PENDAHULUAN
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang sering terjadi pada organ
dikenal dengan istilah fibroid uteri dan leiomioma. Mioma uteri dapat
asimtomatik dan dapat menimbulkan gejala yang berat dan kronik. Gejala yang
sering dikeluhkan antara lain darah haid yang banyak sehingga menyebabkan
dalam bidang ginekologis yang didiagnosa pada wanita usia reproduksi dan
wanita usia 50 tahun adalah 70-80%.4 Penyebab mioma uteri belum diketahui
secara pasti. Beberapa faktor risiko terjadinya mioma uteri adalah usia, hormon,
oral dan terapi bedah seperti histerektomi ataupun miomektomi. Lima belas
mioma uteri, karena hal ini histerektomi menjadi pilihan utama pada pasien yang
1
BAB II
ILUSTRASI KASUS
No MR : 01 03 61 XX
2.2 Anamnesa
Keluhan baru disadari pasien 1 bulan yang lalu dan sebesar kepalan tangan.
Benjolan terasa nyeri dan semakin nyeri bila mengalami haid. Pasien juga
merasakan seperti ada yang menekan atau desakan pada bagian dalam perut.
Pasien sering berkemih dan terkadang sulit untuk BAB. Keluhan keluar darah dari
kemaluan disangkal oleh pasien. Haid teratur, lama haid 6-7 hari, ganti pembalut
3x perhari.
2
Riwayat trauma (-), riwayat di urut-urut (-), riwayat demam (-), riwayat
Menarche usia 13 tahun, teratur setiap 28 hari, selama 5-7 hari, 2 kali ganti
pembalut perhari, nyeri haid (+), koitus terakhir 1 tahun yang lalu.
Riwayat hipertensi (-), DM (-), Penyakit jantung (-), Asma (-), Alergi (-)
Riwayat Hipertensi (-), DM (-), Penyakit jantung (-), Asma (-), Alergi (-),
Tidak ada
3
2.2.10 Riwayat Sosial dan Kebiasaan
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, dan suami sebagai karyawan
swasta perusahaan. Pasien seorang perokok aktif 6 batang per hari (IB 198
Ringan)
Kesadaran : Komposmentis
TB : 151 cm
BB : 45 kg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,60C
Status generalis
4
Status ginekologi
Abdomen :
(-)
Genitalia :
- Inspekulo : Porsio licin, arah posterior, ukuran portio sebesar ibu jari kaki
dewasa, OUE tertutup, fluxus (-), massa dinding vagina (-), dilakukan pap
smear (+)
teraba sebesar kepala bayi, pool atas setinggi pertengahan umbilikus pusat,
5
2.5 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
AST/ALT : 30/21 IU
Ureum: 15 mg/dl
PT 15,0 detik
INR 1,06
mioma uteri.
6
2. Sitologi Pap smear Normal smear, negatif for intraepitelial lesion or
mailgnancy/NILM.
- Rencana miomektomi
- Konsul anestesi
2.9 PROGNOSA
Dubia
7
TANGGAL JAM LAMA ANESTESI BERLANGSUNG
OPERASI OPERASI 1 jam
21 Februari 2020 12.00 WIB s/d
13.00 WIB
1. Pasien tidur telentang diatas meja operasi,dalam general anestesi
2. Dipastikan apakah kateter urine lancar, agar kandung kencing tetap kosong.
3. Dilakukan tindakan aseptik untuk membersihkan lapangan operasi dengan
larutan betadin 10 % di daerah abdominalis.
4. Daerah operasi diperkecil dengan menutupkan duk steril.
5. Dilakukan insisi midline 10 cm, dinding abdomen dibuka lapis demi lapis.
6. Tampak massa mioma uteri sebesar kepala bayi berbenjol-benjol (mioma
uteri multiple), kedua adneksa dalam batas normal, perlengketan (-)
7. Diputuskan untuk dilakukan histerektomi total sekaligus melakukan SOB
dengan cara sebagai berikut:
• Menjepit, memotong, dan menjahit Ligamentum rotundum kiri dan kanan
dengan vicryl no 1
• Menjepit, memotong, dan menjahit Ligamentum infundibulo-pelvikum
kiri dan kanan dengan vicryl no 1
• Membuka plika vesiko-uterina, melebarkan ke kiri dan ke kanan atas
sampai lig. Latum terbuka
• Menjepit, memotong, dan menjahit a. uterine kanan dan kiri dengan vicryl
no 1
• Menjepit, memotong, dan menjahit kompleks ligamentum kardinale-
sakrouterina kiri dan kanan
• Puncak vagina dijepit dengan klem 90, dipotong setinggi portio, puncak
vagina dijahit jelujur dengan benang vicril no 1
• Diyakini hemostasis baik, dilakukan reperitonealisasi
8. Diyakini tidak ada perdarahan dan dipastikan hemostasis baik, kavum abdomen
dicuci NACL 0,9%
• Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis sebagai berikut:
• Peritoneum dijahit jelujur dengan chromic no 2.0
• M Rectus abdominus dijahit satu – satu dengan chromic 2.0
8
• Fascia rectus abdominis dijahit jelujur dengan vicryl no 1
• Subcutis dijahit satu – satu dengan chromic 2.0
• Kulit dijahit subkultikuler dengan vicryl 3.0
TinTindakan selesai
INSTRUKSI PERAWATAN PASCA OPERASI
1. Awasi hemodinamik stabil
- Observasi KU, TTV, perdarahan
- IVFD RL : D5 2 : 1, 30 tpm
2. Infeksi
- Cefadroxile tab 2 x 500 mg
- Metronidazol tab 3 x 500 mg
3. Nyeri
- Inj Ketorolac 3 x 30 mg iv
4. DC kateter 48 jam
5. Cek DPL 6 jam post op
6. Diet cukup MC – ML – MB
7. Rawat teratai 1
9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
padat kenyal, batas jelas, mempunyai pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter atau
multipel. Tumor ini juga dikenal dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri,
atau uterine fibroid. Mioma uteri bukanlah suatu keganasan dan tidak juga
ukurannya lebih besar daripada ukuran uterus yang normal yaitu antara 9-12 cm,
dan dalam uterus itu sudah ada mioma uteri yang masih kecil.5
3.2 Epidemiologi
mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih
wanita. Di Indonesia mioma uteri ditemukan pada 2,39 – 11,7% pada semua
penderita ginekologi yang dirawat. Tumor ini paling sering ditemukan pada
wanita umur 35 – 45 tahun (kurang lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun
dan wanita post menopause. Wanita yang sering melahirkan akan lebih sedikit
tak pernah hamil atau hanya 1 kali hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma uteri
berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atau hanya hamil 1 kali.
10
Prevalensi meningkat apabila ditemukan riwayat keluarga, ras, kegemukan dan
nullipara.5
Pada suatu penelitian wanita usia diatas 45 tahun memiliki risiko lebih dari
60%. Prevalensi pasti dari mioma uteri tidak dapat diketahui pasti karena
kebanyakan mioma uteri tidak bergejala dan tidak terdiagnosa.6 Mioma uteri
menjadi indikasi tindakan histerektomi terbanyak yang tercatat lebih dari 600.000
tindakan setiap tahunnya di Amerika serikat dan tindakan bedah mayor tersebut
berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas juga berdampak besar pada keuangan
serikat hal ini mungkin berkaitan dengan ras. Ras yang paling sering menderita
mioma uteri adalah ras kulit hitam dan ras Asia menjadi ras yang paling jarang
terkena. Pada masa reproduksi, risiko terjadinya mioma bertambah sejalan dengan
umur. Mioma uteri didiagnosa pada 20-25% wanita usai reproduktif dan 30-40%
3.3 Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga
tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik
beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma
uteri, yaitu:5
11
1. Umur
Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan
sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering
2. Paritas
Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil,
tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertil menyebabkan mioma uteri
atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertil, atau apakah kedua
Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadiaan
mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita
4. Fungsi ovarium
5. Diet/makanan
seperti daging sapi atau daging merah. Kmsumsi daging sapi atau daging merah
menurunkan risiko.
12
6. Indeks massa tubuh (IMT)
Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan
antara berat badan (BB) dengan tinggi badan (TB). IMT dapat menjadi indikator
Mioma uteri juga sering terjadi pada wanita yang kelebihan Indeks Massa Tubuh.
Hal ini terjadi karena wanita dengan kelebihan lemak tubuh menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan mioma uteri. Peningkatan risiko sebesar 2,3 kali
pada perempuan yang memiliki IMT lebih besar dari 25,4 kg/ 2. Dalam sebuah
Peningkatan IMT berperan dalam terjadinya moma uteri. Hal ini mungkin
dimana hal ini dapat meningkatkan prevalensi dan pertumbuhan mioma uteri.
7. Pengaruh hormon
a. Estrogen
13
nest dan genitoblast.8 Apakah estrogen secara langsung memicu
3.4 Patofisiologi
perkembangan dari sel otot uterus atau arteri pada uterus, dari transformasi
metaplastik sel jaringan ikat, dan dari sel-sel embrionik sisa yang persisten.
mutasi pada jaringan ikat tapi tidak pada sel miometrial normal. Penelitian
t(12;14)(q15;q24).
Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell Nest atau teori genioblast.
14
ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan maupun pada
tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah dengan
mediasi oleh estrogen terhadap reseptor dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat
dan insulin like growth factor 1 yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk,
banyak pada mioma daripada miometrium normal dan mungkin penting pada
dini.5
terkena.5
1. Lokasi
urinarius.
gejala.
15
3. Lapisan Uterus
dilahirkan melalui saluran serviks disebut mioma geburt. Hal ini dapaat
menjadi nekrotik, akan memberikan gejala pelepasan darah yang tidak regular dan
dapat disalahartikan dengan kanker serviks. Dari sudut klinik mioma uteri
submukosa mempunyai arti yang lebih penting dibandingkan dengan jenis yang
lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun intramural walaupun ditemukan cukup
besar tetapi sering kali memberikan keluhan yang tidak berarti. Sebaliknya pada
dilakukan histerektomi.
Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja,
dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai.
Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum dan disebut
sebagai mioma intraligamenter. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga
mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga
16
c. Mioma Uteri Intramural
masih kecil tidak merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan
sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena
adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah. Kadang kala tumor tumbuh
dalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot
permukaan halus. Pada potongan, tampak tumor berwarna putih dengan struktur
mirip potongan daging ikan. Tumor berbatas tegas dan berbeda dengan
tumor ditandai oleh gambaran kelompok otot polos yang membentuk pusaran,
kalsifikasi, nekrosis iskemik dari sel yang mati. Setelah menopause, sel-sel otot
polos cenderung mengalami atrofi, ada kalanya diganti oleh jaringan ikat. Pada
mioma uteri dapat terjadi perubahan sekunder yang sebagian besar bersifat
degenerasi. Hal ini oleh karena berkurangnya pemberian darah pada sarang
mioma. Perubahan ini terjadi secara sekunder dari atropi postmenopausal, infeksi,
17
Gambar 1. Jenis-jenis mioma uteri
pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang timbul
sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada serviks, intramural,
a. Perdarahan abnormal
gejala mioma uteri. Dari penelitian multisenter yang dilakukan pada 114 pasien
ditemukan 44% gejala perdarahan, yang paling sering adalah jenis mioma
bagian bawah, serta nyeri pinggang. Tergantung dari lokasi dan arah pertumbuhan
mioma, maka kandung kemih, ureter dan usus dapat terganggu, dimana peneliti
terjadi sebagai akibat obstruksi mekanis dari tuba fallopi. Abortus spontan dapat
18
terjadi bila mioma menghalangi pembesaran uterus, dimana menyebabkan
kontraksi uterus yang abnormal, dan mencegah terlepas atau tertahannya uterus
didalam panggul.10
b. Rasa nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan
sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan
dismenore.
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan
pada kandung kemih akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan
retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada
rektum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan
pembuluh limfe dipanggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars
abortus oleh karena distorsi rongga uterus. Rubin et al, menyatakan bahwa apabila
19
3.7 Diagnosis
a. Anamnesis
Dalam anamnesis dicari keluhan utama serta gejala klinis mioma lainnya,
b. Pemeriksaan fisik
diduga dengan pemeriksaan luar sebagai tumor yang keras, bentuk yang tidak
c. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
keluhan pasien.
2. Imaging
- Pemeriksaaan dengan USG akan didapat massa padat dan homogen pada
uterus. Mioma uteri berukuran besar terlihat sebagai massa pada abdomen
- MRI lebih akurat untuk menentukan lokasi, ukuran, jumlah mioma uteri,
20
3.8 Diagnosis banding
korporis, dan juga sekoma uteri. Beberapa sistem organ terdapat pada daerah
panggul seperti genitalia, saluran kemih, saluran pencernaan, dan lain-lain seperti
limfa, otot, pembuluh darah. Seluruh organ tersebut dapat memiliki manifestasi
berupa massa pada abdomen (Tabel 1). Dalam mendiagnosa kasus mioma uteri,
diagnostik. Magnetic resonance imaging (MRI) juga dapat dilakukan pada kasus-
kasus dengan keadaan klinis yang kompleks. MRI merupakan modalitas paling
88-93% dan spesifitas 66-91% bahkan MRI dapat mendeteksi mioma hingga
Daerah Penyakit
Ovarium Endometriosis
Kista organik dan fungsional
Kanker jinak dan ganas
Metastasis
Tuba Fallopi Abses tuba-ovarium, penyakit radang panggul
Hydroslapinx
Kista-para-ovarium
Kehamilan ektopik
Neoplasma
Uterus Neoplasma badan uterus
Mioma
Malformasi
Saluran pencernaan Abses apendikuler
21
Neoplasma
Diverculitis
Kista mesenterium
Saluran kemih Bladder globe
Tumor buli
Lain-lain Lymphadenopati
Aneusrisma pembuluh darah pelvis
Benda asing
Hematoma
Tumor muskuloskeletal
3.9 Penatalaksanaan
mioma uteri tergantung pada umur, status fertilitas, paritas, lokasi dan ukuran
tumor, sehingga biasanya mioma yang ditangani yaitu yang membesar secara
cepat dan bergejala serta mioma yang diduga menyebabkan fertilitas. Secara
umum, penanganan mioma uteri terbagi atas penanganan konservatif dan operatif.
Penanganan konservatif bila mioma berukuran kecil pada pra dan post menopause
tanpa gejala.5
adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Tindakan ini
dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukoum pada myom geburt dengan
cara ekstirpasi lewat vagina. Pengambilan sarang mioma subserosum dapat mudah
pervaginam. Yang akhir ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari
telor angsa dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya. Adanya prolapsus uteri
22
akan mempermudah prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya
Perubahan sekunder pada mioma uteri yang terjadi sebagian besar bersifat
a. Degenerasi jinak
2) Hialin: terjadi pada mioma yang telah matang atau tua di mana bagian
23
nutrisi dan berubah warnanya menjadi kekuningan, melunak atau melebur
retroperitoneum.
mioma subserosa yang sangat rentan terhadap defisit sirkulasi yang dapat
tumor yang berlanjut dengan infeksi yang ditandai dengan nyeri, kaku
hialin dan kistik. Degenerasi ini sangat jarang dan umumnya asimtomatis.
b. Degenerasi ganas
24
3.11 Komplikasi
disebabkan oleh kelainan struktural maupun kelainan non struktural. PUA juga
merupakan gejala yang cukup sering dikeluhkan wanita dengan mioma uteri.
2. Infertilitas
abortus karena distorsi rongga uterus. Mioma uteri dapat menyebabkan gangguan
kontraksi ritmik uterus yang diperlukan untuk motilitas sperma dalam uterus.
tumor.
3. Pada kehamilan
seperti perdarahan selama kehamilan hingga keguguran sekitar 14%. Mioma yang
kemih, ureter dan usus dapat terganggu, dimana peneliti melaporkan keluhan
25
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien berumur 48 tahun. Umumnya mioma uteri tidak
terdeteksi sebelum masa pubertas dan tumbuh selama masa reproduksi. Jarang
sekali mioma uteri ditemukan pada wanita berumur 20 tahun atau kurang, paling
banyak pada wanita berumur 35-50 tahun yaitu kurang lebih 25%. Tingginya
kejadian mioma uteri pada usia 35-50 tahun menunjukkan adanya hubungan
mioma uteri dengan estrogen pada usia reproduksi. Pada usia sebelum menarche
kadar estrogen rendah, dan meningkat pada usia reproduksi, serta akan menurun
fisik, dan pemeriksaan penunjang. Diagnosa pada pasien ini adalah P4A0H2 +
mioma uteri. Berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan utama pada pasien yaitu
benjolan pada perut bagian kanan bawah yang baru disadari pasien 1 bulan
SMRS. Selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri pada benjolan dan semakin sakit
26
Pada kasus ini anamnesis masih kurang lengkap mengenai riwayat
pemeriksaan laboratorium Hb 10,9 gr/dL, MCV 70,5 fl, MCH 21,0 pg, MCHC
ditambahkan.
Diagnosis mioma uteri yang ditegakkan pada pasien ini dinilai sudah tepat.
Hal ini dibuktikan dengan adanya massa diperut bagian bawah yang dirasakan,
disertai nyeri terutama saat haid, dan adanya keluhan sering sering berkemih dan
sulit BAK. Pada pasien ini sudah didaptkan gejala klini dengan efek penekanan
yang mendesak organ sekitar seperti buli-buli dan dan usus yang menyebabkan
sering BAK dan sulit BAB. Pemeriksaan fisik pada pasien menjelaskan adanya
massa pada perut bawah kanan sebesar kepalan tangan, keras, imobile.
fluxus (-), dilakukan pap smear (+). Vaginal toucher (VT) bimanual didaptkan
porsio kaku-kenyal, arah posterior, OUE tertutup, uterus teraba sebesar kepala
bayi, pool atas setinggi 1 jari dibawah pusat, teraba padat, adneksa parametrium
diagnostik. Magnetic resonance imaging (MRI) juga dapat dilakukan pada kasus-
kasus dengan keadaan klinis yang kompleks. MRI merupakan modalitas paling
27
88-93% dan spesifitas 66-91% bahkan MRI dapat mendeteksi mioma hingga
ukuran diameter 5 mm.11,12 Bila terdapat keraguan dalam diagnosis pada kasus ini,
Pada kasus ini pasien mengeluhkan adanya benjolan pada perut bawah
disertai nyeri terutama saat haid. Benjolan pada perut bawah pada pasien ini
belum tentu murni dari mioma uteri. Penulis membandingkan dengan adenomiosis
pemeriksaan abdomen dapat teraba adanya massa. Adenomiosis dan mioma juga
merupakan dua penyakit yang paling sering terjadi misdiagnosis karena gambaran
keluhan nyeri pada perut bagian bawah dan adanya infertilitas pada pasien.
Diagnosa adenomiosis akan semakin mungkin bila pasien memiliki lebih banyak
anak.
Dalam kasus ini, penulis setuju dengan diagnosa mioma. Pada penelitian
pemeriksaan yang sensitif, spesifik dan akurat dalam mendiagnosa mioma uteri
28
pemeriksa.14 Namun, bila masih terdapat keraguan dalam mendiagnosa pasti
mioma dan adenomiosis pada kasus ini dibutuhkan pemeriksaan histologis atau
Pendekatan pada pilihan terapi dari pasien dengan mioma uteri dapat
minimal invasif. Namun diantara semua terapi, tindakan terapi definitif adalah
dengan pembedahan yang dapat berupa miomektomi atau histerektomi. Hal ini
karena tatalaksana sangat bergantung pada keadaan saat pasien datang dan
keinginan pasien. Pasien-pasien yang masih muda atau masih ingin memiliki anak
hematinics.4,8 Meskipun demikian, pada pasien ini meskipun usianya telah cukup
tua dan memiliki anak yang cukup, pasien dilakukan miomektmi. Penelitian-
rekurensi yang tinggi yaitu berkisar 20,7%-76,2% yang kemudian pada beberapa
29
kematian pada tahun 2013 di Amerika Serikat dan penyebab kematian keempat
pada wanita berusia 40-59.5,16 Mengingat pasien telah memasuki rentang usia ini,
penelitian, telah diperkirakan bahwa hingga 1000 kasus kanker voarium dapat
idcegah setiap tahunnya atau dapat diturunkan hingga 12% jika oophorectomy
30
BAB V
5.1 Simpulan
1. Pasien dalam kasus ini memiliki 2 faktor resiko, yaitu nyeri dirasakan saat
5.2 Saran
1. Pasien yang memiliki faktor resiko terjadinya mioma uteri serta memiliki
31
DAFTAR PUSTAKA
5. Sutoto J. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital dalam Buku Ilmu Kandungan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo. 2015. p. 338-45.
8. Thomas EJ. The aetiology and phatogenesis of fibroids. In : Shaw RW ed.
Advences in reproduktive endocrinology uterine fibroids. England-New
Jersey : The Phartenon Publishing Group. 1992. p. 1-8.
9. Friedman AJ, Rein MS, Murugan R, Pandian, Barbieri RL. Fasting serum
growth hormone and insulin like growth factor - I and II concentrations in
women with leiomyomata uteri treated with leuprolide acetate or placebo.
Fertility and Sterility. 1990. p. 53.
12. Khan AT, Shehmar M, Gupta JK. Uterine fibroids: current perspectives. Int
J Women’s Health. 2014;6:95-114.
32
13. Wozniak A, Wozniak S. Ultrasonography of uterine leiomyomas. Prz
Menopauzalny. 2017;16(4):113-7.
33