Anda di halaman 1dari 17

Diagnosis and Management

of Bacterial Conjunctivitis
Dr. Shamweel Ahmad, Professor of Medical Microbiology and Consultant Microbiologist

DHANY FEBRIANTARA Acta Scientific Pharmaceutical Sciences


Volume 2 Issue 11 November 2018
VEBI ADRIAS

Jurnal Reading 2020 Ilmu Penyakit Mata RSUD Arifin Achmad - Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Diagnosis and Management of Bacterial Conjunctivitis

Pendahuluan
Konjungtivitis adalah inflamasi pada konjungtiva bulbar dan atau palpebra.
Konjungtivitis dikenal sebagai “pink eye”.
Agen penyebab konjungtivitis adalah bakteri, jamur dan virus.

American Academy of Ophthalmology

Jurnal Reading 2020 Ilmu Penyakit Mata RSUD Arifin Achmad - Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Diagnosis and Management of Bacterial Conjunctivitis

Pendahuluan
Bakteri gram negatif > bakteri gram positif.
Konjungtivitis bakteri yang berat menyebabkan kebutaan dan menandakan
terdapatnya penyakit sistemik.
Pada kebanyakan kasus dapat sembuh sendiri (self limited) dan pemberian
antibiotik sebagai resolusi serta mengurangi komplikasi.
Jika muncul perburukan, pasien segera dirujuk ke dokter mata.

Jurnal Reading 2020 Ilmu Penyakit Mata RSUD Arifin Achmad - Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Diagnosis and Management of Bacterial Conjunctivitis

Tujuan
 Untuk mengetahui diagnosis dan tatalaksana pada konjungtivitis bakteri.

Metode
Metode menggunakan beberapa tinjauan pustaka.

Jurnal Reading 2020 Ilmu Penyakit Mata RSUD Arifin Achmad - Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Diagnosis and Management of Bacterial Conjunctivitis

Diskusi
Penyebab konjungtivitis tergantung Pengobatan sistemik pada infeksi
usia gonokokal atau klamidia
Konjungtivitis nosokomial (HAC) Antibiotik topikal
Gambaran klinis konjungtivitis Apakah kultur di perlukan?
bakterial
Edukasi pasien
Tatalaksana

Jurnal Reading 2020 Ilmu Penyakit Mata RSUD Arifin Achmad - Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Diagnosis and Management of Bacterial Conjunctivitis

Penyebab konjungtivitis tergantung usia


Usia Bakteri
Neonatus Chlamydia trachomatis
Staphylococcus aureus
Haemophilus influenzae
Streptococcus pneumoniae
Anak-anak H. influenzae
S. pneumoniae
S. aureus
Dewasa S. aureus
Coagulase-negative Staphylococci
H. influenzae
S. pneumoniae
Moraxella species

Jurnal Reading 2020 Ilmu Penyakit Mata RSUD Arifin Achmad - Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Diagnosis and Management of Bacterial Conjunctivitis

Penyebab konjungtivitis tergantung usia


Pada neonatus, agen penyebab utama konjungtivitis bakteri ialah Chlamydia
trachomatis
Sebesar 50% neonatus dengan konjungtivitis akibat Chlamydia akan
berkembang menjadi pneumonitis Chlamydia
Konjungtivitis pada neonatus akibat Neisseria gonorhoeae sangat jarang dan
onset terjadinya lebih berat dibandingkan Chlamydia

Jurnal Reading 2020 Ilmu Penyakit Mata RSUD Arifin Achmad - Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Diagnosis and Management of Bacterial Conjunctivitis

Penyebab konjungtivitis tergantung usia


Pada anak-anak konjungtivitis bakteri lebih sering dikarenakan H influenzae atau
S pneumoniae yaitu sebesar 29%
Dilaporkan 45-73% pasien konjungtivitis purulen juga memiliki otitis media
ipsilateral
S pneumoniae juga berhubungan dengan sindrom konjungtivitis otitis yang
dibuktikan berdasarkan kultur sebesar 23%
Pada dewasa konjungtivitis bakteri lebih sering dikarenakan H influenzae dan S
aureus

Jurnal Reading 2020 Ilmu Penyakit Mata RSUD Arifin Achmad - Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Diagnosis and Management of Bacterial Conjunctivitis

Konjungtivitis nosokomial (HAC)


NICU merupakan isolasi organisme terbanyak dengan konjungtivitis yang
disebabkan oleh coagulase-negative staphylococci, S aureus, dan Klebsiella
spesies
Angka resistensi metisilin dari konjungtivitis yang disebabkan Staphylococcus
spesies lebih tinggi pada pasien yang dirawat lebih dari 2 hari

Jurnal Reading 2020 Ilmu Penyakit Mata RSUD Arifin Achmad - Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Diagnosis and Management of Bacterial Conjunctivitis

Gambaran klinis konjungtivitis bakteri


Gambaran klinis nya ialah pink eye, sensasi seperti ada pasir (gritty feeling),
gatal, sensasi panas, lakrimasi, discharge, pembengkakan kelopak mata, sensitif
dengan cahaya terang dan penglihatan kabur
Konjungtivitis bakteri diklasifikasikan menjadi hiperakut, akut dan kronis

Jurnal Reading 2020 Ilmu Penyakit Mata RSUD Arifin Achmad - Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Diagnosis and Management of Bacterial Conjunctivitis

Tatalaksana
Tujuan utama tatalaksana konjungtivitis
Meningkatkan kenyamanan pasien
Mengurangi infeksi atau inflamasi
Mencegah penyebaran penularan infeksi

Jurnal Reading 2020 Ilmu Penyakit Mata RSUD Arifin Achmad - Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Diagnosis and Management of Bacterial Conjunctivitis

Pengobatan gonokokal atau klamidia


Pengobatan konjungtivitis gonore berdasarkan CDC merekomendasikan
pemberian ceftriakson 1 gr dosis tunggal intramuskular dan topical saline lavage
Konjungtivitis klamidia ialah azitromisin 20 mg/kg dosis tunggal dan salep
antibiotik topikal selama 6 minggu (eritromisin atau tetrasiklin)
Pengobatan konjungtivitis klamidia pada neonatus sama dengan pneumonia
yang disebabkan C trachomatis yaitu eritromisin selama 14 hari

Jurnal Reading 2020 Ilmu Penyakit Mata RSUD Arifin Achmad - Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Diagnosis and Management of Bacterial Conjunctivitis

Antibiotik topikal
Studi kontrol menunjukkan 70% kasus sembuh tanpa pengobatan dalam waktu
8 hari
Pengobatan dengan antibitoik menghasilkan klinis yang membaik, mengurangi
komplikasi dan transmisi infeksi
Antibiotik topikal yang digunakan pada konjungtivitis bakteri ialah bacitracin,
kloramfenikol, ciprofloksasin, gatifloksasin, gentamisin, levofloksasin,
moxifloksasin, neomisin, ofloksasin, polimisin B, sulfacetamid dan tobramisin

Jurnal Reading 2020 Ilmu Penyakit Mata RSUD Arifin Achmad - Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Diagnosis and Management of Bacterial Conjunctivitis

Apakah kultur diperlukan?


Kultur merupakan gold standard konjungtivitis bakteri
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pengobatan dengan antibiotik topikal
dapat menginduksi resistensi pada lokasi non-okular
Penelitian yang dilakukan di dua daerah Nepal menunjukkan bahwa pengobatan
sistemik dengan azitromisin atau tetrasiklin pada pasien kontrol menghasilkan
peningkatan tingkat resistensi antibiotik
Diperkirakan sebesar 3-64% infeksi staphylococcal menimbulkan methicilin
resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Jurnal Reading 2020 Ilmu Penyakit Mata RSUD Arifin Achmad - Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Diagnosis and Management of Bacterial Conjunctivitis

Edukasi pasien
Edukasi pada pasien merupakan aspek yang penting dalam pencegahan
konjungtivitis bakteri seperti kebersihan dan hindari kontak mata
Pasien konjungtivitis bakteri dengan terdapatnya penggunaan lensa mata agar
sementara tidak menggunakannya

Jurnal Reading 2020 Ilmu Penyakit Mata RSUD Arifin Achmad - Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Diagnosis and Management of Bacterial Conjunctivitis

Kesimpulan
Edukasi merupakan aspek penting dalam pencegahan konjungtivitis bakteri
Konjungtivitis bakteri ialah suatu kondisi yang menular sampai mata tidak lagi
merah dan tidak ada keluarnya cairan, sehingga pasien diberitahu untuk
menjaga kebersihan dan mencuci tangan
Kebanyakan kasus konjungtivitis bakteri akut ialah self limited hingga 10 hari
Pasien disarankan untuk menggunakan kompres dingin dan air mata buatan
(artificial tears) 2-6 kali setiap hari sebagai terapi suportif untuk konjungtivitis
Antibiotik akan mengurangi gejala dan mempercepat eliminasi mikroorganisme

Jurnal Reading 2020 Ilmu Penyakit Mata RSUD Arifin Achmad - Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Diagnosis and Management of Bacterial Conjunctivitis

TERIMA KASIH

Jurnal Reading 2020 Ilmu Penyakit Mata RSUD Arifin Achmad - Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Anda mungkin juga menyukai