Anda di halaman 1dari 9

JOURNAL READING

Tetes Mata Deksametason / Povidone VS Air Mata Buatan Sebagai Terapi


Kasus Dugaan Konjungtivitis Viral
Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Persyaratan Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
BKIM SEMARANG

Disusun Oleh :

Jherin Varessa
30101407215

Pembimbing:

dr. Lintang Riskaningtyas, Sp.M

HALAMAN JUDUL

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019

1
Tetes Mata Deksametason / Povidone VS Air Mata Buatan Sebagai Terapi
Kasus Dugaan Konjungtivitis Viral
Roberto Damian Pacheco Pinto, Rodrigo Pessoa Cavalcanti Lira,Ricardo Yuji Abe, Rafael Santos
Zacchia, Joa ̃o Paulo Fernandes Felix,Andre Venancio Fernandes Pereira, Carlos Eduardo Leite
Arieta,Rosane Silvestre de Castro dan Sandra Helena Alves Bonon

Abstrak

Tujuan : untuk menentukan apakah penggunaan topikal deksametason 0,1% povidone-iodine 0,4%
dapat mengurangi durasi kasus dugaan konjungtivitis virus dengan lebih baik dibandingkan dengan
air mata buatan serta mengetahui apakah terapi dapat mengurangi gejala dari kasus tersebut.

Metode : penelitian ini merupakan uji terandomisasi, dengan double blind, dan kontrol. 122 pasien
dengan diagnosis klinis dengan dugaan konjungtivitis virus dirandomisasi menjadi kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol. Apusan diambil dari forniks konjungtiva untuk analisis PCR
adenovirus. Pasien pada kelompok perlakuan mendapatkan tetes mata deksametason 0,1% povidone-
iodine 0,4% topikal empat kali sehari, dan kelompok kontrol mendapatkan air mata buatan empat kali
sehari selama tujuh hari. Gejala dicatat pada hari perekrutan dan pada follow up di hari ke 5, 10, dan
30. Hasil utama adalah durasi penyakit. Hasil lain adalah tingkat ketidaknyamanan, gatal, rasa
mengganjal, mata nerocos, mata merah, bengkak pada kelopak mata, efek samping dari tetes mata,
tekanan intra okuler (TIO) dan insidensi infiltrat kornea subepitel.

Hasil : tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol pada pengurangan
gejala pasien, TIO, dan insidensi infiltrat kornea subepitel selama periode follow up. Pasien pada
kelompok perlakuan lebih banyak melaporkan rasa perih (p<0,001) dan durasi penyakit yang lebih
pendek (9,4 ± 4,6 hari pada kelompok deksametason 0,1% povidone-iodine 0,4% dan 1,8 ± 4,9 hari
pada kelompok kontrol, p=0,009).

Kesimpulan : penggunaan topikal deksametason 0,1% povidone-iodine 0,4% empat kali sehari dapat
mengurangi durasi konjungtivitis, walaupun menyebabkan keluhan rasa perih yang lebih banyak pada
subjek jika dibandingkan dengan kelompok air mata buatan.

Kata kunci : adenovirus, deksametason, povidone-iodine, konjungtivitis virus.

2
K onjungtivitis virus merupakan kasus
yang peling sering ditemui pada
praktek fasilitas kesehatan mata
primer. Konjungtivitis virus merupakan
penyakit yang sangat menular, biasanya
pemberhentian penggunaan steroid. Tidak
terdapat bukti yang menunjukkan keuntungan
penggunaan antiviral. 4,10-13

demikian, banyak pasien yang masih


Meskipun

merasakan ketidaknyamanan walaupun dengan


berlangsung selama 10-12 hari dari onset tatalaksana yang sudah sesuai standar, serta
hingga hilangnya keluhan mata merah. menilik morbiditas yang tidak proporsional
Biasanya disebabkan oleh adenovirus. dan kemungkinan pengaruh ekonomi yang
Penyebab lain yang lebih jarang termasuk diasosiasikan dengan outbreak konjungtivitis
diantaranya virus herpes simpleks, virus infektif, agen terapeutik yang dapat
varicella-zoster, picornavirus, poxvirus, HIV, mengurangi gejala klinis dari konjungtivitis
virus influenza, EBV, paramoxyvirus, dan virus dan mengurangi virulensi dari virus
rubella. Penelitian di Amerika pada pasien tersebut diperlukan.
anak-anak dan dewasa di ruang kegawat
daruratan mata menemukan 62% Deksametason merupakan steroid yang poten
konjungtivitis virus disebabkan oleh dan ditoleransi dengan baik14,15 yang telah
adenovirus.1-3 digunakan secara luas sebagai obat topikal
mata baik tunggal maupun kombinasi. 10,16-18
Secara umum, diagnosis konjungtivitis virus Walaupun penggunaan deksametason telah
dibuat dari gejala klinis saja. Pasien dapat terbukti dapat mengurangi gejala dalam jangka
memiliki riwayat kontak dengan orang dengan pendek, penelitian di New Zealand dengan
mata merah, atau dapat memiliki riwayat model kelinci putih menunjukkan bahwa
ISPA. Infeksi mata dapat unilateral atau penggunaan kostikosteroid potensi rendah
bilateral. Pasien dapat melaporkan keluhan dalam jangka pendek tanpa kombinasi
gatal pada mata, rasa mengganjal, nerocos, antivirus yang cocok dapat meningkatkan
mata merah, sekret, kelopak mata yang lengket durasi infektivitas virus dan memperpanjang
dan fotofobia. Tanda-tanda konjungtivitis durasi infeksi.10 Povidone-iodine merupakan
virus diantaranya adalah folikel pada antiseptik yang telah secara luas digunakan
konjungtiva palpebra inferior, KGB pada persiapan operasi umum, untuk tujuan
preaurikula yang dapat teraba dan nyeri, optalmik dan untuk desinfeksi laboratorium. 19-
25
epifora, hiperemia, kemosis, kelopak mata Solusio povidone-iodine terdilusi dapat
merah dan bengkak, perdarahan menginhibisi pertumbuhan virus, bakteri,
subkonjungtiva, keratopati pungtata, dan jamur dan beberapa parasit. 26 penelitian
kadang juga terdapat pseudomembran. Infiltrat terdahului telah menunjukkan bahwa
kornea subepitel dapat terbentuk 1-2 minggu povidone-iodine merupakan pilihan yang
setelah onset konjungtivitis.4 Tes laboratorium poten untuk mengurangi potensi infeksi
biasanya tidak diperlukan. Laboratorium adenovirus.27 Pada sebuah investigasi di
konvensional dapat memakan biaya dan waktu Jepang, beberapa virus, termasuk adenovirus
yang banyak tapi dapat membantu pada dan herpes, diketahui sangat rentan terhadap
beberapa kondisi.5-9 povidone-iodine in vitro, bahkan pada
konsentrasi 1,0%.28
Konjungtivitis virus merupakan self limiting
disease. Infeksi biasanya sembuh dalam 2-4 Topikal deksametason 0,1% povidone-iodine
minggu. Tatalaksana untuk kasus ini adalah 0,4%, tetes mata yang mengandung steroid dan
terapi suportif. Pasien biasanya diinstruksikan antiseptik, merupakan agen yang menjanjikan
untuk mengompres dengan air dingin dan sebagai terapi yang cocok untuk
menggunakan pelumas, seperti air mata keratokonjungtivitis adenovirus. Uji klinis
buatan, untuk mengurangi gejala. Untuk kecil, prospektif, open-label, dengan satu
pasien yang berisko, dapat diberi antibiotik kelompok untuk menguji deksametason 0,1%
topikal untuk mencegah terjadinya povidone-iodine 0,4% pada manusia dengan
konjungtivitis bakteri. Steroid topikal dapat gejala konjungtivitis akut yang positif
digunakan untuk pseudomembran atau jika terinfeksi adenovirus terbukti berhasil.16 Pada
terdapat infiltrat kornea subepitel yang penelitian lain, kombinasi deksametason 0,1%
mengganggu penglihatan, walaupun infiltrat povidone-iodine 0,4% dapat menurunkan
kornea subepitel dapat muncul kembali setelah

3
konsentrasi virus secara signifikan dan satu dari gejala yang cocok dengan
memperbaiki gejala pada kelinci.29 konjungtivitis virus sebagai berikut:
limfadenopati preaurikula ipsilateral, didahului
Maka, data manusia dan in vitro yang dengan flu like symptoms (termasuk demam,
mendukung hasil yang menguntungkan malaise, gejala respiratori, mual, muntah, diare
menjadikan dorongan untuk dilakukannya uji atau myalgia) dan/atau riwayat pemeriksaan
klinis untuk mengetahui keuntungan terapi ini mata belakangan ini atau paparan dari keluarga
pada kelompok yang lebih besar untuk atau rekan kerja. Kriteria eksklusi adalah
mengevaluasi keamanan dari terapi ini riwayat konjungtivitis alergi musiman,,
sehingga dapat diketahui secara pasti penggunaan obat mata pada gejala awal,
keuntungan terapeutik dan efek sampingnya. riwayat operasi mata, riwayat penyakit mata
kronis selain gangguan refraksi, alergi
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk terhadap iodin, umur kurang dari 18 tahun,
menentukan apakah penggunaan topikal koagulopati, glaukoma, blepharitis atau dry
deksametason 0,1% povidone-iodine 0,4% eyes pada pemeriksaan slit lamp, sekret
dapat mengurangi durasi kasus dugaan purulen pada mata, pemeriksaan flouresein
konjungtivitis viral lebih baik apabila positif, dan inflamasi intraokuler.
dibandingkan dengan air mata buatan serta
mengetahui apakah terapi dapat mengurangi Protokol Penelitian
gejala dari kasus tersebut. Pasien yang memenuhi kriteria dan bersedia
untuk dijadikan subjek dirandomisasi menjadi
METODE dua kelompok, yaitu yang menerima
deksametason 0,1% povidone-iodine 0,4% dan
Desain Penelitian
air mata buatan. Pasien diinstruksikan untuk
Penelitian ini merupakan penelitian prospektif,
meneteskan obat perlakuan empat kali sehari
dengan double blind dan kontrol untuk
selama tujuh hari. Identitas obat tetes
mengetahui keefektifan deksametason 0,1%
dirahasiakan baik dari pasien maupun praktisi
povidone-iodine 0,4% (pH-6,7, tanpa
hingga penelitian diselesaikan. Pada akhir
pengawet, disiapkan dan disediakan oleh
penelitian, kode untuk skema randomisasi
Ophthalmos®, São Paolo, Brasil)
didapat.
dibandingkan dengan air mata buatan
(methylcellulose 0.5% dengan benzalkonium Sampel apusan mata didapatkan dari pasien
chloride (BAC) sebagai pengawet, pH-6,6 yang diduga terkena konjungtivitis adenovirus
disiapkan dan disediakan oleh Ophthalmos®, manusia (HAdV), kemudian diletakkan pada
São Paolo, Brasil). Pasien direkrut dari ruang solusio steril 0,9% NaCl dan disimpan di
kegawat daruratan mata Rumah Sakit lemari pendingin pada 80o hingga waktu
Pendidikan Universitas Campinas di Brasil, ekstraksi. Sampel digunakan untuk analisis
dari November 2011 hingga Juni 2012. PCR adenovirus. Primer adenovirus dipilih
Komite etik institusi terkait telah memberikan dari rangkaian DNA bagian hexon dari
izin pada penelitian ini, dan informed consent adenovirus tipe 2 dan 5: Hadv1 –
didapatkan dari seluruh pasien. Kami 50GCCGCAGTGGTCTTACATGCACATC
menjamin semua peraturan pemerintah dan 30 dan Hadv2–
institusi yang berkaitan dengan sukarelawan 50CAGCACGCCGCGGATGTCAAGT 30
manusia diikuti selama penelitian ini dan (besar produk 300bp).30-33 Primer tersebut
dilaksanakan sesuai dengan Deklarasi memperkuat beberapa serotipe. Perangkaian
Helsinski. Penelitian ini teregistrasi di 300bp pecahan dari hexon gen memungkinkan
www.clinicaltrials.gov: NCT01481519. identifikasi kebanyakan serotipe adenovirus
yang diasosiasikan dengan konjungtivitis
Populasi Penelitian
virus.
Pasien memenuhi syarat apabila terkena
konjungtivitis virus akut baik unilateral Pengukuran Hasil dan Follow-up
maupun bilateral (dengan gejala klinis Pasien dievaluasi pada baseline dan
karakteristik seperti konjungtivitis folikular dimintauntuk kembali pada hari ke 5 (±1), 10
akut, dengan mata nerocos, hiperemia dan (±1), dan 30 (±1) untuk follow up. Hasil utama
kemosis) kurang dari satu minggu. Sebagai adalah durasi dari penyakit. Hasil lain
tambahan, subjek harus memiliki setidaknya

4
diantaranya adalah tingkat ketidaknyamanan, memperbaiki gejala.35 Uji ini memiliki daya
gatal, rasa megganjal, nerocos, mata merah, 80% (p<0,05) yang dapat mendeteksi
bengkak pada kelopak mata, efek samping dari perubahan dari 78% ke 97% pada pasien yang
tetes mata, TIO dan insidensi infiltrat kornea yang merasa bahwa perlakuan yang didapat
subepitel. membantu. Memperbolehkan 5% kehilangan
dari kegagalan follow up, kami merekrut 112
Gejala yang tampak maupun tidak baik pada pasien.
baseline dan follow up pada setiap pasien
dilaporkan dan dicatat tingkatnya. Sebagai Kami menggunakan perangkat lunak SAS
tambahan, setiap pasien diminta untuk System for Windows (Statistical Analysis
melaporkan pendapat mereka tentang System) 9.1.3 (SAS software, Institute Inc
kebergunaan tatalaksana yang didapat dalam 2002–2003, Cary, NC) sebagai alat analisis
mengurangi gejala yang dimiliki pada 4 skala: statistik. Data dianalisis sesuai kelompok awal.
tatalaksana tidak membantu (0), tidak yakin Uji chi-square dan Fisher’s digunakan untuk
apakah tatalaksana membantu (1), tatalaksana variabel kategorikal; uji Mann-Whitney
dirasa membantu (2), dan tatalaksana digunakan untuk variabel kontinu. ANOVA
dirasakan sangat membantu (3). Kuesioner dan digunakan untuk membandingkan pengukuran
pemilihan pasien sama dengan uji klinis longitudinal antara kelompok dan waktu,
mengenai konjungtivitis virus sebelumnya. 34 diikuti dengan tes profil. Variable
ditransformasi menjadi skala karena distribusi
Infiltrat kornea subepitel juga diteliti, dan TIO data yang tidak normal. Nilai p <0,05
diukur pada setiap follow up. Pasien juga dinyatakan sebagai secara statistik signifikan.
ditanyai mengenai durasi konjungtivitis virus
pada kunjungan di hari ke 30. Setiap pasien HASIL
diperiksa oleh praktisi yang sama pada
pemerikaan awal dan follow up. Pasien yang 122 pasien yang memenuhi kriteria inklusi
tidak datang pada follow dihubungi dan diikutkan dalam penelitian. Sebelas pasien
diminta untuk datang pada kunjungan tidak kembali pada follow up hari kelima;
selanjutnya. Apabila tidak memungkinkan, delapan diantaranya dari kelompok air mata
jawaban kuesioner dan durasi dari buatan dan tiga diantaranya dari kelompok
konjungtivitis virus didapatkan melalui deksametason 0,1% povidone-iodine 0,4%.
interview telepon. Pada setiap kunjungan, Pada follow up hari kesepuluh, 109 pasien
pasien ditanya mengenai konsistensi dievaluasi (56 dari kelompok deksametason
penggunaan dari obat yang diberikan dan 0,1% povidone-iodine 0,4% dan 53 dari
diberi tahu mengenai pentingnya penggunaan kelompok air mata buatan), dan 104 pasien di
konsisten dari obat tersebut. Pasien yang follow up pada hari ke-30 (55 dari kelompok
diketahui memiliki infiltrat kornea subepitel deksametason 0,1% povidone-iodine 0,4% dan
selama penelitian dihentikan pemberian 49 dari kelompok air mata buatan). Gambar 1.
perlakuannya dan diobati dengan Terdapat tujuh pasien yang menunjukkan
kortikosteroid (prednisolon 0,1% topikal infiltrat kornea subepitel dini: dua pada follow
selama 4 minggu). up hari kelima (keduanya dari kelompok
deksametason 0,1% povidone-iodine 0,4%),
Pasien diinstruksikan untuk menghubungi lima pada follow up hari kesepuluh (empat
salah satu investigator utama apabila dari kelompok air mata buatan dan satu dari
mengalami efek samping signifikan dari tetes kelompok deksametason 0,1% povidone-
mata yang diberikan. Apabila investigator iodine 0,4%). Perlakuan pada pasien tersebut
tidak dapat dhubungi, maka diinstruksikan dihentikan dan pasien dieksklusi karena
untuk pergi ke ruang kegawat daruratan mata kondisi yang mengharuskan monitoring dan
Rumah Sakit lokasi penelitian yang buka 24 penanganan dengan kortikosteroid.
jam. Sebagai tambahan, pasien ditanya
mengenai efek samping yang dirasakan pada
follow up di hari ke 5,10 dan 30.

Jumlah Sampel dan Analisis Statistik


Uji sebelumnya menemukan bahwa 78%
subjek menyatakan air mata buatan

5
Perbandingan gejala pada kedua grup pada
evaluasi awal dan follow up pada hari kelima
dan kesepuluh telah diringkas sebagai
persentase dari pasien degan gejala yang
muncul pada tabel 2. Kami hanya
memasukkan data dari pasien yang mengikuti
follow up lengkap pada analisis statistik (n =
56 pada kelompok perlakuan dan 53 pada
kelompok kontrol) dimana gejala dilaporkan
berkurang, tapi tidak ditemukan adanya
perbedaan signifikan antara dua kelompok.

Saat ditanyai mengenai keuntungan


tatalaksana yang diberikan, 12 (20,7%) pasien
Seluruh pasien dengan infiltrat kornea dari kelompok deksametason 0,1% povidone-
subepitel dapat sembuh tanpa efek samping iodine 0,4% melaporkan bahwa tatalaksana
jangka panjang dengan pemberian prednisolon tidak membantu dan tidak yakin apakah
0,1% topikal selama empat minggu. tatalaksana membantu, 46 (79,3%) melaporkan
bahwa tatalaksana membantu dan tatalaksana
Baseline characteristic dari 122 pasien dirasakan sangat membantu.
ditampilkan pada tabel 1. Hasil uji PCR pada
72 pasien menunjukkan positif adenovirus dan
insidensinya sama pada kedua kelompok (36
dari kelompok deksametason 0,1% povidone-
iodine 0,4% dan 36 dari kelompok air mata
buatan). Kedua kelompok memiliki demografi
dan karakteristik pasien yang sama.

Durasi konjungtivitis yang dilaporkan oleh


pasien adalah 9,4 (±4,6) hari pada pasien pada
kelompok deksametason 0,1% povidone-
iodine 0,4% dan 11,8 (±4,9) hari pada pasien
pada kelompok air mata buatan. Seperti yang
dapat dilihat pada Gambar 2, perbedaan ini
secara statistik signifikan (p=0,009). Sebagai
tambahan, kami memasukkan data hanya
pasien yang terbukti terinfeksi adenovirus
pada analisis statistik, durasi konjungtivitis
yang dilaporkan oleh pasien menjadi 9,8 (±
4,1) hari pada pasien pada kelompok
deksametason 0,1% povidone-iodine 0,4% dan
2,2 (±4,1) hari pada pasien pada kelompok air
mata buatan (p=0,018).

6
tatalaksana tidak membantu dan tidak yakin
apakah tatalaksana membantu, 41 (77,4%)
melaporkan bahwa tatalaksana membantu dan
tatalaksana dirasakan sangat membantu. tidak
terdapat perbedaan signifikan antara kelompok
perlakuan dan kontrol (p=0,800, uji Pearson
chi-square).

Insidensi infiltrat kornea subepitel pada


pemeriksaan follow up pada hari kelima,
kesepuluh dan ke-30 setelah pemeriksaan awal
dari kedua kelompok dibandingkan. Pada hari
kelima, terdapat 2 (3,4%) kasus infiltrat kornea
subepitel pada kelompok deksametason 0,1%
povidone-iodine 0,4%, dan tidak ditemukan
pada kelompok air mata buatan. Pada hari
kesepuluh, terdapat 1 (1,7%) kasus infiltrat
kornea subepitel pada kelompok deksametason
0,1% povidone-iodine 0,4%, dan empat (7,5%)
pada kelompok air mata buatan. Pada hari ke-
30, terdapat 8 (14,5%) kasus infiltrat kornea
subepitel pada kelompok deksametason 0,1%
povidone-iodine 0,4%, dan dua (4%) pada
kelompok air mata buatan. Tidak terdapat
perbedaan signifikan pada perbedaan insidensi
dan frekuensi kejadian infiltrat kornea
subepitel pada kedua kelompok pada follow up
hari apapun [p=0,496 (hari kelima ), p=0,198
(hari kesepuluh), p=0,098 (hari ke-30); Uji
Fisher’s]. Pasien dengan infiltrat kornea
subepitel berhasil diterapi dengan prednisolon
0,1% selama 4 minggu.

TIO diukur pada awal pemeriksaan dan pada


saat follow up. Pasien pada kelompok
deksametason 0,1% povidone-iodine 0,4%
memiliki rerata TIO 12,1 mmHg (baseline)
dan 12,1 mmHg (hari kelima), 11,8 mmHg
(hari kesepuluh) dan 11,9 mmHg (hari ke-
30). Pasien pada kelompok air mata buatan
memiliki rerata TIO 12,16 mmHg (baseline)
dan 12,27 mmHg (hari kelima), 11,8
mmHg (hari kesepuluh) dan 12,33 mmHg
(hari ke-30). Tidak terdpat perbedaan
signifikan antara dua kelompok.

Perbandingan pada efek samping


menunjukkan bahwa 13 (22,4%) pasien pada
kelompok deksametason 0,1% povidone-
iodine 0,4% melaporkan rasa perih dan hanya
1 (1,9%) dari kelompok air mata buatan. Hal
ini secara statistik signifikan (p=0,001).
Sedangkan, 12 pasien (22,6%) pasien dari DISKUSI
kelompok air mata buatan melaporkan bahwa

7
Penggunaan topikal deksametason 0,1% konsisten dengan hasil yang didapat pada
povidone-iodine 0,4% empat kali sehari penelitian Pelletier dkk.16 Meskipun kombinasi
mengurangi durasi konjungtivitis, walaupun deksametason 0,1% povidone-iodine 0,4%
menyebabkan keluhan rasa perih yang lebih mengandung deksametason, durasi
banyak pada subjek jika dibandingkan dengan konjungtivitis lebih rendah pada kelompok
kelompok air mata buatan. perlakuan (p=0,009), yang menunjukkan
bahwa aktivitas antivirus pada kombinasi ini
Sebuah penelitian pada manusia dengan melawan efek dari penggunaan deksametason
sampel kecil oleh Pelletier dkk16 menunjukkan saja. Maka, efek antiseptik dari povidone-
keberhasilan dari formula deksametason 0,1% iodine 0,4% deksametason 0,1% mungkin
povidone-iodine 0,4% sebagai terapi dapat menghambat replikasi virus. Penting
keratokonjungtivitis adenovirus. Pada juga untuk ditekankan bahwa penggunaan
penelitian tersebut, uji klinis pada manusia deksametason 0,1% povidone-iodine 0,4%
dilaksanakan karena banyaknya penggunaan yang secara statistik signifikan dapat
povidone iodine dan deksametason.10,16-18 mengurangi durasi konjungtivitis virus, namun
hanya terdapat perbedaan 2,4 hari dari dua
Setelah penelitian oleh Pelletier dkk 16
kelompok yang dapat dianggap penting.
dipublikasikan, Clement dkk29
mempublikasikan hasil uji pada kornea kelinci Uji klinis pada subjek yang sehat yang
dan menunjukkan bahwa penggunaan membandingkan toleransi okuler pada tetes
deksametason 0,1% povidone-iodine 0,4% mata dengan atau tanpa BAC menunjukkan
merupakan agen yang paling efektif dalam bahwa terdapat induksi dari instabilitas film air
meminimalisir gejala klinis dari konjungtivitis mata atau gangguan pada pembatas kornea
adenovirus pada mata kelinci saat pada kelompok yang diberi tetes mata dengan
dibandingkan dengan cidofovir 0,5%, BAC dibandingkan dengan kelompok tanpa
suspensi mata tobramycin/ dexamethasone dan BAC. 36,37 Keluhan dan gangguan objektif pada
larutan garam fisiologis. Penelitian tersebut permukaan mata lebih sering ditemukan pada
memberikan kesimpulan dengan permintaan pasien dengan perlakuan tetes mata dengan
untuk melanjutkan pada uji klinis pada pengawet.38 Sebagai tambahan, telah
manusia fase III untuk menguji keefektivan ditemukan bahwa povidone-iodine dapat
obat tersebut pada kelompok yang lebih besar bersifat sitotoksik pada sel kornea.39 Pada
dan untuk mengevaluasi keamanan dari terapi penelitian kami, keluhan ketidaknyamanan
sehingga dapat digunakan untuk menentukan pada pasien, seperti mata perih, lebih banyak
keuntungan terapeutik yang dimiliki dan efek ditemukan pada kelompok dengan perlakuan
samping yang mungkin ditimbulkan. Dengan deksametason 0,1% povidone-iodine 0,4%,
penelitian lebih lanjut, deksametason 0,1% meskipun kedua kelompok mengandung zat
povidone-iodine 0,4% dapat menjadi pilihan yang dapat membuat rasa tidak nyaman.
terapi bagi keratokonjungtivitis adenovirus Meskipun tidak terdapat penelitian yang
pada manusia. Pada uji RCT kami, mengevaluasi efek BAC in vivo pada pasien
ditemukan keuntungan dalam penggunaan dengan konjungtivitis virus, BAC
deksametason 0,1% povidone-iodine 0,4% menunjukkan potensi aktivitas melawan
sebagai terapi konjungtivitis virus. Sedangkan mikroorganisme, termasuk adenovirus. 40,41
kortikosteroid tanpa kombinasi ditemukan Meskipun demikian, kami mengobservasi
menyebabkan peningkatan durasi dari adanya pengurangan durasi dari penyakit saat
pengeluaran virus dan titer adenovirus 5 pada povidome-iodine digunakan, yang dapat
penelitian dengan model kelinci di New dijelaskan oleh sifat antimikrobial dari
Zealand,10 tren ini tidak ditemukan pada povidone-iodine.24,28
penelitian manusia. Hasil penelitian kami

8
Namun, penelitian ini dibatasi oleh yang mengevaluasi efek steroid, yang mungkin
pengukuran durasi penyakit hanya dengan disebabkan oleh karena durasi pemakaian yang
pertanyaan pada follow up hari ke-30; tanpa pendek (tujuh hari). Namun, tidak terdapat
adanya kriteria yang objektif dan telah follow up jangka panjang yang dilakukan
didefinisikan pada situasi tersebut. Sebagai untuk mengevaluasi hal ini.
hasil, data durasi penyakit didapatkan dari
laporan subjektif pasien. Laporan ini dapat Maka, terapi efektif untuk tanda dan gejala
terkena bias dari efek antiinflamasi dari konjungtivitis folikular akut masih belum
kortikosteroid, dan bukan merupakan efek dari diketahui. Perbaikan pada efek samping dan
kombinasi steroid dengan povidone-iodine. penelitian lanjut mengenai pengukuran titer
Penelitian ini juga dibatasi oleh kuesioner virus dibutuhkan untuk mengetahui apakah
mengenai gejala yang digunakan didasari dari deksametason 0,1% povidone-iodine 0,4%
laporan subjektif pasien dan kurangnya dapat dijadikan pilihan pengobatan.
analisis data objektif.

Penelitian kami menyatakan bahwa uji PCR


dari 72 pasien menunjukkan hasil positif untuk
adenovirus (59,0% positif), sebuah penemuan
yang sama dengan penelitian sebelumya, 1
dengan insidensi yang sama pada setiap grup
(36 pada kelompok dengan deksametason
0,1% povidone-iodine 0,4% dan 36 pada
kelompok dengan air mata buatan). Temuan
pada variabel keseluruhan (ketidaknyamanan
secara keseluruhan, rasa gatal, mengganjal,
nerocos, kemerahan pada mata, mata bengkak,
TIO, dan insidensi infiltrat kornea subepitel)
adalah sama pada kedua kelompok yang
memiliiki hasil PCR positif maupun negatif.

Tidak diketahui dengan jelas mengapa


pemberian deksametason 0,1% topikal tidak
mengurangi gejala konjungtivitis virus
sedangkan agen yang sama berhasil digunakan
pada RCT dengan placebo yang meneliti
tentang penggunaan tunggal steroid.42 Terdapat
kemungkinan bahwa hasil dipengaruhi oleh
rasa perih yang dilaporkan oleh pasien yang
secara statistik signifikan pada kelompok
perlakuan (p=0,001). Namun, rasa perih dapat
dikurangi dengan normalisasi pH atau
penggunaan konsentrasi povidone-iodine yang
diturunkan. Meskipun penelitian sebelumnya,43
melaporkan bahwa terdapat insidensi tinggi
“dry eyes” pada periode post infeksi
adenovirus dengan penggunaan steroid selama
enam minggu, hal ini tidak ditemukan pada
penelitian ini maupun pada penelitian lain

Anda mungkin juga menyukai