Anda di halaman 1dari 5

Seminar Manajemen Keuangan

Integrated Telecomuncation

Oleh :

M. Milzam Winandi 041711233201

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Airlangga
2020
Latar Belakang Masalah

Integrated Telecomunication, Inc. (ITI) merupakan salah satu perusahaan konglomerasi


terbesar dengan kepemilikan usaha di bidang industri telekomunikasi, elekronik data proses,
consumer and business services dan sebagainya. Perusahaan memiliki kapabilitas manajemen
yan kuat dan selalu bertumbuh, walaupun saat periode suku bunga tinggi, perusahaan tetap
mendapatkan penjualan yang baik.

Karena besarnya operasional perusahaan dan akktivitas serta komitmen yang perusahaan jalin
di setiap negara. Salah satu hal yang wajib dalam akuisisi adalah tidak melanggar peraturan
pemerintah A.S dan regulasi operasional perusahaan secara internasional.

Pada tahun 1988, ITI mengevaluasi kemungkinan akuisisi dari Food Service Inc, perusahaan
penyedia vending machines, catering dan sebagainya. Setelah syarat dan peraturan untuk
akuisisi sudah di penuhi, aspek lain yang perlu dipenuhi adalah aspek finansial yang terdiri dari
tiga jenis yaitu:

1. Cash-Flow Rate of Return.


2. EPS kedepan
3. Neraca kedepan

Untuk membantu menganalisis, ITI membuat Pro Forma tahun mendatang akibat akuisisi, dari
data tersebut ITI dapat mengasumsikan bahwa Food service akan pulih dari kondisi earning
slump, mendapat pendapatan yang signifikan serta menaikan harga saham perusahaan.

ITI memustuskan untuk menawarkan uang sebesar $500 juta untuk akuisisi, kemungkinan
pendanaan yang diambil oleh ITI adalah mengeluarkan obligasi dengan jaruh tempo 10 tahun
dengan biaya bunga 16,2% dan pajak 34%.

Rumusan masalah

1. Analisis cash-flow return jika tidak menggunakan utang untuk pembelian


2. Analisis cash-flow return terhadap efek utang
3. Analisis cash-flow return dengan saham
4. Analisis cash-flow return efek EPS dengan saham
5. Analisis debt-asset ratio yang diggunakan dalan pendanaan akuisisi
Analisis

1. Net Present Value (NPV) dengan cash-flow return ketika tidak menggunakan hutang
- EBIT ITI 1988 = $565.000.000
- Discount Rate = 14%
- Pajak = 34%
- Periode = 3 tahun
- Lembar saham Food Services = 42.108.000 lembar
- P/E untuk cash tender offer = 9x
 Initial Investment (I0)
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
o 𝑃/𝐸 = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
o 9= 1.39

o Market Value per Share FS = $12.51


o Fee = 3% x 12.51 = 0.375  $0.38
o Total biaya = $12.51 + $0.38 = $12.89
o Initial Investment = $12.89 X 42.108.000
= $542.772.120
 Cash Flow
o Cash Flow (CF) = EBIT (1-Tax) + Depreciation
NCF = 565.000.000 (1-0,34) + 0
NCF = $372.900.000
 NPV
$372.900.000 $372.900.000 $372.900.000
o 𝑁𝑃𝑉 = − $542.772.120 + (1+0,14)1
+ (1+0,14)2
+ (1+0,14)3

o 𝑁𝑃𝑉 = $322.964.462,9
2. Net Present Value (NPV) dengan cash-flow return ketika melihat dampak hutang
- Net Effect of debt = (tax rate X debt loan X interest rate) / interest rate

= (34% X $500.000.000 X 16.2%) / 16.2%

= $170.000.000

- Adjusted Present Value = $322.964.462,9 + $170.000.000


= $492.964.462
3. NPV dengan menggunakan pertukaran saham
- P/E Ratio ITI =8
- EPS ITI = $2.91
 Initial Investment
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
o 𝑃/𝐸 = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
o 8= 2.91

o Market Value per Share ITI = $23.28


o Market Value per Share FS = $12.51
 Total Cost FS = $12.51 + (20% X 1.39)
= $12.79
$12.79
o 𝐸𝑥𝑐ℎ𝑎𝑛𝑔𝑒 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = = 0.55
$23.28

o Jumlah lembar saham yang diberikan ke Food Services


 = 0.55𝑥 42.108.000
 = 23.159.400 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
o Initial Investment (I0)
o $23.28 X 23.159.400 lembar saham
 = $539.150.832

 Cash Flow
o Cash Flow (CF) = EBIT (1-Tax) + Depreciation
o NCF = 565.000.000 (1-0,34) + 0
o NCF = $372.900.000
o I0 = $ 479.354.103,4
 Net Present Value (NPV)
$372.900.000 $372.900.000 $372.900.000
o 𝑁𝑃𝑉 = −$539.150.832 + (1+0,14)1
+ (1+0,14)2
+ (1+0,14)3

o 𝑁𝑃𝑉 = $326.585.751
4. Dampak EPS jika alternatif pertukaran saham dipilih
Tahun 1988 ITI Food Services
Profit after Tax $202.000.000 $59.000.000
Jumlah Saham Beredar 59.059.000 42.108.000
EPS $2,91 $1,39
Market Price $23.28 $12.51
- Jumlah saham beredar
$12.79
o 𝐸𝑥𝑐ℎ𝑎𝑛𝑔𝑒 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = = 0.55
$23.28

o Jumlah lembar saham yang diberikan ke Food Services


 = 0.55𝑥 42.108.000
 = 23.159.400 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
(𝐸𝐴𝑇 𝐼𝑇𝐼+𝐸𝐴𝑇 𝐹𝑜𝑜𝑑 𝑆𝑒𝑟𝑣𝑖𝑐𝑒𝑠) $202.000.000+$59.000.000
o =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐼𝑇𝐼 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑘𝑢𝑖𝑠𝑖𝑠𝑖 (59.059.000 + 23.159.400 )
$202.000.000+$59.000.000
o = 82.218.400

o = $3,17
5. Dampak Debt-Asset Ratio jika alternatif hutang dipilih
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 $ 2.370.308.000
- 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = = = 0,589 = 58,9%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 $ 4.022.400.000

- Total Debt = Hutang lancar + Hutang Jangka Panjang


= 1.088.564 + 1.281.744
= $ 2.370.308

Jika perusahaan ITI menggunakan porsi hutang sebesar 58,9%, hal ini menunjukkan
bahwa risiko yang dihadapi oleh perusahaan ITI semakin tinggi jika mengakuisisi Food
Services dengan menggunakan hutang. Kebijakan perusahaan pada debt-asset ratio sebesar
40%, sedangkan setelah dilakukan akusisi rasio menjadi 58.9%, Hal ini menunjukkan bahwa
akusisi unfavourable karena melebihi batas debt-asset ratio kebijakan perusahaan.

Kesimpulan
Berdasarkan keempat alternatif yang ada, alternatif pertukaran saham menunjukan
alternatif yang paling layak dipilih. Hal tersebut karena alternatif pertukaran saham memiliki
NPV yang positif, selain menujukan nilai NPV yang positif, EPS perusahaan juga naik dari
$2,91 menjadi $3,17.

Anda mungkin juga menyukai