Faktor perencanaan pembangunan daerah berjalannya Terdistribusi pada daerah industri atau pabrik yang terletak
pembangunan daerah akan sangat dipengaruhi oleh tingkat dipinggiran kota. Peralatan seperti motor – motor listrik
perekonomian daerah itu sendiri. Dalam hal ini baik sebagai alat penggerak, generator listrik sebagai cadangan
daya listrik jika suplai dari jala – jala mengalami
langsung maupun tidak langsung. Faktor ekonomi sangat
gangguan.
berpengaruh terhadap kebutuhan energi listrik seiring Sifat Beban
dengan berjalannya pembangunan. Pemerintah Daerah Adalah perlu mengetahui sifat umum dari beban yang
sebagai pelaksana pemerintahan di tingkat daerah akan karakteristiknya ditentukan oleh faktor – faktor dibawah
mengambil peran penting dalam perencanaan ini, antara lain :
pengembangan wilayah. Hal itu berbentuk kebijakan yang Faktor kebutuhan (Demand Factor)
tertuang dalam berbagai produk peraturan daerah. Berubah-ubahnya beban sesaat dari suatu sistem
telah dikenal oleh semua sarjana listrik arus kuat.
Termasuk di dalamnya adalah perencanaan tentang tata
Kapasitas sebuah peralatan listrik pada dasarnya
guna lahan, pengembangan industri, kewilayahan, tergantung pada suhu kerja terakhirnya; jadi sebuah
pemukiman dan faktor geografis. transfomator dengan kapasitas jauh kurang dari 1000
kVA dapat menangani puncak sebesar ini yang
dibebankan selama periode beberapa detik atau bahkan
C. Kebutuhan Beban (Load Demand)
beberapa menit. Kapasitas stasiun daya, bagaimanapun
Kebutuhan beban dari suatu daerah tergantung dari tergantung juga pada batas mesin penggeraknya dan
kondisi daerah, penduduk dan standart kehidupannya, rencana karenanya mempunyai kapasitas beban lebih yang
pengambangannya sekarang dan masa akan datang, harga terbatas.
daya dan sebagainya. Seorang konsumen boleh meminta Faktor Beban (Load Factor)
pelayanan pada jumlah, waktu dan tempat sesuai Faktor beban secara umum didefinisikan menurut
kebutuhannya dan perusahaan listrik diharapkan rumus :
memenuhinya. Konsumen mengharap untuk menerima = (1)
pelayanan terus menerus dengan tegangan yang teratur sesuai
yang seharusnya. Dimana :
Permintaan konsumen bahwa daya harus dicatu pada fb : faktor beban tersebut
sembarang waktu membuat perusahaan listrik harus kWh : energi yang terpakai oleh konsumen dalam satu
menyediakan fasilitas untuk kebutuhan maksimumnya, tahun
mungkin diperlukan cadangan energi listrik. Konsumen tidak 8760 : 365 x 24 (jumlah jam yang ada dalam satu
boleh dibiarkan menunggu. Dia harus langsung dicatu dengan tahun)
pelayanan penuh saat dia membutuhkan. Karena kebutuhan Np : Beban Puncak
konsumen bersamaan waktu, mengakibatkan terjadinya Faktot keanekaragaman (Diversity Factor)
“puncak” dan “lembah” pada kurva beban. Ada saat – saat Ini merupakan perbandingan antara jumlah daya
peralatan mempunyai beban penuh, sedang pada saat – saat maksimum yang dibutuhkan konsumen atau sub-bagian
lain peralatan tersebut tidak dipakai. (pabla, 1994). dari sembarang sistem atau sebagian dari sistem
terhadap kebutuhan maksimum keseluruhan atau
Tipe Beban bagian dari sistem yang dimaksud.
Secara umum pembagian beban (tipe – tipe beban)
D. Peramalan Beban Listrik
dibagi : domestik, komersial, dan industri. Pembagian daerah
beban ini didasarkan atas sifat serta karakteristik beban dari Kebutuhan tenaga listrik suatu daerah tergantung dari letak
masing – masing daerah beban tersebut diatas, dimana daerah, jumlah penduduk, standar kehidupan, rencana
keadaan beban satu dengan lainnya sangat berbeda sifat dan pembangunan atau pemgembangan daerah di masa yang akan
karakteristiknya. datang. Peramalan kebutuhan tenaga listrik yang kurang tepat
Beban Domestik (Domestic Load) (lebih rendah dari permintaan) dapat menyebabkan kapasitas
Terdistribusi pada daerah perumahan. Perlatan listriknya pembangkitan tidak mencukupi untuk melayani konsumen
terdiri dari lampu, penerangan, kipas angin, setrika, alat – alat yang dapat merugikan perekonomian Negara, dan sebaliknya,
rumah tangga misalnya pemanas, lemari es, alat pendingin bila peramalan terlalu besar dari permintaan maka akan
udara (Air Conditioner), alat pengaduk, alat pemanggan, mengalami kelebihan pembangkitan yang merupakan
kompor listrik dan motor – motor kecil untuk pompa, dan alat pemborosan.
– alat kecil untuk rumah tangga yang lain. Elastisitas dan Faktor Pelanggan
Beban Komersial (Commercial Load) Elastisitas adalah sebuah ukuran berapa banyak pembeli
Terdistribusi pada daerah perdagangan yang terletak pada atau penjual berespon terhadap perubahan – perubahan kondisi
pusat kota. Peralatan listriknya terdiri dari penerangan untuk pasar. Elastisitas permintaan merupakan ukuran derajat
kota-kota dan reklame dan sebagainya, kipas angin, AC (Air kepekaan permintaan suatu barang terhadap perubahan faktor
Conditioner), pemanas dan alat – alat listrik lainnya yang –faktor yang mempengaruhinya. Elastisitas permintaan tenaga
dipakai pada bangunan perdagangan toko – toko, restaurant, listrik yaitu perbandingan pertumbuhan penjualan energi
pasar-pasar dan sebagainya. listrik (kWh) dengan pertumbuhan ekonomi (PDRB).
Beban Industri (Industrial Load)
e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN : 2301-8402 4
Share
Share adalah perilaku suatu variabel yang
menggambarkan mencapai suatu kejenuhan 100%.
Nilai dari total persen dalam suatu Branch dengan
Share harus berjumlah 100%.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN peningkatan konsumsinya selama 18 tahun adalah 192%.
A. Konsumsi Energi Listrik Nilai ini menjadi sangat signifikan. Bila dibandingkan dengan
Tingkat konsumsi energi listrik sesuai pemodelan dalam periode 2010 -2012. Sedangkan untuk tahun 2013-2030 rata –
penelitian ini dipengaruhi oleh tingkat intensitas energi dan rata pertumbuhannya 17,4% tiap tahunnnya.
pelanggan. Hasil proyeksi permintaan energi listrik Untuk konsumsi listrik setiap sektor menunjukkan bahwa
Kabupaten Sorong ditujukan oleh gambar 2. permintaan energi yang tertinggi adalah pada sektor rumah
proyeksi permintaan energi listrik Kabupaten Sorong tangga. Pada tahun 2030 tingkat permintaan energi listrik akan
menunjukkan adanya peningkatan dari tahun 2013 dengan mencapai 31,2 MW sehingga terjadi peningkatan bila
total konsumsi 2,1 MW menjadi 31,2 MW. Dengan kata lain dibandingkan dengan tahun dasar 2013 yang berada pada
angka 2,1 MW. Hasil proyeksi permintaan energi listrik sektor
rumah tangga dapat di lihat pada gambar 2. Untuk sektor
Industri merupakan sektor yang paling rendah permintaan
energinya. Pada tahun 2013 konsumsi energi listrik sektor
Industri hanya 5,02 KW dan pada tahun 2030 konsumsi energi
listrik hanya 16,25 KW. Hasil proyeksi permintaan energi
listrik sektor Industri dapat dilihat pada gambar 2.
Konsumsi Energi
Perhitungan Sektor Rumah Tangga
Konsumsi Energi Sektor Rumah Tangga tahun 2014
Diketahui : EC(2014) = 21.864 Mwh
EC (2013) = 18.670 Mwh
Gambar 2. Hasil proyeksi permintaan energi Kabupaten GD (2014) = 14.454 pelanggan
Sorong 2012-2030 GD (2013) = 12.602 pelanggan
PDRB (2014) = 14,4 %
Tabel 1. Hasil proyeksi permintaan energi Kabupaten Sorong Ditanya : Konsumsi energi listrik tahun 2014?
2012-2030 Penyelesaian :
EC 2014 − EC 2013
% EC 2014 = x 100 %
EC 2013
21.864 − 18.670
% EC 2014 = x 100%
18.670
% EC 2014 = 17,1%
GD2014 − GD 2013
%GD2014 = x 100%
GD 2013
14.454 − 12.602
%GD 2014 = x 100%
12.602
%GD 2014 = 14,6%
% EC2014 17,1
EB = = =1,18
PDRB2014 14,4
GDTot ( t )
EC R ( t ) = 1 + E R ( t ) x EC R ( t −1)
100
GDTot( 2014)
ECR ( 2014) = 1 + ER( 2014) x ECR( 2014−1)
100
14,6
EC R ( 2014 ) = 1 + 1,18 x 18670
100
Gambar 3. Diagram alir ECR ( 2014) = ( (1 + (0,173))18670)
e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN : 2301-8402 8
ECR ( 2014) = ( 21.899) MWh Ditanya : Konsumsi energi listrik tahun 2014?
Penyelesaian :
Konsumsi Energi Rumah Sektor Tangga tahun 2015
EC 2014 − EC 2013
Diketahui : EC(2014) = 21.864 Mwh % EC 2014 = x100 %
EC (2015) = 25.605 Mwh EC 2013
GD (2014) = 14.454 pelanggan
5.274 − 4.480
GD (2015) = 16.578 pelanggan % EC 2014 = x 100%
PDRB (2014) = 14,4 % 4.480
Ditanya : Konsumsi energi listrik tahun 2015? % EC 2014 =17,72%
Penyelesaian :
EC 2015 − EC 2014 GD2014 − GD2013
% EC 2015 = x 100 % %GD2014 = x 100%
EC 2014 GD2013
25.605 − 21.864 874 − 758
% EC 2015 = x 100% %GD2014 = x 100%
21.864 758
% EC 2015 = 17,1% %GD2014 =15,3%
GD2015 − GD2014 % EC 2014 17,72
%GD2015 = x 100% EB = = = 0,82
GD 2014 PDRB2014 21,4
16.578 − 14.454 GDB( 2014)
%GD 2015 = x 100% ECB( 2014) = 1 + EB(2014) x ECB( 2014−1)
14.454 100
%GD 2015 = 14,69%
15,3
EC B ( 2014) = 1 + 0,82 x 4.480
% EC2014 17,1 100
EB = = =1,18
PDRB2014 14,4 EC B ( 2014) = ( (1 + (0,12546)) 4.480 )
ECB ( 2014) = ( (1,12546) 4.480 )
GDTot ( t )
EC R ( t ) = 1 + E R ( t ) x EC R ( t −1) ECB ( 2014) = 5.042 MWh
100
Perhitungan Sektor Publik :
Konsumsi energi sektor Publik tahun 2014
GDTot ( 2015)
EC R ( 2015) = 1 + E R ( 2015) x EC R ( 2015−1)
Diketahui : EC(2014) = 2.008 MWh
100
EC (2013) = 1.678 MWh
GD (2014) = 193 Pelanggan
GD (2013) = 171 Pelanggan
14,69 PDRB (2014) = 8,1 %
EC R ( 2015 ) = 1 + 1,18 x 21.864
100 Ditanya : Konsumsi energi listrik tahun 2014?
Penyelesaian :
EC 2014 − EC 2013
ECR ( 2015) = ( (1 + (0,173)) 21.864 ) % EC 2014 = x100 %
EC 2013
2.008 −1.678
ECR ( 2015) = ( 25.646)GWh % EC 2014 = x 100%
1.678
% EC 2014 =19,66%
Perhitungan Sektor Bisnis : GD2014 − GD2013
Konsumsi Energi Sektor Bisnis tahun 2014 %GD2014 = x 100%
Diketahui : EC(2014) = 5.274 MWh GD2013
EC (2013) = 4.480 MWh 193 −171
GD (2014) = 874 Pelanggan %GD2014 = x100%
GD (2013) = 758 Pelanggan 171
PDRB (2014) = 21,4 % %GD2014 =12,8%
e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN : 2301-8402 9
% EC 2014 19,66
EB = = = 2,42 EC I ( 2014) = 54,1 MWh
PDRB2014 8,1
B. Jumlah Pelanggan
GDP ( t )
EC P ( t ) = 1 + E P (t ) x EC P ( t −1) Jumlah pelanggan pada Kabupaten Sorong yang di
100 proyeksikan dari tahun 2013 hingga tahun 2030 menggunakan
perangkan lunak LEAP. hasil Proyeksi jumlah pelanggan pada
GDP ( 2014) Kabupaten Sorong dapat dilihat pada gambar 3
ECP( 2014) = 1 + EP ( 2014) x ECP ( 2014−1)
100
V. PENUTUP
12,8 A. Kesimpulan
EC P ( 2014) = 1 + 2,4 x 1.678 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat
100 diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
ECP ( 2014) = ( (1 + 0,28)1.678 ) Permintaan energi listrik terbesar di sektor Rumah Tangga
yaitu mencapai 31,2 MW di akhir tahun , permintaan energi
ECP ( 2014) = 2.161MWh di sektor bisnis yaitu 8,5 MW, sektor Industri hanya 16,25
KW, sektor Sosial mencapai 1,2 MW, dan sektor Punlik
Perhitungan Sektor Industri : mencapai 4,1 MW d akhir tahun 2030.
Konsumsi energi sektor Industri tahun 2013 Berdasarkan hasil pembahasan perlu ada penambahan
Diketahui : EC(2014) = 52 MWh pembangkit sebesar 15 MW pada tahun 2017 dan 20 MW
EC (2013) = 44 MWh pada tahun 2022 agar bisa memenuhi kebutuhan energi listrik
GD (2014) = 15 Pelanggan di tahun 2030 mendatang.
GD (2013) = 14 Pelanggan
PDRB (2014) = 5,82 % B. Saran
Ditanya : Konsumsi energi listrik tahun 2014? Dari hasil kesimpulan penelitian ini, dapat diajukan
Penyelesaian : beberapa saran agar penenlitian ini dapat bermanfaat dan
EC 2014 − EC 2013 dapat dilakukan penelitian lebih lanjut di masa yang akan
% EC 2014 = x 100 % datang.
EC 2013 Hasil proyeksi permintaan energi lsitrik hendaknya dapat
52 − 44 digunakan sebagai bagian dari penyusunan kebijakan di
% EC 2014 = x 100% bidang ketenagalistrikan. Selain itu juga dapat menjadi acuan
44 dalam melakukan perencanaan pengembangan wilayah di
% EC 2014 = 18,18% Kabupaten Sorong agar lebih merata di setiap kecamatan.
GD2014 − GD 2013 Dari sisi penelitian selanjutnya di masa yang akan datang,
%GD 2014 = x 100% sangat diperlukan unutk melakukan kajian proyeksi
GD 2013 permintaan energi yang terintegrasi dengan penyediaan energi
listrik dari sumber energi terbarukan. hal ini menyangkut
15 − 14
%GD2014 = x 100% seberapa besar ketersediaan energi terbarukan di Kabupaten
14 Sorong yang mampu di konversi serta rugi – rugi yang terjadi
%GD2014 = 7,14% selama proses distribusinya.
% EC 2014 18,18
EB = = = 3,24
PDRB2014 5,82
GD I ( 2014 )
EC I ( 2014 ) = 1 + E I ( 2014 ) x EC I ( 2014 −1)
100
7 ,14
EC = 1 + 3 , 24 x 44
I ( 2014 ) 100
EC I ( 2014) = ((1 + 0,244) 44)
Gambar 3. Jumlah Pelanggan Rumah Tangga Kabupaten Sorong 2012-2030
EC I ( 2014) = (1,244)(44)
e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN : 2301-8402 10
DAFTAR PUSTAKA