Oleh :
Flatbush Shipyard, Inc mendapat jaminan order dari US Navy sebesar $97 juta, hal
tersebut menimbulkan kenaikan harga saham dan penentuan deviden merupakan salah satu
hal yang harus dipertimbangkan.
Mr. Davis seorang bankir investasi, menolak usulan tersebut beliau khawatir dengan
volatilitas pasar, selain itu kebijakan tersebut akanmenimbulkan spekulasi pasar. Sebagai
solusinya Mr.Davis menawarkan kebijakan deviden dengan jumlah yang stabil setiap
periodenya, walaupun penjualan baik ataupun buruk. Beliau menyarankan bahwa deviden
sekarang $1.20 menjadi harga dasar yang baik, dan menyisihkan $4.80 untuk cadangan yang
akan dipakai saat pasar sedang turun.
Karena tipe bisnis yang sangat naik-turun, tergantung oleh order yang didapat dan hal
tersebut tak menentu, bisnis Flatbush mengolah keuanganya secara konservatif yaitu tidak
memiliki hutang jangka panjang dan menetapkan laba ditahan sebesar 50% dari laba bersih.
Mr. Davis menolak usulan tersebut dan mengkritik pembayaran dividen sebelumnya.
Dia melihat bahwa rata-rata harga pasar saham selama periode pasca perang sangat rendah
dan bisa biasanya menawarkan dividend yield 9,0%. Dividend yield ini sangat tinggi, jika
dibandingkan dengan dividend yield rata-rata pada semua saham yang diperdagangkan di
bursa saham New York adalah 4,1% pada pertengahan Januari 1959, dan untuk saham
kualitas menengah menghasilkan 4,8%.
Rumusan Masalah
1. Dari dua alternatif perubahan kebijakan deviden yang ada, manakah yang paling
menguntungkan bagi perusahaan dan investor?
Analisis
Dalam teori ini kebijakan deviden berpengaruh positif terhadap harga pasar saham.
Jika Semakin tinggi deviden yang dibagikan perusahaan, semakin tinggi juga harga
pasar saham perusahaan dan juga berlaku sebaliknya. Hal ini terjadi karena
pembagian dividen dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapi investor.
Apabila melihat pada laporan yang disajikan dikasus, teori ini benar adanya. Dapat
dilihat bahwa ketika perusahaan meningkatkan devidennya dari $4 pada tahun 1954
menjadi $5,20 pada tahun 1955, harga saham perusahaan meningkat dari $52,5
menjadi $63,25. Bahkan sejak diberikannya pembayaran ekstra pada akhir tahun 1956
sebesar $2, harga pasar saham Flatbush melonjak tajam dari $66,5 menjadi $81.
3. Tax Preference Theory
Berdasarkan teori ini, kebijakan dividen mempunyai pengaruh negatif terhadap harga
pasar saham perusahaan yang mana semakin besar jumlah dividen yang dibagikan,
semakin rendah harga pasar saham. Hal ini terjadi jika ada perbedaan antara tarif
pajak personal atas pendapatan dividend dan capital gain. Apabila tarif pajak dividen
lebih tinggi daripada pajak capital gain, maka investor akan lebih senang jika laba
yang diperoleh perusahaan tetap ditahan di perusahaan.
Selain pertimbangan devidend payout terhadap saham faktor lainya dalam menentukan
tingkat devidend adalah:
1. Dana yang dibutuhkan Perusahaan
2. Likuiditas
3. Kemampuan perusahaan meminjam
4. Nilai informasi deviden
5. Pengendalian perusahaan
6. Pembatasan yang diatur dalam perjanjian pinjaman dengan pihak kreditur
7. Inflasi
Faktor- faktor diatas bukan merupakan pertimbangan dari manajemen Flatbush karena
manajemen Flatbush tidak memiliki masalah dalam faktor manajemen perusahaanya,
perusahaan tidak dalam masalah dalam pendanaanya, tidak memiliki isu terkait likuiditas dan
perusahaan tidak berencana untuk menjual saham baru, hal tersebut mengindikasi bahwa
perusahaan tidak perlu menaikan devidendnya agar menaikan harga pasar seperti yang
dijelaskan pada faktor Nilai informasi deviden.
1. Stabilitas Dividen
Perusahaan yang membayar deviden stabil dari waktu ke waktu kemungkinan dinilai
lebih baik daripada perusahaan yang membayar dividen berfluktuasi. Hal ini karena
perusahaan membayar deviden mencerminkan kondisi keuangan yang juga stabil dan
sebaliknya, perusahaan dengan dividen tidak stabil mencerminkan kondisi keuanngan
perusahaan yang kurang baik.
Mr. Davis berpatokan pada aspek ini, usulanya untuk tetap mengeluarkan dividen
sebesar 1.20 dan menyisihkan sebagian labanya untuk tahun saat penjualan turun
bertujuan memperlihatkan bahwa perusahaan konsisten dalam bekerja.
2. Target Payout Ratio
Kebijakan ini membuat deviden tidak stabil, devidend payout ratio berfluktuasi
seiring dengan kinerja perusahaan, jika perusahaan laba bersih tinggi, maka deviden
tinggi dan sebaliknya.
3. Regular dan extra deviden
Hal ini dapat dilakukan jika pendapatan perusahaan meningkat cukup besar namun
hanya sementara, jika tidak terjadi peningkatan pendapatan perusahaan maka dividen
yang dibagikan hanyalah regular deviden.
Devidend yield yang akan diterima oleh pemegang saham lebih besar saat keputusan dividen
Mr. Padgett diambil, namun sebetulnya kedua alternatif tersebut masih menunjukan angka
yang baik karena rata-rata devidend yield di bursa NYSE kurang dari 5%.
Kesimpulan