Anda di halaman 1dari 6

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang dan cepat,
setiap orang harus mendapatkan salah satu kebiasaan penting adalah membaca
buku (Danacı and Yükselen, 2014). Membaca dikatakan sebagai "The skill of
skill". Tidak mengherankan jika begitu banyak waktu, uang, dan usaha dihabiskan
untuk mengajar membaca di sekolah-sekolah dasar dan menengah di seluruh
dunia. Mempelajari cara membaca membutuhkan upaya besar, terutama saat ini
ketika hampir semua informasi dapat diperoleh dari bahan cetak. Oleh karena itu,
dapat dimengerti bahwa salah satu perhatian utama pendidik saat ini adalah
melatih siswa untuk menjadi pembaca dan pengguna bahasa yang lebih baik,
untuk bertahan hidup di dunia akademik, di industri, dan di masyarakat secara
keseluruhan (Gunobgunob-Mirasol, 2015).
Pemahaman membaca adalah persepsi, masuk akal dan memahami hal-hal
tertulis (Aksan and Kisac, 2009). Pemahaman membaca merupakan prasyarat
penting untuk belajar. Membaca membutuhkan penerapan pengetahuan topik dan
pengetahuan domain yaitu pengetahuan tentang strategi membaca, yang terus
berkembang setelah transisi dari pendidikan dasar ke pendidikan menengah (ter
Beek et al., 2019). Membaca salah satu keterampilan bahasa, memainkan peran
penting karena tanpa keterampilan ini, sulit untuk bertahan dalam bidang
akademik atau tenaga kerja yang sangat kompetitif (Gunobgunob-Mirasol, 2015).
Memiliki keterampilan membaca yang memadai adalah prasyarat untuk
peningkatan teks dan karenanya untuk sukses di sekolah, di tempat kerja dan
dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan keterampilan membaca, syarat untuk
menjadi melek huruf, merupakan salah satu tugas akademik paling penting yang
dilakukan anak-anak selama tahun-tahun sekolah dasar mereka. Ketika anak-anak
terlibat dalam tugas belajar di sekolah, mereka mengembangkan kesadaran akan
kinerja mereka sendiri (yaitu, Self-Concept) (Walgermo et al., 2018).
Keterampilan membaca terus menjadi salah satu bidang keterampilan dasar
yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan terlepas dari tingkat
perkembangan teknologi (Balcı et al., 2013). Pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap pebelajar (Wiratmojo,P dan
Sasonohardjo, 2002). Telah ada perubahan bertahap dari pembacaan berbasis
kertas ke pembacaan pada perangkat digital, seperti komputer, tablet dan ponsel.
Model teoritis pemahaman bacaan telah secara luas mempertimbangkan interaksi
antara karakteristik pembaca, konten teks, desain, dan instruksi membaca.
Ackerman dan Lauterman (2012) mempertimbangkan perbedaan yang
berhubungan dengan media dalam hasil pembelajaran dari perspektif
metakognitif. Selain hasil belajar, mereka membandingkan pemantauan peserta
didik tentang pemahaman dan alokasi waktu belajar mereka. Pada setiap media,
segera setelah mempelajari setiap teks, peserta memperkirakan tingkat
keberhasilan mereka (dalam%) dan diuji melalui pertanyaan pilihan ganda
(Delgado et al., 2018).
Membaca buku dapat mendukung berbagai keterampilan bahasa awal
termasuk kosa kata (Noble et al., 2019). Kegiatan membaca buku digital atau
tablet untuk anak-anak di berbagai komunitas adalah salah satu pendekatan yang
memungkinkan mahasiswa untuk mengeksplorasi penggunaan teknologi modern
dan terlibat dalam membantu mendorong membaca dikomunitas yang kurang
terlayani (Bowler et al., 2012). Pendekatan inovatif dengan membaca tablet
memperkaya pembelajaran layanan mahasiswa dan pengalaman membaca seluler
anak-anak. Karena tablet serba guna, mahasiswa dapat mengintegrasikan
teknologi seluler modern dalam kegiatan pembelajaran, mengundang anak-anak
untuk terlibat dalam bentuk membaca yang baru. Dengan semakin banyaknya
koleksi literatur digital anak dan aplikasi mobile yang tersedia online, anak
memerlukan panduan untuk mengakses berbagai bahan bacaan tanpa batasan
waktu dan ruang (ChanLin, 2015).
Kemampuan membaca anak akan semakin meningkat dengan latihan yang
dilakukan dengan terus menerus. Dalam masyarakat pesisir terdapat pola-pola
pendidikan yang belum tentu sama dengan pola pendidikan masyarakat perkotaan.
Sekolah formal di daerah pesisir yang sangat terbatas ditambah dengan fasilitas
yang kurang memadai membuat pendidikan di daerah pesisir kurang berkualitas
selain dikarenakan oleh pola pikir, kultur masyarakat, dan tuntutan ekonomi. Lae-
Lae adalah sebuah pulau di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Pulau Lae-lae
mempunyai sekolah satu atap yang terdiri dari taman kanak-kanak, Sekolah
Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama. Oleh karena itu, perlu adanya pembinaan
untuk pelatihan baca anak dikepulauan Lae-Lae yang dikembangkan melalui
media pembelajaran dengan judul “Direk : Inovasi Media Pembelajaran
Berbasis Digital Reading Book Untuk Anak Kepulauan”.

1.2 Tujuan Program


Untuk mengetahui peningkatan kemampuan baca anak kepulauan melalui
media pembelajaran berbasis digital reading book.
1.3 Ruang Lingkup
Kurangnya sarana pendidikan yang memadai membuat rendahnya minat baca
anak-anak dikepulauan Lae-lae, maka dilakukan kegiatan pelatihan baca anak
dengan inovasi media pembelajaran berbasis digital.
1.4 Luaran Yang Diharapkan
Kegiatan ini diharapkan dapat membantu dalam peningkatan keterampilan
baca anak yang rendah dan pengembangan ilmu pengetahuan anak melalui
kegiatan baca dengan media pembelajaran.
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN.
Lae-Lae adalah sebuah pulau yang terletak di provinsi Sulawesi Selatan,
Indonesia. Merupakan pulau yang dekat dengan ibukota Sulawesi Selatan yaitu
Makassar, pulau denga nluas 6,5 ha berpasir putih ini dihuni oleh 400 keluarga
atau sekitar ±2.000. Jarak pulau ini dari Makassar sekitar 1,5 km. Kita dapat
berkunjung melalui dermaga kayu Bangkoa di jalan Pasar Ikan no. 28 atau
dermaga yang terletak di depan Benteng Fordrotherdam dengan menggunakan
speedboat/jonson dengan waktu kurang dari 15 menit. Walaupun Lae-lae
merupakan pulau yang terbilang dekat dengan ibukota Sulawesi Selatan, pulau
lae-lae ini sering kali tertinggal dalam bidang pendidikan, maupun penyediaan
listrik ataupun air bersih.
Pulau Lae-lae memiliki bahasa sehari-hari yang sangat beragam karena
adanya masyarakat pendatang, tapi tidak menghilangkan cirikhas dari daerah
tersebut dengan tetap menggunakan bahasa daerah yaitu Makassar, Bugis dan
bahasa pemersatu bangsa yaitu Bahasa Indonesia. Masyarakat dalam Pulau Lae-
lae dikenal memiliki budaya saling menghormati dan memiliki budi pekerti yang
sangat kental yang diwarisi dari nenek moyang masyarakat dari Pulau Lae-lae.
Terletak sekitar 1,5 km dari ibukota Sulawesi Selatan pulau Lae-lae sendiri
hanya memiliki satu kecamatan dan kelurahan yaitu kecamatan ujung pandang
dan kelurahan lae-lae, untuk mata pencaharian masyarakat di pulau lae-lae yaitu
Nelayan. Selain itu juga dipulau lae-lae masyarakat ber matapencaharian lain,
yaitu sebagai pedagang, peternak ikan, dan wirausaha. Biasanya untuk wirausaha
ini sendiri lebih ke membuat kerajinan tangan dari kulit kerang dan sebagainya.
Masyarakat yang dijadikan dalam sasaran pengabdian masyarakat ini adalah
anak-anak dari kepulauan Lae-lae, karena kurangnya sarana pendidikan yang
memadai untuk anak-anak disana, maka dari itu tim memilih untuk lebih berfokus
pada pendidikan anak-anak disana terlebih dalam bidang minat membaca ataupun
pembelajaran berbasis media pembelajaran. Untuk mencipatkan generasi bangsa
yang lebih unggul khususnya kategori anak-anak dalam pulau lae-lae dimana
diketahui pulau lae-lae yang memiliki budaya saling menghormati dan memiliki
budipekerti yang sangat kental maka dalam pengembangan minat baca melalui
media pembelajaran berbasis Digital Reading Book, tim tidak menghilangkan
kearifan local dalam pengabdian masyarakat ini sehingga nilai-nilai kearifan lokal
dari daerah tersebut masih tetap terjaga.

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu pulau yaitu Lae-Lae, kecamatan
Ujung Pandang, kabupaten Makassar , Sulawesi Selatan. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2019.

3.2 Alur Penelitian


Tabel 3.1 Alur penelitian
Tahap I Hasil Tahap I
Survey lapangan terkait dengan kondisi Kurang minatnya siswa dalam
minat baca anak sekolah dasar di pesisir kegiatan membaca
pantai Lae-Lae, ujung pandang.
Tahap II Hasil II
Membuat modul dan direk untuk bisa di Produk direk
aplikasikan kepada anak di pesisir pantai
Lae-lae
Tahap III Hasil III
Melakukan sosialisasi kepada orang tua di Orang tua mendukung kegiatan
pesisir pantai dan melakukan perbaikan tersebut
terhadap produk.
Tahap IV Hasil IV
Evaluasi secara umum dan berkala Evaluasi
dilaksanakan dua minggu sekali dengan.
Selain itu juga melaksanakan evaluasi dari
hasil kerja masyarakat yang telah mampu
mempraktikkan langsung setelah mengetahui
tingkat keberhasilannya.

Target Hasil
Dalam beberapa pertemuan di harapkan akan ada peningkatan minat baca siswa
terhadap berbagai bahan bacaan yang nantinya akan mejadi sebuah hobi bagi
anak-anak pesisir pantai Lae-lae. Produk dapat di ujikan di tempat lain.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Ringkasan jadwal PKM-M

Bulan ke 1 Bulan ke II Bulan ke III


No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pelaksanaan
kegiatan bersifat
administratif

2 Pembuatan modul
pelatihan
3 Sosialisasi kepada 8
orang tua
4 Pemberian materi
dan pelatihan
dasar dan evaluasi
5 Penyusunan
laporan

REFERENSI
Ackerman, R., & Lauterman, T. (2012). Taking reading comprehension exams on
screen or on paper? A metacognitive analysis of learning texts under time
pressure. Computers in Human Behavior, 28, 1816–1828.
https://doi.org/10.1016/j.chb.2012.04.023.
Aksan, N., Kisac, B., 2009. A descriptive study: Reading comprehension and
cognitive awareness skills. Procedia - Soc. Behav. Sci. 1, 834–837.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2009.01.149
Balcı, A., Coşkun, E., Özçakmak, H., 2013. Trends in Reading Education: An
Analysis of Postgraduate Theses Written in Turkey. Procedia - Soc.
Behav. Sci. 93, 1574–1579. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.10.084
ChanLin, L.-J., 2015. Tablet Reading Service for College Students. Procedia -
Soc. Behav. Sci. 197, 231–235.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.07.129
Danacı, M.Ö., Yükselen, A.İ., 2014. The Effect of Child Activity on the
Habituation Attitude of Reading Book which of Child’s Parents. Procedia
- Soc. Behav. Sci. 152, 1207–1213.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.09.300
Delgado, P., Vargas, C., Ackerman, R., Salmerón, L., 2018. Don’t throw away
your printed books: A meta-analysis on the effects of reading media on
reading comprehension. Educ. Res. Rev. 25, 23–38.
https://doi.org/10.1016/j.edurev.2018.09.003
Gunobgunob-Mirasol, R., 2015. The Relative Effect of Glossing Instruction on
College Students’ Reading Comprehension. Procedia - Soc. Behav. Sci.
208, 82–90. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.11.183
Noble, C., Sala, G., Peter, M., Lingwood, J., Rowland, C., Gobet, F., Pine, J.,
2019. The impact of shared book reading on children’s language skills: A
meta-analysis. Educ. Res. Rev. 28, 100290.
https://doi.org/10.1016/j.edurev.2019.100290
ter Beek, M., Opdenakker, M.-C., Spijkerboer, A.W., Brummer, L., Ozinga,
H.W., Strijbos, J.-W., 2019. Scaffolding expository history text reading:
Effects on adolescents’ comprehension, self-regulation, and motivation.
Learn. Individ. Differ. 74, 101749.
https://doi.org/10.1016/j.lindif.2019.06.003
Walgermo, B.R., Frijters, J.C., Solheim, O.J., 2018. Literacy interest and reader
self-concept when formal reading instruction begins. Early Child. Res. Q.
44, 90–100. https://doi.org/10.1016/j.ecresq.2018.03.002
Wiratmojo,P dan Sasonohardjo, 2002. Media Pembelajaran Bahan Ajar Diklat
Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Pertama, Lembaga Administrasi
Negara.

Anda mungkin juga menyukai