusi produksi pembangkit berbahan
konvensional hanya mencakup perencanaan sisi penyediaan bakar minyak menjadi lebih kecil
energi listrik (supply side), namun dalam perencanaan yang Mengatasi krisis kelistrikan yang terjadi di beberapa
lebih maju, juga mencakup sisi pemakaian energi listrik dan daerah.
Tercapainya angka rugi jaringan transmisi dan distribusi
berlangsung secara terintegrasi. lebih kecil dari 10 persen.
Tercapainya tara kalor yang membaik sehingga dapat
Proses Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan dicapai biaya pokok produksi (BPP) yang lebih baik dan
Proses perencanaan sistem ketenagalistrikan terbagi atas rasional.
beberapa tahap sebagai berikut : Tercapainya kualitas listrik yang semakin baik.
Perencanaan pemenuhan kebutuhan energi listrik
diawali dengan peramalan kebutuhan atau ramalan beban
tenaga listrik untuk 15 (lima belas) tahun ke depan di B. Faktor – faktor yang Memepengaruhi Tingkat Kebutuhan
setiap sektor pemakai energi listrik, yaitu sektor industri, Energi Listrik
komersial, rumah tangga, publik dan sosial. Penggunaan tenaga listrik diperkirakan akan selalu
Selanjutnya perencanaan pengembangan pembangkit meningkat setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan oleh semakin
(generation expantion planning) direncanakan berdasarkan berkembangnya kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi.
asas optimasi atau biaya terendah dengan memperhatikan Banyak fakor yang berpengaruh terhadap tingkat kebutuhan
ketersediaan sumber energi primer setempat, sifat ragam
energi listrik, seperti faktor ekonomi, kependudukan,
beban, beban puncak, teknologi/jenis pembangkit, dan
faktor eksternalitas lain yang perlu diperhatikan, seperti kewilayahan, dan lain – lain. Menurut tingkat kebutuhan
dampak lingkungan hidup. energi listrik dipengaruhi oleh faktor –faktor berikut ini :
Tingkat cadangan atau tingkat keandalan merupakan Faktor ekonomi yang mempengaruhi tingkat kebutuhan
salah satu kriteria perencanaan dan merupakan kebijakan energi listrik adalah pertumbuhan PDRB (Produk
setempat yang akan berdampak pada biaya penyediaan Domestik Regional Bruto). Secara umum, PDRB dapat
energi listrik dang tingkat tarif. dibagi menjadi 3 sektor, yaitu PDRB sektor komersial
Ketersediaan sumber energi primer, termasuk energi
(bisnis), sektor industri dan sektor publik. Kegiatan
baru/terbarukan, menentukan pilihan teknologi dan jenis
pembangkit yang mungkin dikembangkan, dengan maksud ekonomi yang dikategorikan sebagai sektor komersial atau
agar energi primer dapat dimanfaatkan secara optimal bisnis adalah sektor listrik, gas dan air bersih, bangunan
sesuai nilai keekonomiaannya, efisien, tidak menimbulkan dan konstruksi, perdagangan, serta transportasi dan
dampak lingkungan yang merugikan, dan pembangkit komunikasi. Kegiatan ekonomi yang termasuk sektor
dapat beroperasi secara berkelanjutan dalam kurun waktu publik adalah jasa dan perbankan, termasuk lembaga
perencanaan. keuangan selain perbankan. Sektor industri sendiri adalah
Pemanfaatan sumber energi setempat dan prioritas
pemilihan aneka ragam energi yang tersedia dengan urutan mencakup kegiatan industri migas dan manufaktur.
prioritas sebagai berikut : energi terbarukan, bahan bakar Faktor Pertumbuhan penduduk memiliki pengaruh
gas, batubara, dan bahan bakar minyak. besar terhadap kebutuhan energi listrik selain faktor
Perencanaan di sisi penyediaan energi listrik ekonomi. Pendudk akan naik setiap tahunnya sampai pada
hendaknya diintegrasikan pula dengan perencanaan suatu saat akan berada pada kondisi yang stabil.
pemanfaatan energi di sisi pemakaian energi listrik.
e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN : 2301-8402 3

Faktor perencanaan pembangunan daerah berjalannya Terdistribusi pada daerah industri atau pabrik yang terletak
pembangunan daerah akan sangat dipengaruhi oleh tingkat dipinggiran kota. Peralatan seperti motor – motor listrik
perekonomian daerah itu sendiri. Dalam hal ini baik sebagai alat penggerak, generator listrik sebagai cadangan
daya listrik jika suplai dari jala – jala mengalami
langsung maupun tidak langsung. Faktor ekonomi sangat
gangguan.
berpengaruh terhadap kebutuhan energi listrik seiring Sifat Beban
dengan berjalannya pembangunan. Pemerintah Daerah Adalah perlu mengetahui sifat umum dari beban yang
sebagai pelaksana pemerintahan di tingkat daerah akan karakteristiknya ditentukan oleh faktor – faktor dibawah
mengambil peran penting dalam perencanaan ini, antara lain :
pengembangan wilayah. Hal itu berbentuk kebijakan yang Faktor kebutuhan (Demand Factor)
tertuang dalam berbagai produk peraturan daerah. Berubah-ubahnya beban sesaat dari suatu sistem
telah dikenal oleh semua sarjana listrik arus kuat.
Termasuk di dalamnya adalah perencanaan tentang tata
Kapasitas sebuah peralatan listrik pada dasarnya
guna lahan, pengembangan industri, kewilayahan, tergantung pada suhu kerja terakhirnya; jadi sebuah
pemukiman dan faktor geografis. transfomator dengan kapasitas jauh kurang dari 1000
kVA dapat menangani puncak sebesar ini yang
dibebankan selama periode beberapa detik atau bahkan
C. Kebutuhan Beban (Load Demand)
beberapa menit. Kapasitas stasiun daya, bagaimanapun
Kebutuhan beban dari suatu daerah tergantung dari tergantung juga pada batas mesin penggeraknya dan
kondisi daerah, penduduk dan standart kehidupannya, rencana karenanya mempunyai kapasitas beban lebih yang
pengambangannya sekarang dan masa akan datang, harga terbatas.
daya dan sebagainya. Seorang konsumen boleh meminta Faktor Beban (Load Factor)
pelayanan pada jumlah, waktu dan tempat sesuai Faktor beban secara umum didefinisikan menurut
kebutuhannya dan perusahaan listrik diharapkan rumus :
memenuhinya. Konsumen mengharap untuk menerima = (1)
pelayanan terus menerus dengan tegangan yang teratur sesuai
yang seharusnya. Dimana :
Permintaan konsumen bahwa daya harus dicatu pada fb : faktor beban tersebut
sembarang waktu membuat perusahaan listrik harus kWh : energi yang terpakai oleh konsumen dalam satu
menyediakan fasilitas untuk kebutuhan maksimumnya, tahun
mungkin diperlukan cadangan energi listrik. Konsumen tidak 8760 : 365 x 24 (jumlah jam yang ada dalam satu
boleh dibiarkan menunggu. Dia harus langsung dicatu dengan tahun)
pelayanan penuh saat dia membutuhkan. Karena kebutuhan Np : Beban Puncak
konsumen bersamaan waktu, mengakibatkan terjadinya Faktot keanekaragaman (Diversity Factor)
“puncak” dan “lembah” pada kurva beban. Ada saat – saat Ini merupakan perbandingan antara jumlah daya
peralatan mempunyai beban penuh, sedang pada saat – saat maksimum yang dibutuhkan konsumen atau sub-bagian
lain peralatan tersebut tidak dipakai. (pabla, 1994). dari sembarang sistem atau sebagian dari sistem
terhadap kebutuhan maksimum keseluruhan atau
Tipe Beban bagian dari sistem yang dimaksud.
Secara umum pembagian beban (tipe – tipe beban)
D. Peramalan Beban Listrik
dibagi : domestik, komersial, dan industri. Pembagian daerah
beban ini didasarkan atas sifat serta karakteristik beban dari Kebutuhan tenaga listrik suatu daerah tergantung dari letak
masing – masing daerah beban tersebut diatas, dimana daerah, jumlah penduduk, standar kehidupan, rencana
keadaan beban satu dengan lainnya sangat berbeda sifat dan pembangunan atau pemgembangan daerah di masa yang akan
karakteristiknya. datang. Peramalan kebutuhan tenaga listrik yang kurang tepat
Beban Domestik (Domestic Load) (lebih rendah dari permintaan) dapat menyebabkan kapasitas
Terdistribusi pada daerah perumahan. Perlatan listriknya pembangkitan tidak mencukupi untuk melayani konsumen
terdiri dari lampu, penerangan, kipas angin, setrika, alat – alat yang dapat merugikan perekonomian Negara, dan sebaliknya,
rumah tangga misalnya pemanas, lemari es, alat pendingin bila peramalan terlalu besar dari permintaan maka akan
udara (Air Conditioner), alat pengaduk, alat pemanggan, mengalami kelebihan pembangkitan yang merupakan
kompor listrik dan motor – motor kecil untuk pompa, dan alat pemborosan.
– alat kecil untuk rumah tangga yang lain. Elastisitas dan Faktor Pelanggan
Beban Komersial (Commercial Load) Elastisitas adalah sebuah ukuran berapa banyak pembeli
Terdistribusi pada daerah perdagangan yang terletak pada atau penjual berespon terhadap perubahan – perubahan kondisi
pusat kota. Peralatan listriknya terdiri dari penerangan untuk pasar. Elastisitas permintaan merupakan ukuran derajat
kota-kota dan reklame dan sebagainya, kipas angin, AC (Air kepekaan permintaan suatu barang terhadap perubahan faktor
Conditioner), pemanas dan alat – alat listrik lainnya yang –faktor yang mempengaruhinya. Elastisitas permintaan tenaga
dipakai pada bangunan perdagangan toko – toko, restaurant, listrik yaitu perbandingan pertumbuhan penjualan energi
pasar-pasar dan sebagainya. listrik (kWh) dengan pertumbuhan ekonomi (PDRB).
Beban Industri (Industrial Load)
e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN : 2301-8402 4

α = Elastisitas pendapatan dari permintaan


Pertumbuha n penjualan energi listrik (kwh ) energi
Elastisita s =
Pertumbuha n ekonomi (PDRB ) β = Elastisitas harga dari permintaan energi
(2)
Faktor pelanggan yaitu perbandingan antara jumlah pelanggan Pendekatan End – Use
dengan pertumbuhan ekonomi (PDRB). Model pendekatan end-use juga dikenal sebagai
pendekatan engineering model. Pendektan ini akan lebih
Jumlah pelanggan detail walaupu secara perhitungan menggunakan fungsi
CF = (3) yang lebih sederhana. Pertimbangan teknologi yang
Pertumbuhan ekonomi (PDRB) digunakan dalam proses aliran energi juga menjadi
variabel perhitungan. Pendekatan ini sangat cocok untuk
keperluan proyeksi efesiensi energi karena dimungkinkan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
untuk secara eksplisit mempertimbangkan perubahan
Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada
teknologi dan tingkat pelayanan.
dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
Permintaan energi dari masing – masing kegiatan
seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau
merupakan produk dari du faktor, yaitu tingkat aktifitas
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
(layanan energi) dan intensitas energi (penggunaan energi
oleh seluruh unit ekonomi PDRB atas dasar harga berlaku
per unit layanan energi). Selain itu, permintaan total
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
maupun permintaan energi sektoral dipengaruhi oleh
menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedang
rincian kegiatan yangg berbeda yang membentuk
PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah
komposisi, atau struktur permintaan energy.
barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga
Secara matematik model pendekatan end – use dirumuskan
yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.
sebagai berikut :
Jumlah Pelanggan / Number of Customer (NC(t))
E. Metode Perkiraan Perencanaan Energi
Untuk melakukan perencanaan dalam bidang apapun, tentu
harus ada metode yang digunakan. Ada berbagai model   RE (t )   JP( t )  
NC R ( t ) =      X 1000  (4)
pendekatan untuk menyusun prakiraan kebutuhan tenaga
  100   (P / Hh )  
listrik yang tersedia antara lain pendekatan ekonometrik,   (t )  
pendekatan proses, pendekatan time series, pendekatan end-
use , pendektan trend maupun gabungan dari berbagai model Dimana :
pendekatan perencanaan. Dari beberapa metode tersebut, yang NCR (t) = Jumlah pelanggan rumah tangga tahun t
sering digunakan sebagai pendekatan untuk proyeksi [jiwa]
kebutuhan energi listrik adalah metode tersebut adalah pada (t) = Tahun
jenis data yang dimasukkan (data input). Pada model RE (t) = Rasio elektrifikasi tahun t
ekonometri, data yang digunakan sebagai data masukan JP(t) = Jumlah penduduk tahun t
seperti pendapatan daerah, penpadatan per kapita dan data lain (P/Hh) (t)= Jumlah orang per rumah tangga tahun t
yang bersifat ekonomi, kemudian dihubungkan dengan
kebutuhan energi.
Pendekatan Ekonometri
 (CFB (t ) x GDB (t ) ) 
Komponen utama dari analisis dengan model NC B ( t ) = 1 +  NC B (t −1) (5)
ekonometri adalah pada data masukkan atau variabel yang  100 
bersifat ekonomi yang kemudian dihubungkan dengan Dimana :
tingkat kebutuhan energi listrik. Kelebihan dari model ini NCB (t) = Jumlah pelanggan bisnis t [ jiwa ]
adalah tidak terlalu banyaknya data yang harus digunakan CFB (t) = Faktor kapasitas pelanggan sektor binsins
sebagai variabel input. Biasanya proyeksi kebutuhan tahun t
energi listrik dengan pendekatan model ini tidak GDB (t) = Pertumbuhan pelanggan sektor bisnis tahun t
memperhitungkan secara detail teknologi yag digunakan [%]
dalam ketenagaistrikan.
Model pendekatan ekonometri dirumuskan sebagai
berikut :
 (CF p ( t ) x GD p (t ) ) 
E = aY α P β NC p ( t ) =  1 +  NC p ( t −1) (6)
Dimana :  100 
E = Kebutuhan energi Dimana :
Y = Pendapatan NCP (t) = Jumlah pelanggan publik t [ jiwa ]
P = Harga energi CFP (t) = Faktor kapasitas pelanggan sektor publik
a = Koefisien tahun t
e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN : 2301-8402 5

GDP (t) = Pertumbuhan pelanggan sektor publik   0  


tahun t [%] If GDI (t) < 0, ECI (t) =  1+  EI (t) x  ECI (t −1)  + ETOI (t) (15)
 
  100 
 (
CFI (t ) x 0 )
If GD I (t ) < 0 , NC I (t ) = 1 +  NC I (t −1)
 (7)    GDI (t)   
 
 100  GDI (t) > 0 , ECI (t) =  1+  EI (t) x  ECI (t −1) 
 (16)
   100  
   

GD I (t ) > 0, NC I (t ) = 1 +
(
CFI (t ) x GD I (t ) )  NC (8)
Dimana :
100  I (t −1) ECI (t)= Konsumsi energi sektor industri t [GWh]
  EI (t) = Elastisitas konsumsi energi sektor industri tahun t
ETO I (t)= Total konsumsi energi wait list big customer
Dimana : tahun t
NCI (t) = Jumlah pelanggan industri t [ jiwa ]
CFI (t) = Faktor kapasitas pelanggan sektor industri Perangkat Lunak LEAP (Long-range Energy Alternatives
tahunt Planning System).
GD I (t) = Pertumbuhan pelanggan sektor industri Tidak dapat dipungkiri bahwa energi tidak dapat lepas dari
tahun t [%] kehidupan manusia, termasuk energi listrik. Pada dekade
terakhir perhatian terhadap energi semakin meningkat
Konsumsi Energi / Energy Consumption EC(t) bersamaan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan
  0   energi. Oleh karena itu pula berbagai perangkat lunak yang
If GDTot(t ) < 0 , ECR(t) =  1+  ER(t ) x  ECR(t −1)  (9)
  100 

digunakan sebagai media perencanaan energi. Penyediaan
program tersebut juga muncul dari berbagai kalangan, baik
dari kalangan akademisi maupun dari pelaku usaha.
  GDTot(t)   Perangkat lunak LEAP merupakan salah satu perangkat
GDTot(t) > 0, ECR(t) =  1+  ER(t) x  ECR(t −1) 
100 
   lunak yang sangat komprehensif dalam melakukan
  perencanaan energi. LEAP dirancang unuk dapat bekerja sama
(10) dengan produk Microsoft Office ( Word, Excel, Power Point)
Dimana : sehingga mudah untuk impor, ekspor dan menghubungkan ke
ECR (t)= Konsumsi energi sektor rumah tangga tahun t data serta model yang dibuat di tempat lain. Perancang
[GWh] program aplikasi ini adalah dari Stokholm Environment
ER (t) = Elastisitas konsumsi energi sektor rumah tangga Institute (SEI) dan memiliki komunitas yang saling berintraksi
tahun t yaitu COMMEND (Community for Energy Environment and
NC R (t) = jumlah pelanggan rumah tangga tahun t Development). LEAP bekerja berdasarkan asumsi skenario
yang pengguna inginkan, skenario tersebut didasarkan pada
  0   perhitungan dari proses pengkonversian bahan bakar menjadi
If GD B(t ) < 0 , ECB(t ) =  1 +  EB(t ) x   ECB(t −1)  (11) energi hingga energi tersebut dikonsumsi masyarakat. LEAP
  100  
 merupakan model yang memepertimbangkan penggunaan
akhir energi (end-use), sehingga memiliki kemampuan untuk
  GDB(t )   memasukkan berbagai macam teknologi dalam penggunaan
GDB(t) > 0 , ECB(t) =  1+  EB(t ) x  ECB(t −1)  (12) energi.
 100  
   Keunggulan LEAP dibanding perangkat lunak
Dimana : perencanaan/pemodelan energi-lingkungan yang lain adalah
ECB (t)= Konsumsi energi sektor bisnis t [GWh] tersedianya sistem antarmuka (interface) yang menarik dan
EB (t) = Elastisitas konsumsi energi sektor bisnis tahun t memberikan kemudahan dalam penggunaannya serta tersedia
NC B (t)= jumlah pelanggan bisnis tahun t secara cuma – cuma (freeware). LEAP mendukung untuk
proyeksi permintaan energi akhir maupun permintaan pada
  0   energi yang sedang digunakan secara detail termasuk
If GD P(t ) < 0 , ECP(t ) =  1+  EP(t) x  ECP(t −1)  (13)
  100  cadangan energi, transportasi, dan lain sebagainya.
Dengan menggunkan LEAP, pengguna dapat melakukan
analisa secara cepat dari sebuah ide kebijakan energi ke
  GDP(t)   sebuah analisa hasil dari kebijakan tersebut, hal ini dikareakan
GD P(t ) > 0 , ECP(t ) =  1+  EP(t ) x  ECP(t −1)

 (14)
 100  LEAP mampu berfungsi sebagai database, sebagai sebuah alat
    peramal (forecasting tool) dan sebagai alat analisa terhadap
kebijakan energi. Berfungsi sebagai database.
Dimana LEAP menyediakan informasi energi yang lengkap.
ECP (t)= Konsumsi energi sektor publik t [GWh] Sebagai sebuah alat peramal, LEAP mampu membuat
EP (t) = Elastisitas konsumsi energi sektor publik tahun t proyeksi permintaan dan pnyediaan energi dalam jangka
NC P (t)= jumlah pelanggan publik tahun t waktu tertentu sesuai dengan keinginan pengguna.
e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN : 2301-8402 6

Share
Share adalah perilaku suatu variabel yang
menggambarkan mencapai suatu kejenuhan 100%.
Nilai dari total persen dalam suatu Branch dengan
Share harus berjumlah 100%.

Dalam software LEAT disediakan 4 (empat) modul utama,


yaitu : Driver Variable, Demand, Tranformation, and
Resources. Keempat modul atau cabang utama dalam “Tree”
sifatnya “default”, tidak bisa dirubah. Dalam modul utama ini
kecuali untuk Resources dapat dibuat cabang – cabang lagi
sesuai dengan kebutuhan pemodel. Banyaknya cabang dan
anak – anak cabang tidak dibatasi.
Modul Driver Variable (Key Assumptions)
Modul Driver Variable adalah untuk menampung
Gambar 1 Tampian LEAP
parameter – parameter umum yang dapat digunakan pada
Modul Demand maupun Modul Transformation. Parameter
kebijakan energi yang akan diterapkan dari sudut pandang umum ini misalnya adalah jumlah penduduk, PDB (produk
penyediaan dan permintaan energi, ekonomi, dan lingkungan. domestik bruto), dan sebagainya. Modul Driver Variable ini
Bagian – Bagian LEAP sifatnya komplemen terhadap modul lainnya. Pada model
Ketika pertama membuka aplikasi LEAP, maka akan yang sederhana, dapat saja modu ini tidak difungsikan.
muncul tampilan seperti pada gambar 1 Perangkat lunak Modul Permintaan (Demand)
LEAP yang digunakan adalah keluaran tahun 2012 seri Modul permintaan (Demand) adalah untuk menghitung
2012.0.0.20. kebutuhan energi pembagian sektor pemakai energi
LEAP memiliki beberapa terminologi umum, di sepenuhnya dapat dilakukan sesuai kebutuhan pemodel.
antaranya sebagai berikut: Kbutuhan energi didefenisikan sebagai perkalian antara
Area aktifitas pemakaian energi (misalnya jumlah penduduk,
Area merupakan sistem yang sedang dikaji (contoh : jumlah kendaraan, volume nilai tambah, dan sebagainya) dan
negara atau wilayah). intensitas pemakaian energi kegiatan yang bersangkutan.
Current Accounts Metode ini terdiri dari dua model analisis yaitu analisis
Current Accounts merupakan data yang menggambarkan permintaan energi final (final demand energy analisis) dan
tahun dasar (tahun awal) dari jangka waktu kajian. analisis permintaan energi terpakai (useful demand energy
Scenario analisis)
Scenario meruapakan sekumpulan asumsi mengenai Modul Transformation
kondisi masa depan. Modul Transformation adalah untuk menghitung
Tree pemasokan energi. Pasokan energi dapat terdiri atas produksi
Tree merupakan diagram yang mempresentasikan struktur energi primer (gas buki, minyak bummi, batubara, dan
model yang disusun seperti tampilan dalam windows sebagainya) dan energi sekunder (listrik, bahan bakar minyak,
explorer. Tree terdiri atas beberapa branch. Terdapat LPG, briket, batubara, arang, dan sebagainya). Susunan
empat Branch utama, yaitu Driver Variable, Demand, cabang dalam Modul Transformation sudah ditentukan
Tranformation, and Resources. Masing – masing Branch strukturnya, yang masing – masing kegiatan transformasi
utama dapat dibagi lagi menjadi beberapa Branch energi terdiri atas processes and output.
tambahan (anak cabang). Modul Resources
Branch Modul Resources terdiri atas Primary and Secondary.
Branch merupakan cabang atau bagian dari Tree, Branch Kedua cabang ini sudah default. Cabang – cabang dalam
utama ada empat, yaitu Modul Variabel Penggerak (Driver Modul Resources akan muncul dengan sendirinya sesuai
Variable), Modul Permintaan (Demand), Modul dengan jenis energi yang dimodelkan dalam Modul
Transformasi (Transformation), dan Modul Sumber Daya Transformation. Beberapa parameter perlu diisikan, seperti
Energi ( Resources). jumlah cadangan (minyak bumi, gas bumi, batubara, dan
Expression sebagainya) dan potensi energi (tenaga air, biomasa, san
Expression merupakan formula matematis untuk sebagainya)
menghitung perubahan nilai suatu variabel.
Saturation III. METODE PENELITIAN
Saturation adalah perilaku variabel yang digambarkan A. Diagram Alir Penelitian
mencapai suatu kejenuhan tertentu. Presentase kejenuhan Secara umum Langkah-langkah penelitian yang dilakukan
adalah 0 % ≤ X ≤ 100 %. Nilai dari total persen dalam dapat dilihat pada gambar berikut :
suatu Branch dengan saturasi tidak perlu berjumlah 100%.
B. Data Teksnis
e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN : 2301-8402 7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN peningkatan konsumsinya selama 18 tahun adalah 192%.
A. Konsumsi Energi Listrik Nilai ini menjadi sangat signifikan. Bila dibandingkan dengan
Tingkat konsumsi energi listrik sesuai pemodelan dalam periode 2010 -2012. Sedangkan untuk tahun 2013-2030 rata –
penelitian ini dipengaruhi oleh tingkat intensitas energi dan rata pertumbuhannya 17,4% tiap tahunnnya.
pelanggan. Hasil proyeksi permintaan energi listrik Untuk konsumsi listrik setiap sektor menunjukkan bahwa
Kabupaten Sorong ditujukan oleh gambar 2. permintaan energi yang tertinggi adalah pada sektor rumah
proyeksi permintaan energi listrik Kabupaten Sorong tangga. Pada tahun 2030 tingkat permintaan energi listrik akan
menunjukkan adanya peningkatan dari tahun 2013 dengan mencapai 31,2 MW sehingga terjadi peningkatan bila
total konsumsi 2,1 MW menjadi 31,2 MW. Dengan kata lain dibandingkan dengan tahun dasar 2013 yang berada pada
angka 2,1 MW. Hasil proyeksi permintaan energi listrik sektor
rumah tangga dapat di lihat pada gambar 2. Untuk sektor
Industri merupakan sektor yang paling rendah permintaan
energinya. Pada tahun 2013 konsumsi energi listrik sektor
Industri hanya 5,02 KW dan pada tahun 2030 konsumsi energi
listrik hanya 16,25 KW. Hasil proyeksi permintaan energi
listrik sektor Industri dapat dilihat pada gambar 2.

Konsumsi Energi
Perhitungan Sektor Rumah Tangga
Konsumsi Energi Sektor Rumah Tangga tahun 2014
Diketahui : EC(2014) = 21.864 Mwh
EC (2013) = 18.670 Mwh
Gambar 2. Hasil proyeksi permintaan energi Kabupaten GD (2014) = 14.454 pelanggan
Sorong 2012-2030 GD (2013) = 12.602 pelanggan
PDRB (2014) = 14,4 %
Tabel 1. Hasil proyeksi permintaan energi Kabupaten Sorong Ditanya : Konsumsi energi listrik tahun 2014?
2012-2030 Penyelesaian :
EC 2014 − EC 2013
% EC 2014 = x 100 %
EC 2013
21.864 − 18.670
% EC 2014 = x 100%
18.670
% EC 2014 = 17,1%
GD2014 − GD 2013
%GD2014 = x 100%
GD 2013
14.454 − 12.602
%GD 2014 = x 100%
12.602
%GD 2014 = 14,6%

% EC2014 17,1
EB = = =1,18
PDRB2014 14,4

  GDTot ( t )   
EC R ( t ) =  1 +  E R ( t ) x   EC R ( t −1) 
  100   
 
  GDTot( 2014)   
ECR ( 2014) =  1 +  ER( 2014) x   ECR( 2014−1)


 100 
   
  14,6   
EC R ( 2014 ) =  1 + 1,18 x   18670 
  100   
Gambar 3. Diagram alir ECR ( 2014) = ( (1 + (0,173))18670)
e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN : 2301-8402 8

ECR ( 2014) = ( 21.899) MWh Ditanya : Konsumsi energi listrik tahun 2014?
Penyelesaian :
Konsumsi Energi Rumah Sektor Tangga tahun 2015
EC 2014 − EC 2013
Diketahui : EC(2014) = 21.864 Mwh % EC 2014 = x100 %
EC (2015) = 25.605 Mwh EC 2013
GD (2014) = 14.454 pelanggan
5.274 − 4.480
GD (2015) = 16.578 pelanggan % EC 2014 = x 100%
PDRB (2014) = 14,4 % 4.480
Ditanya : Konsumsi energi listrik tahun 2015? % EC 2014 =17,72%
Penyelesaian :
EC 2015 − EC 2014 GD2014 − GD2013
% EC 2015 = x 100 % %GD2014 = x 100%
EC 2014 GD2013
25.605 − 21.864 874 − 758
% EC 2015 = x 100% %GD2014 = x 100%
21.864 758
% EC 2015 = 17,1% %GD2014 =15,3%
GD2015 − GD2014 % EC 2014 17,72
%GD2015 = x 100% EB = = = 0,82
GD 2014 PDRB2014 21,4
16.578 − 14.454   GDB( 2014)   
%GD 2015 = x 100% ECB( 2014) =  1 +  EB(2014) x   ECB( 2014−1) 
14.454   100 
 
 
%GD 2015 = 14,69%
  15,3   
EC B ( 2014) =  1 +  0,82 x   4.480 
% EC2014 17,1   100   
EB = = =1,18
PDRB2014 14,4 EC B ( 2014) = ( (1 + (0,12546)) 4.480 )
ECB ( 2014) = ( (1,12546) 4.480 )
  GDTot ( t )  
EC R ( t ) =  1 +  E R ( t ) x   EC R ( t −1)  ECB ( 2014) = 5.042 MWh
  100 
 
 
Perhitungan Sektor Publik :
  Konsumsi energi sektor Publik tahun 2014
 GDTot ( 2015) 
EC R ( 2015) =  1 +  E R ( 2015) x   EC R ( 2015−1)

 Diketahui : EC(2014) = 2.008 MWh
  100  
  EC (2013) = 1.678 MWh
GD (2014) = 193 Pelanggan
GD (2013) = 171 Pelanggan
  14,69    PDRB (2014) = 8,1 %
EC R ( 2015 ) =  1 + 1,18 x   21.864 
100    Ditanya : Konsumsi energi listrik tahun 2014?
   Penyelesaian :
EC 2014 − EC 2013
ECR ( 2015) = ( (1 + (0,173)) 21.864 ) % EC 2014 = x100 %
EC 2013
2.008 −1.678
ECR ( 2015) = ( 25.646)GWh % EC 2014 = x 100%
1.678
% EC 2014 =19,66%
Perhitungan Sektor Bisnis : GD2014 − GD2013
Konsumsi Energi Sektor Bisnis tahun 2014 %GD2014 = x 100%
Diketahui : EC(2014) = 5.274 MWh GD2013
EC (2013) = 4.480 MWh 193 −171
GD (2014) = 874 Pelanggan %GD2014 = x100%
GD (2013) = 758 Pelanggan 171
PDRB (2014) = 21,4 % %GD2014 =12,8%
e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN : 2301-8402 9

% EC 2014 19,66
EB = = = 2,42 EC I ( 2014) = 54,1 MWh
PDRB2014 8,1
B. Jumlah Pelanggan
  GDP ( t )   
EC P ( t ) =  1 +  E P (t ) x   EC P ( t −1)  Jumlah pelanggan pada Kabupaten Sorong yang di
  100    proyeksikan dari tahun 2013 hingga tahun 2030 menggunakan
 
perangkan lunak LEAP. hasil Proyeksi jumlah pelanggan pada
  GDP ( 2014)    Kabupaten Sorong dapat dilihat pada gambar 3
ECP( 2014) =  1 +  EP ( 2014) x   ECP ( 2014−1)


  100  
  V. PENUTUP
  12,8    A. Kesimpulan
EC P ( 2014) =  1 +  2,4 x  1.678  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat
  100    diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
ECP ( 2014) = ( (1 + 0,28)1.678 ) Permintaan energi listrik terbesar di sektor Rumah Tangga
yaitu mencapai 31,2 MW di akhir tahun , permintaan energi
ECP ( 2014) = 2.161MWh di sektor bisnis yaitu 8,5 MW, sektor Industri hanya 16,25
KW, sektor Sosial mencapai 1,2 MW, dan sektor Punlik
Perhitungan Sektor Industri : mencapai 4,1 MW d akhir tahun 2030.
Konsumsi energi sektor Industri tahun 2013 Berdasarkan hasil pembahasan perlu ada penambahan
Diketahui : EC(2014) = 52 MWh pembangkit sebesar 15 MW pada tahun 2017 dan 20 MW
EC (2013) = 44 MWh pada tahun 2022 agar bisa memenuhi kebutuhan energi listrik
GD (2014) = 15 Pelanggan di tahun 2030 mendatang.
GD (2013) = 14 Pelanggan
PDRB (2014) = 5,82 % B. Saran
Ditanya : Konsumsi energi listrik tahun 2014? Dari hasil kesimpulan penelitian ini, dapat diajukan
Penyelesaian : beberapa saran agar penenlitian ini dapat bermanfaat dan
EC 2014 − EC 2013 dapat dilakukan penelitian lebih lanjut di masa yang akan
% EC 2014 = x 100 % datang.
EC 2013 Hasil proyeksi permintaan energi lsitrik hendaknya dapat
52 − 44 digunakan sebagai bagian dari penyusunan kebijakan di
% EC 2014 = x 100% bidang ketenagalistrikan. Selain itu juga dapat menjadi acuan
44 dalam melakukan perencanaan pengembangan wilayah di
% EC 2014 = 18,18% Kabupaten Sorong agar lebih merata di setiap kecamatan.
GD2014 − GD 2013 Dari sisi penelitian selanjutnya di masa yang akan datang,
%GD 2014 = x 100% sangat diperlukan unutk melakukan kajian proyeksi
GD 2013 permintaan energi yang terintegrasi dengan penyediaan energi
listrik dari sumber energi terbarukan. hal ini menyangkut
15 − 14
%GD2014 = x 100% seberapa besar ketersediaan energi terbarukan di Kabupaten
14 Sorong yang mampu di konversi serta rugi – rugi yang terjadi
%GD2014 = 7,14% selama proses distribusinya.

% EC 2014 18,18
EB = = = 3,24
PDRB2014 5,82

   GD I ( 2014 )   
EC I ( 2014 ) =    1 +  E I ( 2014 ) x   EC I ( 2014 −1)

 
   100   
  

   7 ,14   
EC =    1 +  3 , 24 x   44 


I ( 2014 )    100  
  
EC I ( 2014) = ((1 + 0,244) 44)
Gambar 3. Jumlah Pelanggan Rumah Tangga Kabupaten Sorong 2012-2030

EC I ( 2014) = (1,244)(44)
e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN : 2301-8402 10

DAFTAR PUSTAKA

[1] Data Statistik PT. PLN (PERSERO) Kabupaten Sorong Tahun


2012.
[2] Kabupaten Sorong dalam Angka Tahun, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Sorong, 2012
[2] Laporan Penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah
(RUKD) Provinsi Papua Barat, Laporan Penelitian, RUKD, Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Bidang Pertambangan
dan Energi Pemerintah Provinsi Papua Barat, 2012.
[3] Leap Training Exercise 2011, Stockholm Environment Institute,
2011.
[4] M, Djiteng, Operasi Sistem Tenaga Listrik, Jakarta, Penerbit Graha
Ilmu, 2006
[5] M, Djiteng, Pembangkit Energi Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta,
2005
[6] M. E. Wijaya S.T. M.Sc, Dr. Eng. M. K. Ridwan S.T., M.Sc.
Modul Pelatihan Perencanaan Energi Menggunakan LEAP,
Jurusan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
2009.
[7] M. E. Wijaya And B. Limmeechokchai, Thammasat Int. J. Sc.
Tech, Vol. 14, No. 4, October-December: 1 – 14, 2009.
[8] O. T. Winarto, Panduan Perencanaan Energi, Pusat kajian
Kebijakan energi Institut Teknologi Bandung.
[9] Rencana Penyediaan Tenaga Listrik (RPTL) PT. PLN (Persero)
Kabupaten Sorong tahun 2012 – 2017.
[11] Suhono, Kajian Perencanaan Permintaan dan Penyediaan Energi
Listrik Di Wilayah Kabupaten Sleman Menggunakan Perangkat
Lunak Leap. Tugas Akhir Program S1 Teknik Fisika Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, 2009.
[13] UU RI No 30 Tentang Ketenagalistrikan, 2009.

Anda mungkin juga menyukai